SUMBER DAYA MANUSIA Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (BP3B) Menempa Penerbang Tangguh, Profesional dan Berkarakter TRANS DARAT
Evaluasi 3 Tahun Pembangunan
20 TRANS DARAT Jembatan Timbang Fungsi Utama Mengembalikan (BP3B) Menempa Penerbang 36 SUMBER DAYA MANUSIA Penerbangan Banyuwangi Balai Pendidikan dan Pelatihan POTRET 50 Banyuwangi Pesona Sejuta EDISI 04 Tangguh, Profesional dan Berkarakter
Pembaca Budiman,
S etelah memasuki tahun ketiga pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla, hasil-hasil
pembangunan infrastruktur perhubungan mulai menampakkan hasilnya. Sejumlah fasilitas transportasi baik bandara, pelabuhan, rel KA hingga pengoperasian tol laut dan angkutan perintis memberi dampak positif bagi masyarakat khususnya di daerah-daerah pinggiran, terluar dan perbatasan. Ketersediaan sarana dan prasarana angkutan umum yang
dibangun telah memperlancar mobilitas masyarakat dan distribusi barang dari satu daerah ke daerah lain dengan cepat, lancar, efektif dan efisien.
EDIS I 04 I 2017
Cover :
Program pemerintah membangun bandara baru di beberapa daerah memudahkan
Pembangunan Kereta Bandara sebagai wujud integrasi antarmoda.
masyarakat untuk bepergian. Lokasi wisata yang sebelumnya sepi, kini mulai banyak dikunjungi wisatawan dengan memanfaatkan jasa angkutan udara. Sektor pariwisata dan kegiatan perekonomian masyarakat lokal pun tumbuh dan berkembang pesat.
Perpanjangan runway (landasan pacu) bandara juga meningkatkan kapasitas moda angkutan udara. Perluasan bandara akan memungkinkan pesawat berbadan besar mendarat dengan penumpang yang besar pula. Harga tiket pesawat pun bisa lebih murah. Ini membawa kemajuan industri penerbangan nasional. Sejumlah maskapai mulai ramai menambah frekuensi dan rute penerbangan baru setelah bandara - bandara dibangun.
Hal serupa terjadi setelah pemerintah meningkatkan kapasitas dan pelayanan sejumlah pelabuhan. Kapal-kapal besar bisa bersandar di pelabuhan laut dalam, pelabuhan pengumpul dan feeder serta perintis di sejumlah wilayah. Biaya angkutan pun menjadi lebih murah dari sebelumnya. Bahkan dengan penyediaan angkutan kapal Tol Laut yang tetap dan terjadwal maka harga-harga kebutuhan pokok di daerah - daerah khususnya Indonesia Timur bisa ditekan. Disparitas harga antarwilayah di Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur juga bisa teratasi. Keterhubungan angkutan kapal laut dengan moda angkutan udara seperti di Papua, turut menunjang distribusi logistik ke daerah-daerah pedalaman secara lebih lancar, efektif dan efisien. Konektivitas nasional semakin terwujud.
Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana juga dilakukan untuk semua moda termasuk angkutan darat dan KA. Sesuai Rencana Strategis Kemenhub 2015 – 2019, pemerintah akan terus menggeber pembangunan infrastruktur transportasi untuk mempercepat konektivitas nasional dan mendukung pemerataan ekonomi di semua wilayah NKRI. Demikian pembaca, pada edisi kali ini, Transmedia mengetengahkan ulasan seputar progres atau capaian pembangunan infrastruktur tersebut termasuk manfaat dan tantangannya agar ditemukan solusi untuk mengatasi persoalan yang terjadi. Selamat membaca. (*)
Majalah Kementerian Perhubungan No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976 ISSN : 0853179X
PEMBINA: Menteri Perhubungan Republik Indonesia, PENASEHAT: Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan, Kepala Badan Litbang Perhubungan, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, PENANGGUNG JAWAB: Baitul Ihwan, PEMIMPIN REDAKSI: Dwiyekti Windayani, REDAKTUR PELAKSANA: Tinitah S. Amrantasi, Muhammad Pamungkas, REDAKSI: Anna Nurjanah, Arifatmi, Christanto Agung, Daniel Pietersz, Deni Hendra M, Destrirani, Dona Devianti, Dwi Wisnu, Gatut Aribowo S, Hari Buyung, Hari Supriyono, Hariyadi Dwi Putera H, Oktavian, R. Achmad Herdin, Revi Yohana, Romauli Fransiska, Wisnu Kuncoro, TIM REDAKSI: Andesrianta Rakhmad, Andung Bayumurti, Prayogie, Syarifah Noor Hidayati, REDAKSI FOTO: Abdullah Baraja, Chairudi Bharata Dharma, Dyota Laksmi Tenerezza, Muhamad Nurcholis, Nur Fitrianto Alfian, Okto Berbudi, ALAMAT REDAKSI: Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat, Telp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419, Fax (021) 3504631, 3511809, E-MAIL: transmedia@dephub.go.id, PENERBIT: Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
DAFTARISI TRANSMEDIA I EDISI 04 I 2017
10 TRANS UTAMA
Pencapaian Kabinet Kerja JOKOWI - JK Mewujudkan Konektivitas & Aksesibilitas Transportasi
TRANS DARAT
TRANS LAUT
TRANS UDARA
TRANS PERKERETAAPIAN
20 Mengembalikan
32 Menilik Implementasi Fungsi Utama
24 Mengoptimalkan Tol
28 Menetapkan Bandara
Jalur Kereta Perintis Jembatan Timbang
Laut Dengan Rumah
Internasional
Kita
36 SUMBER DAYA MANUSIA
Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (BP3B) Menempa Penerbang Tangguh, Profesional dan Berkarakter
KILAS BERITA
40 Penetapan PM 108 Tahun 2017
42 16 Pelabuhan Terapkan
43 Stasiun Bekasi Timur Mengurai
Inaportnet
Penumpukan Penumpang
4 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
POTRET
44 Potret Transportasi
54 “Surga” Pecinta Cita Rasa Pedas “Sunrise Of Java”
50 Sejuta Pesona Banyuwangi
56 Capaian Kinerja Infrastruktur
58 Jalan Terpanjang di Dunia Lintasi
60 KIWANO 01, Sekuter Canggih
Antar Negara
dengan Self Balancing!
