a. Dalam bentuk dokumen Merupakan suatu perjanjian yang konsepnya telah dipersiapkan
terlebih dahulu oleh salah satu pihak. Biasanya memuat persyaratan khusus baik berkenaan dengan pelaksanaan
perjanjian, menyangkut hak-hal tertentu dan atau berakhirnya perjanjian itu.
b. Dalam bentuk persyaratan-persyaratan dalam perjanjian Perjanjian ini dapat pula dalam bentuk lain seperti yang
termuat dalam berbagai kuitansi, tanda penerimaan atau tanda penjualan, kartu-kartu tertentu, pada papan pengumuman yang
diletakkan dalam di ruang penerimaan tamu atau dilapangan secarik kertas tertentu yang termuat dalam kemasan atau pada
wadah produk yang bersangkutan.
4. Berlakunya Perjanjian Dengan Syarat-Syarat Baku
Perjanjian dengan syarat-syarat baku terjadi dengan berbagai cara. Sampai saat ini berlakunya perjanjian dengan syarat-syarat baku
antara lain dengan cara:
46
46
Ibid.
a. Memuatnya dalam butir-butir perjanjian yang konsepnya telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh salah satu pihak biasanya
dikalangan pengusaha, baik itu produsen, distributor maupun pedagang eceran produk yang besangkutan. Pokoknya disediakan
oleh si penyedia barang atau jasa yang ditawarkan pada orang banyak perhatikan kontrak jual beli, atau sewa beli kendaraan
bermotor, perumahan, alat-alat elektronik. b. Dengan memuatnya dalam carik-carik kertas baik berupa tabel,
kuitansi, bon, tanda terima barang atau lain-lain bentuk penjualan dan atau penyerahan barang dari toko, kedai, supermarket, dan
sebagainya. c. Dengan pembuatan pengumuman tentang berlakunya syarat-
syarat baku di tempat tertentu, seperti di tempat parkir atau di penginapan dengan meletakkan atau dengan menempelkan
pengumuman itu di mejaruang penerima tamu atau di ruang duduk kamar yang disewakan. Biasanya kalimatnya berbunyi “uang,
barang, perhiasan, jam tangan dan atau surat berharga yang hilang tidak termasuk dalam tanggung jawab kami.”
47
5. Tanggung Jawab dan Syarat Eksonerasi
47
Ibid.
Masalah tanggung jawab dirumuskan dalam syarat-syarat perjanjian. Dalam rumusan tersebut terdapat tanggung jawab yang
menjadi beban konsumen dan yang menjadi beban pengusaha. Keadaan ini disusun sedemikian rapi dalam syarat perjanjian. Syarat
yang berisi pembatasan atau pembebasan tanggung jawab ini disebut klausul eksonerasi. Klausula eksonerasi selalu menguntungkan
pengusaha. Klausula eksonerasi hanya dapat digunakan dalam pelaksanaan
perjanjian dengan itikad baik. Eksonerasi terhadap kerugian yang timbul karena kesengajaan pengusaha bertentangan dengan
kesusilaan. Tujuan utama dari kalusul eksonerasi adalah mencegah pihak konsumen merugikan kepentingan pengusaha.
48
Dengan kepintaran pengusaha, eksonerasi dibuat sedemikian rapi, sehingga konsumen dalam waktu singkat kurang memahami isinya.
Baru disadari ketika terjadi peristiwa kerugian, dan berdasarkan klausula eksonerasi kerugian tersebut menjadi beban konsumen.
6. Keabsahan Perjanjian Dengan Syarat Baku