Respon Petani Padi dalam Menggunakan Pupuk Petroganik

B. Respon Petani Padi dalam Menggunakan Pupuk Petroganik

Respon merupakan tanggapan seseorang terhadap sesuatu karena adanya stimulus tertentu. Respon diwujudkan dalam 3 macam, yaitu respon kognitif (tingkat pemahaman), respon afektif (sikap atau ketertarikan), serta respon perilaku atau konatif (tindakan dan pernyataan mangenai perilaku).

Respon petani dalam menggunakan pupuk Petroganik di Kecamatan Blora adalah sebagai berikut :

1. Respon Kognitif Respon kognitif merupakan tingkat pemahaman petani responden terhadap pupuk Petroganik. Analisis variabel respon kognitif dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11 Respon Kognitif

Respon Kognitif

Skor

Responden (orang) Prosentase (%)

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011 Berdasarkan Tabel 5.11, maka dapat diketahui bahwa respon kognitif petani responden terhadap pupuk Petroganik sebagian besar dalam kategori baik. Sebanyak 30 (75%) petani responden mengetahui bahan baku pupuk, tujuan dikeluarkannya pupuk, manfaat dari pupuk, dosis penggunaan pupuk, waktu yang tepat penggunaan pupuk, dan keunggulan pupuk Petroganik. Pengetahuan responden diperoleh dari penyuluhan periode tahun kemarin. Penyuluhan telah dilakukan petugas secara merata kepada anggota kelompok melalui pertemuan Lapanan (pertemuan rutin

35 hari sekali). Di samping penyuluhan, petani responden dapat belajar dari pengalaman petani yang telah menggunakan pupuk dalam usahatani. Hasil di lapangan dapat diketahui bahwa selama penyuluhan dilakukan tidak semua petani memahami pupuk Petroganik. Sebanyak 10 (25%) petani responden belum mengetahui bahan baku pupuk dan belum mengetahui tujuan dikeluarkannya Petroganik.

2. Respon Afektif Respon afektif merupakan sikap petani responden terhadap pupuk Petroganik yang selama ini diperkenalkan oleh petugas. Analisis variabel Respon afektif dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.12 Respon Afektif

Respon Afektif

Skor

Responden (orang) Prosentase (%)

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 5.12, maka dapat diketahui bahwa respon afektif atau sikap petani responden terhadap pupuk Petroganik sebagian besar dalam kategori baik. Sebanyak 37 (92,5%) petani responden setuju bahwa pupuk Petroganik meningkatkan produksi pertanian, menghemat pupuk kimia komersial, karena kebutuhan pupuk digantikan pupuk Petroganik dan dibantu dengan pupuk kandang. Dalam hal ini petani membedakan antara hemat biaya pembelian pupuk kimia komersial yang harganya lebih tinggi dari pupuk Petroganik. Selain hal diatas, responden setuju pupuk Petroganik dapat menjaga dan mengembalikan kesuburan tanah, dan meingkatkan daya beli pasar dengan hasil pertanian organik.

Hasil di lapangan menunjukkan bahwa pengetahuan petani mengenai pupuk Petroganik berpengaruh terhadap sikap yang diberikan. Pernyataan setuju dalam hal meningkatkan daya beli pasar organik dapat diketahui ketika sebagian petani menerapkan pertanian organik ada beberapa tetangga yang memesan hasil panen. Dari wawancara yang dilakukan, beras organik lebih enak, pulen dan tahan lama dari pada beras non-organik apabila dimasak. Sebanyak 3 (7,5%) petani responden tidak setuju apabila pupuk Petroganik menghemat pupuk akan tetapi mereka cenderung berpendapat bahwa kebutuhan menggunakan pupuk Petroganik lebih banyak dari pada pupuk kimia yang lain. Ketiga responden ini tidak setuju apabila pupuk Petroganik dapat meningkatkan daya beli pasar hasil pertanian organik. Menurut mereka, harga gabah organik maupun non- organik tidak dibedakan oleh pedagang.

3. Respon Konatif Respon konatif merupakan volume penggunaan pupuk Petroganik yang diaplikasikan petani responden dalam usahatani. Analisis variabel respon konatif dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13 Respon Konatif

Respon Konatif

Skor

Responden (orang) Prosentase (%)

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011 Berdasarkan Tabel 5.13, dapat diketahui bahwa respon konatif petani responden dalam menggunakan pupuk Petroganik sebagaian besar dalam kategori sedang. Sebanyak 9 (22,5%) petani responden menggunakan pupuk Petroganik lebih dari duapertiga dosis yang dianjurkan. Sebanyak 18 (45,0%) petani responden menggunakan sepertiga hingga duapertiga dari dosis yang dianjurkan. Dan sebanyak 13 (32,5%) petani responden menggunakan pupuk kurang dari sepertiga dosis yang dianjurkan.

Penggunaan pupuk Petroganik oleh petani responden dalam usahatani ditentukan oleh pengetahuan dan sikap yang diberikan. Sebagian besar petani responden menerima pengetahuan yang sama. Pengetahuan selanjutnya menentukan sikap yang diberikan. Sikap terdiri dari dua pilihan, yaitu menerima atau menolak pupuk tersebut. Apabila menerima, maka dapat diwujudkan dengan menggunakan pupuk dalam usahatani. Begitu sebaliknya, apabila menolak maka petani tidak menggunakan Petroganik.

Hasil di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk Petroganik sebagian besar belum sesuai dosis yang diberikan. Sebanyak 22,5 % penggunaan pupuk Petroganik menuju arah 100%. Walaupun tidak sepenuhnya menggunakan pupuk Petroganik dengan dosis yang dianjurkan, untuk membantu kekurangan pupuk organik, petani cenderung menggunakan pupuk kandang yang dapat diperoleh dari ternak. Sehingga kebutuhan pupuk untuk tanaman padi tetap dapat dipenuhi. Berbeda bagi petani responden yang tidak memiliki hewan ternak, pupuk kimia dan pupuk Petroganik merupakan kebutuhan penting dalam usahatani.

Selain sebagai tabungan bagi petani, adanya pemeliharaan ternak besar seperti sapi, kambing dan domba yang menghasilkan kotoran (pupuk kandang) merupakan aset penting dalam memenuhi pupuk. Disamping itu, petani belum bisa meninggalkan pupuk kimia seperti Urea dan Phonska dalam usahataninya. Hal ini dikarenakan petani telah terbiasa menggunakannya dan merasa belum lengkap apabila tanaman padi belum di pupuk dengan kedua pupuk tersebut.