TRANS SEJARAH
TRANS HIJAU
SEHAT
SENGGANG
62 Menyusuri Tepian Laut
68 Jangan Takut Pada Bersejarah Tanjung
64 Mengenal Kereta Hijau
66 Bahaya Kurang Tidur
Turbulensi Perak
di Belanda
Berkendara Sama
Seperti Mabuk
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT
PENGADAAN PENGADAAN BUS RAPID TRANSIT (BRT)
BUS PERINTIS
UNIT
UNIT
REHABILITASI PELABUHAN TERMINAL PENUMPANG TIPE A
PENYEBERANGAN
LOKASI LOKASI PENINGKATAN PELAYANAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
PROGRES
TRANSPORTASI
PEMBANGUNAN
JABODETABEK
JA
JR
CONNECTION
CONNECTION
RUTE
29 RUTE 38
BUS
BUS
MRT
LRT PALEMBANG
LRT JAKARTA
siap dioperasikan
siap dioperasikan
siap dioperasikan
Data per Oktober 2017
6 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
TRANSPORTASI LAUT
TOL LAUT SARANA BANTU
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN
PENYELESAIAN PEMBANGUNAN
13 TRAYEK
PEMBANGUNAN KAPAL PERINTIS PELAYANAN
NAVIGASI
KAPAL NAVIGASI
KAPAL PATROLI
13 UNIT 368 UNIT
20 UNIT
67 UNIT
PELABUHAN
104 LOKASI
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI UDARA
15 LOKASI
53 LOKASI
56 LOKASI
Pembangunan Bandar
Pembangunan Bandar
Pembangunan dan
Udara Baru
Udara di Perbatasan
Pengembangan Bandar Udara di Daerah Rawan Bencana
PEMBANGUNAN JARINGAN REL KERETA API
PEMBANGUNAN JALUR KA
REHABILITAS DAN PENINGKATAN JALUR KA
TERMASUK JALUR GANDA DAN REAKTIVASI REL
PERTUMBUHAN PENUMPANG KA (ORANG) PERTUMBUHAN ANGKUTAN BARANG (TON)
26%
44%
53%
24%
21%
30%
2014
2015
2016
2014
2015
2016
Data per Oktober 2017
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
8 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
1 Salah satu maskapai penerbangan yang mendarat di Bandara
Blimbingsari, Banyuwangi
2 Aktivitas di pelabuhan penyeberangan Ketapang,
Banyuwangi
3 Skytrain menghubungkan semua terminal di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta
4 Kapal raksasa CMA CGM membuka publikasi layanan jasa angkut peti kemas dari Tanjung Priok langsung
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
Pembangunan infrastruktur transportasi yang telah dilakukan pemerintah kini mulai menunjukkan hasilnya. Sejumlah fasilitas transportasi mampu memberi manfaat bagi masyarakat khususnya di daerah pinggiran, terluar dan perbatasan. Ketersediaan sarana dan prasarana angkutan umum yang dibangun mampu meningkatkan pelayanan distribusi barang dari satu daerah ke daerah lain secara
lancar, efektif dan efisien.
Landas pacu bandara perintis memiliki konstruksi
yang lebih sederhana dibandingkan bandara bandara komersial terlebih lebih di kawasan terpencil. Landasan pacu ini dikenal sebagai airstrip. Terkadang hanyalah lajur tanah yang diperkeras yang diberi lapisan rumput, dan untuk mencegah amblasnya tanah digunakan lonjoran lonjoran baja atau alas marston (lapisan plat baja yang berlubang lubang). Di Indonesia, landasan seperti ini digunakan di daerah pedalaman Irian Jaya atau Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini digunakan pada masa Perang Dunia II untuk kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis.
P rogram pemerintah menyediakan angkutan kapal Tol Laut sebagai misal,
terbukti mampu menekan disparitas harga antarwilayah di Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur. Keterhubungan dengan moda angkutan udara seperti di Papua, pengembangan transportasi yang terjadi turut menambah efisiensi distribusi logistik ke daerah-daerah pedalaman.
Selain ketersediaan barang di daerah-daerah semakin terjamin, konektivitas nasional semakin terwujud. Komoditas unggulan dari daerah-daerah Indonesia Timur yang dilintasi rute Tol Laut juga bisa didistribusikan ke daerah lainnya secara lancar. Bahkan kapal khusus ternak yang diadakan pemerintah telah membantu masyarakat NTT memasarkan ternak mereka ke luar daerah untuk memenuhi tingginya kebutuhan daging di Jakarta, Bengkulu, dan daerah lain di Sulawesi. Keberhasilan pengoperasian kapal tol laut didukung dengan pengembangan pelabuhan-pelabuhan di sejumlah daerah lainnya.
Rute Kapal Tol Laut yang melewati Kabupaten Kepulauan Anambas contohnya, merupakan salah satu bukti kelancaran
distribusi logistik di kepulauan terluar Indonesia itu. Meski dampak penurunan harga kebutuhan masyarakat masih relatif kecil, namun dalam jangka panjang tol laut dapat menekan harga secara signifikan. “Pelan tapi pasti, harapan masyarakat untuk memperoleh harga kebutuhan pokok yang lebih murah bisa tercapai,” kata Wakil Bupati Kepulauan Anambas Wan Suhendra kepada Transmedia di Anambas beberapa waktu lalu.
Dengan menggunakan kapal tol laut itu, harga ongkos kirim menjadi lebih murah yakni Rp 273 ribu per ton. Bandingkan, dengan harga kapal pengangkut selama ini yang mencapai Rp 450-500 ribu per ton. Menurutnya, penurunan harga bisa dicapai hingga 50 persen lebih jika pelaku usaha lokal tidak melakukan monopoli perdagangan di Anambas. Tantangan lainnya notabene pelaku usaha di Anambas juga belum memiliki relasi bisnis di Jakarta yang bisa membeli komoditas muatan balik kapal tol laut ini.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjelaskan pekerjaan Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon
10 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
11
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
Kendati demikian, peluang bisnis dengan memanfaatkan kapal tol laut ini tetap menjanjikan bagi masyarakat Anambas. Keberadaan kapal tol laut juga telah mampu mengatasi persoalan minimnya ketersediaan sembako yang dirasakan masyarakat. “Artinya, meski belum optimal, program tol laut masih dibutuhkan masyarakat Anambas,” tutur Suhendra.
Sebagai gambaran, dengan ongkos angkut Rp 273 ribu per metrik ton, pengusaha bisa membawa barang dari Jakarta keTarempa dan Rp 217 ribu per metrik ton dari Tarempa-Natuna. Ini sudah termasuk harga pulang dan pergi dan bahkan dengan harga itu sudah termasuk biaya muat dan biaya bongkar kapal.
Manfaat serupa dirasakan masyarakat Rote Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Miangas Sulawesi Utara. Tol Laut di Rote yang dilayani KM Caraka Jaya Niaga III-22 dan KM Logistik Nusantara I mampu menekan harga barang di daerah ini turun 10-20 persen.
Wakil Bupati Rote Ndao Jonas C Lun mengatakan kebijakan tol laut ini sesuatu yang mendatangkan berkah terutama untuk kabupaten Rote Ndao. Ia mengatakan ketersediaan dan penampungan barang akan diatur termasuk dengan dibentuknya “rumah kita” sebagai gudang pendistribusian sehingga barang datang dan keluar bisa berimbang dan terjadi peningkatan ekonomi masyarakat. “Ada manfaat yang positif, sebelum ada tol laut harga agak lebih tinggi setelah ada tol laut karena ada distribusi dan stok yang cukup, maka harga lebih terkendali,” ujar Jonas.
Kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat peresmian pengoperasian jalan tol akses Tanjung Priok
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan setelah penerapan tol laut dan “Rumah Kita” harga kebutuhan pokok dan bangunan di Rote mengalami penurunan. Seperti harga semen di Rote pada Agustus 2016 Rp 55.000 sedangkan pada Juni 2017 telah menurun sebesar
14 persen menjadi Rp 47.500. Sejalan dengan itu, barang kebutuhan pokok juga mengalami penurunan. Seperti beras pada September 2016 Rp 14.000 menjadi Rp 10.500 (September 2017).
