TINJAUAN PUSTAKA

D. TINJAUAN MUSEUM

1. Pengertian Museum Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums disingkat ICOM, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan

memamerkan benda nyata kepada masyarakat. 1

2. Peraturan Undang Undang perencanaan museum Pendirian sebuah museum memiliki acuan hukum, yaitu:

1. Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undangundang RI Nomor 5 Tahun 1992.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaandan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum.

4. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.33/PL.303/MKP/2004 tentang Museum.

speaker

3. Fungsi Museum Museum merupakan lembaga yang memiliki banyak Fungsi

diantaranya adalah sebagai media pendidik, objek penelitian dan sarana rekreasi.

Sebagai media pendidikan museum berperan melaksanakan bimbingan edukatif terhadap para pengunjung, terutama siswa dan mahasisa dengan sistem bimbingan sosial edukatif.

Sebagai objek penelitian museum menyajikan informasi science bagi

para peneliti. Sebagai tempat rekreasi museum memamerkan koleksi hasi budaya yang mampu mendatangkan rasa puas bagi pengunjung.

(www.museum-indonesia.net)

4. Jenis Museum

a. Menurut koleksi yang dimilikinya Jenis museum dapat dibagi menjadi dua jenis:

museum umum , koleksinya dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai

cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.

museum khusus adalah museum yang koleksinya dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan

dengan satu cabang seni, cabang ilmu atau satu cabang teknologi.

b. Museum berdasarkan kedudukannya Terdiri dari museum nasional, museum propinsi, dan museum lokal.

c. Museum berdasarkan penyelenggaraannya Terdiri dari museum pemerintah dan museum swasta.

d. Museum berdasarkan sifat bangunannya Museum tertutup, museum terbuka, kombinasi antara museum tertutup dan terbuka.

5. Persyaratan Museum 2

Persyaratan Umum ruang ruang yang harus dimiliki sebuah museum, yaitu:

Museum harus memiliki ruang kerja bagi konservatornya yang dilengkapi dengn perpustakaan dan di bantu staff administrasi. Museum harus memiliki ruangan untuk koleksi penyelidikan (refrence collection) yang disususn menurut system dan metode yang khas bagi ilmu pengetahuan.

Museum harus mempunyai ruang pameran tetap (permanent exhibitions) yang memungkinkan untuk cara cara pameran yang

instruktif, fungsional, dan memenuhi persyaratan keindahan. Museum harus mempunyai ruang pameran sewaktu waktu

(temporary exhibition) Museum harus mempunyai studio dengan perlengkapan

pemotretan dan alat alat audio visual. Museum harus memiliki ruangan untuk bagian penerangan dan

pendidikan Museum harus dilengkapi dengn perpustakaan

Museum harus dapat memberikan tempat penikmatan seni dan

penyaluran ilmu pengetahuan.

6. Persyaratan Lokasi

Strategis mudah dijangkau oleh umum. Lokasi museum harus sehat:

- Tidak terletak di daerah industri yang banyak pengotoran

udara. - Bukan daerah berlumpur. - Memperhatikan elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi

itu, antara lain kelembapan udara 55 – 56%, suhu 20 – 24 C (perubahan suhu yang terlalu besar dan suhu yang terlalu itu, antara lain kelembapan udara 55 – 56%, suhu 20 – 24 C (perubahan suhu yang terlalu besar dan suhu yang terlalu

7. Persyaratan Bangunan Harus memperhitungkan pembagian sirkulasi udara yang baik,

yaitu masalah sistem penggunaan cahaya. Bangunan museum harus sanggup menyelamatkan obyek museum,

personil museum maupun pengunjung. Bangunan museum harus memperhatikan faktor-faktor iklim, sirkulasi udara, sanggup menyelamatkan materi koleksi. Bangunan

harus mampu melindungi benda koleksi dari: Iklim: kelemahan relatif antara 45 – 65%, suhu 20 – 24%

- Lingkungan - Cahaya - Serangga - Mikroorganisme

Kesan dan tampilan bangunan museum tidak perlu angker, dingin, tapi harus mempunyai kesan hangat dan mengundang atau harus

welcome pada pengunjung. 4

8. Kegiatan Museum Menurut macamnya, kegiatan dalam museum dapat dibagi menjadi empat macam yaitu:

Preservasi - Reproduksi untuk mengadakan cadangan koleksi, sekaligus

sebagai cara untuk menyelamatkan koleksi aslinya. - Penyimpanan untuk menyelamatkan koleksi dari faktor-faktor

merugikan. - Regristasi benda koleksi.

