Hubungan antara Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik
C. Hubungan antara Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik
Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi respon dengan respon petani padi adalah variabel yang dikaji dalam penelitian ini. Analisis hubungan variabel ini menggunakan program SPSS Versi 17 for windows, dengan tingkat kepercayaan 95 persen atau α sebesar 0,05. Berikut adalah hasil
hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi respon dengan respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik di Kecamatan Blora Kabupaten Blora. Tabel 5.14 Hubungan antara Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon
dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik
Y 1 Y 2 Y 3 Y Total
X Rs
T Hitung
rs T Hitung Rs T Hitung Rs T Hitung
X 1 0,068 0,420 0,140 0,872 0,229 1,451 0,144 0,897
X 2 0,116 0,719 -0,168 -1,050 0,216 1,364 0,085 0,526
X 3 0,178 1,114 0,118 0,732 0,255 1,625 0,297 1,918
4 -0,176 -1,102 -0,116 -0,720 0,434 2,968 -0,027 -0,166
0,310 2,009 -0,003 -0,018 0,559 4,678
X 7 0,277 1,776 -0,026 -0,160 0,042 0,259 0,142 0,889 Sumber : Analisis Data Primer (2011)
Keterangan : X1 : Usia X2 : Pendidikan Formal X3 : Pendidikan Non-Formal X4 : Pendapatan X5 : Manfaat yang Diharapkan X6 : Selang waktu antara awal penggunaan dengan memperoleh manfaat X7 : Besar Energi/Korbanan
Y1 : Respon Kognitif Y2
: Respon Afektif Y3
: Respon Konatif
* : Signifikan pada a = 0,05
* * : Signifikan pada α = 0,01 t (α = 0,01) : 2,712 t (α = 0,05) : 2,024
1. Hubungan antara Usia dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor usia dengan respon kognitif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai
t Hitung (0,720) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,068 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti usia responden tidak mempengaruhi pengetahuan petani mengenai pupuk Petroganik. Usia tua cenderung memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam usahatani. Namun apabila tidak mau mempelajari hal-hal yang baru belum tentu mengetahuinya. Petani responden GAPOKTAN Kamolyan mendapatkan informasi dari pertemuan kelompok tani, pengecer pupuk maupun dari petani lain yang telah mengetahui pupuk Petroganik. Perbedaan tidak menjadi jenjang dalam bertukar informasi karena mereka menghendaki adanya produksi yang semakin baik.
Berdasarkan Tabel 5.14 maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor usia dengan respon afektif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai
t Hitung (0,872) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,140 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berati usia responden tidak mempengaruhi sikap petani mengenai pupuk Petroganik. Menurut Sumarwan (2003) usia seseorang mempengaruhi pengambilan sikap dan keputusan dalam menggunakan produk baru. Usia muda cenderung berani mencoba hal baru dan usia tua cenderung mempertahankan pengalamannya.
Dari hasil di lapangan proses perubahan sikap petani tidak dipengaruhi oleh usia tetapi dipengaruhi oleh bukti yang telah dilihat di lingkungan mereka tinggal. Petani cenderung mengamati dan menilai hasil dari petani lain yang lebih awal menggunakan pupuk Petroganik. Setelah mengetahui keunggulan pupuk Petroganik dibanding pupuk lain, mereka baru setuju dan merencanakan ingin menggunakan pupuk tersebut. Baik petani muda maupun petani tua akan meniru hal-hal yang bermanfaat dari petani di lingkungannya.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor usia dengan respon konatif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai
t Hitung (1,451) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,229 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berati usia responden tidak mempengaruhi penggunaan pupuk Petroganik. Petani cenderung menggunakan pupuk Petroganik karena telah memperoleh manfaat. Seperti peningkatan produksi, dan pengolahan lahan yang semakin mudah. Hal ini membuktikan bahan penggunaan pupuk Petroganik tidak didominasi oleh petani muda maupun petani tua.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor usia dengan respon petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (0,897) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,144 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari
t Tabel berarti H 0 ditolak. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa usia tidak mempengaruhi respon petani dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat terjadi karena petani responden yang berusia produktif cenderung merespon baik dan cepat menggunakan pupuk Petroganik dalam usahataninya. Usia muda merupakan fase dimana sebuah keluarga membutuhkan ekonomi yang kuat, sehingga menggunakan pupuk baru dengan harga rendah dan terbukti nyata meningkatkan produksi adalah t Tabel berarti H 0 ditolak. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa usia tidak mempengaruhi respon petani dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat terjadi karena petani responden yang berusia produktif cenderung merespon baik dan cepat menggunakan pupuk Petroganik dalam usahataninya. Usia muda merupakan fase dimana sebuah keluarga membutuhkan ekonomi yang kuat, sehingga menggunakan pupuk baru dengan harga rendah dan terbukti nyata meningkatkan produksi adalah
2. Hubungan Pendidikan Formal dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan formal dengan respon kognitif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (0,719) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,116 dengan arah hubungan positif.
