RENCANA PENGEMBANGAN OBSERVATORIUM BOSSCHA di BANDUNG
BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN OBSERVATORIUM BOSSCHA di BANDUNG
Dari hasil pembahasan latar belakang perencanaan dan perancangan yang mengankat issue dan fakta kondisi permasalahan di masyrakat, tinjaun lokasi dan tinjauan pustaka memberikan pertimbangan dalam perencanaan dan perancangan pengembangan Observatorium Bosscha di Bandung yang akan di bahas di bab IV konsep perencanaan dan perancangan pengembangan Observatorium Bosscha di Bandung. Berikut akan di bahas pengembangan observatorium Boscha yang direncanakan.
A. FUNGSI, VISI, DAN MISI PENGEMBANGAN OBSERVATORIUM BOSCHA DI BANDUNG
1. Visi Visi atau tujuan dari Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung yang direncanakan adalah diharapkan meningkatkan dan mewadahi minat masyarakat terhadap ilmu astronomi.
2. Misi Misi dari Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung yang direncanakan sebagai berikut:
a) Memaksimalkan fungsi observatorium boscha yang sudah ada
b) Memperkenalkan ilmu astronomi yang lebih rekreatif.
c) Mewadahi minat masyarakat di bidang ilmu astronomi
d) Meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang ilmu astronomi
e) Mengembangkan pemikiran (wacana), pandangan dan tanggapan terhadap karya seni arsitektur dalam kerangka peningkatan wawasan, perluasan komunitas dan jaringan kerjasama
f) Memberikan bimbingan dan pembelajaran ilmu astronomi melalui publik program yang bersifat edukatif dan rekreatif.
3. Fungsi Fungsi Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung yang direncanakan yaitu
a) Fungsi Rekreasi Pengembangan obserfatorium boscha di bandung memberikan sebuah manfaat lebih selain secara edukatif juga rekreasi.
b) Fungsi Informasi Memberi/ menyediakan fasilitas dalam mencari informasi mengenai astronomi.
c) Fungsi Edukatif Mengembangkan daya pikir dan pengetahuan bagi pengguna serta menunjang pemfasilitasan di bidang astronomi untuk masyarakat.
B. STATUS KELEMBAGAAN
Observatorium Boscha di Bandung adalah bangunan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga pendidikan ITB dan pemerintah daerah, dimana lembaga tersebut memiliki kepedulian terhadap kemajuan astronomi di Indonesia
C. STRUKTUR ORGANISASI
struktur organisasi pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan pada Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung.
ITB
MANAGER ADMINISTRASI
DIREKTUR WAKIL DIREKTUR
MANAGER KEAMANAN dan PERAWATAN
MANAGER MANAGER PROGRAM
DIVISI PLANETARIUM
DIVISI OBSERVATORIUM
DIVISI SIMULATOR
DIVISI PAMERAN
MANAGER REKREASI
MANAGER MANAGER EDUKASI PENELITIAN
D. PENGGUNA
Berdasarkan jenisnya, pelaku kegiatan dalam pengembangan Observatorium Boscha di Bandung terdiri dari:
1. Peneliti Tergolong dalam hal peneliti di bidang astronomi, seperti astronom maupun mahasiswa bidang astronomi. Kegiatannya meliputi pengamatan benda langit, penelitian/penyimpulan dari hasil pengamatan,
seminar/karya
ilmiah/diskusi,
dan menjadi tutor/pembimbing untuk pengunjung umum.
2. Pengunjung umum Masyarakat awam terhadap ilmu astronomi, khususnya masyarakat kota Bandung dengn range usia anak anak maupun produktif.
3. Pengelola Bertugas mengelola manajemen dari Observatorium Boscha di Bandung, terdiri dari:
Direktur dibantu oleh Wakil Direktur. Bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan yang berjalan. Sekretaris membantu tugas dan tanggung jawab yang
dijalankan oleh Direktur dan Wakil Direktur. ManajerAdministrasi dan Keuangan Manajer Program yang terdiri dari kurator pelaksana harian dan
koordinator commercial area Manajer Informasi dan Penelitian yang terdiri dari dokumentasi dan kepustakaan, front desk dan litbang teknologi dan
informasi Manajer Keamanan dan Perawatan yang tediri dari koordinator perawatan dan rumah tangga serta koordinator keamanan.
E. KEGIATAN PENGEMBANGAN OBSERVATORIUM BOSCHA
Melihat kondisi Observatorium Boscha di Bandung berpotensi untuk di lakukan pengembangan perencanaan dan perancangan Observatorium Boscha dengan tetap tidak menghilangkan ciri khas kondisi eksisting dan tetap pada koridor fungsi wadah kegiatan ilmu astronomi.
Pengembangan di sini memiliki maksud melakukan penambahan fungsi yang disesuaikan dengan fungsi awal yaitu sebagai tempat yang mewadahi kegiatan astronomi.
Bandung ini mempertimbangakan eksisting site, kondisi fasilitas yang sudah ada, dan kebutuhan wadah kegiatan di masyarakat di bidang astronomi secara umum yang belum terwadahi.
Pengembangan Kegiatan pada Observatorium Boscha yang direncanakan meliputi:
1. Peneropongan benda langit
Gambar.60.kegiatan pengamatan benda langit
Sumber: flicker.com
Penambahan fungsi selain teropong bintang yang disediakan untuk profesiaonal di bidang astronomi melakukan pengamatan juga di sediakan ruang untuk pengunjung mencoba melakukan peneropongan bintang langsung.
2. Penelitian astronomi
Gambar.61.Ruang pengolahan data (penelitian) hasil pengamatan benda langit
Sumber: flicker.com
Selain fasilitas peneropongan benda langit berupa ruang teropong benda langit (observatorium) juga disediakan ruang para professional di bidang astronomi untuk melakukan penelitian hasil, penyimpulan hasil, dan melakukan diskusi maupun untuk melakukan seminar seminar yang berhubungan dengan bidang astronomi.
Gambar.62.Ruang seminar/diskusi Sumber: flicker.com
3. Simulasi alam semesta dan perangkat ilmu astronomi lainnya
Gambar.63.Ruang teater bintang Sumber: flicker.com
Kegiatan simulasi pasif dan aktif, untuk kegiatan simulasi pasif berupa planetarium berupa pertunjukan film 3D tentang alam semesta dengan efek grafis dan suara untuk kegiatan simulasi aktif berupa simulasi ruang hampa udara (simulasi roket, simulasi bulan, dan simulasi planet planet lainnya)
Gambar.64.Simulator rocket Sumber:astronomies.com
4. Peragaan benda benda luar angkasa
Gambar.65.Museum astronomi Sumber:adler.com
Peragaan disini diartikan sebagai museum yang memamerkan hal hal (benda, patung ilmuan astronomi, alat alat astronomi, benda langit) beserta penjelasannya.