Observasi

3 Pedoman Pendirian Museum, Dept. Pend & Kebud. Jakarta hal 16 – 22

- Penyelidikan untuk benda-benda calon koleksi. - Penelitian di dalam maupun di luar museum. - Perawatan dan perbaikan terhadap benda-benda koleksi.

Apresiasi - Pendidikan, museum sebagai penunjang pendidikan masyarakat

yang sifatnya non formal. - Rekreatif, museum sebagai obyek rekreasi yang menyajikan

acara-acara yang bersifat menghibur. Komunikasi

- Pameran, ruang pamer sebagai sarana komunikasi antar masyarakat sebagia pengamat dan seniman sebagai pencipta.

- Pertemuan baik antar pengelola maupun pengelola dengan

masyarakat penunjang. - Administrasi berupa komunikasi terhadap kebijakan lembaga

tertinggi. 5

9. Model ruang pamer museum:

Model Coleman

Tabel.6.model ruang pamer museum menurut Coleman Sumber: berbagai sumber

Jenis ruang pamer

Gambar

a. Ruang pamer berupa kamar susuanan ruang pamer berupa kamar kamar terbuka yang saling bersebelahan

Gambar.34.museum beteng

Sumber:flicker.com Sumber:flicker.com

Gambar.35. Horniman Museum interior

Sumber: en.wikipedia.org

c. Koridor sebagai ruang pamer

Gambar.36.Athens museum Sumber: greeceathensaegeaninfo.com

model robillard

Tabel.7.model ruang pamer museum menurut Robillard Sumber: berbagai sumber

a. Room to room

Ruang pamer yang terdiri dari beberapa ruang

Gambar.37.model room to room Sumber: arcspace.com

b. Corridor to corridor Ruang pamer berupa koridor dimana ruang tersebut berfungsi juga sebagai ruang penghubung

Gambar.38.The arkel museum Sumber: arkellmuseum.org

c. Nave to room

Ruang ruang pameran yang kecil dihubungkan oleh ruang yang besar

Gambar.39. Metropolitan Museum Petrie Court Sumber: andrewprokos.com

d. Linear Ruang pamer yang berbentuk ruang panjang.

Gambar.40. museum bank mandiri, Indonesia Sumber:flicker.com

e. Open

Ruang pamer diadakan di ruang terbuka, umumnya untuk memamerkan benda benda seperti rumah adat dsb

Gambar.41.Anjungan taman mini Sumber: flicker.com

10. Teknis perletakan objek pameran Objek pameran 2D

150 cm

60 cm

Diantara objek pameran diperlukan jarak agar tidak terganggu dalam menikmati objek yg dipamerkan bila terjadi kerumunan pengunjung yang tertarik melihat objek pameran yang sama. Melihat pada pameran di gramedia jarak minimal antar benda obje ½ dari lebar objek pameran.

Gambar.43.Jarak Pandang mata manusia terhadap objek

Objek pameran 3D

Gambar.44.Jarak Pandang mata manusia terhadap objek

Untuk area benda pameran 3D diperlukan jarak area yang mengelilingi objek pameran, agar pengunjung tidak mengalami kekacauan dalam menikmati benda pameran 3D

11. Teknik pameran museum Teknik memamerkan barang museum di lihat dari beberapa aspek.

a. Berdasarkan obyek Teknik dasar untuk memeamerkan dibedakan menjdi 3 jenis:

Open Storage Meletakan seluruh benda museum pada tempat pmeran.

Selective Display

40 O 40 O

Menampilkan sebagaian koleksi museum Thematic Grouping Menampilkan dalam topik tertentu

b. Berdasarkan bentuk dalam memamerkan

a. Unsecured Obyek Diterapkan pada benda benda yang tidak membutuhkan peragaan dan pengamanan.

b. Fastened Obyek Mengikat benda koleksi agar tidak berpindah tempat.

c. Enclose Obyek Benda koleksi yang dipamerakan dilindungi dengan pagar/kaca.

