Deskripsi Data

A. Deskripsi Data

Karena bentuk tes yang berbeda dengan biasanya, saat pengambilan data peneliti harus memandu siswa dalam mengerjakan soal-soal tersebut. Peneliti membacakan soal pertama dan menjelaskan bahwa dari pernyataan yang terdapat pada soal terdapat pilihan 1 dan 2. Selanjutnya dari pilihan siswa tadi, peneliti mengarahkan siswa untuk memilih sebuah alasan yang menurut siswa merupakan alasan yang tepat dari salah satu opsi a,b,c atau d. Dalam pembuatan soal tes diagnostik dilakukan revisi berdasarkan telaah soal oleh ahli, Uji Coba I dan Uji Coba II sehingga menghasilkan tes diagnostik baku. Secara lebih rinci dapat dilihat penjabarannya sebagai berikut

1. Hasil Telaah Ahli

Tahap pertama dalam pembuatan soal adalah membuat kisi-kisi soal. Rancangan kisi-kisi soal yang diajukan oleh peneliti terlampir pada lampiran 1. Sedangkan rancangan soal yang diajukan oleh peneliti kepada ahli terlampir dalam lampiran 2. Pada saat pertama kali mengajukan rancangan kisi-kisi soal dan soal tes diagnostik Optik Geometri, peneliti belum mampu menghubungkan antara subkonsep. Antar sub konsep dalam konsep berdiri sendiri dan tidak menyambung sehingga oleh ahli, peneliti diminta untuk merapikan ulang sehingga hubungan antara subkonsep sebagai penjabaran dalam konsep dapat terbaca dengan baik. Dari 20 rancangan soal yang diajukan oleh peneliti sebanyak 3 soal yang bisa diterima oleh ahli dengan penyempurnaan kalimat yang digunakan agar mudah dipahami oleh siswa. Dari telaah pertama ini, ahli menyarankan untuk menyelesaikan tiap konsep terlebih dahulu.

Pada pengajuan kedua, konsep yang diambil adalah perambatan cahaya dengan mengajukan 7 buah soal. Rancangan kisi-kisi soal II terdapat di lampiran 3 sedangkan rancangan soal II di lampiran 4. Soal nomor 1 dan 2 dan 6 sudah sesuai dengan subkonsep dan bisa diterima oleh ahli. Pada soal nomor 3, ahli meminta untuk mengembangkan soal dengan 2 lubang. Pada soal nomor 4, ahli meminta peneliti menyempurnakan opsi karena ada konsep yang tidak sesuai. Pada soal

commit to user

suhu yang menyebabkan kerapatan medium juga berbeda. Soal nomor 7 masih perlu penyempurnaan gambar karena bentuk bayangan pensil dengan garis putus- putus akan sulit dibedakan dengan garis normal. Selain itu juga menambahkan keterangan udara dan air pada gambar sehingga siswa tidak salah dalam menfsirkan gambar. Pada opsi c dan d juga belum sesuai sehingga masih perlu penyempurnaan.

Pengajuan selanjutnya dengan rancangan kisi-kisi terlampir pada lampiran

5. Pada konsep bayangan, masih terdapat revisi dikarenakan belum sesuai dengan subkonsep yang benar. Peneliti menuliskan bahwa bentuk bayangan dipengaruhi oleh bentuk sumber cahaya. Konsep ini masih diragukan sehingga harus diperbaiki lagi. Untuk konsep cermin datar, subkonsep yang dipilih peneliti belum sesuai kaidah sehingga harus diubah kembali. Soal yang diajukan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 6 dengan konsep bayangan dan cermin datar. Dari 11 soal hanya 4 soal yang bisa diterima oleh ahli yaitu nomor 11,12,13 dan 14 sehingga untuk nomor lainnya masih harus menyesuaikan konsep soal dengan bentuk soal yang telah tersusun.

Pada telaah selanjutnya, muncullah sebuah konsep baru yaitu hukum pemantulan. Secara lebih jelas untuk kisi-kisi soalnya bisa dilihat pada lampiran 7. Konsep hukum pemantulan dengan dua soal. Pada soal pertama, ahli telah menyetujui sedangkan soal kedua sedikit revisi pada kalimat yang digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8.