5. Perpustakaan Mewadahi kegiatan pustaka di bidang astronomi berupa pengadaan perpustakaan dan tempat diskusi maupun pemutaran film dokumenter alam semesta.
F. STRATEGI RANCANG BANGUN
perancangan akan
mempertimbangakan eksisiting site untuk memaksimalkan fungsi fungsi yang direncanakan, seperti:
1. Pemakaian lampu yang menggunakan kap lampu atas di area sekitar observatorium (lembang) maupun penerangan eksterior di observatorium Boscha, untuk mengurangi polusi cahaya yang selama ini menggangu proses operasional peneropongan alam semesta.
2. Penambahan masa bangunan baru tidak melebihi tinggi bangunan Teleskop Zeis sebagai bangunan yang bersejarah dari kawasan Observatorium Boscha selain agar tidak menggangu pengoprasionalan juga tetap mempertahankan citra fisik dari kawasan observatorium Boscha di Bandung.
Gambar.66.Rencana tinggi bangunan
Sumber: data pribadi
3. Fasilitas yang sudah ada saat ini akan di pertahankan hanya di lakukan penataan untuk masa bangunan baru saat ini karena tidak ada kesatuan dengan bangunan induk Observatorium Boscha dengan tetap memperhatikan standar perletakannya kecuali untuk Observatorium Bosccha yang memiliki sejaran perkembangan ilmu astronomi di Indonesia tidak akan mengalami perbahan.
4. Konsep Arsitektur metafora Konsep Metafora yang diterapkan mengambil ide dari kondisi alam semsta seperrti langit, tata surya, galaksi, bintang dan lain sebagianya agar erjadi keselarasan dengn fungsi bangunan.
MAX high
G. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas ditarik kesimpulan Pengembangan
Kawasan Observatorium Boscha di Bandung dengan Konsep Arsitektur
Metafora adalah perencanaan dan perancangan untuk meningkatkan fungsi pada Observatorium Boscha di Bandung yang di sesuaikan kondisi Observatorium Boscha dengan menerapkan konsep arsitektur metafora sebagi ungkapan perencanaan dan perancangannya. pelaku kegiatannya melingkupi masyrakat umum maupun ilmuan di bidang astronomi.
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN OBSERVATORIUM BOSSCHA di BANDUNG dengan KONSEP METAFORA
Pada bagian ini dibahas mengenai kesimpulan konsep guna mendapat konsep perencanaan dan perancangan Observatorium Boscha di Bandung dengan Konsep Arsitektur Metafora
A. KONSEP PERENCANAAN
1. Pemahaman judul Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung dengan Konsep Arsitektur Metafora adalah perencanaan dan perancangan untuk meningkatkan fungsi pada Observatorium Boscha di Bandung yang di sesuaikan kondisi Observatorium Boscha dengan menerapkan konsep arsitektur metafora sebagi ungkapan perencanaan dan perancangannya.
2. Visi, Misi, dan Fungsi Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung
1) Visi
Visi atau tujuan dari Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung yang direncanakan adalah diharapkan meningkatkan dan mewadahi minat masyarakat terhadap ilmu astronomi.
2) Misi
Misi dari Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung yang direncanakan sebagai berikut:
a) Memaksimalkan fungsi observatorium boscha yang sudah ada b) Memperkenalkan ilmu astronomi yang lebih rekreatif. c) Mewadahi minat masyarakat di bidang ilmu astronomi d) Meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang ilmu
astronomi 3) Fungsi
Fungsi Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung yang direncanakan yaitu: Fungsi Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung yang direncanakan yaitu:
b) Fungsi Informasi Memberi/ menyediakan fasilitas dalam mencari informasi mengenai astronomi.
c) Fungsi Edukatif Mengembangkan daya pikir dan pengetahuan bagi pengguna serta menunjang fasilitas di bidang astronomi untuk masyarakat.
3. Struktur Organisasi struktur organisasi pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan pada Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung.
Skema.27. Struktur Organisasi Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung
ITB
MANAGER ADMINISTRASI
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
MANAGER KEAMANAN dan PERAWATAN
MANAGER MANAGER PRO GRAM
DIVISI PLANETARIUM
DIVISI OBSERVATORIUM
DIVISI SIMULATOR
DIVISI PAMERAN
MANAGER REKREASI
MANAGER MANAGER EDUKASI PENELITIAN
1.4.Kegiatan yang direncanakan Jenis dan bentuk kegiatan yang akan direncanakan pada pengembangan observatorium bosscha adalah sebagai berikut:
Tabel.26. Rencana kegiatan Zona
Kegiatan
Bentuk Kegiatan
Gambar
Zona penerima
Mengetahui informasi tentang keberadaan observatorium boscha, macam faslilitas serta
kegiatan yang berlangsung didalamnya Pembelian tiket
Gambar.134.Hall dan loket planetarium Jakarta
Zona penelitian
Melakukan pengamatan
astronomi Meneliti hasil pengamatan Melakukan diskusi ilmiah
Gambar.135.Pengematan astronomi Sumber: boscha.itb.ac.id
Gambar.136.Ruang penelitian Sumber: travel.ghiboo.com
Gambar.137.Ruang seminar/diskusi Sumber: flicker.com Zona rekreasi
Pengamatan astronomi Melihat
pertunjukan
di
teater planetarium Melihat pameran benda benda yang berhubungan dengn astronomi & alam semesta Memainkan
simulator
tentang astronomi
Gambar.138.Peneropongan bintang Sumber:flicker.com
Membaca buku berkaitan dengan ilmu astronomi Diskusi mengenai astronomi
Gambar.139.Ruang planetarium Sumber:flicker.com
Gambar.140.simulator gravitasi Sumber:flicker.com
Gambar.141.peragaan benda benda Sumber:heyden.com
Gambar.142.simulator Sumber: www.adlerplanetarium.org Zona
pengelola
mengelola agrowisata menjaga mengawasi membersihkan merawat menjalankan
proses
produksi
Zona servis
melakukan kegiatan ibadah melakukan
proses
metabolisme mengatur proses MEE
B. KONSEP PROGRAMATIK
1. Pelaku Pelaku kegiatan/pengguna dari pengembangan observatotium boscha meliputi:
Masyarakat umum Peneliti astronomi Staff pengelola Staff servis
2. Jumlah pengguna Jumlah daya tampung terbagi pada :