Peran pemerintah mengembangkan infrastruktur transportasi udara pun demikian. Sejumlah pembangunan telah dilakukan dalam 3 tahun terakhir. Pemanfaatan bandara yang telah mengalami perpanjangan runway (landasan pacu) memungkinkan pesawat berbadan lebar mendarat ke daerah-daerah terpencil, terluar dan perbatasan hingga daerah rawan bencana tanpa halangan.
Kehadiran bandara di Pulau Miangas Sulawesi Utara membawa kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Miangas. Dengan adanya Bandara tersebut, perekonomian dan mobilitas masyarakat semakin meningkat. Hibor Arunda’a salah satu pensiunan guru sekaligus tokoh masyarakat di Pulau Miangas, mengungkapkan setelah ada
bandara ini ada perubahan dinamika kehidupan masyarakat. Sebelum ada Bandara, masyarakat setempat hanya mengandalkan transportasi laut yaitu kapal perintis. Namun kapal perintis tidak bisa melayani angkutan ke dan dari Miangas ketika cuaca buruk dan gelombang tinggi, sehingga tidak dapat diandalkan masyarakat.
Saat ini, masyarakat berbelanja kebutuhan pokok di Bitung atau Tahuna dengan pesawat terbang. Dengan begitu waktu yang mereka perlukan lebih singkat. Mereka saat ini memilih menggunakan transportasi pesawat terbang karena kapal perintis punya resiko gelombang laut yang sewaktu-waktu berubah. Saat ini maskapai Wings Air melayani penerbangan ke Miangas 1 kali dalam seminggu.
Meski harga kebutuhan pokok (sembilan bahan pokok/sembako) di Miangas masih tergolong cukup tinggi, -- karena pesawat yang ada saat ini hanya diprioritaskan untuk mengangkut penumpang bukan barang— tapi ketersediaan sarana dan prasarana angkutan udara tetap berpengaruh positif terhadap penurunan harga di pulau itu.
Penurunan harga cukup signifikan bisa terlihat di wilayah Papua dan Papua Barat yang notabene secara geografis
12 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
pembangunan bandara di sejumlah tempat. Hingga akhir Agustus 2017, proses pembangunan dan pengembangan bandara-bandara di sejumlah daerah terus dilakukan. Ketersediaan prasarana bandara yang memadai menjadi prioritas kebijakan pembangunan Kementerian Perhubungan dalam tiga tahun terakhir.
Data Ditjen Perhubungan Udara 2017 menyebutkan ada 15 lokasi pembangunan bandar udara baru,
53 lokasi pembangunan bandar udara di perbatasan dan 56 lokasi pembangunan dan pengembangan bandar udara di daerah rawan bencana. Pengembangan bandara juga dilakukan di 100 lokasi lainnya termasuk pengembangan terminal penumpang di 26 bandara. Sedangkan pembangunan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan kargo udara dilakukan di 9 lokasi.
Ketersediaan bandara yang besar dengan landasan pacu yang lebih panjang, diarahkan untuk melayani kebutuhan angkutan udara yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan kapasitas bandara diharapkan bisa didarati oleh pesawat berbadan besar yang mampu mengangkut jumlah penumpang yang besar pula. Asumsi itulah yang menjadi pertimbangan pemerintah membangun infrastruktur bandara baik yang telah dikelola BUMN PT Angkasa Pura, maupun yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan maupun Pemda.
Sejumlah pengembangan telah dilakukan di beberapa bandara mulai dari Bandara Babullah Ternate,
Biak berdampak pada peningkatan pengiriman barang pokok ke berbagai daerah pedalaman lebih lancar dan terjangkau. “Jarak pelabuhan laut dengan Bandara Internasional Frans Kaisiepo Biak sangat dekat dapat ditempuh 10-15 menit, sehingga memperlancar distribusi bahan pokok ke sejumlah kabupaten wilayah pegunungan,” ujar Bupati Thomas Ondy. Dengan demikian, integrasi layanan tol laut dan tol udara tahun 2017 memberi dampak positif bagi daerah. Berbagai bahan pokok untuk masyarakat dapat terpenuhi aman dengan anggaran angkutan distribusi bahan pokok yang disubsidi pemerintah.
Pembangunan Infrastruktur Perhubungan Udara
Dukungan lain dari upaya mewujudkan kelancaran distribusi logistik melalu udara adalah dengan
terletak di wilayah pegunungan. Masyarakat di pegunungan Papua itu sangat bergantung pada koneksitas transportasi udara. Oleh karenanya Kemenhub membangun sejumlah bandara dan melakukan kebijakan BBM 1 harga di wilayah Papua. Sekarang BBM bisa dijangkau dengan harga 6.500 per liter dari sebelumnya Rp 50 ribu per liter.
Bupati Illaga Puncak Papua Willem Wandik mengungkapkan Pemerintah masih terus berupaya selain harga BBM, harga bahan pokok lainnya juga menurun. Selain BBM, harga semen di kabupaten Puncak juga mengalami penurunan dari 2.500.000 per sak menjadi 1.050.000 per sak.
Hal senada diakui Bupati Biak Numfor Papua, Thomas Ondy. Menurutnya, adanya integrasi pelayanan tol angkutan laut dengan udara di Bandara Internasional Frans Kaisiepo
PENURUNAN DWELLING TIME DI 4 PELABUHAN UTAMA
PELABUHAN BELAWAN MEDAN
4,04 hari 3,77 hari
PEALBUHAN MAKASSAR
1,52 hari 0,82 hari
PELABUHAN TJ.PRIOK JAKARTA
4,41 hari
3,54 hari
PEALBUHAN TJ.PERAK SURABAYA
5,54 hari
3,54 hari
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017 13
Presiden RI Joko Widodo saat Peresmian pelabuhan Tapaleo
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjelaskan pekerjaan Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon
Provinsi Maluku Utara, Bandara Raden Inten II Lampung, Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Bandara Syamsuddin Noor Kalimantan Selatan, Bandara Kertajati Jawa Barat, Bandara Internasional DI Yogyakarta, Bandara Sebatik Kalimantan Utara, dan pengembangan Bandara Ahmad Yani di Semarang.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengungkapkan, proses
pengembangan infrastruktur bandara hingga Agustus 2017 ini akan terus dilanjutkan sesuai Renstra Pembangunan infrastruktur Kemenhub 2015 – 2019. Ketersediaan infrastruktur bandara yang baik merupakan salah satu strategi pemerintah menghadapi tingginya tingkat intensitas perjalanan transportasi udara yang terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Diperkirakan, lalu lintas udara untuk Indonesia saat ini menunjukkan bahwa jumlah penumpang setiap tahunnya akan meningkat dari jumlah di atas 100 juta menjadi lebih dari 300 juta di tahun 2025. Agar mampu mengimbangi pertumbuhan ini, beberapa bandara Indonesia perlu diperluas secara signifikan.
