Jalur Penyeberangan Utama Dari dan Ke Pulau Dewata

Jalur Penyeberangan Utama Dari dan Ke Pulau Dewata

General Manager ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang Elvi Yoza, menyebutkan bahwa secara prinsip Pelabuhan Penyeberangan Ketapang di Banyuwangi merupakan salah satu cabang utama ASDP Indonesia Ferry yang mengelola dua pelabuhan sekaligus, yaitu Pelabuhan Penyeberangan Ketapang di Banyuwangi dan Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk di Pulau Bali. “Namun di Gilimanuk ada manager usaha yang bertanggung jawab untuk operasionalnya. Dari sisi ukuran, kedua pelabuhan ini (Ketapang-Gilimanuk .red) mempunyai luas yang sama. Areanya sama, pelabuhannya juga sama”, kata Elvi.

Ditilik dari sejarah, keberadaan Pelabuhan Penyeberangan Ketapang diawali pada lahan miliki Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Selanjutnya pada 1994 mulai dilakukan moderenisasi tata kelola dan juga pembenahan sarana, prasarana dan infrastruktur. “Pembangunan ini terus berlanjut secara signifikan hingga saat ini,” ujar Elvi.

ASDP Indonesia Ferry yang berperan sebagai pengelola pelabuhan dan kapal di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang maupun Gilimanuk mengoperasikan sedikitnya dua ferry. “Selebihnya adalah ferry yang dimiliki dan dioperasikan oleh pihak swasta,” terang Elvi Yoza. Berdasarkan data per Oktober 2017, keseluruhan

Aktivitas dan Kantor ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang

lokomotif dan dipo kereta yang terletak di sebelah utara untuk menyimpan dan merawat armada kereta api, khususnya milik Daops

IX Jember. Selain melayani kereta penumpang dari berbagai jalur kereta api di Pulau Jawa, stasiun ini juga melayani angkutan barang, yaitu kereta api Semen Tiga Roda yang diberangkatkan dari Stasiun Nambo dan menjadi kereta api yang menempuh jarak paling jauh di Indonesia.

Melihat posisinya, peranan Pelabuhan Penyeberangan Ketapang dan Gilimanuk cukup strategis, karena menjadi salah satu sarana utama arus transportasi darat yang menghubungkan bagian timur Pulau Jawa dengan bagian barat Pulau Bali. Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk dilengkapi sejumlah fasilitas yang mampu mendorong kinerjanya secara optimal, diantaranya tiga movable bridge, tiga plengsengan dan satu ponton.

jumlah kapal ferry yang beroperasi di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang mencapai 51 kapal ferry. Hampir seluruh kapal ferry tersebut beroperasi selama 24 jam dengan frekuensi keberangkatan setiap 15 menit.

“Di sini tantangannya cukup menarik. Salah satunya adalah masalah operasional karena kapal yang beroperasi cukup banyak. Dalam satu hari ada 32 kapal yang beroperasi.

48 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017

Dalam satu dermaga itu ada 5 kapal yang kita atur. Tapi secara prinsip, untuk jadwal sudah oke. Mungkin sedikit kendala jika cuaca buruk dan itu akan sedikit mempengaruhi operasional di sini. Meski berat, namun koordinasi dengan badan terkait lainnya dapat berjalan dengan baik,” kata Elvi menjelaskan.

Dinamika kerja pelabuhan kian meningkat saat harus menghadapi lonjakan jumlah penumpang dan muatan saat menghadapi Hari Raya Idul Fitri, musim liburan dan hari-hari besar lainnya.

Guna mengantisipasi terjadinya potensi kemacetan dari dan menuju kedua pelabuhan tersebut, ASDP Indonesia Ferry senantiasa berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait, seperti Kapolres, Gapasdap dan lain sebagainya.

Apabila terjadi antrian diluar pelabuhan, menurut Elvi, kondisi ini akan dikoordinasikan dengan pihak kepolisian, dalam hal ini Polsek setempat. Berkenaan dengan hal tersebut, ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang juga telah mengatur kantung-kantung parkir di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang.Pengelolaan ini bertujuan agar dapat menampung seluruh kendaraan yang akan menyeberang. “Kira- kita kita bisa menampung 1.000 lebih kendaraan,” jelas Elvi.

Dalam peningkatan kualitas layanan bagi para pengguna jasa, ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang telah melakukan sejumlah pendekatan komprehensif, baik kepada penumpang jalan kaki, maupun penumpang dengan kendaraan pribadi maupun barang. Salah satu bentuk layanan yang diberikan untuk meningkatkan

Melalui koordinasi yang berjalan intensif ini, potensi kemacetan yang umumnya disebabkan karena ketidaktepatan waktu, dapat ditekan seoptimal mungkin.

“Yang kita sudah lakukan sekarang adalah menjaga dan memastikan ketepatan waktu kapal beroperasi. Jadi jika kapal tepat waktu maka antrian-antrian yang ada bisa langsung kita angkut. Semuanya itu tentang ketepatan waktu. Dan jika kita sesuaikan dengan jadwal yang ada, maka antrian itu bisa kita kurangi,” terang Elvi.

kemudahan layanan kepada calon penumpang adalah pemberlakuan tiket elektronik.

“Kita telah memakai elektronik tiket, kita tidak memakai tiket manual lagi. Jadi yang masuk ke area ini sudah mempunyai tiket untuk menyeberang. Jadi kita sudah sterilkan area-area pelabuhan kita. Untuk penumpang yang dari luar daerah dan belum memiliki tiket maka kita telah membuatkan toll gate-nya. Dan disana sudah elektronik tiket,” papar Elvi.