Kondisi Geografis Kelurahan Pajang

A. Kondisi Geografis Kelurahan Pajang

Kelurahan Pajang merupakan salah satu kelurahan yang secara administratif termasuk dalam Kecamatan Laweyan. Kelurahan pajang termasuk kelurahan yang memiliki nilai sejarah dimana banyak nama-nama kampung yang diambil nama kerajaan pajang. Sebelum kemerdekaan daerah Pajang termasuk ke dalam wilayah Kraton Surakarta. Nama Pajang sudah ada sejak zaman Majapahit atau sejak abad XIV. Bukti bahwa Pajang merupakan bekas ibukota Kerajaan Pajang (1568-1586) ialah: Adanya tempat yang bernama Kadipaten yang dahulunya digunakan sebagai tempat tinggal Pangeran Adipati Anom (putra mahkota raja), yaitu Pangeran Benowo. Ia tidak naik tahta sebab Sunan Kudus mengangkat Arya Pangiri (menantu Bupati Demak) sebagai pengganti Sultan Hadiwijaya. Kampung Tegal Kembang, dahulu berfungsi sebagai tempat menanam bunga untuk keperluan istana. Tegal Keputren, dahulu merupakan taman istana bagi para putri raja. Tempat-tempat lain seperti: Se(n)tana, Kasatrian dan Kelurahan Pajang merupakan salah satu kelurahan yang secara administratif termasuk dalam Kecamatan Laweyan. Kelurahan pajang termasuk kelurahan yang memiliki nilai sejarah dimana banyak nama-nama kampung yang diambil nama kerajaan pajang. Sebelum kemerdekaan daerah Pajang termasuk ke dalam wilayah Kraton Surakarta. Nama Pajang sudah ada sejak zaman Majapahit atau sejak abad XIV. Bukti bahwa Pajang merupakan bekas ibukota Kerajaan Pajang (1568-1586) ialah: Adanya tempat yang bernama Kadipaten yang dahulunya digunakan sebagai tempat tinggal Pangeran Adipati Anom (putra mahkota raja), yaitu Pangeran Benowo. Ia tidak naik tahta sebab Sunan Kudus mengangkat Arya Pangiri (menantu Bupati Demak) sebagai pengganti Sultan Hadiwijaya. Kampung Tegal Kembang, dahulu berfungsi sebagai tempat menanam bunga untuk keperluan istana. Tegal Keputren, dahulu merupakan taman istana bagi para putri raja. Tempat-tempat lain seperti: Se(n)tana, Kasatrian dan

Terdapat beberapa sejarah kampung di kelurahan Pajang antara lain: Ngendraprastha, nama ini diambil dari kisah pewayangan, sebuah tempat bagian dari Astinapura yang ditempati Pandawa. Dahulu K.R.A.A. Sasradiningrat I, patih

Pakubuwana III tinggal ditempat ini. 2 Jegon dinamai kampong Jegon karena disana terdapat makam kyai Jegon. Songgalan, Ada kyai songgalan sehingga kampung tersebut dinamakan songgalan dan sebagai cikal bakal kampung itu. Sidodadi kampung ini adalah kamupung baru (zaman kerajaan pajang belum ada ). Semula daerah tegalan sehingga sebagian besar masyrakatanya menanam tanaman non-padi. Tanah tersbut merupakan lahan pemerintah atau juga disebut sebagai tanah kas Negara.

Kelurahan Pajang merupakan bagian dari daerah Surakarta, sehingga garis bujur dan garis lintang tidak berbeda. Menurut astronomi, Karesidenan Surakarta terletak pada 7’4’0 Lintang Utara , 8’10’0 Lintang Selatan, 110’27’0’ Bujur Barat , 111’20’0’ Bujur

Timu r . Batas-batas geografis wilayah Kelurahan Pajang sebagai berikut: Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Makamhaji. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sondakan dan Kelurahan Laweyan. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Banaran. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Jajar dan Kelurahan Kerten.

1 Radjiman, Warto dkk, Toponomi Kota Surakarta dari Awal Berdirinya Kasunanan Surakarta Hadiningrat . (Surakarta: 2002), hlm. 123.

2 Ibid., hlm.90 2 Ibid., hlm.90

Pajang termasuk dataran rendah dengan curah hujan 5,4 mm/tahun dengan suhu rata-rata 27 0 C. 3 Melihat datarnya topografi wilayah Pajang, maka bentuk dari perumahan

di Kelurahan Pajang pada umumnya terlihat berkelompok atau berjajar mengikuti ruas jalan. Pengelompokan rumah dengan pola demikian membentuk sebuah perkampungan. Secara administratif, Kelurahan Pajang terdiri dari 16 Rukun Warga (RW) dan terdiri dari

86 Rukun Tetangga (RT).

Kondisi Pajang sebagaimana yang diuraikan sebelumnya berakibat pada pertumbuhan produktivitas penduduk guna kelancaran pembangunan masyarakat Kelurahan Pajang. Pertambahan jumlah penduduk di satu pihak merupakan tambahan suplai tenaga kerja. Di sisi lain, bertambahnya jumlah penduduk dihadapkan pada masalah ketidakseimbangan antara tenaga kerja dengan keterbatasan lahan.

Masyarakat di Kelurahan Pajang merupakan masyarakat majemuk, sehingga di sana terdapat beragam agama serta kultur masyarakat. Implikasi dari keberagaman tersebut ialah keberagaman sarana peribadatan. Jumlah sarana peribadatan di suatu daerah merupakan tolok ukur kemajuan pembangunan budi pekerti dan nilai spritual.

3 http://www.google/demografi kelurahan pajang, (diakses pada tanggal 13 September 2011).

vihara.