t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti pendidikan formal tidak mempengaruhi pengetahuan petani mengenai pupuk Petroganik. Informasi tentang pupuk Petroganik diterima petani melalui pertemuan kelompok pada tahun sebelumnya dan informasi dari kios pengecer resmi pupuk bersubsidi. Selain itu, dikarenakan sebagian besar petani dalam lingkungan yang sama apabila ada pertemuan sosial seperti Hajatan, Yasinan, Kerjabakti maupun pertemuan Rukun Warga, informasi terbaru bidang pertanian menjadi isu maupun pembicaraan antar petani. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan pendidikan tidak mempengaruhi pengetahuan petani mengenai pupuk Petroganik.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan formal dengan respon afektif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (-1,050) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,168 dengan arah hubungan positif.
t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti pendidikan formal tidak mempengaruhi sikap petani mengenai pupuk Petroganik. Sikap petani dalam merespon pupuk Petroganik berdasarkan pada manfaat dan hasil yang nyata. Terjadi proses evaluasi dalam diri petani ketika melihat perbedaan mengenai kualitas dan kuantitas hasil panen. Berdasarkan proses t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti pendidikan formal tidak mempengaruhi sikap petani mengenai pupuk Petroganik. Sikap petani dalam merespon pupuk Petroganik berdasarkan pada manfaat dan hasil yang nyata. Terjadi proses evaluasi dalam diri petani ketika melihat perbedaan mengenai kualitas dan kuantitas hasil panen. Berdasarkan proses
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan formal dengan respon konatif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (1,364) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 %
dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,216 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti pendidikan
formal tidak mempengaruhi penggunaan pupuk Petroganik. Petani menggunakan pupuk Petroganik dipengaruhi pada jumlah cadangan kebutuhan pupuk organik yang dimiliki. Bagi petani yang memiliki hewan ternak seperti sapi dan kambing, penggunaan pupuk Petroganik hanya sebatas menutup kekurangan. Berbeda dengan petani yang tidak memiliki ternak untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik menggunakan pupuk Petroganik.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan formal dengan respon petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari
nilai t Hitung (0,526) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,085 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti pendidikan formal tidak berpengaruh terhadap respon petani dalam menggunakan pupuk Petroganik. Sebagian besar pendidikan formal petani responden 80% berada pada kategori rendah, dikarenakan pada usia belajar, sebagian besar petani responden hanya menyelesaikan pendidikan hingga jenjang SD/SR. Selain adanya kondisi ekonomi yang rendah, hal lain yang menjadi penyebab adalah kurangnya dorongan dari orang tua yang belum mempunyai kesadaran terhadap pendidikan. Terdapat 20% responden di GAPOKTAN Kamolyan yang menyelesaikan pada jenjang SMP maupun SMA. Sebagian besar petani menerapkan sistem pemupukan berimbang pada usahataninya, nilai t Hitung (0,526) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,085 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti pendidikan formal tidak berpengaruh