Pelabuhan Terapkan Inaportnet
16 Pelabuhan Terapkan Inaportnet
IT ini akan memudahkan mereka meningkatkan kinerja kepelabuhanan.
“Saya kita dengan penggunaan template yang sama, saya harap ada kreativitas dan efektivitas dalam pelayanan kepada pelaku usaha,” papar Menhub.
Dalam penerapan aplikasi Inaportnet ini, Menhub juga berpesan, aspek lain yang harus dijunjung tinggi adalah komitmen yaitu bagaimana seluruh stakeholder yang terlibat dapat patuh terhadap standar operasional prosedur yang berlaku.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan di beberapa pelabuhan, aplikasi Inaportnet menyatukan semua stakeholder dalam satu aplikasi, maka akan menghemat dari segi waktu dan segi SDM.
“Dengan layanan berbasis IT tersebut, saya minta pada hari Sabtu dan Minggu, barang bisa masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok, tapi belum tahu kapan. Dengan demikian,
pelayanan di pelabuhan yang buka 24 jam dan 7 hari dalam seminggu dapat terjadi,” ujar Menhub.
Keenam belas pelabuhan yang telah mengaplikasikan Inaportnet tersebut adalah Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Palembang, Pelabuhan Teluk Bayur, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Banjarmasin, Pelabuhan Balikpapan, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Emas, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Banten, Pelabuhan Gresik, dan Pelabuhan Sorong.
Inaportnet merupakan sistem informasi layanan tunggal secara elektronik berbasis internet untuk mengintegrasikan sistem informasi kepelabuhanan yang standar dalam melayani kapal dan barang dari seluruh Instansi terkait atau pemangku kepentingan di pelabuhan (termasuk sistem layanan Badan Usaha Pelabuhan). (*)
42 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
Stasiun Bekasi Timur Mengurai Penumpukan Penumpang
M enteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi
mengatakan, pemerintah secara konsisten memberi dukungan dan pembangunan transportasi umum massal. “Beroperasinya KRL lintas Bekasi-Cikarang dan Stasiun Bekasi Timur diharapkan dapat semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sosial, sekaligus memberikan pilihan moda transportasi massal yang aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat dan mengurangi kemacetan di jalan,” jelas Menhub di Stasiun Bekasi Timur (7/10).
Pelaksanaan proyek ini sebelumnya telah mendapatkan sokongan dari pemerintah Jepang mulai dari tahun 2012 hingga akhirnya dapat terwujud proyek transportasi massal, salah satunya pembangunan Stasiun Bekasi Timur. Menhub menyampaikan ungkapan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh Pemerintah Jepang dalam menandai pembangunan Stasiun Bekasi Timur sampai akhirnya bisa dioperasikan.
Disamping itu, Menhub juga mengapresiasi respon pemerintah Kota Bekasi yang langsung menyediakan feeder bagi masyarakat dari dan menuju stasiun. Tindakan tersebut sebagai bukti peran serta dari pemerintah daerah dalam menyukseskan program pemerintah untuk mengajak masyarakat menggunakan sarana transportasi umum massal dibandingkan kendaraan pribadi.
Keberadaan Stasiun Bekasi Timur memberikan dampak positif yaitu dapat mengurangi penumpukan penumpang dan mengurai kemacetan yang menumpuk di Stasiun Bekasi. Sebelum adanya Stasiun Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, dan Cikarang, masih banyak penumpang yang turun di Stasiun Bekasi, sebab KRL hanya berhenti sampai Stasiun Bekasi.
Stasiun Bekasi Timur yang dibangun sejak Februari 2015 ini memiliki luas bangunan lebih kurang 870 meter persegi, dan memiliki area parker seluas 16 ribu meter persegi untuk 100 mobil dan 300 motor. Stasiun Bekasi Timur dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana yang mendukung untuk semua pengguna . Selain itu, juga memiliki dua unit yang khusus ditujukan untuk penumpang lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas.
Di area parker Stasiun Bekasi Timur juga menyediakan jalan bagi pengguna kursi roda. Kemudian mereka dapat langsung menggunakan sebagai akses ke lantai satu. Pengguna dapat naik ke lantai satu melalui tangga sisi barat atau sisi timur untuk membeli tiket atau saat ingin masuk ke peron.