Tabel.27.Kapasitas pengguna
No. Jenis kelompok kegiatan
3 Staff pengelola
3. Macam kegiatan, kebutuhan dan besaran ruang
Tabel.28.kebutuhan dan besaran Ruang
Zona
Pelaku
Macam kegiatan
Kebutuhan ruang
Besaran ruang Penerima
Pengelola Pengunjung
Masuk keluar lokasi Memasuki area observatorium boscha
Enterence Jalur Kendaraan Jalur Pedestrian Area Parkir Dropping Area Hall plaza Loby peberima Ruang informasi Ruang security Sculpture Ticket box Lavatory
Macam kegiatan
Kebutuhan ruang
Besaran ruang Penelitian
Peneliti Pengelola
Pengamatan benda langit Meneliti kejadian alam dan benda langit
Observatorium Ruang Control Gudang Lobby Anjungn gladak Panel listrik R. pengendali computer Mekanikal Arsip Perpustakaan Laboraturium Ruang diskusi Ruang kerja astronom Lavatory
Macam kegiatan
Kebutuhan ruang
Besaran ruang Edukasi
Pengujuang
Pembelajaarn
R pembelajaran
300 m2 300 m2
astronomi
Diskusi ilmiah Kumpul komunitas
R multimedia R staff pengajar R edukasi 3D R perpustakaan Hall R komunitas Lavatory
Zona
Pelaku
Macam kegiatan
Kebutuhan ruang
Besaran ruang Rekreasi
Pengunjung pengelola
Pengamatan benda langit Pertunjukan simulasi alam semesta Peragaan benda langit Melihat dan belajar seluk beluk tentang astronomi
Lobby Teater bintang R. proyektor R.pengendali proyektor R. panel listrik R. arsip/data Simulator anti grafitasi Area museum 2D Area museum 3D R. curator R. pengendali computer
R.Edukatif rekreatif 1. Simulator angkasa 3D hologram Arena permainan simulator R proyektor Ruang pengendalian computer Lobby R penyimpanan alat
2. Simulator permukaan bulan Arena permainan simulator R proyektor R pengendalian Komputer Lobby R penyimpanan alat
3. Simulator roket space shuttle Arena permainan simulator R mesin R pengendalian computer Lobby
4. Simulator anti gravitasi / melayang Arena permainan simulator R mesin R pengendali computer Lavatory
Macam kegiatan
Kebutuhan ruang
Besaran ruang Pengelola
Staff
Mengepalai kepengelolaan Mewakili tugas- tugas kepala Menangani bidang rekreasi Menangani bidang umum Menangani bidang keuangan Menangani bidang
operasional Menangani bidang pelayanan umum Menangani bidang maintenance dan service
Restoran dan café Tok o souvenir Ruang kantor pengurus gedung Ruang kantor ahli astronomi R divisi planetarium R divisi observatorium R divisi simulator R divisi museum /galeri Lavatory
Macam kegiatan
Kebutuhan ruang
Besaran ruang
R. peralatan
1134 m2
Maintenan ce
Montir
maintenance dan service Perawatan dan perbaikan gedung dan arena rekreasi
R. montir
Mekanikal elektrikal Mengontrol panel Mengoperasi kan genset simpan peralatan
Operator
R operator R genset, M&E R Bahan Bakar R control security gedung R sentral kebersihan gedung Mechanichal electrical R genset Gudang
Rekapitulasi Besaran Ruang
Bangunan eksisiting
Pameran (museum)
Total Besaran ruang
m²
Perhitungan Luas Site
Total besaran ruang
Luas Site minimum
= 3334,5 m2
C. KONSEP SITE TERPILIH
Gambar.146.Site terpilih
Site yang terpilih adalah bagian A, karena memenuhi persyaratan dan sudah berlangsung kegiatan peneropongan bintang sebagai awal pengembangan. Site pada titik tertinggi kontur, datar tidak curam, sudah ada kegiatan peneropongan (aktifitas teleskop zeis) namun ada bagian tertentu yang curam namun pada ketinggian rendah
Kondisi Site terpilih Luasan Site 32.000 m2, banyak terdapat vegetasi pinus di sekitar site.
Peraturan Bangunan :
Building Coverage (BC) max 30% GSB minimum ½ lebar jalan Menjaga peresapan lingkungan
Gambar.143.batas site Gambar.144.batas site
Gambar.145.batas site
Hasil Pengolahan Site
2. Konsep pencapaian Site
Gambar.147.Konsep Pencapaian Sumber:dokumen Pribadi
3. Konsep sirkulasi kawasan
Gambar.148.Konsep Sirkulasi Sumber: dokumen Pribadi
4. Konsep Orientasi Bangunan Orientasi bangunan diarahkan dari sumbu eksisiting bangunan Boscha dengn mempertimbangkang kondisi tapak site
D. KONSEP ZONING TAPAK
Gambar.149.kondisi kontur
Sumber: DEM SRTM
Gambar.150.Zoning Tapak
Potongan Zoning Tapak
Gambar.151.Potongan kontur
Sumber: dokumen pribadi
Area untuk peneropongan diletekan pada kontur tertinggi, dan bangunan seperti planetarium, museum, dan area simulator diletakan pada kontur yg lebih rendah agar tinggi bangunannya tidak melebihi bangunan observatorium. Meminimalisisr cut and fil kontur
E. KONSEP GUBAHAN MASA dengan KONSEP ARSITEKTUR METAFORA
Gubahan masa banguna memetaforakan bentuk galaksi yang dikesinambungkan dengan banunan eksisiting nya (boscha) Menerapkan konsep Tangible methaphors (metafora yang nyata) Metafora dari kiasan obyek benda nyata. Walupun mungkin saja desain bangunan ini nantinya memiliki multi interpretasi.Hal yang menjadi acuan penerapan Tangibel Methaphors obyek adalah galaksi bima sakti
Gambar.152.Galaksi Bima Sakti Sumber: astronrmus.com
Transformasi bentuk gubahan masa dengn konsep arsitektur metafora.
Gambar.153.transformasi gubahan masa bangunan
F. KONSEP INTERIOR dengan KONSEP ARSITEKTUR METAFORA
Konsep interior menerapkan bahasa arsitektur metafora melalui trnasformasi benda benda yang berhubungan dengn astronomi seperti rasi bintang dan planet planet di alam semesta.
1) Bangunan penerima Bangunan penerima di buat seperti lorong waktu, lorong semesta. Bagian dalam bangunan gelap dan diberi evek seperti diluar angkasa (bintang, planet, matahari) untuk memberikan rasa menjelajahi alam semesta.
2) Planetarium Penataan ketinggian kursi penonton dimiiringkan untuk kenyaman pandangan. Kursi dapat di gerakan kemiringan duduknya karena posisi layar pertunjukan di atas ruang.
Gambar.154.potongan suasana planetarium Sumber: operahouse.com
3) Museum Sirkulasi museum satu arah agar tidak terjadi kekacauan arah pengunjung dan bangunan museum berkesinambungan dengan bangunan lain.