Telaah yang kelima, kumpulan dari kisi-kisi dan soal yang telah disetujui oleh ahli sebanyak 20 nomor. Ada perbaikan pada kata yang digunakan pada konsep bayangan. Untuk konsep cermin datar urutan subkonsep yang masih bercampur aduk dan beberapa kata yang belum sesuai sehingga harus diperbaiki. Untuk lebih jelasnya kisi-kisi dapat dilihat pada lampiran 9 sedangkan soalnya dapat dilihat pada lampiran 10. Revisi yang paling banyak terdapat pada konsep cermin datar. Selanjutnya penyempurnaan soal dan gambar agar siswa lebih jelas memahami soal.

commit to user

2 Sukoharjo. Dari 20 soal pilihan ganda beralasan diberikan waktu untuk mengerjakan selama 45 menit. Uji Coba I dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal

18 Februari 2011.

2. Hasil Uji Coba I

Soal Uji coba tes I secara jelas bisa dilihat pada lampiran 9 untuk kisi- kisi soal dan untuk tes uji coba I dapat dilihat pada lampiran 10. Untuk data hasil uji coba I dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Persentase Derajat Mengungkap Kemampuan Siswa Tiap Soal

Uji coba I dilakukan di SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan jumlah sampel

42 siswa. Hasil Perhitungan Persentase Derajat Mengungkap Kemampuan Siswa per Item Soal Optik Geometri dapat dideskripsikan dalam Tabel 4.1

Tabel 4.1 Jumlah dan Persentase Derajat Mengungkap Kemampuan Siswa per

Item Soal

No Soal

Persentase Derajat Mengungkap

Kemampuan Siswa Memahami

Miskonsepsi

Jumlah

Jumlah

1 41 97,62

1 2,38

2 4 9,52

38 90,48

3 33 78,57

9 21,43

4 0 0 42 100

5 13 30,95

29 69,05

6 39 92,86

3 7,14

7 0 0 42 100

8 41 97,62

1 2,38

9 4 9,52

38 90,48

10 37 88,09

5 11,91

11 0 0 42 100

12 38 90,48

4 9,52

13 36 85,71

6 14,29

14 3 7,14

39 92,86

15 33 78,57

9 21,43

16 27 64,29

15 35,71

17 1 2,38

41 97,62

18 32 76,19

10 23,81

19 3 7,14

39 92,86

20 4 9,52

38 90,48

commit to user

berikut

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Tes Miskonsepsi Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 menunjukkan hasil tes uji coba soal miskonsepsi untuk tiap nomor soal. Kemampuan miskonsepsi butir soal untuk mendeteksi miskonsepsi tidak merata. Dalam hal ini ditetapkan bahwa butir soal yang dapat dipakai minimal dapat mendeteksi miskonsepsi sebesar 10% dari jumlah siswa. Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa untuk item soal nomor 1, 6,8 dan 12 belum bisa dipakai untuk mendeteksi miskonsepsi karena persentase nilainya kurang dari 10% sehingga harus dilakukan revisi soal.

b. Persentase Rata-rata Mengungkap Kemampuan Siswa tiap konsep

Setelah dilakukan pengolahan data derajat Mengungkap Kemampuan Soal Miskonsepsi siswa pada tiap item soal, langkah selanjutnya adalah pengolahan data untuk mengetahui besarnya persentase rata-rata pada tiap kategori konsep. Dalam hal ini dapat dikelompokkan sebagai berikut : untuk soal nomor 1 sampai 8 dikelompokkan dalam konsep perambatan cahaya, sedangkan soal nomor 9 dan 10 dikelompokkan dalam konsep hukum pemantulan, untuk soal nomor 11 sampai 15 tentang konse bayangan dan untuk soal nomor 16 sampai 20 berkaitan tentang

commit to user

dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Persentase Rata-Rata tiap Konsep

Konsep

Rata-Rata Persentase Tiap Konsep

Perambatan cahaya

50,89

49,11

Hukum Pemantulan

Cermin datar

31,91

68,09

Selanjutnya secara grafis dapat dideskripsikan dalam Gambar 4.1

Gambar 4.2 Diagram Persentase Rata-Rata pada tiap konsep Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 menunjukkan hasil tes uji coba soal

miskonsepsi untuk tiap konsep. Kemampuan miskonsepsi tiap konsep untuk mendeteksi miskonsepsi tidak merata. Dalam hal ini ditetapkan bahwa patokan minimal dapat mendeteksi miskonsepsi sebesar 50% dari jumlah siswa. Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa untuk konsep perambatan cahaya dan konsep bayangan belum bisa dipakai untuk mendeteksi miskonsepsi karena persentasenya kurang dari 50% sehingga harus dilakukan revisi.