terhadap respon petani dalam menggunakan pupuk Petroganik. Sebagian besar pendidikan formal petani responden 80% berada pada kategori rendah, dikarenakan pada usia belajar, sebagian besar petani responden hanya menyelesaikan pendidikan hingga jenjang SD/SR. Selain adanya kondisi ekonomi yang rendah, hal lain yang menjadi penyebab adalah kurangnya dorongan dari orang tua yang belum mempunyai kesadaran terhadap pendidikan. Terdapat 20% responden di GAPOKTAN Kamolyan yang menyelesaikan pada jenjang SMP maupun SMA. Sebagian besar petani menerapkan sistem pemupukan berimbang pada usahataninya,
3. Hubungan Pendidikan Non-Formal dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan non-formal dengan respon kognitif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (1,114) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi
95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,178 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa
pendidikan formal tidak berpengaruh terhadap pengetahuan petani tentang pupuk Petroganik. Responden tidak mendapat penyuluhan tentang penggunaan pupuk Petroganik pada tahun ini, namun petani cenderung bertanya dan mengamati hasil-hasil yang diterima oleh petani yang menggunakan. Sehingga pengetahuan tentang pupuk Petroganik dapat dimengerti.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan non-formal dengan respon afektif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (0,732) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi
95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,118 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa pendidikan formal tidak berpengaruh terhadap sikap petani mengenai pupuk Petroganik. Pengambilan keputusan melalui pernyataan setuju dengan pupuk Petroganik merupakan hasil dari pertimbangan yang dilakukan ketika mengamati hasil dari petani lain yang telah menerapkan.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan non-formal dengan respon konatif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (1,625) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi
95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,255 dengan arah hubungan 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,255 dengan arah hubungan
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan non-formal dengan respon petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (1,918) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,297 dengan arah hubungan positif.
t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa pendidikan formal tidak berpengaruh terhadap respon petani dalam penggunaan pupuk Petroganik. Kegiatan penyuluhan adalah salah satu kegiatan rutin yang diikuti petani GAPOKTAN Kamolyan. Kegiatan penyuluhan difokuskan pada pemberantasan penyakit, pemupukan berimbang, pemilihan bibit unggul dan persiapan lahan. Sebagian besar petani responden menghadiri kegiatan penyuluhan.
Kegiatan Pelatihan mengenai Pupuk Petroganik dari dinas terkait belum pernah diadakan di GAPOKTAN Kamolyan. Selain menggunakan Pupuk Petroganik, petani dari kelompok tani Sumber Lumintu mengikuti pelatihan tentang pembuatan pupuk super Kompos Herbafarm dan L-BIO oleh distributor dari PT Sido Muncul Semarang. Dari hasil pelatihan didapatkan bahwa untuk memperoleh 1 sak pupuk organik ukuran 50 kg membutuhkan modal Rp 5.000,00. Dengan bahan baku kotoran sapi yang tersedia melimpah, pupuk organik ini diharapkan dapat menekan biaya tetap dalam usahatani.