Gambar.155.rencana sirkulasi museum Sumber: operahouse.com
Instalasi pemeran 2D penataannya diinsiprasi dari rasi bintang.
Gambar.156.rencana sirkulasi museum Sumber: operahouse.com
Beberapan contoh model instalasi pameran 2D yang mengambil bentuk rasi bintang.
Gambar.157.Rencana instalasi museum
Gambar.158.suasana instalasii museum
camelopardalis
aries
Sculptor
1,5 m
Gambar.159.suasana instalasii museum
4) Perpustakaan
Gambar160.rencana sirkulasi dan layout perpustakaan
Sirkulasi perpustakaan dibuat berkelan jutan namun hanya satu akses untuk menjaga keamanan koleksi perpustakaan. Area membaca mengelilingi rak baca buku. Pemaksimalan cahaya matahari dengn menggunkan material kaca pada ruang perpustakaan.
G. KONSEP TATA MASA dan SIRKULASI KAWASAN dengan KONSEP ARSITEKTUR METAFORA
Konsep tata masa dan sirkulasi kawasan merupkan konsep penataaan kesinambunagn antara bangunan baru dan bangunan eksisiting di kawasan observatorium Boscha.
1) Bangunan penerima Melihat konsep interiornya bagunan penerima di buat seperti bangunan panjang yang bertujuan ke bangunan utama/banunan. Mengadopsi elemen antariksa seperti rasi bintang, lorong waktu, dan black hole.
Penataan sky light dimetaforakan dari rasi bintang
Gambar.161.rencana bangunan penerima
2) Planetarium Planetarium dipertimbangkan dari fungsi ruangnnya memerlukan bentuk dome, maka bentuk dome ini di interpretasikan seperti bentuk planet.
3) Museum Museum diibaratkan sebuah sabuk galaksi, kumpulan asteroid menuju inti (planetarium)
Gambar.162.rencana bangunan rekreasi
4) Perpustakaan Ruang perpustakaan juga di inti galaksi pada lantai 1 planetarium. Tata masa dan sirkulasi kawasan menerapkan konsep metafora bagakan sebuah galaksi bima sakti dalam alam semesta.
Gambar.163.sketsa gubahan masa dan sirkulasi kawasan
Sumber: dokumen pribadi
Bangunan penerima
Planetarium Boscha Museum
H. KONSEP STRUKTUR
Konsep struktur bangunan meliputi konsep struktur untuk pondasi, dinding dan atap bangunan juga struktur penahan tanah karena kondsi site cukup berkontur.
1) Sisitem struktur Pondasi: Banguan Pengembangan Observatorium Boscha direncankan mepunyai ketinggian lantai 2 lantai namun ada bangunan yang membutuhkan atap dome sebagai bangunan planetarium, dan kondisi tanah tidak begitu keras namun berkontur, sehingga pondasi yang sesuai jenis foot plat. Untuk menyikapai tanah berkontur agar tidak longsor menggunakan dinding talut
Gambar.164. Pondasi Tiang Pancang
Sumber : sites.google.com
Gambar.165. Pondasi Tiang Pancang
Sumber : sites.google.com
2) Sisitem struktur dinding Menggunakan konstruksi rangka, balok dan kolom yang memikul beban. Pengisi dinding dibeberapa bagian menggunakan kaca untuk memasukan suasana ruang luar ke dalam bangunan, namun di ruang yang mempunyai persyaratan khusus disesuaikan. Dinding penahan kemiringan tanah menggunakan batu kali.
3) Struktur atap Atap menggunakan struktur beton bertulang, karena bentang atap tidak
besar.
I. KONSEP UTILITAS
Konsep utilitas dibahas mengenai Konsep penentuan kinerja suatu bangunan seperti pencahayaan, penghawaan, akustik, sanitasi, mekanikal elektrikal, dan system penyelamatan kebakaran.
1. Konsep Pencahayaan
System pencahayaan hall, lobby, dan selasarm Menggunakan natural lighting yang disesuaikan dengan fungsi ruang melalui bukaan pada ruang. System pencahaan planetarium Penerangan buatan pada ruang control dan indirect lighting pada dinding /lantai planetarium. System pencahayaan observatorium Penerangan local lighting System pencahaayaan museum
Gambar.166.accent lighting Sumber: inhabitat.com
Ruang pamer menggunakan natural lighting pada siang hanya saja untuk menegaskan barang yang dipamerkan beberapa barang pameran menggunakan accent ligting. System penchayaan eksterior
Gambar.167.cut off lamp Sumber: inhabitat.com
cooling tower
exhauster AHU
Menggunakan lampu dengn tudung lampu /cut off lamp agar cahaya tidak terpantulkan ke langit yang menyebabkan aktifitas peneropongan terganggu.
2. Konsep Penghawaan - Penghawaan ruang observatorium/peneropongan/alat penyimpanan
benda peneropongan
Gambar.168.skema penghangat ruang Sumber:inhabitat.com
Ruang penyimpanan alat diperlukan penghangat ruang karena alat alat observatorium besar tidak boleh mengalami foging. Penghawaan menggunakan pemanas ruang dinding jenis radiant system untuk menjaga temperature suhu karena system penghawaan jenis ini menaikan suhu ruang tanpa menghembuskan udara panas yang juga dapat merusak alat alat observatorium.
- Penghawaan ruang museum
Untuk menjaga keawetan barang museum, ruang museum menggunakan system control penghawaan buatan. - Penghawaan planetarium
Ruang planetarium menggunakan AC central.
Skema.28.AC central
Sumber: utilitas bangunan Ir.Hartono Poerbo, M Arch
BAB V ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN OBSERVATORIUM BOSSCHA
di BANDUNG dengan KONSEP METAFORA
Pada bagian ini sesuai dengan pembahasan pada bab sebelumnya akan dijelaskan mengenai analisa perencanaan dan perancangan Pengembanan Observatorium Boscha yang meliputi analisa kegiatan, tata ruang, pemilihan site, pengolahan tapak, pembentukan karakter bangunan, lansekap, pola tata massa, tampilan bangunan, struktur dan bahan bangunan, dan utilitas.
A. ANALISA PERENCANAAN
Melihat kondisi Observatorium Boscha di Bandung berpotensi untuk di lakukan pengembangan perencanaan dan perancangan Observatorium Boscha dengan tetap tidak menghilangkan ciri khas kondisi eksisting dan tetap pada koridor fungsi wadah kegiatan ilmu astronomi.
1. Rencana pengembangan
Bandung ini mempertimbangakan eksisting site, kondisi fasilitas yang sudah ada, dan kebutuhan wadah kegiatan di masyarakat di bidang astronomi secara umum yang belum terwadahi.