commit to user

tiap nomor soal sebagai berikut:

1. Soal Nomor 1

Soal nomor 1 tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa karena dari 42 siswa hanya 1 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan persentase 2,38% . Nilai tersebut kurang dari 10% sehingga soal belum bisa dipakai untuk mendeteksi miskonsepsi siswa. Karena penjabaran soal terlalu panjang membuat siswa malas untuk membacanya sehingga dipersingkat dengan tujuan soal yang sama yaitu memperkuat konsep bahwa cahaya terjadi karena adanya sumber cahaya. Cahaya ini mengenai benda kemudian dipantulkan oleh benda tersebut ke mata pengamat sehingga benda terlihat. Revisi dari soal nomor 1 adalah pada opsi 1 memiliki pilihan sebab b dan d, sedangkan pilihan 2 memiliki sebab a dan c.

Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah anggapan siswa bahwa mata dapat melihat dalam kegelapan jika terbiasa berada di tempat yang gelap total, benda yang memiliki warna terang akan memancarkan cahaya sendiri dan benda yang berwarna putih bersifat menyerap cahaya sehingga nampak saat berada di tempat yang gelap.

2. Soal Nomor 2

Dari 42 siswa sebanyak 4 siswa terdapat 38 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase sebesar 90,48%. Nilai tersebut lebih dari 10% sehingga soal bisa dipakai untuk mendeteksi miskonsepsi siswa namun demikian masih diperlukan revisi soal pada opsi a yaitu cahaya dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet agar opsi a mampu menjadi distraktor untuk pilihan 2.

Soal ini bertujuan untuk menunjukkan konsep bahwa cahaya merupakan suatu bentuk gelombang elektromagnet. M iskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah cahaya dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet yang tetap, Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat melalui medium.

3. Soal Nomor 3

commit to user

persentase 21,43%. Revisi dari soal nomor 3 terletak pada gambar yang digunakan, yang semula menggunakan satu buah papan yang berlubang diubah menjadi dua buah papan yang berlubang. Hal ini dilakukan untuk mengecohkan siswa perihal konsep cahaya merambat lurus jika berada pada medium yang seragam. Pada opsi a juga dilakukan revisi yaitu cahaya merambat melalui lubang kecil karena kalimat ini lebih terfokus jika dibandingkan dengan cahaya merambat lurus jika berada pada medium yang seragam.

4. Soal Nomor 4

Untuk soal nomor 4 menceritakan tentang pengalaman sehari-hari dengan harapan siswa mampu menggunakan penalaran untuk menjawab soal tersebut. Dari 42 siswa tidak ada anak yang menjawab dengan benar berarti semua siswa mengalami miskonsepsi. Artinya butir soal ini telah mampu mengidentifikasi miskonsepsi namun dengan melakukan revisi yaitu membuat soal lebih singkat dan gambar yang digunakan juga diperjelas dengan menunjukkan letak pintunya sehingga siswa tidak mengalami kesalahpahaman dalam menafsirkan gambar. Revisi yang dilakukan pada opsi dengan ketentuan pilihan 1 mempunyai sebab opsi pada pilihan c dan d sedangkan pilihan 2 mempunyai sebab opsi pada pilihan a dan b. Setelah diperiksa ulang ternyata pada tes uji coba I mempunyai dua jawaban yang benar yaitu cahaya lampu petromax tidak mampu menembus dinding (b) dan cahaya lampu petromax yang merambat dipantulkan oleh dinding penghalang (c). Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah

5. Soal Nomor 5

Pada soal nomor 5 berkaitan dengan perbedaan cahaya antara siang hari dan malam hari. Dari 42 siswa pada uji coba I sebanyak 13 siswa menjawab benar dan 29 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 69,05%. Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah tidak adanya perbedaan kecepatan cahaya antara siang hari dan malam hari.

Revisi soal nomor 5 tentang perbedaan perambatan kecepatan cahaya antara siang dan malam hari diganti dengan perbedaan perambatan kecepatan

commit to user

disebutkan berlaku relatif tergantung suhu dan juga ada faktor lain yang mempengaruhi seperti tekanan udara sedangkan untuk air dan etanol perbedaan kecepatan cahaya jelas tergantung nilai indeks bias. Soal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa belum tentu dalam medium yang sama kecepatan cahaya memiliki nilai yang sama sebagai contoh dalam zat cair antara air dan alkohol indeks biasnya berbeda sehingga kecepatan cahayanya juga berbeda.