4. Hubungan Pendapatan dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan respon kognitif petani 4. Hubungan Pendapatan dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan respon kognitif petani
lebih besar dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa besar pendapatan yang diterima tidak mempengaruhi pengetahuan petani mengenai pupuk Petroganik. Setiap responden membutuhkan pupuk untuk usahataninya. Pada waktu petani membutuhkan pupuk, petani lebih percaya diri mencari informasi di toko saprodi maupun sekretariat kelompok tani. Walaupun demikian, dengan status keanggotaan dalam kelompok tani petani, akan lebih mudah memperoleh informasi tentang berbagai macam pupuk.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan respon afektif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (-0,720) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah -0,116 dengan arah hubungan yang negatif. t Hitung
lebih besar dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa besar pendapatan yang diterima tidak mempengaruhi sikap petani mengenai pupuk Petroganik. Pendapatan berpengaruh pada perencanaan modal dalam usahatani. Untuk meningkatkan produksi, petani responden memberikan modal yang cukup, seperti halnya dalam pemenuhan pupuk. Besar pendapatan akan menentukan perkiraan jumlah pupuk yang akan digunakan.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pendapatan dengan respon konatif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari
nilai t Hitung (2,968) > t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,434 dengan arah hubungan yang positif . t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 diterima. Hal ini berarti bahwa besar pendapatan yang diterima mempengaruhi penggunaan pupuk Petroganik. Berdasarkan temuan dilapangan diketahui bahwa peningkatan pendapatan petani baru dirasakan oleh sebagian kecil petani responden. Hal ini dapat nilai t Hitung (2,968) > t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,434 dengan arah hubungan yang positif . t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 diterima. Hal ini berarti bahwa besar pendapatan yang diterima mempengaruhi penggunaan pupuk Petroganik. Berdasarkan temuan dilapangan diketahui bahwa peningkatan pendapatan petani baru dirasakan oleh sebagian kecil petani responden. Hal ini dapat
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan respon petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung
(-0,166) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah -0,027 dengan arah hubungan yang negatif. t Hitung lebih besar dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan tidak mempengaruhi respon petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Pendapatan petani responden sebagian besar dalam kategori rendah. Sebanyak 85 % petani responden memperoleh pendapatan kurang dari Rp 6.200.000,-. Diharapkan dengan adanya pinjaman modal usahatani dari GAPOKTAN petani mampu memenuhi kebutuhan pupuk sebagai salahsatu upaya untuk meningkatkan produksi.
5. Hubungan Manfaat yang Diharapkan dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara manfaat yang diharapkan dengan respon kognitif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (4,548) > t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi
95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,594 dengan arah hubungan yang positif . t Hitung lebih besar dari t Tabel berarti H 0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa manfaat yang diharapkan mempengaruhi penggalian pengetahuan dan informasi mengenai pupuk Petroganik. Pengetahuan mengenai kandungan, tujuan diproduksi dan manfaat pupuk yang akan diterima mempengaruhi penggunaan pupuk. Dengan pengetahuan yang cukup, petani akan semakin percaya untuk menggunakan pupuk Petroganik.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manfaat yang diharapkan dengan respon Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manfaat yang diharapkan dengan respon
positif . t Hitung lebih besar dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat yang diharapkan tidak mempengaruhi sikap petani mengenai pupuk Petroganik. Berdasarkan temuan di lapangan, responden tidak sepenuhnya setuju mengenai penghematan penggunaan pupuk. Dikarenakan kebutuhan pupuk petroganik di lahan pertyanian cukup besar. Selain itu, petani belum mengetahui akses pasar organik yang semakin berkembang saat ini. Responden cenderung setuju apabila pupuk Petroganik meningkatkan produksi dan mempermudah dalam pengolahan tanah.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manfaat yang diharapkan dengan respon konatif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (-0,003) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah -0,018 dengan arah hubungan yang
negatif. t Hitung lebih besar dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat yang diharapkan tidak mempengaruhi penggunaan pupuk Petroganik. Dengan menggunakan pupuk Petroganik petani mendapatkan hal yang baru tentang pupuk organik dari bahan baku melimpah seperti kotoran sapi dan pupuk kompos yang dapat menggantikan fungsi pupuk kimia. Pupuk Petroganik merangsang petani meninggalkan pupuk kimia karena mereka merasa ketergantungan. Pertambahan jumlah pupuk kimia terus menerus tidak memberikan hasil yang maksimal dan hanya menghabiskan modal.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara manfaat yang diharapkan dengan respon petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (4,678) > t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 %
dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,559 dengan arah hubungan yang positif. t Hitung lebih besar dari t Tabel berarti H 0 diterima. Hal ini menunjukkan dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,559 dengan arah hubungan yang positif. t Hitung lebih besar dari t Tabel berarti H 0 diterima. Hal ini menunjukkan
6. Hubungan Selang Waktu antara Awal Penggunaan dengan Memperoleh Manfaat dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara waktu antara penyampaian tanggapan dengan memperoleh manfaat dengan respon kognitif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (1,403)
<t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,222 dengan arah hubungan yang positif . t Hitung lebih besar dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa waktu antara penyampaian tanggapan dengan memperoleh manfaat tidak mempengaruhi pengetahuan petani mengenai pupuk Petroganik. Petani di GAPOKTAN Kamolyan semula tidak mengetahui bahwa pupuk Petroganik lebih lama memberikan manfaat. Pengetahuan ini diperoleh petani dari informasi petani lain yang lebih awal menggunakan. Sehingga walaupun petani tidak mengetahui bahwa proses penguraian bahan organik di lahan lebih lama petani tetap menggunakan pupuk.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara waktu antara penyampaian tanggapan dengan memperoleh manfaat dengan respon afektif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (2,802)
>t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 9 5 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,414 dengan arah hubungan yang positif . t Hitung lebih besar dari t Tabel
berarti H 0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa waktu antara penyampaian tanggapan dengan memperoleh manfaat mempengaruhi sikap petani mengenai pupuk Petroganik. Responden di GAPOKTAN Kamolyan cenderung menyadari dengan proses penguraian pupuk di dalam tanah. Hal ini terbukti bahwa semua responden tetap penggunaan pupuk.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara waktu antara penyampaian tanggapan dengan memperoleh manfaat dengan respon konatif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (0,550) <t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % den gan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,089 dengan arah hubungan yang positif . t Hitung lebih besar dari t Tabel
berarti H 0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa waktu antara penyampaian tanggapan dengan memperoleh manfaat tidak mempengaruhi penggunaan pupuk Petroganik. Selain pupuk Petroganik, untuk memenuhi kebutuhan pupuk di lahan pertanian, petani masih menggunakan pupuk kimia untuk mengimbangi kebutuhan hara tanaman padi. Pertimbangan lain karena petani belum bisa meninggalkan kebiasaan menggunakan pupuk kimia.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara waktu antara penyampaian tanggapan dengan memperoleh manfaat dengan respon petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (2,333)
>t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,354 dengan arah hubungan yang positif . t Hitung lebih besar dari t Tabel berarti H 0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa waktu antara penyampaian tanggapan dengan memperoleh manfaat mempengaruhi respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik. Semakin lama waktu menerima manfaat maka respon petani dalam menggunakan pupuk Petroganik semakin tinggi.
Pupuk organik memerlukan waktu lebih lama dalam memberikan dampak pada tanaman dibanding pupuk kimia. Pupuk kimia lebih focus pada nutrisi yang langsung diserap tanaman, sedangkan pupuk organik mengurai tanah dan mempersiapkan nutrisi kebutuhan tanaman. Tidak berbeda dengan pupuk organik, pupuk Petroganik memmbutuhkan waktu lebih lama untuk menggemburkan tanah dan memberi nutrisi tanaman. Dari hasil di lapangan diketahui bahwa 92,5% responden di GAPOKTAN Kamolyan menerima manfaat lebih lama ketika menggunakan pupuk Petroganik, 5% menganggap sama dan 2,5% responden menerima manfaat lebih cepat dibanding pupuk yang lain. Penyebab waktu dibutuhkan lama adalah sebelum menggunakan pupuk Petroganik lahan terlalu banyak mengandung residu dari pupuk kimia sehingga penetralan kembali lahan lebih lama. Pada musim tanam pertama penggunaan pupuk Petroganik, hasil cenderung menurun dari biasanya. Pada musim tanam kedua petani baru memperoleh keuntungan.
Petani yang terbiasa menggunakan pupuk kimia komersial akan beranggapan bahwa pupuk Petroganik tidak jauh berbeda. Hal ini berkaitan dengan kondisi lahan pertanian yang sudah baik, sehingga penggunaan pupuk Petroganik tidak mempengaruhi hasil. Berbeda halnya dengan petani yang terbiasa menggunakan pupuk kandang. Pupuk Petroganik dirasa cenderung lebih cepat meningkatkan hasil, dikarenakan kandungan mikrobia pupuk Petroganik lebih komplek dan mempercepat penguraian hara yang biasa menggunakan pupuk kandang.
