Komponen Proses Pembelajaran

7. Komponen Proses Pembelajaran

Menurut pasal 1 butir 20 UU No tahun 2003 tentang Sisdiknas pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk menciptakan proses pembelajaran yang sehat dalam dunia pendidikan harus meliputi beberapa hal, yaitu (1) Anak didik, (2) Pendidik, (3) Alat Pendidikan (sarana dan prasarana), (4) Lingkungan Pendidikan. Komponen tersebut harus ada di dalam berlangsungnya proses pembelajaran.

a. Anak Didik

Peran siswa dalam proses pembelajaran adalah belajar. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Menurut Sanjaya (2010), “Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses

commit to user

pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa disebut pupil formative experience serta faktor sifat yang dimiliki siswa (pupil properties)”(hlm. 54).

Latar belakang siswa (pupil formative experience) meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tingkat sosial ekonomi, dari keluarga bagaimana siswa berasal dll. Kepribadian mereka bermacam-macam ada yang pendiam, ada yang periang, ada yang suka bicara, ada yang kreatif, keras kepala, manja dan sebagainya. Sifat yang dimiliki siswa (pupil properties) meliputi kemampuan, pengetahuan dan sikap. Tidak dapat disangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan atau tingkat kecerdasan yang bervariasi. Perbedaan-perbedaan semacam itu menuntut perlakuan yang berbeda pula baik dalam penempatan atau pengelompokan siswa maupun dalam perlakuan guru dalam menyesuaikan gaya belajar. Karena itu perbedaan anak pada aspek biologis, intelektual dan psikologis tersebut dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.

Karakteristik siswa yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar menurut Muhibbin (2008) adalah sebagai berikut:

1) Kematangan mental dan kecakapan intelektual siswa yang meliputi: keserdasan umum (general ability); bakat (specific intellectual ability); dan kecakapan ranah cipta yang diperoleh lewat pengalaman belajar.

2) Kondisi jasmani dan kecakapan ranah karsa siswa yang meliputi: kekuatan, kecepatan, koordinasi antar anggota badan, dan sebagainya.

3) Karakteristik ranah rasa siswa yang meliputi: tingkat minat belajar, jenis motivasi belajar (intrinsic atau ekstrinsik), sikap terhadap guru dan mata pelajaran, dan sebagainya.

4) Kondisi rumah dan status sosial ekonomi keluarga siswa yang meliputi: tingkat keharmonisan kedua orangtua, tata ruang dan peralatan rumah, dan status atau kelas sosial-ekonomi (kelas atas, kelas menengah, atau kelas bawah).

5) Usia siswa. Hal ini berhubungan erat dengan penyesuaian tingkat kematangan dan perkembangan psiko-fisik dengan tingkat kesulitan mata pelajaran yang dipelajari siswa.

6) Jenis kelamin siswa. Hal ini sering berkaitan dengan minat dan bakat umum yang berbeda antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa laki-laki lebih cenderung terhadap sains dan teknologi, sedangkan siswa perempuan lebih cenderung terhadap ilmu-ilmu sosial (hlm. 247)

commit to user

b. Pendidik

Dalam pengertian yang sederhana, pendidik adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, sedangkan dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau atau mushola, dirumah dan sebagainya.Pendidik memiliki tugas sebagai berikut :

1) Menyerahkan kebudayaan kepada anak-anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.

2) Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila.

3) Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang- undang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II tahun 1983

4) Sebagai perantara dalam belajar

5) Pendidik adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya.

6) Pendidik sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru ini sesuai dengan yang dikemukakan Suryosubroto (2009) untuk dapat mampu melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan professional, yaitu terpenuhinya 10 kompetensi guru, yang meliputi:

1) Menguasai bahan, meliputi:

a) Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah.

b) Menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi.

2) Mengelola program belajar mengajar, meliputi:

a) Merumuskan tujuan intruksional.

b) Mengenal dan dapat menggunakan prosedur intruksional yang tepat.

c) Melaksanakan program belajar mengajar.

d) Mengenal kemampuan anak didik.

3) Mengelola kelas, meliputi:

a) Mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran.

b) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.

4) Penggunaan media atau sumber, meliputi:

a) Mengenal, memilih, dan menggunakan media.

b) Membuat alat bantu pelajaran yang sederhana.

commit to user

c) Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.

d) Menggunakan micro teaching untuk unit program pengenalan lapangan.

5) Menguasai landasan-landasan pendidikan.

6) Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar.

7) Menilai prestasisiswa untuk kepentingan pelajaran.

8) Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah, meliputi:

a) Mengenal fungsi dan layanan program bimbingan dan

penyuluhan.

b) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan.

9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.

10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran (hlm.3)

Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Suryosubroto (2009) bahwa tugas guru dalam proses belajar mengajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 kegiatan, yaitu:

1) Menyusun program pengajaran:

a) Program tahunan pelaksanaan kurikulum.

b) Program semester/caturwulan.

c) Program satuan pelajaran.

d) Perencanaan program mengajar.

2) Menyajikan/melaksanakan pengajaran:

a) Menyampaikan materi (dalam GBPP).

b) Menggunakan metode mengajar.

c) Menggunakan media/sumber.

d) Mengelola kelas/mengelola interaksi belajar mengajar.

3) Melaksanakan evaluasibelajar:

a) Menganalisis hasil evaluasi belajar.

b) Melaporkan hasil evaluasi belajar.

c) Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan (hlm.7)

commit to user

Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal yang terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

c. Alat Pendidikan (Sarana dan Prasarana).