Pengembangan yang direncanakannya membahas beberapa aspek diantaranya:
Penelitian astronomi Rekreasi
2. Kegiatan yang direncanakan Tujuan : Mendapatkan jenis dan bentuk aktifitas yang akan direncanakan pada Pengembangan Observatorium Boscha di Bandung. Dasar Pertimbangan kegiatan:
Keterkaitan dengan zona pengembanagn yang direncanakan pada bahasan sebelumnya Bentuk kegiatan berhubungan dengn bidang ilmu astronomi Preseden
Jenis dan bentuk kegiatan yang akan direncanakan pada pengembangan observatorium bosscha adalah sebagai berikut:
Tabel.8.Rencana kegiatan Zona
Kegiatan
Bentuk Kegiatan
Gambar
Zona penerima
Mengetahui informasi tentang keberadaan observatorium boscha, macam faslilitas serta kegiatan yang berlangsung didalamnya Pembelian tiket
Gambar.67.Hall dan loket planetarium Jakarta Sumber: dokumen pribadi Zona penelitian
Melakukan
pengamatan astronomi
Meneliti hasil pengamatan Melakukan diskusi ilmiah
Gambar.68.Pengematan astronomi Sumber: boscha.itb.ac.id
Gambar.69.Ruang pengolahan data (penelitian) Sumber: travel.ghiboo.com
Gambar.70.ruang seminar/diskusi Sumber: flicker.com
Zona rekreasi
Pengamatan astronomi
Melihat pertunjukan di teater planetarium Melihat
pameran
benda benda yang berhubungan dengn astronomi & alam semesta Memainkan simulator tentang astronomi Membaca
ilmu astronomi Diskusi
mengenai
astronomi
Gambar.71.peneropongan bintang Sumber:flicker.com
Gambar.72.ruang planetarium Sumber:flicker.com
Gambar.73.simulator gravitasi Sumber:flicker.com
Gambar.74.peragaan benda benda Sumber:heyden.com
Gambar.75.simulator Sumber: www.adlerplanetarium.org/investigate
B. ANALISA PROGRAMATIK
1. Jumlah pengguna Tujuan: Menetukan daya tampung kegiatan pada kebutuhan ruang Dasar Pertimbangan:
Perbandingan bangunan yang sudah ada Jenis pengguna
Proses: Untuk menghitung kapasitas yang mampu ditampung pada Pengembangan
dilakukan dengan membandingkan jumlah pengunjung bangunan yang berkaitan dengn ilmu astronomi (planetarium, TIM, Jakarta. Perhitungan dilakukan pada kondisi kepadatan pengunjung tertinggi agar dapat tetap menjaga kenyamanan.
Rumus perhitungannya adalah :
= selisih rata rata pengunjung per tahun 100%
Dengan rumus perhitungan tersebut maka pembandingan nya:
Tabel.9.Pengunjung Planetarium TIM Jakarta Sumber: Planetarium TIM Jakarta
Zona pengelola
mengelola agrowisata menjaga mengawasi membersihkan merawat menjalankan proses produksi
Zona servis
melakukan kegiatan ibadah melakukan
proses
metabolisme mengatur
proses
MEE
Melihat dari perhitungan diatas maka disimpulkan bahwa rata-rata pengunjung pertahun 229590 maksimal. Pengunjung rata rata per hari 637 orang dengan 4 waktu tayang pertunjukan dan kenaikan jumlah pengujung termasuk stabil 5% pertahun. Dengan membandingkan rata rata pengujung dengan presentasi kenaikan jumlah pengunujung pertahun, maka diasumsikan kapasitas yang akan ditampung maksimal adalah 300 orang pengunjung perhari.
Jumlah daya tampung ini terbagi pada :
Pengunjung Jumlah pengunjung berdasarkan kapasitas wahana yang akan
menampung.
Tabel.10.Kapasitas yang ditampung
No.
Jenis kelompok kegiatan
Staff pengelola
Staff pengelola pada pengembangan observatorium Boscha meliputi pelaku kegiatan utama, pelayanan umum, penunjang dan servis. Pada pelaku kegiatan umum terdiri dari direktur, sekretaris dan 7 divisi masing-masing memiliki 3 staff. Dan untuk kegiatan lainnya terdiri dari 20 orang, sehingga jumlah staff pengelola adalah 49 orang.
Pemberi Jasa Servis
Pemberi jasa servis ini meliputi orang-orang yang bekerja sebagai pengawas lapangan, tim medis, pemeliharaan alat, dan staf kebersihan. Jumlah dari pemberi jasa ini 40 pada pengawas lapangan, 5 orang tim medis, 20 pemeliharaan alat dan untuk lain- lain 5 orang. Sehingga jumlah totalnya ada 70 orang.
2. Analisa Kegiatan dan kebutuhan ruang Tujuan: Pendekatan pengelompokkan kebutuhan ruang merupakan hasil akhir yang diperoleh dari analisa kelompok kegiatan yang meliputi beberapa hal berikut.. Dasar Pertimbangan:
Fungsi yang akan dikembangkan Rencana zona pengembangan kegiatan Macam kegiatan Pelaku kegiatan
Hasil Analisis:
Tabel.11.Analisa Kegiatan dan kebutuhan Ruang
Zona
Pelaku
Macam kegiatan
sifat
Persyaratan
Kebutuhan ruang Penerima
Pengelola Pengunjung
Masuk keluar lokasi Memasuki area observatorium boscha
Publik
Membutuhkan ruang terbuka yang luas untuk area parkir. Area parkir teduh dan teratur. Dan atap untuk pedestrian agar dapat berlindung dari panas dan hujan.