Hanging obyek Benda koleksi dipamerkan dengan cara digantung. Animed obyek

benda koleksi dipamerkan sehingga timbul atraksi yang menarik. Dioramas Melalui tiruan, miniatur Recreated street and village

Menggunakan artefak2 seperti aslinya untuk menujukan sejarah aslinya

12. Jenis pengetahuan astronomi yang dapat ditampilkan/dipamerkan:

Gambar.45.peragaan di museum astronomi Sumber : flicker.com

Sejarah perkembangan astronomi di dunia Tokoh tokoh yang berjasa dalam perkembangan astronomi dan

antariksa. Sejarah penerbangan antriksa dan miniature Pengenalan benda langit seperti; planet planet, matahari, bulan ,

bumi dsb Pengenalan alat alat dalam ilmu astronomi

E. TINJAUAN REKREASI

1. Definisi Rekreasi Terdapat beberapa definisi atau pemahaman mengenai rekreasi, diantaranya sebagai berikut: Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “creature “ yang berarti mencipt a, lalu diberi awalan “re“ yang sehingga berarti “ pemulihan daya cipta atau penyegaran daya cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan diwaktu senggang (leasuretime). Leasure berasal dari kata “licere” (latin) yang berarti diperkenankan menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin untuk memulihkan atau menyegarkan kembali.

Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali fisik dan mental dari kehidupan sehari-hari, sehingga

dapat mempertinggi daya kreasi manusia dalam mencapai keseimbangan bekerja dan beristirahat.

Rekreasi merupakan proses memenfaatkan kegiatan selama waktu luang dengan seperangkat perilaku yang memungkinkan peningkatan waktu luang.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian rekreasi adalah “aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (baik secara individual maupun secara kelompok) dengan kesibukan yang berbeda.

2. Ciri-ciri Rekreasi Ciri-ciri rekreasi adalah :

1. Bersifat fisik, mental dan emosional.

2. Tidak memiliki bentuk atau macam tertentu.

3. Dapat membangkitkan rasa gembira, senang dan puas bagi pelaku.

4. Dilaksanakan dalam waktu senggang.

5. Bebas dari paksaan.

6. Dibutuhkan secara universal, tidak dibatasi oleh lapisan tertentu.

7. Bersifat fleksibel

8. Didorong oleh kegiatan sehingga menentukan bentuk rekreasi.

3. Jenis-jenis rekreasi 6 yaitu :

Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut :

a. Fungsi

Hiburan, untuk mendapatkan kesenangan Pendidikan, memberi fungsi hiburan dan mendidik

b. Sifat kegiatan • Bermain ; olah raga

c. Objeknya • Rekreasi budaya

Objek wisatanya berupa benda-benda atau hal-hal yang mempunyai nilai-nilai seni, budaya dan sejarah yang tinggi.

• Rekreasi buatan Rekreasi yang objek wisatanya merupakan buatan manusia.

• Rekreasi agro

Memenfaatkan potensi pertanian sebagai objek Rekreasi alam

Memanfaatkan potensi alam yang indah sebagai objek utamanya.

d. Tingkat Usia • Anak-anak ; 5 – 13 tahun

Anak-anak memperoleh kegembiraan denga mengaktifkan tubuh, misalnya dengan berlari-lari, bermain dengan alat.

• Remaja ; 14 – 24 tahun Golongan remaja, jenis rekreasi dimana mereka menemukan

dinamika untuk mengembangkan kreatifitas, ketertarikan pada aktifitas fisik seperti olah raga, seni maupun sosial.

• Dewasa; 25 – 45 tahun Orang dewasa cenderung tidak aktif, hiburan yang diperoleh dari

program televisi, nonton di bioskop, membaca buku dan sebagainya.

• Usia lanjut ; 55 tahu ke atas Usia lanjut usia biasanya berekreasi denan hal-hal yang bersifat

santai, misalnya jalan-jalan, duduk-duduk di taman dan sebagainya.

4. Spesifikasi tempat rekreasi Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekreasi mempunyai 2 spesifikasi :

a. Fasilitas khusus (yang bersifat spesifik) Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain. Fasilitas spesifik ini yang mendorong masyarakat datang untuk mengunjunginya.

b. Fasilitas pokok (yang harus ada)

5. Klasifikasi sarana rekreasi

Beberapa klasifikasi rekreasi dilihat dari beberapa kategori:

a. Berdasarkan sifat ruang :

Outdoor ; wadah rekreasi yang dilakukan di luar ruangan, tidak terlindungi oleh atap dan dinding, sehingga tergantung dengan cuaca.