Stasiun Bekasi Timur telah didukung fasilitas keamanan dan kenyamanan yang mumpuni sehingga dapat meningkatkan kepuasan serta kemudahan masyarakat dalam mengaksesnya. Stasiun Bekasi Timur diharapkan dapat memberikan layanan yang signifikan bagi masyarakat, sehingga nantinya dapat menghadirkan solusi transportasi massal bagi masyarakat dan pemerintah Kota Bekasi.
Pemerintah resmi mengoperasikan Stasiun Bekasi Timur guna melengkapi fasilitas Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan baru Jakarta-Cikarang. Peresmian ini merupakan komitmen pemerintah kepada masyarakat dalam menyediakan prasarana transportasi umum massal yang aman, nyaman dan bebas macet di wilayah Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017 43
Potret Transportasi untuk menjadi kawasan wisata. Saat
The Green Airport
Banyuwangi memiliki potensi wisata yang besar dan terus berkembang
“Sunrise Of Java” dikunjungi.
ini, terdapat 72 event wisata tahunan Banyuwangi yang dapat disaksikan dan 70 destinasi wisata yang dapat
Kabupaten Banyuwangi di ujung timur Pulau Jawa, memiliki posisi geografis yang sangat strategis. Kondisi ini didukung ketersediaan “Potensi wisata ini membutuhkan
sarana transportasi empat moda, yang menjadi pilar penting dukungan sarana dan prasarana pembangunan dan pergerakan roda perekonomian pada titik infrastruktur transportasi yang
memadai. Salah satunya, bandara.
pertemuan jalur utara dan jalur selatan di Provinsi Jawa Timur
Namun, selain bandara yang sudah
tersebut.
mampu didarati pesawat berbadan
44 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
besar, moda transportasi penunjang lainnya yang menjadi feeder juga harus tersedia dengan baik,” ujar Kepala Bandar Udara Banyuwangi Dodi Dharma Cahyadi.
Banyuwangi telah memiliki dukungan moda transpotasi udara sejak 2010, yaitu semenjak diresmikannya Bandar Udara Blimbingsari sebagai bandara komersial. Geliat bandara yang memiliki rekor tercepat dalam perubahan status, yaitu menjadi bandara kelas III dalam kurun waktu 3 tahun, semakin terasa dengan adanya gebrakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk menjadi destinasi wisata unggulan Indonesia.
Berbekal kolaborasi strategis dan sinergis antar stakeholder, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dan Kementerian Perhubungan, Bandara
Blimbingsari terus meningkatkan kapasitasnya. Terakhir, Bandara Blimbingsari tengah bersiap diri dengan membangun terminal baru yang mengusung konsep “The Green Airport”.
Pemilihan konsep yang baru pertama kali diimplementasikan di Indonesia ini bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah untuk menunjukkan keberpihakan Banyuwangi terhadap ragam upaya pelestarian lingkungan hidup yang dewasa ini gencar disuarakan dan diupayakan berbagai pihak.
Terminal Bandara Blimbingsari yang menjadi ikon “The Green Airport” ini didesain Andra Matin, seorang arsitek ternama berskala nasional. Untuk dapat dikategorikan sebagai bandara ramah lingkungan, tentu saja Bandara Blimbingsari didesain secara khusus, terutama berkaitan dengan pemenuhan konsep green building. Dalam ketentuan umum, konsep green building harus memenuhi 6 kriteria yang terdiri dari aspek tepat guna lahan, efisiensi energi listrik dan cahaya, konservasi air, kenyamanan udara, siklus material, dan manajemen lingkungan.
Gedung terminal penumpang Bandara Blimbingsari secara ketat berupaya memenuhi ragam ketentuan tersebut. Hal ini diimplementasikan secara cukup detail pada berbagai komponen bangunan. Salah satunya adalah meminimalisir perangkat pendingin udara (AC). Upaya ini dilakukan dengan mendominasi dinding terminal menjadi kisi-kisi yang membuat sirkulasi udara berjalan lancar.
Keberadaan kisi-kisi yang terbuat dari kayu ulin berkualitas prima dan minim material kaca ini pun mampu meminimalisir penggunaan lampu. Hal ini tentu berdampak nyata pada upaya penghematan tenaga listrik secara signifikan. Selain itu, kehadiran empat kolam ikan di lantai dasar,berperan penting
Bandar Udara Blimbingsari
1 Banyuwangi 2 3