Akses dan rute yang jelas dan mudah untuk keluar
Adanya zona penerima Akses dan rute yang jelas dan mudah untuk keluar
Enterence Jalur Kendaraan Jalur Pedestrian Area Parkir Dropping Area Hall plaza Loby peberima Ruang informasi Ruang security Sculpture Ticket box Lavatory
Zona
Pelaku
Macam kegiatan
sifat
Persyaratan
Kebutuhan ruang Penelitian
Peneliti Pengelola
Pengamatan benda langit Meneliti kejadian alam dan benda langit
Private
Keamanan ruang dan data Standard ruang observatorium (tinjauan teoritik bab II) Kedap cahaya matahari langsung Kelembaban udara kering tidak ada kebocoran atau celah yang menyebabkan air rembes pintu darurat standarad keamanan darurat
Observatorium Ruang Control Gudang Lobby Anjungn gladak Panel listrik R. pengendali computer Mekanikal Arsip Perpustakaan Laboraturium Ruang diskusi Ruang kerja astronom Lavatory
Zona
Pelaku
Macam kegiatan
sifat
Persyaratan
Kebutuhan ruang Edukasi
Pengujuan
g khusus Pengelola
Pembelajaarn astronomi
Diskusi ilmiah Kumpul komunitas
Publik
Aksesbilitas ruang Peralatan penujang pembelajaran
R pembelajaran R multimedia R staff pengajar R edukasi 3D R perpustakaan Hall R komunitas Lavatory
Zona
Pelaku
Macam kegiatan
sifat
Persyaratan
Kebutuhan ruang Rekreasi
Pengunjung pengelola
Pengamatan benda langit Pertunjukan simulasi alam semesta Peragaan benda langit Melihat dan belajar seluk beluk tentang astronomi
Publik
Keamanan ruang untuk segala usia Sirkulasi tidak membingungkan Aksesibilitas Pintu darurat Petunjuk ruang dan informasi jelas
Lobby Teater bintang R. proyektor R.pengendali proyektor R. panel listrik R. arsip/data Simulator anti grafitasi Area museum 2D Area museum 3D R. curator R. pengendali computer
R.Edukatif rekreatif 1. Simulator angkasa 3D hologram Arena permainan simulator R proyektor Ruang pengendalian computer Lobby R penyimpanan alat
2. Simulator permukaan bulan Arena permainan simulator R proyektor R pengendalian Komputer Lobby R penyimpanan alat
3. Simulator roket space shuttle Arena permainan simulator R mesin
R pengendalian computer Lobby
4. Simulator anti gravitasi / melayang Arena permainan simulator R mesin R pengendali computer Lavatory
Zona
Pelaku
Macam kegiatan
sifat
Persyaratan
Kebutuhan ruang Pengelola
Staff
Mengepalai kepengelolaan Mewakili tugas- tugas kepala Menangani bidang rekreasi Menangani bidang umum Menangani bidang keuangan Menangani bidang operasional Menangani bidang pelayanan umum Menangani bidang maintenance dan service
Restoran dan café Tok o souvenir Ruang kantor pengurus gedung Ruang kantor ahli astronomi R divisi planetarium R divisi observatorium R divisi simulator R divisi museum /galeri Lavatory
Zona
Pelaku
Macam kegiatan
sifat
Persyaratan
Kebutuhan ruang
Servis & Maintenan ce
Tukang Montir
Kegiatan maintenance dan service Perawatan dan perbaikan gedung dan arena rekreasi
Service
Kegiatan service diperlukan untuk perawatan , serta pengamanan
terhadap pengoperasian alat- alat kelistrikan
R. peralatan R. montir
Kegiatan mekanikal elektrikal Mengontr ol panel Mengoper asikan genset Ambil dan simpan peralatan
Operator
Service
R operator R genset, M&E R Bahan Bakar R control security gedung R sentral kebersihan
gedung Mechanichal electrical R pengolah limbah R genset Gudang
3. Pola kegiatan Tujuan: Menentukan alur kegiatan Dasar pertimbangan :
Tujuan kegiatan Jenis kegiatan Arah kegiatan
Hasil Analisis Pola Kegiatan
a. Pola kegiatan penerima
Skema.3.Pola kegiatan penerima
b. Pola kegiatan penelitian
Skema.4.Pola kegiatan penelitian Skema.4.Pola kegiatan penelitian
Pola kegiatan teater bintang (planetarium)
Skema.5. Pola kegiatan teater bintang (planetarium)
Pola kegiatan simulator
Skema.6.Pola kegiatan simulator
Pola kegiatan museum/galeri
Skema.7.Pola kegiatan museum/galeri
d. Pola kegiatan kelompok ilmiah astronomi
Skema.8.Pola kegiatan kelompok ilmuah astronomi Skema.8.Pola kegiatan kelompok ilmuah astronomi
Skema.9.Pola kegiatan pengelola
4. Hubungan Ruang Tujuan: untuk menentukan kedekatan penataan ruang Dasar pertimbangan:
Sifat dan keterkaitan kegiatan Kebutuhan ruang kegiatan penerima
Hasil Analisa Hubungan Ruang Pengembangan observatorium Boscha
Skema.10.Hubungan kegiatan pengembangan observatorium Boscha
A kegiatan Penerima
Plaza penerima/hall
Sculpture Ruang informasi
Ruang security Ticket box
B Kegiatan Penelitian
Lobby R tropong jenis kecil Anjun gan gladak
R arsip Laboraturium Multimedia R diskusi R auditorium R kerja astronom service
C kegiatan Edukasi Lobby R pembelajaran
R multimedia R staff pengeajar R edukasi 3D R perpustakaan R komunitas service
D Kegiatan Rekreasi
Lobby planetarium museum) Arena simulator 3D hologram
Arena simulator bulan Arena simulator Rocket space
Arena simulator anti gravitasi
E Museum
Area museum 2D Area museum 3D
R curator R kontrol Service
F 3D Hologram
R proyektor R kontrol R alat
Service G Simulator Bulan R proyektor
R kontrol R alat Service
H simulator anti gravitasi
R proyektor R kontrol R alat
Service
I kegiatan pengelola
Direktur Wakil direktur Manager administrasi Manager informasi Manager program
Manager pen elitian Manager edukasi Manager rekreasi