Indoor ; wadah rekreasi yang dilakukan di dalam ruangan yang terlindung, sehingga tidak terganggu oleh keadaan cuaca.

Semi Indoor dan Outdoor ; wadah rekreasi yang hanya

menggunakan penutup atap saja.

b. Berdasarkan kelompok usia pemakai : Untuk anak-anak : area bermain anak Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga

c. Berdasarkan jenis penggunaannya :

Rekreasi komunal, terdiri dari bermacam-macam aktifitas

yang dapat dilakukan dalam kompleks. Rekreasi tunggal, terdiri dari satu macam kegiatan utama. Sarana pelengkap, untuk melayani rekreasi di luar bangunan.

d. Berdasarkan fungsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat :

Rekreasi harian Rekreasi mingguan Rekreasi liburan

e. Berdasarkan ruang lingkup : Lingkup perumahan

Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi

dengan lingkup perumahan Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota

dan melayani beberapa daerah sekitarnya Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter

tersendiri Lingkup internasional, melayani seluruh dunia

f. Berdasarkan keterkaitan pemakai dikaitkan dengan lokasi :

Rekreasi darat Rekreasi darat meliputi sarana olah raga dan rekreasi yang

dilakukan di darat, termasuk wisata pemandangan. Rekreasi air

Rekreasi air meliputi sarana rekreasi yang dilakukan di atas maupun di dalam air (laut, danau, sungai), misalnya selancar air, perahu, ski air, menyelam, renang dan sebagainya.

Rekreasi udara Rekreasi udara yaitu rekreasi yang dilakukan di udara bebas

dan melihat pemandangan dari udara dengan bantuan alat, sehingga manusia dapat melakukannya, misalnya dengan melakukan terbang laying, terjun payung, dan sebagainya.

g. Berdasarkan aktifitas/kegiatan :

Big muscle activities, rekreasi yang memerlukan tenaga atau

fisik. Social activities, rekreasi yang bertujuan sosial, seperti : bercakap-cakap, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi

sosial sebagi kegiatan utama. Physical recreation, memerlukan usaha atau kegiatan fisik

sebagai kegiatan utama. Cognitive recreation, melibatkan kebudayaan, pendidikan, dan

kreatifitas. Environment-related recreation, rekreasi yang memanfaatkan potensi alam dalam kegiatannya, seperti olahraga arung jeram. Rhythms and music, rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik yang memberikan kesenangan, persahabatan, seperti

bernyanyi dan berdansa. Hand intellect, rekreasi yang mengembangkan keterampilan tangan dan pikiran, misalnya : melukis dan mematung. Creative play, rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya :

membuat bangunan dari pasir. Nature learning, rekreasi di alam terbuka (berkemah dan

mendaki gunung)

Mental, rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang berisfat mendidik, misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.

Collecting, mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam kelompok sosial tertentu atau memilih salah satu cara kehidupan yang khusus.

Service activities, sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri jika melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya : sebagai juri, dan lain-lain.

Shopping activities, sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan suatu kesenangan. Antara

lain : kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.

Relaxation, rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai

kesenangan dan kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain.

Solitude, menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung.

F. ARSITEKTUR METAFORA

1. Pengertian Arsitektur Metafora Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan.

Metafora ber asal dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata yaitu “metha” yang berarti : setelah, melewati dan “pherein” yang berarti :membawa. Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.

Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.

Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan- hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.

Menurut aristotle metafora adalah memberi nama pada sesuatu yang menjadi milik sesuatu yang lain; pemindahan dari genus menjadi spesies, atau dari spesies menjadi genus, atau dari spesies menjadi spesies atau pada dasar analogi... bahwa dari analogi terdapat empat istilah yang sangat berhubungan, yaitu yang kedua (B) menuju yang pertama (A) sebagaimana yang keempat (D) menuju yang ketiga (C), untuk itu kemudian secara metafora meletakkan D sebagai pengganti B dan B sebagai pengganti D. Aristotle juga mengatakan, ”Metafora memberi gaya, kejernihan, daya tarik dan berbeda dari yang lain: dan ini bukanlah hal yang penggunaannya bisa diajarkan oleh satu orang ke orang yang lain ”.