6. Soal Nomor 6

Pada soal nomor 6, dari 42 siswa terdapat 3 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 7,14%. Butir soal ini dikategorikan belum mampu mengungkap miskonsepsi siswa karena persentasenya kurang dari 10% sehingga dilakukan penggantian soal menjadi seperti pada lampiran 14. Soal ini sebagai pemerkuat konsep bahwa kecepatan cahaya berbanding terbalik dengan indeks bias medium.

7. Soal Nomor 7

Soal nomor 7 dari 42 siswa semuanya mengalami miskonsepsi sehingga persentase miskonsepsinya 100%. Miskonsepsi yang dialami adalah kecepatan perambatan cahaya pada matahari lebih besar daripada lampu senter .

Namun demikian masih perlu dilakukan revisi yaitu pada opsi d yang semula lampu senter penampangnya lebih kecil dibandingkan dengan sinar matahari menjadi cahaya lampu senter dan sinar matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang mempunyai arah rambatan sejajar dengan arah getarannya. Pergantian jawaban ini dengan tujuan agar opsi 1 mempunyai 2 jawaban yang terkait yaitu a dan b sedangkan opsi 2 juga mempunyai 2 jawaban yang terkait yaitu c dan d.

8. Soal Nomor 8

Pada soal nomor 8 tes uji coba I dari 42 siswa diperoleh 1 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan persentase 2,38%. Karena persentasenya kurang dari 10% maka soal ini harus diperbarui karena belum ditetapkan mampu mengungkap miskonsepsi.

commit to user

uji coba II kalimat yang digunakan lebih mendetail dengan tujuan menggali pemahaman siswa perihal pengetahuan yang dimilikinya. Revisi opsi juga dilakukan sehingga pada pilihan 1 mempunyai opsi sebab a dan b sedangkan pada pilihan 2 mempunyai opsi sebab c dan d.

9. Soal Nomor 9

Pada soal nomor 9, dari 42 siswa 4 siswa yang menjawab dengan benar dan 38 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 90,48% artinya soal ini sudah mampu mengungkap miskonsepsi. Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah pengertian bidang datar pada hukum pemantulan. Revisi soal nomor 9 terletak pada pilihan nomor 2. Pada opsi sebab juga dilakukan revisi agar miskonsepsi yang dialami siswa lebih tampak perihal pendeskripsian bidang datar pada hukum pemantulan cahaya.

10. Soal Nomor 10

Soal nomor 10 berkaitan dengan hukum pemantulan cahaya. Dari 42 siswa sebanyak 5 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 11,91% artinya soal ini belum cukup mampu mengungkap miskonsepsi. Revisi soal nomor

10 hampir bersifat total karena pada tes uji coba I opsi 1 dan 2 mempunyai jawaban yang sama-sama benar. Meskipun soal telah berubah tujuannya tetap sama untuk menunjukkan pemahaman siswa tentang konsep bahwa pada hukum pemantulan cahaya, besar sudut datang sama dengan sudut pantul.

11. Soal Nomor 11

Pada soal nomor 11, dari 42 siswa tidak ada siswa yang menjawab dengan benar sehingga persentase miskonsepsi 100%. Namun revisi masih dilakukan pada gambar yang digunakan yaitu dengan memperkecil ukuran lampu. Revisi pada opsi juga dilakukan untuk memperjelas perbedaan antar opsi.

12. Soal Nomor 12 dan 13

Pada soal nomor 12 dari 42 siswa sebanyak 4 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan persentase 9,52% sehingga soal belum bisa dipakai untuk mengungkap miskonsepsi. Sedangkan pada soal nomor 13 siswa dengan persentase 14,29% artinya soal belum cukup mengungkap miskonsepsi. Antara

commit to user

pokok permasalahan yang mirip tentang konsep penumbra dan umbra. Siswa- siswa bisa membedakan antara umbra dan penumbra namun lupa bahwa penumbra adalah bayangan yang masih terkena cahaya sedangkan umbra adalah bayangan yang tak terkena cahaya sama sekali. Kedua soal ini bertujuan untuk membedakan antara umbra dan penumbra. Revisi dilakukan pada opsi yang digunakan dengan menyisipkan kata kunci yang salah sehingga siswa dituntut harus benar-benar jeli dalam membaca dan mengerjakan soal.