Sarana dan prasarana pendidikan jasmani merupakan bagian penting dalam pendidikan jasmani, tanpa sarana dan prasarana pembelajaran tidak bisa terwujud dengan baik. Menurut Samsudin ( 2008 ) sarana adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan atau dimanfaatkan di dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan”( hlm.65 ) Sedangkan prasarana adalah merupakan fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar yang relatif permanen. Menurut Standar Nasional Pendidikan UU No. 19 pasal 42 (2005) setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber belajar lainya.

Bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Prasarana bersifat permanen tidak dapat di pindah-pindahkan dari satu tempat ke tempat lain seperti lapangan, aula, dan kolam renang. Tersedianya prasarana yang memadai akan memperlancar proses pembelajaran. Sarana pendidikan jasmani merupakan peralatan-peralatan yang dapat menunjang proses pembelajaran seperti bola, net, dan raket. Dengan adanya sarana yang memadai maka pembelajaran pendidikan jasmani akan berjalan lancar. Salah satu kendala kurang lancarnya pendidikan jasmani di sekolah-sekolah adalah kurang memadainya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.

Ketergantungan para guru pendidikan jasmani pada sarana yang standar serta pendekatan pembelajaran pada penyajian teknik-teknik dasar

commit to user

yang sesuai kurikulum juga menjadi salah satu penyebabnya. Sebenarnya banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi yaitu dengan memodifikasi sarana dan prasarana yang digunakan. Dengan upaya tersebut diharapkan peserta didik akan mempunyai pengalaman gerak yang banyak dan beragam serta anak didik menumbuhkan konsep-konsep gerak yang variatif.

Pengembangan sarana pendidikan jasmani artinya melengkapi yang sudah ada dengan jalan mengadakan, memperbanyak, dan membuat alat-alat sederhana. Tujuannya adalah memberdayakan anak, agar lebih banyak bergerak dalam situasi yang menarik dan gembira tanpa kehilangan esensi dari pendidikan jasmani.

Menurut Hidayatullah (2007) bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1) Permainan :

a) Bola besar meliputi bola voli, bola basket, bola sepak, lapangan voli, lapangan basket, lapangan sepak bola, tiang gawang, tiang

pancang, net/jaring, bola voli, ring bola basket, peluit.

b) Bola kecil meliputi raket, shuttlecock, lapangan bulutangkis, net/jaring bulutangkis, glove, bola softball, stik, lapangan softball, bet/pemukul, bola pingpong, meja pingpong, net/jarring pingpong, peluit.

2) Atletik meliputi lintasan lari, gawang lari, tali pembatas, bendera start, lintasan lompat, bak lompat, kapur, bendera, tongkat estafet, peluit.

3) Aquatic meliputi kolam renang, pelampung renang, kacamata renang, peluit.

4) Uji diri meliputi lapangan, kuda-kuda lompat, box, palang tunggal, matras senam, formulir tes, peluit.

5) Bela diri meliputi ruangan/halaman sekolah, arena pencak silat, goong, peluit.

6) Aktivitas ritmik meliputi lapangan, tipe recorder, kaset senam aerobic, kaset senam ritmik, peluit.

7) Aktifitas luar kelas/penjelajahan pantai meliputi pantai, rute perjalanan, rambu-rambu perjalanan, perlengkapan penjelahan, makan- makanan.

8) Kesehatan/budaya hidup sehat meliputi ruang kelas, poster, macam- macam jenis narkoba, papan tulis (hlm.4)

Menurut Soekatamsi dan Waryati (1996) bahwa standar pemakaian sarana dan prasarana pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:

commit to user

1) Prasarana dan sarana pada cabang olahraga atletik.

a) 8 start block, 1 start block untuk 4 siswa.

b) 8 tongkat estafet, 1 tongkat untuk 4 siswa.

c) 16 buah lembing, 1 lembing untuk 2 siswa.

d) 16 cakram, 1 cakram untuk 2 siswa.

e) 16 peluru, 1 peluru untuk 2 siswa.

f) 2 buah lapangan lempar lembing.

g) 2 buah lapanhan lompat jauh.

h) 2 buah lapangan lompat tinggi.

2) Prasarana dan sarana pada cabang olahraga permainan.

a) 11 bola kaki, 1 bola kaki untuk 3 siswa.

b) 11 bola voli, 1 bola voli untuk 3 siswa.

c) 11 bola basket, 1 bola basket untuk 3 siswa.

d) 11 bola tangan, 1 bola tangan untuk 3 siswa.

e) 2 buah lapangan bol voli.

f) 1 buah lapangan bola basket.

g) 1 buah lapangan sepakbola.

h) 1 buh lapangan bola tangan.

3) Prasarana dan sarana pada cabang olaraga senam.

a) 16 buah hop rotan, 1 hop untuk 2 siswa.

b) 6 buah matras, 1 matras untuk 4 siswa.

c) 2 buah peti lompat, 1 peti lompat untuk 16 siswa.

d) 16 tali lompat, 1 tali untuk 2 siswa.

e) 1 buah balok titian.

f) 1 buah palang tunggal.

g) 2 buah tape recorder.

h) 2 buah kaset senam.

4) Prasaran dan sarana pada cabang oalaraga beladiri.

a) 2 pakaian beladiri, 1 untuk putra dan 1 untuk putri.

b) 2 buah body protector (hlm.5)

d. Lingkungan Pendidikan

Menurut jurnal lingkungan pendidikan abhamus (2011) yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah lakukita, pertumbuhan, perkembangan atau Life Processes.

Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan, yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian,

commit to user

keadaaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dan lain-lain) dinamakan lingkungan pendidikan.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah mebantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan hidup anak didik meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat yang disebut tripusat pendidikan.tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua. Dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.

Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan,diantaranya sebagai berikut :

1) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.

2) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan dirumah.

3) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar, serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

4) Disekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan atau salah dan sebagainya.