Jadi arsitektur metafora adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan atau keteknikan bangunan bangunan yang menggunakan perumpamaan atau kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.

2. Penerapan prisnsip arsitektur metafora Metafora mengidentifikasikan hubungan antara benda dimana hubungan tersebut lebih bersifat abstrak daripada nyata serta mengidentifikasikan pola hubungan sejajar. Dengan metafora seorang perancang dapat berkreasi dan bermain-main dengan imajinasinya untuk diwujudkan dalam bentuk karya arsitektur.

Pendekatan metafora dalam mendisain biasanya dilakukan dengan analogi. Dalam mencari bentuk arsitektur ketika merancang, tidak jarang Pendekatan metafora dalam mendisain biasanya dilakukan dengan analogi. Dalam mencari bentuk arsitektur ketika merancang, tidak jarang

Metode ini dilakukan dengan mengambil suatu makna tertentu yang akan „dibawa‟ oleh suatu bentuk arsitektur. Seringkali kemudian, bentuk arsitektural yang muncul melambangkan makna yang dikenakan padanya tersebut.

Metafora dapat mendorong arsitek untuk memeriksa sekumpulan pertanyaan yang muncul dari tema rancangan dan seiring dengan timbulnya interpretasi baru. Karya –karya arsitektur dari arsitek terkenal yang menggunakan metoda rancang metafora,hasil karyanya cenderung mempunyai langgam Postmodern.

Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai jika Mencoba memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.

Mencoba untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal lain. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau

penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).

3. Kategori Metafora dalam Arsitektur

Intangible methaphors (metafora yang tidak dapat diraba)

Metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti : individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.

Gambar.46.contoh arsitektur metafora Intangibel

Seumber: japanvisitor.blogspot.com

Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya- karyanya. Kisho Kurokawa mencoba „membawa‟ elemen sejarah dan

budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible).

Tangible methaphors (metafora yang nyata) Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri

atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.

Gambar.47.contoh asritektur metafora Tangibel

Sumber: http://cnci.org.za

Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora

Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur,Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung.

Combined methafors (metafora kombinasi) Merupakan penggabungan kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana

mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.

Gambar.48.Contoh Metafora Kombinasi Sumber: operahouse.com

Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar.

4. Kegunaan penerapan Arsitektur Metafora Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :

memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.

Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama

sekali ada pengertiannya. Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif

Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi dalam arsitektur, yaitu menghubungkan di antara benda-benda. Tetapi hubungan ini lebih bersifat abstrak berbeda dari metode analogi bentuk. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata senada dengan “bagaikan” atau “seperti” untuk mengungkapkan suatu hubungan. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar. Charles Moore, dalam suatu pembahasan tentang hal menarik hatinya, mengemukakan bahwa ia ingin agar bangunan-bangunan menyerupai batu alam. Metafora itu dikembangkannya dalam suatu scenario singkat. Di Pulau St. Simon, Georgia, Kondominium- kondominium dekat pantai melakukan sesuatu untuk menanggapi citra (bagai batu alam ) ini. Dalam hal ini terjadi dialog antara konteks lingkungan dengan bangunan yang dibangun. Rupanya ini adalah sebuah perkebunan Georgia tua, tapi sangat besar, di bagian dalam maupun luarnya terdiri dari sekumpulan tembok yang berwarna cerah dan meriah yang sangat dekoratif dalam sebuah ruang interior. Batu alam adalah metafora konseptual yang mengemukakan bagaimana bangunan dapat mempunyai dua citra sekaligus. Bila dipandang dari luar, bangunan tersebut memiliki citra yang mungkin senada dengan alam sekitar. Ia dapat mempunyai citra yang berlainan di dalam bangunan. Bagaikan suatu lingkungan yang menghibur, teaterikal, dan dramatis yang cocok untuk

Contoh-contoh lain tentang metafora meliputi daftar provokatif definisi- definisi dan penjelasan-penjelasan tentang berbagai aspek arsitektur. Definisinya tentang arsitektur sendiri adalah suatu perumpamaan. Arsitektur bagaikan Kristal. Metafora-metafora lain yang dibahas di bukunya, In Praise of Architecture meliputi, “Obelisk adalah sebuah teka-teki”, “sumber adalah suatu suar a”, “Kamar adalah suatu dunia”, “Pintu adalah suatu undangan”, “Deretan kolom adalah sebuah paduan suar a”, “Rumah adalah suatu mimpi.” Hal ini dibuktikan oleh beberapa arsitek dalam merancang karyanya.