Pembangunan bandara baru ada di 15 lokasi salah satu diantaranya ada di Anambas, Tambelan, Tbelian, Enggano, Miangas, Morowali, Buntu Kunik, Kutai, Namniwei, Pantar, Moa, Segun, Sinak, Koroway, Manggelum. Disamping pembangunan bandara baru, pemerintah melakukan rehabilitas terminal penumpang dan perpanjangan runway. Ini dilakukan di Bandara Binaka, Sambas, Lampung, Hananjoeddin, Pangkalan Bun, Sintang, Biak, Sumenep, Malang, Morowali, Kloaka, Wunopito, Larantuka, Marinda, Sorong, Ayawasi, Serui, Moa, Saumlaki, Tual, Dobo, Bomakia, Mindiptana, Kimaam, dan Okaba.
Kersajama Dengan BUMN dan Swasta
Selama 2017, pembangunan bandara baru dan pengembangan bandara eksisting terus dilanjutkan. Pemerintah mengupayakan kerjasama dengan BUMN dan swasta untuk mengelola pelabuhan dan bandara. Ada 20 pelabuhan dan 10 bandara yang siap dikerjasamakan.
Diantara 10 bandara tersebut, adalah Bandara Juwata Tarakan, Bandara Komodo Labuan Bajo, Sentani, Tanjung Pandan, Radin Inten Lampung, dan lainnya. Melalui kerjasama dengan BUMN maupun swasta, pemerintah berharap ada penghematan anggaran APBN. Dana yang dihemat, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan pelabuhan dan bandara baru di daerah-daerah pinggiran, terluar, dan perbatasan serta daerah rawan bencana.
Outcome Pembangunan Transportasi Laut
Penetapan trayek tol laut sebanyak
13 rute merupakan bagian dari pembangunan bidang transportasi laut 2017. Selain tol laut pemerintah melakukan pembangunan pelabuhan, pengadaan kapal perintis, sarana bantu navigasi pelayaran (268 unit), pembangunan kapal navigasi (20 unit), dan pembangunan kapal patroli (67 unit).
DAMPAK TOL LAUT TERHADAP
PENURUNAN HARGA
PELAKSANAAN RUMAH KITA/ SENTRA LOGISTIK
PENURUNAN HARGA
SEMEN
PENURUNAN HARGA
BERAS
FAK-FAK ANAMBAS
BERAS P
GULA P
TEPUNG TERIGU
GULA P
GULA P
AK GORENG KEMASAN
TEPUNG TERIGU
TRIPLEK 3MM
TOBELO
HARGA SEMULA Rp/Kg
HARGA MENJADI Rp/Kg
HARGA SEMULA Rp/Kg
HARGA MENJADI Rp/Kg
HARGA SEMULA Rp/Kg
HARGA MENJADI Rp/Kg
PUNCAK JAYA
HARGA SEMULA Rp/Kg
HARGA MENJADI Rp/Kg
HARGA SEMULA Rp/Kg
HARGA MENJADI Rp/Kg
HARGA SEMULA Rp/Kg
HARGA MENJADI Rp/Kg
HARGA SEMULA Rp/Kg
HARGA MENJADI Rp/Kg
HARGA SEMULA Rp/Kg
HARGA MENJADI Rp/Kg
HARGA SEMULA Rp/Kg
HARGA MENJADI Rp/Kg
Data per Oktober 2017
14 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
Sejak dioperasikan pada akhir 2015 lalu, program Tol Laut dinilai telah berhasil menekan disparitas harga antara wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Namun, pemerintah mengakui ada beberapa tantangan terkait penyelenggaraan distribusi logistik dengan kapal tol laut di daerah. Ini menurut Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Laut, Bay M Hasani, terjadi karena rantai perdagangan dikuasai sejumlah pedagang tertentu. Mereka (pedagang) yang mendikte harga sehingga kondisi itu memberatkan masyarakat.
Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah membentuk “Rumah Kita” yang melibatkan semua instansi pemerintah dan BUMN serta pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan di lapangan. “Rumah
Kita” merupakan program yang mendekatkan gudang ke masyarakat. Kementerian Perhubungan telah menetapkan 13 lokasi Rumah Kita yang berfungsi mendistribusikan logistik yang diangkut kapal tol laut langsung ke masyarakat, agar para pengusaha yang memonopoli perdagangan bisa dihilangkan.
Melalui “Rumah Kita” ini, pemerintah akan terus melakukan pemantauan di semua wilayah yang dilalui tol laut agar pasokan dan distribusi barang kebutuhan pokok terjaga dan disparitas harga bisa dikendalikan. Tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran, pemerintah juga mengembangkan pelabuhan di kawasan aglomerasi. salah satunya di Jabodetabek dengan melanjutkan pembangunan Pelabuhan Patimban.
Pelabuhan Patimban diperlukan karena dari secara geografis lokasinya berdekatan dengan pusat industri Cikarang, Bekasi, Bogor, dan sekitarnya. Pelabuhan ini menjadi alternatif kegiatan pengangkutan barang selain dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Selama ini semua sentra industri yang ada di Jabodetabek memanfaatkan Pelabuhan Tanjung Priok sehingga menimbulkan kemacetan lalulintas yang luar biasa. Pelabuhan Patimban akan menjadi pelabuhan laut bertaraf internasional yang akan melayani muatan ekspor dan impor dengan target kapasitas pelabuhan 1,5 juta Teus hingga 7,5 juta Teus.
Upaya Menurunkan Biaya Logistik
Beragam bentuk pencapaian pembangunan pelabuhan membuahkan banyak manfaat. Pengoperasian pelabuhan-pelabuhan yang bisa disinggahi kapal-kapal besar telah mengurangi biaya logistik nasional. Pelayanan pelabuhan yang lebih baik dengan penerapan sistem IT seperti Inaportnet, memudahkan operator pelayanan nasional semakin cepat, efektif dan efisien dalam mendistribusikan muatan mereka.
Massifnya pembangunan pelabuhan dan bandara serta infrastruktur transportasi darat maupun kereta api di seluruh daerah di tanah air, diharapkan bisa meningkatkan kapasitas dan pelayanan bidang transportasi. Transportasi yang efisien akan menghasilkan biaya logistik yang murah dengan dukungan infrastruktur transportasi baik pelabuhan utama maupun pelabuhan feeder yang ada di Tanah Air.
Indonesia saat ini memiliki 5 pelabuhan utama (laut dalam) yang berada di Kuala Tanjung (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Pelabuhan Soekarno Hatta (Makassar), dan Pelabuhan Bitung (Manado). Sementara jumlah pelabuhan feeder ada 19 pelabuhan dan pelabuhan yang tergolong Sub Feeder Ports berjumlah 100 pelabuhan.
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017 15
Pelabuhan Dikerjasamakan
Sebanyak 20 pelabuhan telah siap dikerjasamakan dengan PT Pelindo maupun investor swasta. Pengelolaan pelabuhan yang melibatkan investasi swasta diharapkan bisa mengurangi beban APBN yang selama ini dilakukan melalui anggaran Kemenhub.