13. Soal Nomor 14

Pada soal nomor 14, dari 42 siswa terdapat 39 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan persentase 92,86%. Artinya soal ini sudah mampu mengungkap miskonsepsi. Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah pada intensitas yang sama, semakin besar ukuran lampu maka bayangan akan semakin terang. Revisi dilakukan untuk memperjelas maksud soal dengan memperbaiki dan memperjelas gambar. Revisi opsi dilakukan sehingga pada opsi 1 mempunyai 2 pilihan yang terkait yaitu b dan c. Sedangkan opsi 2 pilihan yang terkait adalah a dan d.

14. Soal Nomor 15

Pada soal nomor 15, dari 42 siswa terdapat 9 siswa yang menglami miskonsepsi dengan persentase 21,43%. Artinya soal ini belum cukup mampu mengungkap miskonsepsi. K ejelasan bayangan dipengaruhi oleh jarak antara sumber cahaya dan benda. Semakin jauh jarak bola lampu dan kartu maka cahaya lampu akan menuju ke satu titik sehingga bayangan juga semakin jelas. Revisi dilakukan dengan memperbaiki dan memperjelas gambar sehingga siswa tidak salah tafsir dalam menerjemahkan soal. Revisi opsi juga dilakukan sehingga pada opsi 1 mempunyai 2 pilihan yang terkait yaitu a dan b. Sedangkan opsi 2 pilihan yang terkait adalah c dan d.

15. Soal Nomor 16

Pada soal nomor 16 berhubungan dengan pembentukan bayangan pada cermin datar. Sebanyak 15 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 35,71% . Soal ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepai siswa tentang konsep bayangan pada cermin datar yang terbentuk berdasarkan prinsip hukum

commit to user

dan mudah dipahami oleh siswa. Pada opsi jawaban yang tepat c lebih dijabarkan sehingga menguji tingkat kepahaman siswa lebih mendalam.

16. Soal Nomor 17

Pada soal nomor 17 juga berhubungan dengan pembentukan bayangan pada cermin datar dari 42 siswa pada tes uji coba I yang mengalami miskonsepsi sebanyak 41 siswa dengan persentase 97,62% . Artinya soal ini sudah mampu mengungkap miskonsepsi. Revisi opsi dilakukan agar kalimat yang digunakan lebih jelas dan mudah dipahami oleh siswa. Penekanan soal berada pada konsep bahwa sifat bayangan pada cermin datar adalah maya.

17. Soal Nomor 18

Pada soal nomor 18 menjelaskan sifat bayangan pada cermin datar. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, dari 42 siswa sebanyak

10 siswa yang mengalami miskonsepsi dengan persentase 23,81% . Revisi terletak pada opsi a dan d karena pada opsi tersebut kurang berhubungan dengan soal sehingga opsi diperbaiki untuk menguji konsep bahwa jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin. Miskonsepsi yang biasanya terjadi adalah jarak bayangan ke cermin lebih dekat dibandingkan dengan jarak benda ke cermin.

18. Soal Nomor 19

Pada soal nomor 19 menjelaskan bahwa tinggi bayangan pada cermin datar sama dengan tinggi benda, dari 42 siswa sebanyak 39 siswa mengalami miskonsepsi dengan persentase 92,86% . Revisi dilakukan pada opsi b karena besar sudut tidak akan mengubah jarak bayangan ke benda. Peneliti memperbaiki opsi yang kurang sesuai agar soal menjadi lebih baik. Dengan begitu, siswa lebih teruji perihal pemahamannya tentang konsep bahwa tinggi bayangan yang dibentuk cermin datar sama besar dengan tinggi bendanya. Miskonsepsi yang biasanya terjadi pada siswa adalah tinggi bayangan akan lebih kecil dibandingkan dengan tinggi benda.

19. Soal Nomor 20

commit to user

miskonsepsi dengan persentase 90,48% . Soal ini bertujuan untuk menguji konsep bahwa cermin datar minimal harus mempunyai tinggi setengah kali tinggi orang untuk melihat ukuran sebagai manusia seutuhnya. Miskonsepsi yang akan diidentifikasi adalah cermin datar minimal mempunyai tinggi sama dengan tinggi orang untuk melihat ukuran sebagai manusia seutuhnya. Revisi dengan menambahkan gambar supaya siswa tidak salah menempatkan ukuran tinggi dan lebar.