Contoh lain pada perancangan Metafora dalam arsitektur adalah New Louvre Museum di Abu Dhabi. Ia melakukan pendekatan metafora yang mengibaratkan museum seperti ruang di dalam hutan.

Gambar.49.Contoh Metafora Kombinasi

Sumber: artknowledgenews.com

Secara eksterior museum ini tidak terlihat seperti hutan, akan tetapi bila masuk ke dalamnya ruang yang tercipta di dalamnya sangat puitis. Skylight yang dirancang memasukkan sinar matahari alami menembus ruangan dan memberikan kesan seperti di dalam hutan. Ini memberikan terobosan baru dalam perancangan museum. Dimana bila sebelumnya, penekanan museum lebih ditekankan pada aspek sirkulasi ataupun penataan barang yang akan di-display, Jean Nouvel membuat sebuah terobosan baru dengan menciptakan ruang yang metaforis dan puitis agar tercipta suasana yang “khusyuk” dalam menikmati kunjungan di dalam museum.

Di Indonesia sendiri, penggunaan metode metafora pernah digunakan M.Ridwan Kamil dalam merancang

Aceh Darussalam. Konsep besarnya adalah “Rumoh Aceh as a ascape hill ”. Ia mengibaratkan museum sebagai rumah panggung yang dapat menyelamatkan diri para penduduk Aceh bila sewaktu-waktu terjadi Tsunami.

Gambar.50.Contoh Metafora Kombinasi Sumber: indonesiatop.blogspot.com

Di dalamnya juga menceritakan dan mengajak kita untuk merasakan suasana saat Tsunami terjadi. Di awali dengan pintu masuk yang “menekan” perasaan pengunjung dengan luasan yang sempit dan di dindingnya terdapat air yang mengalir (water wall) seolah-olah pengunjung dibawa masuk ke dalam dasar laut yang amat dalam. Lalu masuk ke dalam galeri pertama yang memuat data-data tentang Tsunami. Ruangan ini terletak di bawah reflecting pool dari public park yang dimiliki oleh museum Tsunami ini. Ruangan ini memberikan kesan suram dimana pengunjung seakan-akan berada benar- benar di dasar laut. Dengan penggunaan langit-langit kaca membuat cahaya temaram dari atas yaitu reflecting tadi menambah kesan dramatis pada ruang ini. Pada perjalanan terakhir dihadapkan pada ruangan yang menampilkan nama- nama korban Tsunami yang ditulis pada dinding yang berebntuk silinder yang menjulang ke atas. Pada puncaknya terdapat kaligrafi Allah yang berpendar dan ini ditujukan untuk menambah kesan sakral. Ini bermakna bahwa akhir perjalanan manusia berada pada tangan Tuhan dan tidak ada yang dapat menghindar dari kematian.

Metafora dalam arsitektur yang mengibaratkan arsitektur sebagai sebuah bahasa yang dapat mengandung sebuah pesan di dalamnya. Ketika kata dan imaji tidak mampu lagi menyampaikan pesan, arsitektur dalam

G. TINJAUAN PENGOLAHAN TAPAK BERKONTUR

1. Dinding Penahan Tanah Tugas primer suatu struktur dinding penahan tanah adalah menampung dan menyalurkan tekanan yang diakibatkan oleh tanah. Pilihan jenis dan konstruksi dinding penahan tanah tergantung pada keadaan setempat (terutama berhubungan dengan tempat pekerjaan dan bahaya tanah longsor).

Dinding penahan tanah gaya berat tinggi. Pada dinding penahan gaya berat tinggi, bobot dinding penahan

tanah menyalurkan beban ke pondasinya. Konstruksi dinding penahan tanah gaya berat tinggi dapat dibuat dari batu kali atau beton, dapat pula dibuat dari beronjong (gabion) berupa keranjang panjang terbuat dari kawat kasa baja yang diisi batu – bata dengan elemen prakilang dari beton (elemen sendok beton) atau ban bekas mobil (yang dua- duanya dapat diisi dengan tanah dan tanaman).

Gambar.51.sistem dinding di tapak berkontur Sumber: Heinz frick

Dinding penahan tanah siku dan konsol Dinding penahan tanah siku dan konsol memiliki kelebihan yaitu pada penggunaan sebagian dari tekanan tanah sebagai bobot dinding.