Kementerian Perhubungan terus mendorong keterlibatan swasta dalam kerjasama pengelolaan 20 pelabuhan dan 10 bandara. Saat ini setidaknya terdapat 4 pelabuhan yang telah dikerjasamakan ke swasta yaitu Pelabuhan Probolinggo, Pelabuhan Sintete, Pelabuhan Waingapu, dan Pelabuhan Bima. Menurutnya, kerjasama swasta ini bisa menghemat dana APBN. “Kita harapkan paling tidak dana APBN yang bisa diefisienkan kurang lebih 800 miliar sampai 1,5 triliun dari 20 pelabuhan dan 10 bandara,” ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, belum lama ini.
Dari target 20 pelabuhan dan 10 bandara yang dikerjasamakan, Kementrian Perhubungan menargetkan tahun 2017 ini terdapat
15 infrastruktur transportasi yang akan dikerjasamakan ke swasta.
Sementara 20 pelabuhan yang sudah dan akan dikerjasamakan dengan swasta diantaranya Pelabuhan Probolinggo, Sintete, Bima, Waingapu, Tanjung Wangi, Badas, Kalabahi, Tenau Kupang, Ende, Lembar, Manokwari, Bitung, Ternate, Pantoloan, Parepare, Kendari, Biak, Fakfak, Sorong, dan Merauke.
Dengan menggandeng operator pelabuhan BUMN dan Swasta, maka diharapkan pengelolaan dan pelayanan kepelabuhanan bisa berjalan baik.
Peningkatan pelayanan ini akan mempengaruhi biaya angkutan kapal laut. Selama ini, biaya angkutan barang melalui kapal laut dari satu daerah ke daerah lain di dalam negeri, tergolong cukup tinggi.
Data Kemenhub 2017 menyebutkan biaya transportasi dari Jakarta ke Singapura, Hongkong atau ke Jepang jauh lebih murah daripada biaya angkutan kapal laut dari Jakarta dan ke daerah lain di Indonesia. Secara rinci, berikut perbandingan biaya angkutan kapal di Jakarta dan daerah lain di Tanah Air dengan biaya angkutan laut ke luar negeri. (lihat gambar)
Dalam rangka itulah, pemerintah terus mengupayakan biaya angkutan kapal laut dari pelabuhan ke pelabuhan di dalam negeri bisa lebih murah dan efisien melalui peningkatan pelayanan pelabuhan dan pengoperasian kapal tol laut.
Kehadiran Bandara Miangas di kota Miangas membuka keterisolasiran
Kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke
7 Bandara Nop Goliat Dekai, Papua
Program tol laut akan memastikan kehadiran negara dalam hal ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility) dan kemampuan (affordability) terhadap bahan-bahan pokok di pulau terluar terpencil dan terbelakang. Hasil evaluasi Kemenhub 2017 menunjukkan adanya manfaat yang signifikan dengan ditandai adanya berkurangnya disparitas harga yang cukup signifikan antardaerah. Muatan khususnya muatan balik menjadi lebih optimal dan peran angkutan kapal perintis maupun kapal feeder lain bisa menjangkau hingga pulau terpencil, termasuk di pulau terluar dan pinggiran.
Selama tiga tahun pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla, pemerintah juga telah melakukan pengerukan alur pelayaran / kolam pelabuhan pada
65 lokasi yang bertujuan agar kapal- kapal besar bisa singgah dan merapat ke daerah tujuan dengan selamat, aman dan lancar. Selain prasarana, pembangunan sarana angkutan laut telah dilakukan. Target hingga 2019 nanti, ada sebanyak103 kapal perintis. Pengadaan sarana angkutan kapal perintis diharapkan menunjang pendistribusian logistik ke daerah- daerah terpencil dengan harga yang terjangkau. Ketersediaan angkutan perintis merupakan bentuk kehadiran negara di daerah-daerah yang tidak terlayani oleh kapal angkutan komersial.
Biaya Transportasi per biaya
total (%)
RATA-RATA INDONESIA
JEPANG
4.9
16 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
Pemerintah menargetkan 193 lintas angkutan laut perintis pada 2019. Keberadaan angkutan perintis ini merupakan angkutan feeder dari penyelenggaraan rute angkutan laut tetap dan teratur dari kapal Tol Laut yang hingga kini sudah melayani 13 rute. Di samping itu, Kementerian Perhubungan telah menyelesaikan dan membangun kapal negara kenavigasian sebanyak 41 unit dan pembangunan kapal patroli sebanyak 282 unit.
Pembangunan Transportasi Darat
Begitu pun dengan pembangunan di sektor perhubungan darat dan perkeretaapian. Pemerintah terus menggalakkan pembangunan sistem transportasi massal untuk melayani masyarakat perkotaan di Jabodetabek, dan kota-kota besar lain di Indonesia. Pembangunan BRT, MRT, LRT dan KA Bandara, diharapkan bisa mengurangi penggunaan angkutan kendaraan pribadi di wilayah perkotaan. Upaya mengatasi kepadatan lalu lintas serupa juga tengah dilakukan di Kota-kota aglomerasi lain di Medan (Mebidangro), Surabaya (Gerbangkertasusila), Denpasar, Bandung, Makassar dan Semarang.
Penataan sistem transportasi jalan yang lebih baik terus digalakan setelah Kementerian Perhubungan mengambil alih pengelolaan terminal tipe A dan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau
jembatan timbang dari pemerintah daerah.
Dengan kewenangan itu, kementerian perhubungan bisa menata dan mengembangkan sistem angkutan umum sesuai dengan ketentuan keselamatan, keamanan dan pelayanan transportasi nasional. Pembangunan 143 terminal tipe A dan peresmian
25 dari 141 jumlah jembatan timbang secara nasional, menandai peningkatan layanan sistem transportasi yang terpadu, sedang mulai berjalan.
Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana semua moda angkutan baik darat, laut, udara dan KA sebagian telah diresmikan. Sebagian lainnya akan diselesaikan hingga 2019 nanti. Sesuai Rencana Strategis Kemenhub 2015 – 2019, pemerintah menargetkan pembangunan infrastruktur transportasi untuk mempercepat konektivitas nasional dan mendukung perekonomian.
Pemerintah telah mengembangkan pembangunan sistem angkutan massal perkotaan dengan memberikan bantuan sarana Bus Rapid Transit (BRT) di 34 kota sebanyak 1.383 unit bus dari target 3.170 bus pada 2019. Pengadaan BRT ini bertujuan untuk mendukung kebijakan pemerintah daerah dengan pengembangan angkutan massal cepat untuk mengatasi persoalan kepadatan lalu
lintas di kota-kota besar di Indonesia. Ketersediaan angkutan massal berbasis bus ini merupakan solusi transportasi di kawasan kota aglomerasi dan metropolitan. Kementerian Perhubungan juga telah mengadakan bus perintis sebanyak 325 unit bus.
Selain pengadaan sarana transportasi, pemerintah juga membangun dan mengembangkan terminal penumpang tipe A di 11 lokasi dari target 41 lokasi pada 2019 serta pembangunan pelabuhan penyeberangan di 11 lokasi. Penerapan standar keselamatan transportasi darat tak lupa diabaikan. Pemerintah terus menerapkan teknologi Area Traffic Control System (ATCS) di seluruh ibukota provinsi.