Dari seluruh jawaban siswa, diukur reliabilitas tes dalam penelitian menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) dimana jika jawaban benar dan alasan benar mendapat nilai 0 dikategorikan tidak mengalami miskonsepsi sedangkan untuk pilihan lainnya mendapat nilai 1 dikategorikan siswa mengalami miskonsepsi. Hasil perhitungan dengan rumus di atas diperoleh besarnya reabilitas

tes saat uji coba I adalah 0,29. Nilai tersebut tergolong dalam 0,20 ≤ r 11 < 0,40

sehingga disimpulkan bahwa soal uji coba I mempunyai reliabilitas rendah. Artinya instrumen dari hasil uji coba I ini tingkat keajegan dalam mengungkap miskonsep siswa masih rendah. Untuk perhitungan detail menggunakan Excell dapat dilihat di lampiran 16.

3. Hasil Uji Coba II

Setelah mengadakan revisi soal uji coba I, dilakukan tes Uji Coba II pada tanggal 24 Maret 2011 dengan jumlah peserta 78 siswa. Kisi- kisi untuk tes Uji Coba II dapat dilihat pada lampiran 11 sedangkan soalnya dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 12. Secara lebih rinci hasil Uji coba II dipaparkan sebagai berikut:

a. Persentase Derajat Mengungkap Kemampuan Siswa Tiap Soal

Setelah melakukan uji coba, soal yang dianggap masih kurang kemudian direvisi untuk dilakukan penelitian selanjutnya. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran yang jelas pada Tabel 4.3

commit to user

Soal

No Soal

Persentase Derajat Mengungkap Kemampuan Siswa Memahami

77 98,72 Dari Tabel 4.3 kemudian dibuat diagram batang agar bisa dilihat

perbedaan antara siswa yang memahami dan mengalami miskonsepsi. Dengan diagram batang akan terlihat jelas gambarannya dalam Gambar 4.3

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Tes Miskonsepsi

commit to user

miskonsepsi untuk tiap nomor soal secara keseluruhan tiap soal pada tes Uji Coba

II telah mampu mengungkap miskonsepsi siswa karena telah memenuhi ketetapan minimal 10%.

c. Persentase Rata-rata Mengungkap Kemampuan Siswa tiap konsep

Besarnya persentase rata-rata pada tiap kategori konsep digolongkan menjadi soal nomor 1 sampai 8 dikelompokkan dalam konsep perambatan cahaya,nomor 9 dan 10 dikelompokkan dalam konsep hukum pemantulan, untuk soal nomor 11 sampai 15 tentang bayangan dan soal nomor 16 sampai 20 berkaitan tentang cermin datar. Secara rinci persentase tiap konsep dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa miskonsepsi pada konsep dari yang terbesar berturut-turut adalah cermin datar 89,49, Bayangan 89,23, Hukum Pemantulan 73,72, dan Perambatan cahaya 54,97 . Sama seperti tes uji coba I, persentase miskonsepsi terbesar pada konsep cermin datar.

Tabel 4.4 Persentase Rata-Rata tiap konsep

Konsep

Rata-Rata Persentase Tiap konsep

% Rata-Rata Perambatan cahaya

45,03

54,97 Hukum Pemantulan

89,23 Pemantulan pada Cermin datar

10,51

89,49 Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Diagram Persentase Rata-Rata pada tiap konsep

commit to user

siswa di beberapa kelas SMA Negeri 2 Sukoharjo yang sudah pernah mendapatkan materi optik. Dari 20 soal pilihan ganda beralasan diberikan waktu untuk mengerjakan selama 45 menit. Uji Coba II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Maret 2011. Peneliti merangkum tiap-tiap nomor soal untuk pencapaian hasil uji coba II dan semua konsep telah dapat terungkap miskonsepsinya dengan persentase lebih dari 50%. Peneliti merangkum tiap-tiap soal nomor soal untuk pencapaian hasil Uji Coba II sebagai berikut:

1. Soal Nomor 1

Pada tes uji coba II dari 78 siswa sebanyak 14 siswa mengalami miskonsepsi. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi sebesar 17,95% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

2. Soal Nomor 2

Pada tes uji coba II dari 78 siswa sebanyak 59 siswa mengalami miskonsepsi. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 75,64% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

3. Soal Nomor 3

Pada tes uji coba II dari 78 siswa sebanyak 13 siswa mengalami miskonsepsi. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 16,67% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

4. Soal Nomor 4

Setelah diadakan revisi, pada tes uji coba II dari 78 siswa 15 siswa mengalami miskonsepsi. Adanya peningkatan jumlah siswa yang memahami soal dengan baik dibandingkan dengan tes Uji Coba I. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 19,23% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

5. Soal Nomor 5

Dari 78 siswa sebanyak 60 siswa mengalami miskonsepsi. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 76,92% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

6. Soal Nomor 6

commit to user

Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 94,87% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

7. Soal Nomor 7

Pada tes uji coba II soal masih tetap dengan revisi pada opsinya dari 78 siswa diperoleh 68 siswa mengalami miskonsepsi. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 87,18% sehingga butir soal ini bisa

digunakan.