Pada konstruksi ini timbul momen lentur yang tinggi sehingga menuntut penggunaann konstruksi beton bertulang. Disamping menghemat bahan banguanan beton, dinding penahan siku memusatkan saluran beban tanah pada pertengahan dasar pondasi yang Pada konstruksi ini timbul momen lentur yang tinggi sehingga menuntut penggunaann konstruksi beton bertulang. Disamping menghemat bahan banguanan beton, dinding penahan siku memusatkan saluran beban tanah pada pertengahan dasar pondasi yang

Gambar.52. system dinding penahan tanah

Sumber: Heinz frick

2. Perencanaan Jalan Perencanaan dan penentuan jalan pada lereng gunung jangan didimensikan menurut kebutuhan pada masa pembangunan (supaya truk besar dapat naik) melainkan sesuai kebutuhan penghuni. Hal ini berarti bahwa pada umumnya jalan tidak perlu lebih lebar daripada 3,00-3,50 m dengan kekuatan 3,5 ton.

Penentuan sumbu jalan Seleksi awal garis sumbu dugaan jalan dilaksanakan sebelum

pekerjaan konstruksi dimulai agar mendapatkan alur yang baik. Garis sumbu dugaan jalan terbaik adalah garis yang mengikuti garis kontur atau yang naik turun secara merata.

Penentuan garis sumbu dugaan jalan yang horizontal ditetapkan berbentuk polygon, garis sumbu kemudian menentukan sumbu jalan sebagai suatu rangkaian antara bagian jalan yang lurus dan tikungan terkait. Pada tikungan (dibawah 100,0 m garis tengah) jalan harus diperlebar karena mengambil tikungan.

Konstruksi jalan dan selokan air hujan Pembangunan atau susunan lapisan pada konstruksi badan jalan

dapat dilakukan sebagai berikut:

Gambar.53. konstruksi jalan Sumber: Heinz frick

Setiap jalan harus memiliki kemiringan melintang minimal 3% (jalan aspal)atau 5% (jalan berbatu) ke salah satu sisi atau dari sumbu jalan kea rah sisi kanan maupun sisi kiri. Lebar jalan dibatasi dengan bahu jalan yang menghindari kerusakan tepi jalan, dan dengan selokan air hujan (dan air limbah) .

Gambar.54. selokan air hijan Sumber: Heinz frick

H. PRESEDEN

1. Peter Harrison Planetarium, Greenwich

Gambar.55. Peter Harrison Planetarium, Greenwich

Sumber: www.sydneyobservatory.com.au

Menerapkan konsep metafora pada perancangannya. Konsep metafora di ungkapkan melalui proyeksi rasi bintang dan lokasi grenwich pada bola dunia sehingga membentuk seperti cone. Metafora yang diterapkan pada bangunan ini termasuk kategori metafora Intangible methaphors (metafora yang tidak dapat diraba) Metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti, individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.

Gambar.56. Konsep Peter Harrison Planetarium, Greenwich

Sumber: www.sydneyobservatory.com.au

2. Planetarium bibliotheca

Gamber.57.Planetarium Bibliotheca

Planetarium bibliotheca selain menyediakan pertunjukan simulasi alam semesta juga diorama alam semesta dan perpustakan serta area bermain anak yang berhubungan dengn astronomy. Planetarium ini bebrbentuk dome selain dipengaruhi faktor kebutuhan kondisi ruang juga menginterprretasikan seperti planet.

Penggunaan pencahaayaan di malam hari sebenarnya menggangu peneropongan, maka dari itu peneropongan bintang di lokasi ini jarang dilakukan selain faktor cahaya dari bangunan ini sendiri juga cahaya dari bangunan lingkungan mengganggu kegiatan peneropongan.

Gambar.58.Ruang diorama Sumber: bibliotheca.com

3. Planetarium de Montreal Bangunan ini memanfaat kan kondisi kontur menjadi bagian bangunan, ruang ruang aktifitas di tempatkan pada ketinggian bukit, selain dapat di manfaatkan sebagai area hijau juga keberadaan bangunan dengn kondisi site berkontu tidak merusak tapak lokasi.

Gambar.59.Planetarium de Montreal Sumber: bibliotheca.com