7. Hubungan Besar Enersi/Korbanan dengan Respon Petani Padi dalam Penggunaan Pupuk Petroganik Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara besar energi/korbanan yang dikeluarkan dengan respon kognitif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (1,776) < t Tabel (2,024), pada taraf sign ifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,277 dengan arah
hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Dari temuan hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Dari temuan
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara besar energi/korbanan yang dikeluarkan dengan respon afektif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (-0,160) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah -0,026 dengan
arah hubungan negatif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Dari temuan ini berarti besar biaya yang dikeluarkan tidak berpengaruh dengan sikap petani mengenai pupuk Petroganik. Petani tidak terpengaruh oleh harga yang ditawarkan kepada mereka. Pupuk Petroganik cenderung sebagai wacana baru bahwa menggunakan pupuk organik membantu dalam pengolahan lahan dan hasil panen meningkat.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara besar energi/korbanan yang dikeluarkan dengan respon konatif petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t Hitung (0,259) < t Tabel (2,024), pada taraf
signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,042 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Dari temuan
ini berarti besar biaya yang dikeluarkan tidak berpengaruh dengan penggunaan pupuk Petroganik. Dari temuan dilapangan renponden tidak mengalami kesulitan dalam memperleh pupuk. Harga yang ditawarkan mulai awal dikeluarkan hingga sekarang penggunaan cenderung meningkat.
Berdasarkan Tabel 5.14, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara fator pendidikan non formal dengan respon petani padi dalam menggunakan pupuk Petroganik. Hal ini dapat dilihat dari
nilai t Hitung (0,889) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,142 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Dari temuan ini berarti besar biaya yang nilai t Hitung (0,889) < t Tabel (2,024), pada taraf signifikansi 95 % dengan α = 0,05 dengan nilai rs adalah 0,142 dengan arah hubungan positif. t Hitung lebih kecil dari t Tabel berarti H 0 ditolak. Dari temuan ini berarti besar biaya yang
Harga pupuk bersubsidi di Kecamatan Blora cenderung stabil mengikuti HET yang ditetapkan, yaitu: pupuk Petroganik 40 Kg Rp. 28.000,-; pupuk Phonska Rp. 115.000,-; pupuk ZA Rp. 70.000,-; pupuk SP
36 Rp. 80.000,-; dan pupuk Pelangi Rp. 125.000,-. Petani responden mempunyai akses yang luas mengenai distribusi pupuk bersubsidi di GAPOKTAN kamolyan. Persediaan pupuk di kelompok tani tidak pernah terlambat. Kios-kios pertanian maupun pedagang pengecer pupuk menjamin kebutuhan pupuk. Syarat pembelian pupuk semakin mudah, yaitu cukup membawa uang, transaksi jual beli pupuk dapat dilaksanakan. Berkaitan dengan pengalaman petani dalam pemupukan, penggunaan pupuk Urea semakin hari semakin berkurang. Karena pupuk Urea terlalu asam dan hanya memberikan pertumbuhan vegetatif, sehingga tidak cocok digunakan pada padi umur dewasa. Biaya untuk pupuk Urea dialihkan ke pupuk Petroganik.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaji respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik di Kecamatan Blora Kabupaten Blora, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik di GAPOKTAN Kamolyan Kecamatan Blora Kabupaten Blora menurut penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Usia bahwa petani responden dalam kategori tua. sebesar 52,5 % usia responden lebih dari 48 tahun. Usia terendah petani responden 30 tahun dan usia tertinggi 84 tahun. Rata-rata usia responden adalah 50 tahun. b. Pendidikan formal petani responden sebagian besar dalam kategori rendah yaitu sebanyak 80% petani responden menempuh pendidikan SD/SR.