Manager keamanan Divisi observatorium Divisi planetarium
Divisi pameran Divisi simulator Lavatory
kegiatan service Pos Keamanan Ruang Kontrol ( CCTV )
Ruang Gen set Ruang PABX Ruang Panel Listrik
Ruang AHU Ruang Mesin AC Ruang Sampah Gudang Perlengkapan Gudang Parkir
Pola Kegiatan penerima A Plaza penerima/hall
B Sculpture C Ruang informasi D Ruang security E Ticket box
Skema.11. Hubungan Ruang Kegiatan Penerima
Pola kegiatan penelitian A Lobby
B R tropong jenis kecil C Anjungan gladak D R arsip E Laboraturium F Multimedia G R diskusi H R auditorium
I R kerja astronom J
Service
Skema.12. Hubungan Ruang Kegiatan Penelitian
Pola kegiatan Rekreasi A Lobby
B Planetarium C museum) D Arena simulator 3D hologram E Arena simulator bulan F Arena simulator Rocket space G Arena simulator anti gravitasi
Skema.13. Hubungan Ruang Kegiatan Rekreasi
Pola kegiatan Museum A Area museum 2D B Area museum 3D C R curator D R control E Service
Skema.14. Hubungan Ruang Kegiatan Museum
Simulator 3D hologram A R proyektor
B R control C R alat D Service
Skema.15. Hubungan Ruang Kegiatan 3D Hologram
Arena simulator bulan A R proyektor B R control C R alat D Service
Skema.16. Hubungan Ruang Kegiatan Simulator Bulan
Arena simulator anti gravitasi A R proyektor
B R control C R alat D Service
Skema.17.Hubungan Ruang Kegiatan Simulator gravitasi
Pola kegiatan Kelompok Ilmiah Astronomi A Lobby B R pembelajaran C R multimedia D R staff pengeajar E R edukasi 3D F R perpustakaan G R komunitas H Service
Skema.18.Hubungan Ruang Kegiatan Penerima
Pola kegiatan pengelola
Skema.19.Hubungan Ruang Kegiatan Pengelola
A Direktur B Wakil direktur C Manager administrasi D Manager informasi E Manager program
F Manager penelitian G Manager edukasi H Manager rekreasi
I Manager keamanan J
Divisi observatorium K Divisi planetarium L Divisi pameran M Divisi simulator N Lavatory
1. Besaran ruang
Tujuan: Menentukan besaran ruang kegiatan pada Pengembanagn Observatorium Boscha di Bandung yang sesuai dengan kebutuhan. Dasar pertimbangan:
Fungsi Modul ruang Kegiatan yang diwadahi Jumlah Pelaku kegiatan Standart luasan ruangan
Standart Besaran Ruang:
Survey Lapangan Ernst neufert,
Disamping itu sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya sirkulasi/ flow gerak yang dibutuhkan masing-masing ruang dengan pertimbangan aktivitas dalam ruang dengan dimensi alat gerak yang digunakan serta flow gerak atas dasar tujuan tuntutan dan karakter kegiatan ditentukan sebagai berikut:
- 5%-10%
: standart minimum
: kebutuhan keleluasaan sirkulasi
: tuntutan kenyamanan fisik
: tuntutan kenyamanan psikologis
: tuntutan spesifik kegiatan
- 70-100%
: keterkaitan dengan banyak kegiatan
Kebutuhan ruang bangunan Observatorium Boscha
Tabel.12.Kebutuhan Ruang observatorium Sumber: Observatorium Boscha
Kebutuhan ruang
kapasitas
Besaran ruang
Refraktor Ganda Zeizz
Gambar.76.Peneropongan bintang
25 orang 1 refraktor
15m L = 700m²
Teleskop Schmidt Bima Sakti
3 orang 1 refreaktor
L = 8m x 5m =40m² Refraktor Bamberg
3 orang 1 refreaktor
L = 10 m x 7 m = 70m² Telesko Cassegrain GOTO
3 orang 1 refreaktor
L = 4m x 8m = 32m² Refraktor Unitron
5 orang 1 refreaktor
L = 8m x 7m =56m² Refraktor GAO ITB
2 orang 1 refreaktor
L = 4m x 4m =16m² JUMLAH 900 m ²
Kebutuhan ruang kegiatan penerima
Tabel.13.Kebutuhan Ruang Penerima Kebutuhan Ruang
Kapasitas Perhitungan besaran ruang
Besaran Ruang
Plaza penerima/hall
200 Orang
200 orang x 0.6 = 120m Flow 70% = 120m + (120 x 70%) =204m
204 m²
Sculpture
Asumstif Ruang informasi
10 Orang
10 orang x 0.6 = 6m Furniture + flow = 20% + 10%= 30% Total= 6m + (30% x 6) = 7,8m
7,8m²
Ruang security
10 Orang
10 orang x 0.6 = 6m Flow 10% = 6 + (10% x 6)= 6,6m
6,6m² Ticket box
Gambar.77.Ticket Box
5 Orang
5 orang x 0,6 = 3 Flow 10% = 3+(10%x3) = 3,3
3,3 m²
JUMLAH 221,7 m²
Kebutuhan ruang kegiatan penelitian
Tabel.14.Kebutuhan Ruang penelitian Kebutuhan ruang
Kapasitas Perhitungan besaran ruang
Besaran ruang Lobby
50 Orang
50 orang x 0.6 = 30m Flow 70% = 30m + (30x70%) = 32,1m
32,1 m² R tropong jenis kecil
20 Orang
20 orang x 0,6 = 12m Alat (asumsi) + flow = (2+(10%x12))+12=15,2 m
15,2 m²
Anjungan gladak
20 Orang
20 orang x 0,6 = 12m Alat (asumsi) + flow = (2+(10%x12))+12=15,2 m
15,2 m²
R arsip
5 Orang
5 orang x 0,6 = 3m Furniture 60% + flow 10% = (70% x 3) + 3= 5,2m
10 orang x 0.6 = 6m Furniture = 60% x 6 = 3,6m Flow = 10% x 6 = 0,6
20 orang x 0,6 = 12m Furniture = 50% x 12 = 6m Flow = 10% x 12 = 1,2
19,2 m²
R diskusi
50 Orang
50 orang x 0.6 = 30m Furniture = 30% x 30 = 9m Flow= 10% x 9= 0.9
39,9m²
R kerja astronom
30 Orang
30 orang x 0.6 = 18m Furniture= 20% X 18 = 3,2m Flow= 10% x18= 1,8m
23m²
R panel listrik
2 Orang
Asumsi
4m² R mekanikal
2 Orang
Asumsi
4m² R control
2 Orang
Asumsi
4m² Lavatory
4 Orang
4 Urinoir = 4 x 0,39 = 1,56 m² 2 Closet = 2 x ( 2 x 0,9 ) = 3,6 m² 1 wastafel = 1 x 0,35 = 0,35 m²
Total: 1,56m² + 3,6m² + 0,35m² = 5,51 m²
2 Closet = 2 x ( 2 x 0,9 ) = 3,6 m² 1wastafel = 1 x 0,35 = 0,35 m² Luas Total 1,56m² + 3,6m² = 5,16 m²
11,5 m²
JUMLAH 300,5 m²
Kebutuhan ruang kegiatan Rekreasi
Tabel.15.Kebutuhan Ruang Rekreasi Kebutuhan Ruang
kapasitas
Perhitungan besaran ruang
