Peluang Pariwisata

Peluang Pariwisata

Kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang cukup digemari dan menjadi pilihan masyarakat. Bahkan kereta api merupakan sarana transportasi yang mencirikan negara maju.Negara- negara maju ini telah melakukan pengembangan sektor pariwisata berbasis kereta api.

Kemenhubakan mengoperasikan kereta perintis untuk menunjang pemerataan transportasi. Selain untuk mengembangkan pembangunan di wilayah, kereta perintis juga menciptakan peluang pariwisata di daerah.

Menurut Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, angkutan kereta perintis adalah penyelenggaraan perkeretaapian yang dioperasikan dalam waktu tertentu untuk melayani daerah baru atau daerah yang sudah ada jalur kereta api. Pengaktifan kereta perintis ini dalam rangka menunjang pemerataan,

pertumbuhan, dan stabilitas pembangunan nasional, meskipun secara komersial belum begitu menguntungkan.

Subsidi angkutan perintis diselenggarakan dengan lintas pelayanan tetap dan jadwal yang

teratur. Penyelenggaraan subsidi angkutan perintis orang dengan kereta api diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2012.

Setidaknya ada dua lintas kereta api yang dapat diberikan status sebagai kereta api perintis, yaitu

lintas Pariaman-Naras sejauh 20 km di Sumatera Barat dan lintas

Semarang-Ambarawa sejauh 72 km di Jawa Tengah.Lintas Semarang- Ambarawa masih terganjal penggal Kedungjati-Tuntang sejauh 30 km yang belum selesai pembangunan reaktivasi sejak 2014.

Jika nantinya telah beroperasi, kereta apiperintis lintas Semarang- Ambarawa akan membantu meningkatkan jumlah pengunjung ke Museum Kereta Api di

Ambarawa. Pelancong tidak perlu membawa kendaraan pribadi, karena cukup berangkat naik kereta dari Stasiun Tawang.

Yang cukup menarik, yaknilintas Purwosari-Wonogiri dengan load

factor di atas 75%. Hal ini dikarenakan sering dimanfaatkan anak sekolah TK dan SD sebagai sarana edukasi menggunakan kereta api. KA Batara Kresna adalah contoh kereta perintis relasi Solo-Wonogiri yang melintas di jalan Slamet Riyadi, pusat kota Surakarta. Contoh ini dapat ditiru sehingga keberadaan kereta api perintis benar-benar dapat bermanfaat bagi warga sekitar.

Di akhir pekan, lintas ini cukup banyak peminatnya, terutama

pelancong domestik. Load factor bisa mencapai lebih dari 95%. Jika dikelola dengan kreatif, keberadaan

kereta api perintis selain membantu mobilitas keseharian warga, juga dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik kunjungan wisata.

Kini kereta api telah menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia.Oleh karena itu,Indonesia tidak boleh tinggal diam untuk menggali dan mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Maju terus perkeretaapian Indonesia.(*)

2 Kereta api perintis “Mak Buih” Sumatera Barat

Stasiun kereta api Sukabumi Kereta api perintis Jurusan Solo-Wonogiri

TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017 35

Balai Pendidikan dan

S ekolah pilot yang berlokasi

Pelatihan Penerbangan

tepat di samping Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi ini

Banyuwangi (BP3B)

menginduk kepada Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan

Menempa Penerbang Banyuwangi yang menjadi cabang

(ATKP) Surabaya. Awalnya BP3B bernama Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (LP3)

Tangguh, Profesional

akademis jurusan pilot seperti Air Traffic Controller (ATC) dan teknis.

dan Berkarakter

BP3B bertanggung jawab kepada

Kepala BPSDM Perhubungan

Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi Kementerian Perhubungan

dan secara adminstrasi dibina

(BP3B) merupakan salah satu “kawah candradimuka” para

Sekretaris BPSDM Perhubungan

penerbang di Tanah Air yang dikelola pemerintah melalui

Kementerian Perhubungan. Secara

Badan Pengelola Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan

teknis, operasional BP3B dibina

Kementerian Perhubungan. Mendampingi Sekolah Tinggi Kepala Pusat Pengembangan SDM Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, BP3B hadir untuk Perhubungan Udara Kementerian memenuhi ketersediaan lembaga pendidikan dan pelatihan Perhubungan. Keberadaan BP3B

diatur melalui Peraturan Menteri

penerbangan di Indonesia.