8. Soal Nomor 8

Pada tes uji coba dari 78 siswa sebanyak 40 siswa mengalami miskonsepsi. Revisi soal ini hanya terdapat pada opsiya, adanya penningkatan siswa yang mengalami miskonsepsi disebabkan karena hubungan opsi yang semakin dekat sehingga semakin menyulitkan siswa. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 51,28% sehingga butir soal ini bisa

digunakan.

9. Soal Nomor 9

Untuk uji coba II dari 78 siswa sebanyak 37 siswa mengalami miskonsepsi. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan baik yaitu sebesar 47,44% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

10. Soal Nomor 10

Tes uji coba II dari 78 siswa tidak ada yang berhasil menjawab dengan benar. Semuanya mengalami miskonsepsi karena siswa belum memahami bahwa sudut datang adalah sudut antara sinar datang dan garis normal. Di sini siswa terkecoh

dengan sudut yang diketahui sebesar 60 0 adalah sudut datang. Soal ini mampu

mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 100% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

11. Soal Nomor 11

Pada tes uji coba II dari 78 siswa sebanyak 70 siswa mengalami miskonsepsi. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 89,74% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

commit to user

Pada uji coba II dari 78 siswa untuk soal nomor 12 sebanyak 67 siswa yang mengalami miskonsepsi. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 85,88% sehingga butir soal ini bisa digunakan .

Untuk soal nomor 13 sebanyak 73 siswa mengalami miskonsepsi. Soal nomor

12 dan 13 ini menggunakan gambar yang sama, adanya peningkatan siswa yang mengalami miskonsepsi dikarenakan revisi pada gambar yang digunakan pada tes uji coba I gambar benda dan bayangan digambarkan dengan jelas sedangkan pada tes uji coba II yang tampak hanya gambar benda. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 93,59% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

13. Soal Nomor 14

Sedangkan pada tes uji coba II sebanyak 73 siswa mengalami miskonsepsi. Adanya peningkatan yang sangat besar pada jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi ini disebabkan perubahan jawaban yang benar dari bayangan A’B’ terbentuk melalui hukum pemantulan cahaya menjadi Bayangan A’B’ terbentuk melalui titik potong perpanjangan berkas sinar –sinar pantul yang konvergen. Pada jawaban pertama sangat jelas sedangkan pada jawaban kedua lebih detail sehingga membingungkan siswa. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 93,59% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

14. Soal Nomor 15

Sedangkan pada tes uji coba II dari 78 siswa yang berhasil menjawab dengan benar hanya 13 orang siswa dan yang mengalami miskonsepsi sebanyak 65 siswa. Berarti tingkat miskonsepsi soal ini sangat tinggi melebihi 75%. Sebagian besar siswa menjawab bahwa cermin datar bersifat nyata, mereka mengira bahwa bayangan dapat dilihat jelas di cermin sehingga bersifat nyata. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 83,33% sehingga

butir soal ini bisa digunakan.

15. Soal Nomor 16

Sedangkan pada uji coba II dari 78 siswa sebanyak 73 siswa yang mengalami miskonsepsi. Hal ini menunjukkan bahwa soal ini mampu mengidentifikasi

commit to user

digunakan.

16. Soal Nomor 17

Sedangkan pada uji coba II dari 78 siswa sebanyak 76 siswa yang mengalami miskonsepsi. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 97,44% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

17. Soal Nomor 18

Pada uji coba II dari 78 siswa sebanyak 56 siswa yang mengalami miskonsepsi. Soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 71,79% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

18. Soal Nomor 19

Pada uji coba II dari 78 siswa sebanyak 67 siswa yang mengalami miskonsepsi. Hal ini menunjukkan bahwa soal ini mampu mengidentifikasi miskonsepsi dengan sangat baik yaitu sebesar 85,90% sehingga butir soal ini bisa digunakan.