Pengembangan sistem angkutan massal perkotaan mesti terintegrasi dengan baik. Pemerintah terus menggalakkan penggunaan angkutan umum massal sebagai solusi menangani kemacetan lalu lintas. Dengan ketersediaan angkutan massal yang nyaman dan terintegrasi dengan moda angkutan lain, maka masyarakat perkotaan akan berpindah dari penggunaan kendaraan pribadi yang selama ini menjadi biang kemacetan lalu lintas di perkotaan.
Integrasi antarmoda menjadi salah satu pilihan terbaik, disamping peningkatan pelayanan angkutan umum yang mencakup penerapan e-ticketing di jalan tol maupun di terminal, penerapan aplikasi online yang memudahkan pelayanan transportasi, serta kemudahan dalam menjangkau angkutan umum tersebut dengan adanya angkutan feeder seperti angkutan kota, mikrolet serta jalur pedestrian yang nyaman. Kemudahan akses menuju angkutan massal baik BRT, MRT, LRT dan KRL menjadi harapan warga ibukota dan kota-kota besar lainnya untuk kegiatan mobilisasi yang menunjang perekonomian mereka.
Pembangunan infrastruktur transportasi yang terintegrasi juga membutuhkan dukungan semua pihak termasuk pemerintah daerah
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017 17
dan para operator angkutan umum swasta agar senantiasa menaati regulasi pemerintah terkait penerapan standar keselamatan, keamanan dan pelayanan minimum angkutan umum di perkotaan.
Kebijakan pemerintah mengelola UPPKB (Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor) atau lebih dikenal jembatan timbang hingga kini juga masih dalam proses pengalihan dari pemerintah daerah. Diharapkan pengalihan itu bisa menjadi media untuk menerapkan standar minimum keselamatan angkutan barang (truk) di jalan.
Pembangunan infrastruktur perhubungan darat juga meliputi pembangunan pelabuhan penyeberangan di 65 lokasi, pembangunan dan pengembangan dermaga sungai dan danau di 120 lokasi serta pengadaan kapal penyeberangan terutama perintis sebanyak 50 unit.
Pembangunan Infrastruktur Perkeretaapian
Dalam paparan “Transportation Outlook 2017” Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan sarana dan prasarana transportasi perkeretaapian menjadi fokus utama perhatian pemerintah. “Kereta api telah menjadi moda transportasi darat yang sangat dibutuhkan sebagai angkutan penumpang maupun angkutan barang,” tutur Menteri Perhubungan.
Guna mendukung pelayanan angkutan umum massal perkotaan, Kementerian Perhubungan terus melakukan upaya peningkatan konektivitas antarmoda melalui pembangunan akses pelabuhan, bandara, dan dengan kawasan industri. Peningkatan kapasitas angkutan KA juga telah dilakukan dengan pengoperasian jalur DDT Cikarang - Manggarai. Dengan pengoperasian DDT tersebut maka kapasitas dan penambahan jaringan lalu lintas KCJ bisa meningkat.
Peningkatan kapasitas angkutan umum berbasis rel di perkotaan meliputi pengembangan LRT Jabodetabek, LRT di Palembang Sumsel dan pengembangan LRT maupun Trem di Surabaya.
Pembangunan Jalur Rel KA Luar Jawa
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa
pembangunan jalur proyek kereta api Trans Sumatera, Trans Sulawesi dan Kalimantan tetap akan diselesaikan hingga terealisasi secara nyata hingga 2019. Trans Sumatera ditargetkan rampung sesuai rencana pada akhir tahun 2019. Menurutnya, jalur dari Medan menuju Langkat dan ke Aceh merupakan proyek prioritas Kereta Api Trans Sumatera. “Karena merupakan proyek strategis nasional, maka pengerjaannya harus selesai dan kini hanya masalah waktu saja,” katanya.
Saat ini Kereta Api Trans Sumatera memang sedang dalam pengerjaan khususnya rel Binjai - Besitang, Langkat dengan panjang sekitar 80 kilometer. Pengembangan jalur Kereta api ini dipastikan akan meningkatkan kelancaran transportasi penumpang dan barang di seluruh wilayah Sumatera. Pemerintah telah membangun rel Trans Sumatera sepanjang 1.469,22 km sp pada 2016 lalu dari target 2.351 pada 2019 mendatang.
Hal serupa berlaku untuk pembangunan jalur rel Trans Sulawesi dan Kalimantan. Hingga 2017 ini, pemerintah telah membangun rel Trans Sulawesi sepanjang 16 km sp dari target 278 km sp pada Tahun 2019. Sedangkan pembangunan jalur rel Trans Kalimantan belum berjalan dan pemerintah menargetkan 278 km sp pada 2019.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendampingi Presiden RI Joko Widoso mengunjungi MRT di Setiabudi, Jakarta
Kehadiran Bandara Ilaga diakui Bupati secara signifikan telah berdampak pada peningkatan aksesibilitas ke Ilaga
18 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
Selain pembangunan jalur rel KA luar jawa, pemerintah juga meningkatkan layanan angkutan kereta api perintis. Hingga kini tercatat ada enam lintas KA Perintis. Pertama, rute Mojokerto - Tarik - Tulangan – Sidoarjo. Kedua, rute Purwosari-Wonogiri. Ketiga, rute Kertapati-Inderalaya. Keempat, rute Sukabumi-Cianjur. Kelima, rute LubukAlung-KayuTanam dan keenam rute KruengMane-KruengGeukeuh Aceh. Selain subsidi perintis, pemerintah tetap mengucurkan subsidi melalui pemberian PSO untuk Kereta Ekonomi, KRD Ekonomi, dan KCJ Jabodetabek agar harga tiket KA terjangkau oleh semua lapisan ekonomi masyarakat. Seiring tingginya minat masyarakat pada moda transportasi KA maka ada harapan peningkatan kapasitas dan pelayanan angkutan umum massal berbasis rel ini bisa menjadi solusi transportasi perkotaan dengan harga terjangkau dan mampu menjadi alternatif angkutan barang yang cepat dan efisien.
Prioritas Pembangunan Transportasi
Ketersediaan sarana dan prasarana perhubungan yang baik, diharapkan bisa menunjang kegiatan perekonomian baik di daerah maupun nasional. Target pembanguann itulah yang kini menjadi agenda Kementerian Perhubungan untuk direalisasikan pada 2017-2019 mendatang.
Sesuai Renstra Kemenhub 2015 – 2019, target pembangunan infrastruktur transportasi baik darat, laut, udara dan kereta api serta SDM perhubungan sebagian besar sudah terealisasi hingga 2017 ini. Sedangkan sisanya, akan dilanjutkan pada 2018 dan 2019 mendatang.
Target pembangunan transportasi yang berhasil akan menghasilkan beberapa sasaran. Salah satunya penurunan biaya logistik nasional bisa mencapai 20% terhadap PDB. Penurunan biaya logistik bisa diraih dengan kebijakan yang mendukung pemanfaatan angkutan umum baik moda transportasi laut, darat, dan KA. Pemerintah menargetkan penggunaan angkutan laut untuk barang sekitar 20%, pemanfaatan angkutan kereta api untuk penumpang sebanyak 7% dan barang 5%, dan pemanfaatan angkutan umum jalan mencapai 32%. Sementara dengan pengembangan infrastruktur bandara,-- dan regulasi untuk meningkatkan pelayanan,-- on time performance penerbangan nasional bisa mencapai 95%.