Besaran Ruang Lobby
200 Orang
200 orang x 0.6 = 120m Flow 70% = 120m + (120 x 70%) =204m
204 m²
Kelompok kegiatan Teater bintang (planetarium)
R teater bintang
Gambar.78.Teater bintang
200 Orang
200 orang x 0.6 = 120m Furniture= 40% x 120 = 48 Flow =10% x 120 = 12m
180m²
R proyektor
Gambar.79.Proyektor
2 Orang
2 orang x 0,6 = 1,2m Alat = 6 Flow= 10% x 1,2 = 0,12
7,32m²
R control
4 Orang
4 orang x 0,6 = 2,4m Alat = 6m
8,64m²
Flow= 10% x 2,4= 0,24
R arsip
2 Orang
2 orang x 0,6 = 1,2m Alat = 6 Flow= 10% x 1,2 = 0,12
4 Urinoir = 4 x 0,39 = 1,56 m² 2 Closet = 2 x ( 2 x 0,9 ) = 3,6 m² 1 wastafel = 1 x 0,35 = 0,35 m²
Total: 1,56m² + 3,6m² + 0,35m² = 5,51 m²
2 Closet = 2 x ( 2 x 0,9 ) = 3,6 m² 1wastafel = 1 x 0,35 = 0,35 m² Luas Total 1,56m² + 3,6m² = 5,16 m²
11,5 m²
JUMLAH 418,78 m²
Kebutuhan ruang Pameran (Museum)
Tabel.16.Kebutuhan Ruang Museum
Kelompok kegiatan pameran (museum)
Kapasitas
Perhitungan besaran ruang
Besaran ruang Area museum 2D
Gambar.80.Museum 2D
100 Orang
100 orang x 0.6 = 60m Furniture 100% = 100% x 60= 60m Flow = 10% x 60 = 6
126 m²
Area museum 3D
Gambar.81.musium 3D
100 Orang
100 orang x 0.6 = 60m Furniture 100% = 100% x 60= 60m Flow = 10% x 60 = 6
126 m²
R curator
5 Orang
5 orang x 0.6 = 3m Furniture= 20% X 3 = 0,6m Flow= 10% x3= 0,3m
3,9m²
R control
4 Orang
4 orang x 0,6 = 2,4m Alat = 6m
Flow= 10% x 2,4= 0,24
4 Urinoir = 4 x 0,39 = 1,56 m² 2 Closet = 2 x ( 2 x 0,9 ) = 3,6 m² 1 wastafel = 1 x 0,35 = 0,35 m²
Total:1,5m²+3,6m²+0,35m² =5,51 m²
2 Closet = 2 x ( 2 x 0,9 ) = 3,6 m² 1wastafel = 1 x 0,35 = 0,35 m² Luas Total 1,56m² + 3,6m² = 5,16 m²
11,5 m²
JUMLAH 276,04 m²
Tabel.17.kebutuhan Ruang Simulator
kegiatan simulator
Kapasitas
Perhitungan besaran ruang
Besaran ruang Arena simulator 3D hologram
20 Orang
20 orang x 0,6 = 12m Flow = 80% x 12= 9,6
21,6m² R proyektor
2 Orang
2 orang x 0,6 = 1,2m
7,32m²
Alat = 6 Flow= 10% x 1,2 = 0,12
R control
4 Orang
4 orang x 0,6 = 2,4m Alat = 6m Flow= 10% x 2,4= 0,24
8,64m²
R alat
2 Orang
2 orang x 0,6 = 1,2m Alat = 10m Flow= 10% x 1,2 = 0,12
11,32m²
Arena simulator bulan
20 Orang
20 orang x 0,6 = 12m Flow = 80% x 12= 9,6
21,6m² R proyektor
2 Orang
2 orang x 0,6 = 1,2m Alat = 6 Flow= 10% x 1,2 = 0,12
7,32m²
R control
4 Orang
4 orang x 0,6 = 2,4m Alat = 6m Flow= 10% x 2,4= 0,24
8,64m²
R alat
2 Orang
2 orang x 0,6 = 1,2m Alat = 10m Flow= 10% x 1,2 = 0,12
11,32m²
Arena simulator Rocket space
Gambar.82.Simolator rocket
10 Orang
10 orang x 0,6 = 6m Flow = 80% x 6= 4,8m Alat simulasi = 12m
22,8m²
R proyektor
2 Orang
2 orang x 0,6 = 1,2m Alat = 6 Flow= 10% x 1,2 = 0,12
7,32m²
R control
4 Orang
4 orang x 0,6 = 2,4m Alat = 6m Flow= 10% x 2,4= 0,24
8,64m²
R alat
2 Orang
2 orang x 0,6 = 1,2m Alat = 10m Flow= 10% x 1,2 = 0,12
11,32m²
Arena simulator anti gravitasi
Gambar.83.simulator gravitasi
10 Orang
10 orang x 0,6 = 6m Flow = 80% x 6= 4,8m Alat simulasi = 12m
22,8m²
R proyektor
2 Orang
2 orang x 0,6 = 1,2m Alat = 6 Flow= 10% x 1,2 = 0,12
7,32m²
R control
4 Orang
4 orang x 0,6 = 2,4m Alat = 6m Flow= 10% x 2,4= 0,24
8,64m²
R alat
2 Orang
2 orang x 0,6 = 1,2m Alat = 10 Flow= 10% x 1,2 = 0,12
4 Urinoir = 4 x 0,39 = 1,56 m² 2 Closet = 2 x ( 2 x 0,9 ) = 3,6 m²
11,5 m²
1 wastafel = 1 x 0,35 = 0,35 m² Total:1,5m²+3,6m²+0,35m² =5,51m²
2 Closet = 2 x ( 2 x 0,9 ) = 3,6 m² 1wastafel =1 x 0,35 = 0,35 m² Luas Total1,5m² + 3,6m² = 5,16 m²
JUMLAH 209,42
Kebutuhan ruang Pengelola
Tabel.18.Kebutuhan Ruang pengelola Kebutuhan Ruang
kapasitas
Perhitungan besaran ruang
Besaran Ruang Direktur
1 Orang 4 Tamu
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² R. Tamu = 4 x 1,5 = 6 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total, 4,5 + 6 m² + 2,5 m² = 13 m² Flow 40% 40% x 13 = 5,2 m² Total, 18,2 m², Dibulatkan 18 m²
18 m²
Wakil direktur
1 Orang 2 Tamu
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² R. Tamu = 2 x 1,5 = 3 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total, 4,5 + 3 m² + 2,5 m² = 10 m² Flow 40% 40% x 10 = 4 m Total, 14 m²
14 m²
Manager administrasi
1 Orang
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total (10% x 7) + 7 = 7,7 m²
7,7 m²
Manager informasi
1 Orang
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total (10% x 7) + 7 = 7,7 m²
7,7 m²
Manager program
1 Orang
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total (10% x 7) + 7 = 7,7 m²
7,7 m²
Manager penelitian
1 Orang
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total (10% x 7) + 7 = 7,7 m²
7,7 m²
Manager edukasi
1 Orang
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total (10% x 7) + 7 = 7,7 m²
7,7 m²
Manager rekreasi
1 Orang
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total (10% x 7) + 7 = 7,7 m²
7,7 m²
Manager keamanan dan perawatan
1 Orang
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total (10% x 7) + 7 = 7,7 m²
7,7 m²
Divisi observatorium
1 Orang
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total (10% x 7) + 7 = 7,7 m²
7,7 m²
Divisi planetarium
1 Orang
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² Furniture = 2,5 m² Luas Total (10% x 7) + 7 = 7,7 m²
7,7 m²
Divisi pameran
1 Orang
R.Kerja = 1 x 4,5 = 4,5 m² Furniture = 2,5 m²
7,7 m²