19. Soal Nomor 20

Pada uji coba II dari 78 siswa sebanyak 77 siswa yang mengalami miskonsepsi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki tingkat miskonsepsi yang sangat tinggi 98,72 % sehingga butir soal ini bisa digunakan .

Dari seluruh jawaban siswa, kemudian diukur reliabilitas tes dalam penelitian menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) dimana jika jawaban benar dan alasan benar mendapat nilai 0 sedangkan untuk pilihan lainnya mendapat nilai 1 karena siswa dianggap mengalami miskonsepsi. Sedangkan untuk Tes Uji Coba II

diperoleh nilai 0,69. Nilai tersebut tergolong dalam 0,60 ≤ r 11 < 0,80 sehingga

disimpulkan bahwa soal penelitian tersebut memiliki reliabilitas tinggi. Artinya instrumen dari hasil uji coba II ini tingkat keajegan dalam mengungkap miskonsepsi siswa tinggi. Untuk perhitungan detail menggunakan Excell dapat dilihat di lampiran 17.

commit to user

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tes yang diujikan pada siswa kelompok kecil yaitu 42 siswa terdapat 6 soal yang tidak layak digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi karena persentasenya kurang dari 10%. Selanjutnya soal direvisi pada tes Uji Coba II dan diujikan pada jumlah yang lebih besar yaitu

78 siswa sehingga diperoleh soal-soal yang mampu mengidentifikasi miskonsepsi pada siswa minimal 10%. Pada konsep perambatan cahaya dengan sub konsep meliputi cahaya terjadi karena adanya sumber cahaya, Cahaya merupakan suatu bentuk gelombang electromagnet, Cahaya merambat lurus jika berada pada medium yang seragam , Cahaya dipantulkan saat menyentuh dinding penghalang , Kecepatan cahaya berbanding terbalik dengan indeks bias medium. Kecepatan cahaya tidak dipengaruhi sumber cahayanya , Cahaya mengalami pembiasan jika kecepatan cahaya berubah pada tes Uji Coba I dengan persentase miskonsepsi rata-rata sebesar 49,11% dan pada tes Uji Coba II sebesar 54,97%.

Konsep yang kedua tentang Hukum Pemantulan dengan subkonsep Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada sebuah bidang datar dan Besar sudut datang sama dengan sudut pantul. Pada tes Uji Coba I dengan persentase miskonsepsi rata-rata sebesar 51,19% dan pada tes Uji Coba II sebesar 73,72%.

Konsep yang ketiga tentang Bayangan dengan subkonsep Bayangan terbentuk ketika berkas cahaya mengenai benda yang tak tembus cahaya, Bayangan umbra(inti) yaitu bayangan yang benar-benar gelap atau dengan kata lain bayangan yang tidak mendapat cahaya sama sekali, Bayangan penumbra, yaitu bayangan yang tidak terlalu gelap atau dengan kata lain bayangan yang masih mendapatkan cahaya, Kejelasan bayangan dipengaruhi oleh jarak antara sumber cahaya dan benda, Kejelasan bayangan dipengaruhi ukuran titik pusat sumber cahaya. Pada tes Uji Coba I dengan persentase miskonsepsi rata-rata sebesar 47,62% dan pada tes Uji Coba II sebesar 89,23%.

Konsep yang keempat tentang Pemantulan pada Cermin datar dengan subkonsep

Cermin datar minimal harus mempunyai tinggi setengah kali tinggi orang untuk melihat ukuran sebagai manusia seutuhnya, Bayangan pada cermin datar

commit to user

cermin datar adalah maya, Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, Tinggi bayangan yang dibentuk cermin datar sama besar dengan tinggi bendanya. Pada tes Uji Coba I dengan persentase miskonsepsi rata-rata sebesar 68,09% dan pada tes Uji Coba II sebesar 89,49%.

Dari keempat konsep di atas, antara Tes Uji Coba I dan Tes Uji Coba II mengalami peningkatan dalam hal persentase rata-rata tiap konsep yang dialami siswa. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen pada tes Uji Coba II cukup baik digunakan untuk mengungkap miskonsepsi siswa. Karena pada masing-masing konsep sudah dapat mengungkap miskonsepsi sebesar minimal 50% dari jumlah responden. Hasil tersebut dipertegas dengan nilai reliabilitas sebesar 0,69 yang termasuk kategori tinggi.

commit to user