Pembangunan sarana dan prasarana transportasi tersebut diharapkan menunjang distribusi logistik dari Indonesia bagian barat hingga Indonesia bagian timur. Konektivitas nasional bisa diwujudkan dengan ketersediaan angkutan yang memadai dan didukung dengan kebijakan yang tepat di semua subsektor transportasi. Semua target tersebut membutuhkan konsistensi dalam mengawal regulasi. Pemerintah telah melakukan deregulasi sejumlah peraturan yang berpotensi menghambat. Kebijakan peningkatan pelayanan transportasi akan terus digalakkan. Salah satunya melalui rencana melibatkan peran BUMN dan pihak swasta untuk investasi dalam bidang pembangunan.
Upaya melibatkan pihak swasta,- baik asing dan domestik- serta BUMN dalam kegiatan pembangunan transportasi diharapkan mampu mengatasi keterbatasan anggaran APBN. Semua bertujuan agar
pembangunan infrastruktur transportasi tidak berhenti lantaran anggaran yang tidak mencukupi.
Selama 2017, pemerintah mengupayakan kerjasama dengan BUMN dan swasta untuk mengelola pelabuhan dan bandara. Ada 20 pelabuhan dan 10 bandara yang siap dikerjasamakan dengan PT Pelindo maupun investor swasta. Diantara pelabuhan yang sudah menjalin kerjasama dengan PT Pelindo diantaranya, Pelabuhan Makassar, Bitung, Lembar, Saumlaki, Rote dan lainnya.
Sedangkan diantara 10 bandara yang siap dikerjasamakan dengan PT Angkaran Pura adalah Bandara Juwata Tarakan, Bandara Komodo Labuan Bajo, Sentani, Tanjung Pandan, Radin Inten Lampung, dan lainnya. Melalui kerjasama dengan BUMN maupun swasta, pemerintah berharap ada penghematan anggaran APBN sebesar Rp 800 miliar per tahun. Dana sebesar itu, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan pelabuhan dan bandara baru di daerah-daerah pinggiran, terluar, dan perbatasan serta daerah rawan bencana. “Melalui skema kerjasama ini pula, pembangunan infrastruktur transportasi akan terus berjalan dengan penghematan dana APBN yang terbatas,” tandasnya.
Gencarnya pembangunan infrastruktur transportasi dalam tiga tahun pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla memberi dampak positif bagi masyarakat di daerah. Disparitas harga mulai menunjukkan penurunan dan distribusi logistik semakin lancar dari daerah satu ke daerah lainnya. Peningkatan kapasitas bandara dan pelabuhan juga diikuti peningkatan frekuensi penerbangan dan kelancaran pelayaran. Capaian positif pembangunan ini akan dilanjutkan hingga 2019 mendatang sebagaimana target Kementerian Perhubungan membangun konektivitas nasional melalui moda angkutan darat, laut, udara dan perkeretaapian. (*)
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017 19
Mengembalikan
dengan muatan berlebih. Kelebihan muatan inilah yang dinilai menjadi penyebab kerusakan jalan dan potensi
Fungsi Utama
kecelakaan akibat cepatnya penurunan kelaikan kendaraan. “Dengan demikian, kontribusi jembatan timbang bagi
Jembatan Timbang ujar Menteri Perhubungan.
peningkatan keselamatan dan pemeliharaan fisik jalan, cukup besar,”
Sejatinya, keberadaan jembatan timbang berfungsi untuk
Sebagai dukungan pelaksanaan
mengontrol tonase kendaraan, bukan menjadi tempat
kebijakan dan operasional
memungut retribusi. Pengambilalihan pengelolaan jembatan
pemerintah telah menetapkan 9
timbang oleh Kementerian Perhubungan salah satunya
lokasi sebagai pilot project, disamping
bertujuan agar pengelolaan jembatan timbang bisa diselaraskan
25 jembatan timbang yang telah
sesuai standar nasional. Kementerian Perhubungan kini tengah dioperasikan. Sebagian besar lokasi menyiapkan sejumlah kebijakan agar tata kelola Unit Pelaksana berada di Pulau Jawa.
Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau yang lebih dikenal jembatan timbang, bisa berjalan efektif dan efisien. Tantangan Pengoperasian
Jembatan Timbang
Manfaat jembatan timbang ingga kini, ada 141 fasilitas
H merupakan alat pengawasan
9 lokasi jembatan timbang yang
angkutan barang dari kelebihan pengelolaannya ke pemerintah pusat
UPPKB yang sudah dialihkan
menjadi pilot project.
muatan untuk menjaga kelaikan yang mencakup serah terima Personil,
kendaraan dan kerusakan jalan akibat Pendanaan, Sarana dan Prasarana
Menurut Menteri Perhubungan
muatan lebih. Persoalan di lapangan serta Dokumentasi (P3SD). Dari
Budi Karya Sumadi, jembatan
menunjukkan adanya jembatan jumlah itu sebanyak 25 unit yang
timbang merupakan alat pengawasan
timbang terkesan sebagai sarang sudah diresmikan pengoperasiannya
angkutan barang agar tidak melebihi
pungutan liar yang dilakukan oknum oleh Kementerian Perhubungan.
kapasitas. Dengan beroperasinya
dan sebagai sumber pendapatan asli Pemerintah juga telah menetapkan
jembatan timbang, diharapkan tidak
ada lagi kendaraan angkutan barang
daerah atau disebut retribusi daerah.
20 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
Single-truck (tronton) terbesar yang beraktivitas di lintas Sumatra.
Truk ini memang benar- benar besar untuk kelasnya dan jumlahnya hanya sedikit karena truk ini adalah hasil modifikasi, truk ini juga telah melampaui spesifikasi maximum single-truck yang di ijinkan pemerintah. Panjang truk ini 16,35 meter dengan lebar 2,7 meter, berat kosongnya 15 ton dan bermuatan maximal 30 ton, Truk ini ber-axel 4 (depan
1, belakan 3 jajar) dengan jumlah roda 14 buah, gardan penggeraknya yaitu 2 buah, gardan yang paling belakang hanya sebagai penopang tambahan.
Jembatan Timbang saat ini telah direnovasi keberadaanya, salah satunya adalah jembatan timbang di daerah Widadoren Ngawi Jawa Timur
Pengawasan pada kendaraan yang memasuki jembatan timbang
Kementerian Perhubungan telah mengambil alih kewenangan pengelolaan jembatan timbang agar tidak terjadi lagi pungli dan retribusi. Upaya peningkatan layanan jembatan timbang dilakukan dengan perbaikan fasilitas penimbangan kendaraan bermotor sesuai Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Penindakan terhadap pelanggaran muatan berlebih juga telah dibahas. Pemerintah memberi dua opsi penindakan. Pertama dengan penurunan muatan. Kedua, dengan penahanan kendaraan agar pemilik angkutan melakukan koordinasi pemindahan muatan tersebut hingga tidak melebihi batas. Data Ditjen Perhubungan Darat mengungkapkan, notabene pelanggaran muatan terjadi di lokasi jembatan timbang Kecamatan Widodaren Ngawi dan di Kecamatan Widang Tuban. Rata-rata pelanggaran kelebihan muatan mengangkut semen, besi, kayu dan air minum.