Perhubungan RI PM/123/2015.

36 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017

Hingga saat ini, terdapat sejumlah

jumlah taruna, yaitu maksimal 24 program pendidikan dan pelatihan

lain flight simulator, pesawat latih

orang untuk setiap angkatan. penerbang yang diselenggarakan

terbang, hanggar, training area, kelas,

gedung operasional, asrama dan

BP3B. Adapun empat progam

“Walaupun dalam setiap angkatan utamanya adalah Private Pilot License

juga beberapa sarana umum lainnya,

ada 2 kelas yakni kelas alfa dan (PPL), Commercial Pilot License

seperti sarana peribadatan, kantin

kelas bravo, namun kami tetap (CPL), Instrument Rating (IR), dan

juga ruang makan.

mempertahankan kelas kecil. Arti Integrated Commercial Pilot License

kelas kecil adalah dalam satu kelas yang menggabungkan progam PPL,

Utamakan Kualitas

lebih kurang ada 12 taruna. Ada juga CPL dan IR. Selain itu, terdapat pula

Pendidikan dasar penerbang di BP3B

yang 6 atau 8 taruna. Penerapan sejumlah program lainnya, yaitu : Flight

dapat ditempuh dalam kurun waktu

alfa dan bravo dilakukan pada saat Instructor Certification (FIC), Flight

15 hingga 18 bulan. Lama pendidikan

jumlah tarunanya maksimal, misalnya Instructor Instrument Certification

dan pelatihan untuk menjadi seorang

24 orang per angkatan,” ujar Kepala (FIIC), Pilot Refresher, Flight Instructor

penerbang andal sangat bergantung

BP3B Arven Sena saat diwawancara Refresher, Ground Instructor Refresher,

pada kondisi eksternal, terutama

Majalah Transmedia. dan Endorsement Pilot License (Foreign

keadaan cuaca yang berkaitan erat

dengan proses praktik lapangan.

Pilot and Military Pilot). Menjelaskan kebijakan BP3B yang

mempertahankan pembatasan Dalam melaksanakan tugas dan

Hingga Oktober 2017, BP3B

jumlah taruna untuk setiap angkatan. kewajiban untuk menciptakan

telah mendidik dan meluluskan

“Kelas kecil kita pilih, karena kita penerbang yang andal, tangguh

sedikitnya 11 angkatan taruna

mulai melakukan sistem pendidikan dan profesional, BP3B dilengkapi

dengan jumlah lulusan yang berbeda.

modern. Di mana peserta didik dengan berbagai fasilitas mumpuni.

Guna mempertahankan sekaligus

tidak banyak dan interaksi antara Ragam fasilitas tersebut antara

meningkatkan kualitas lulusan

penerbangnya, BP3B membatasi

instruktur dengan anak didik

TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017

Manajemen BP3B meyakini sepenuhnya akan mampu berevolusi menjadi akademi dalam kurun waktu dekat. Dengan menyandang status sebagai akademi, maka BP3B di masa mendatang tidak hanya berkompeten mendidik taruna menjadi penerbang profesional, melainkan juga mampu meluluskan taruna dengan degree terkait dengan transportasi udara. Ditegaskan Arven, untuk dapat menghasilkan penerbang berkualitas, maka berbagai sarana pendidikan yang diusung BP3B juga mengadaptasi

pemanfaatan teknologi tinggi. Salah 1 satunya melalui metoda pembelajaran

paperless yang didukung ketersediaan jaringan internet berkecepatan tinggi. Dengan demikian, berbagai bahan

pelajaran dan metoda pendidikan pelatihan dapat diselenggarakan melalui media digital.

Selain itu, proses pendidikan dapat dilakukan secara fleksibel. “Lokasinya bisa di taman. Tidak harus suasana di kelas. Training bisa pula dilakukan di masjid atau perpustakaan,” ujar Arven. Ragam hal tersebut, ditujukan untuk menciptakan suasana pendidikan dan pelatihan yang optimal.

1 Para taruna Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (BP3B)

2 3 Aktivitas praktek taruna Balai Pendidikan dan Pelatihan

Penerbangan Banyuwangi (BP3B) 4 5 6 Kegiatan Praktek Navigasi

Pesawat di Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (BP3B)

38 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017