c. Pendidikan non-formal petani responden sebagian besar berada dalam kategori rendah. Sebanyak 85% petani responden tidak mengikuti pelatihan pupuk organik. d. Pendapatan petani responden sebagian besar dalam kategori rendah. Sebanyak 85% petani responden memperoleh pendapatan kurang dari Rp 6.200.000,-.
e. Manfaat yang diharapkan dari penggunaan pupuk dalam kategori tinggi. Sebanyak 100% Petani responden mengganggap pupuk Petroganik membantu memenuhi kebutuhan pupuk, meningkatkan produksi padi dan mempermudah pengolahan lahan.
f. Selang waktu antara awal penggunaan dengan memperoleh manfaat pupuk sebagian besar dalam kategori baik. Sebanyak 92,5% petani responden mengetahui bahwa pupuk Petroganik lebih lama memberikan dampak terhadap lahan.
g. Besar enersi/korbanan yang dikeluarkan responden sebagian besar dalam kategori rendah. Sebanyak 90% petani responden membeli pupuk dari GAPOKTAN.
2. Respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik di GAPOKTAN Kamolyan Kecamatan Blora Kabupaten Blora menurut penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Respon kognitif petani responden sebagian besar dalam kategori baik.
Sebanyak 75% petani responden memahami pupuk Petroganik. b. Respon afektif petani responden sebagian besar dalam kategori baik. Sebanyak 92,5% petani responden setuju apabila pupuk Petroganik menghemat pupuk kimia komersial.
c. Respon konatif petani responden sebagian besar dalam kategori sedang. Sebanyak 45% petani responden menggunakan pupuk Petroganik antara sepertiga hingga duapertiga dosis yang dianjurkan.
3. Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi respon petani dengan respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik di GAPOKTAN Kamolyan Kecamatan Blora Kabupaten Blora adalah sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara usia dengan respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik di GAPOKTAN Kamolyan Kecamatan Blora Kabupaten Blora b. Terdapat hubungan yang tidak signifikan pendidikan formal dengan respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik di GAPOKTAN Kamolyan Kecamatan Blora Kabupaten Blora
c. Terdapat hubungan yang tidak signifikan pendidikan non-formal dengan respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik di GAPOKTAN Kamolyan Kecamatan Blora Kabupaten Blora d. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pendapatan dengan respon petani dalam penggunaan pupuk Petroganik di GAPOKTAN Kamolyan Kecamatan Blora Kabupaten Blora
78
e. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara manfaat yang diharapkan dengan respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik di GAPOKTAN Kamolyan Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
f. Terdapat hubungan yang signifikan antara selang waktu antar awal penggunaan dengan penerimaan manfaat dengan respon petani dalam penggunaan pupuk Petroganik di GAPOKTAN Kamolyan Kecamatan Blora Kabupaten Blora g. Terdapat hubungan yang tidak signifikan besar enersi/korbanan yang dikeluarkan dengan respon petani padi dalam penggunaan pupuk Petroganik di GAPOKTAN Kamolyan Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Perlu adanya peningkatan kegiatan penyuluhan mengenai pupuk Petroganik melalui pertemuan rutin dan Demontrasi Plot area. Sehingga perbaikan kondisi lahan dan peningkatan produksi budidaya tanaman padi dengan penggunaan pupuk Petroganik dapat diketahui secara nyata oleh petani.
2. Diharapkan setiap petani menginvestasikan sebagian pendapatan dari hasil panen untuk memenuhi kebutuhan pupuk Petroganik pada musim berikutnya. Dengan persediaan pupuk yang cukup, kebutuhan pemupukan tanaman padi akan terpenuhi.
3. Diharapkan para anggota kelompok tani yang telah merasakan manfaat pupuk, menghimbau dan mendorong anggota kelompok tani yang belum menggunakan pupuk, agar subsidi pupuk dapat berhasil guna seperti yang diharapkan.