Plt Dirjen Perhubungan Darat Hindro Surahmat mengakui salah satu faktor terjadinya kelebihan muatan adalah sistem kontrak yang berdasarkan volume angkutan dan harga kontrak dengan margin yang sangat minim. Ini menjadi sebab pemilik kendaraan memaksakan kendaraan mereka untuk memuat sebanyak mungkin angkutan. Oleh karena itu, pemerintah akan
melakukan pendekatan penertiban yang sifatnya fokus kepada kargo terlebih dulu. Ini lantaran tingkat pelanggaran angkutan kargo tergolong paling tinggi. Sebagai langkah awal, pemerintah akan menertibkan angkutan yang memuat semen atau baja terlebih dulu, sebelum fokus pada muatan lainnya.
Tantangan lain dari pengelolaan jembatan timbang menurut Hindro, adalah kurangnya personil jembatan timbang. Seperti personil untuk beberapa lokasi di Jawa Timur, maka Kemenhub akan mengalihkan personil jembatan timbang dari lokasi terdekat seperti dari Jawa Tengah atau daerah lainnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui selama ini penilaian masyarakat atas kinerja jembatan timbang memang masih minim. Banyak praktik pungutan liar (pungli) di jembatan timbang sehingga fungsi pengukuran muatan tidak akurat. Hasil evaluasi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian
TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017 21
Perhubungan 2017 menyebutkan, banyak dari kegiatan penimbangan di lapangan tidak sesuai ukuran. Selain dimensi kendaraan lebih panjang, berat muatan truk sering melebihi aturan. Oleh karena itu, pemerintah akan mengatur dan mengoptimalkan fungsi jembatan timbang agar bermanfaat bagi keselamatan dan kelancaran transportasi khususnya angkutan barang di jalan.
Hingga kini tercatat ada 12 ribu truk yang melintasi Jakarta - Surabaya dengan muatan berlebih setiap hari. Bila tak ada solusi untuk mengurangi kepadatan lalulintas angkutan barang, maka bisa dipastikan kerugian negara untuk biaya pemeliharaan jalan terus bertambah. Efisiensi distribusi logistik pun ikut turun.
Kementerian Perhubungan juga telah menyediakan alternatif angkutan barang melalui laut untuk membantu mengurangi kepadatan lalu lintas angkutan barang di jalan. Pengoperasian kapal penyeberangan jarak jauh atau Long Distance Ferry (LDF) diharapkan dapat mengangkut truk-truk muatan dari Jakarta - Surabaya maupun Surabaya – Lombok secara terjadwal. LDF juga akan mengurangi kemacetan lalu lintas dan kerusakan jalan.
Pengoperasian LDF Jakarta - Surabaya didukung dengan
4 kapal yang terjadwal secara tetap. Sedangkan rute Surabaya - Lembar sudah dilayani 1 kapal penyeberangan. Alokasi anggaran untuk kegiatan ini pada tahun anggaran 2018 mencapai Rp 38 miliar.
Pengawasan pada kendaraan yang memasuki jembatan timbang
Mengalihkan Angkutan Barang dari Jalan Ke Kapal Roro
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hindro Surahmat menyebutkan tingginya volume angkutan barang melalui rute jalan Jakarta – Surabaya memang perlu dikurangi. Pengoperasian LDF dimaksudkan untuk memperlancar arus barang, mengurangi pemborosan APBN akibat biaya pemeliharaan jalan dan memberi alternatif pelaku usaha untuk mengangkut barang- barang muatan mereka dari darat lewat laut. Alternatif ini memberi pengaruh positif bagi upaya menjaga kelaikan kendaraan dari muatan berlebih dan pemborosan bahan bakar truk.
Pemerintah mengembangkan konsep penyeberangan jarak jauh (LDF) lintas Jakarta – Surabaya juga untuk meningkatkan efisiensi di bidang logistik. Perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dengan jarak 765 km untuk kendaraan truk barang rata-rata ditempuh selama 1,5 hari sampai 2 hari. Sedangkan apabila melalui laut (kapal roro) dapat ditempuh selama 1,2 hari (29 jam) dengan kecepatan
15 knot. “Melalui optimalisasi
pengelolaan jembatan timbang dan kapal Roro LDF ini, maka diharapkan efisiensi di bidang logistik khususnya jalur Pantura akan tercapai,” kata Hindro.
Saat ini, LDF sudah dioperasikan di lintas Surabaya - Lembar dengan layanan KMP Legundi (5000 GT) PT ASDP Ferry sejak Desember 2016 lalu. Jadwal keberangkatan kapal itu 3 kali dalam 2 minggu sehingga mampu mengurangi beban jalan sepanjang Pantura dan Pulau Bali.
Pengawasan Efektif Pemerintah Pusat
Implementasi UU No.23/2014 terkait pengalihan jembatan timbang membawa angin segar bagi masyarakat. Perkembangan transportasi darat khususnya pelayanan prasarana transportasi akan semakin meningkat. Pola pengawasan yang dilakukan pemerintah pusat terhadap kegiatan pelayanan UPPKB bisa lebih efektif. Kementerian Perhubungan bisa menerapkan standar keselamatan dan pelayanan minimum moda transportasi di jalan khususnya angkutan barang secara lebih efektif dan efisien.
22 TRANSMEDIA / EDISI 04 / 2017
Bahkan menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pengalihan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) ini akan menghasilkan tata kelola fasilitas transportasi darat yang profesional dengan manajemen yang lebih transparan khususnya dalam upaya menghilangkan praktik pungutan liar (pungli). Tindakan penegakan hukum terhadap praktik pungli oknum petugas oleh kementerian perhubungan, akan jauh lebih efektif dan efisien.
Pemerintah bisa menerapkan sanksi mutasi dan beragam bentuk punishment lain yang lebih tegas kepada pelanggaran hukum. Sanksi bagi pelanggaran muatan truk juga dilakukan kepada angkutan truk yang melebihi muatan.
Plt Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hindro Surahmat, mengakui pola pengawasan yang akan dilakukan pemerintah pusat terhadap pengelolaan jembatan timbang akan lebih baik. Bentuk pengawasan yang memungkinkan terjadinya
mutasi akan menghasilkan kontrol yang efektif terhadap aparatur perhubungan yang bertugas di lapangan. Pegawai yang bertugas juga akan mendapat tunjangan khusus dari kinerja mereka yang berhasil.
Berdasarkan peraturan yang ada aspek pemeriksaan di UPPKB tidak hanya menyangkut pemeriksaan berat muatan saja. Namun kegiatan pemeriksaan mencakup aspek dimensi truk dan asal tujuan angkutan. Sesuai dengan pasal 169 UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pemeriksaan truk mencakup tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi Kendaraan, dan kelas jalan. Selain itu pada Pasal 170 UU yang sama, petugas juga wajib memeriksa jenis barang yang diangkut, berat angkutan, dan asal/tujuan.