terlihat pada individu normal. Pada saat diastol, daun katup tertutup secara tiba-tiba dan menutup di tengah akar aorta menghasilkan garis tunggal echo. Selama diastol
katup menutup dan bergerak ke posterior. Pergerakan diastolik dan sistolik dari daun katup aorta membentuk karakteristik “box” didalam akar aorta Anderson dkk, 2002;
Feigenbaum dkk, 2010; Oh dkk, 2006; Akgun dkk, 1977. Atrium kiri terletak di belakang aorta. Walaupun dinding atrium kiri bagian
anterior dan dinding posterior aorta terpisah secara struktur, namun menghasilkan garis tunggal echo. Oleh karena itu dinding atrium kiri bagian anterior mempunyai
gerakan yang sama dengan dinding aorta postetior selama siklus jantung. Dinding atrium kiri bagian posterior bergerak sangat minimal dan relatif tidak bergerak
selama siklus jantung Anderson dkk, 2002; Strunk dkk, 1976; Feigenbaum dkk, 2010; Oh dkk, 2006.
Pengukuran aorta diukur dari bidang anterior-posterior pada akhir diastol gelombang Q pada EKG dari tepi dinding anterior aorta ke tepi dinding posterior
aorta. Pengukuran atrium kiri diukur dari bidang anterior-posterior pada akhir sistol akhir gelombang T pada EKG dari tepi dinding posterior aorta ke tepi dinding
posterior atrium kiri Anderson dkk, 2002; Feigenbaum dkk, 2010; Pietro dkk, 1978.
2.2 Fungsi diastolik ventrikel kiri
2.2.1 Fisiologi Diastol
Diastol adalah bagian dari siklus jantung mulai dari masa relaksasi isovolumetrik ventrikel sampai pada selesainya aliran darah ke ventrikel kiri. Diastol
dapat dibagi dalam empat fase, yaitu Solomon dkk, 2007; Anderson dkk, 2002; Nagueh dkk, 2009:
1. Relaksasi isovolumetrik: fase antara akhir ejeksi sistolik penutupan katup
aorta hingga pembukaan katup mitral. Pada fase ini tekanan ventrikel kiri mengalami penurunan drastis namun volumenya tetap konstan. Pada faseini sel miokardium
kembali pada panjang dan tekanan presistolik. Relaksasi miokardium merupakan
Universitas Sumatera Utara
proses yang kompleks, aktif dan energy-dependent. Proses ini memerlukan adenosine triphosphate ATP. Durasi relaksasi atau waktu relaksasi isovolumik ditentukan
oleh beberapa faktor seperti: penghentian pasangan eksitasi-kontraksi, kondisi pembebanan loading condition baik dari preload maupun tekanan, dan usia
relaksasi memanjang sesuai usia 2.
Fase pengsian cepat dan awal: mengikuti setelah fase isovolumik relaksasi, tekanan ventrikel kiri turun lebih rendah di bawah tekana atrium kiri yang
menyebabkan pembukaan katup mitral dan mulainya pengisian awal dan cepat ventrikel kiri. Fase pengisian awal secara utama dtentukan oleh empat faktor yaitu
laju relaksasi ventrikel kiri, elastic recoil ventrikel kiri pengisapan, compliance ruang-ruang jantung, dan tekanan atrium kiri. Semua faktor ini secara bersama-sama
berkontribusi pada tekanan gradien antara atrium kiri dan ventrikel kiri yang mendorong darah menuju ventrikel kiri melalui katup mitral. Perbedaan gradien
diastolik atrium kiri dan ventrikel kiri ini mencerminkan laju pengisian ventrikel kiri dan pengosongan atrium kiri. Sekitar 80 pengisian ventrikel kiri terjadi pada fase
ini. 3.
Diastasis: adalah fase pada saat tekanan di atrium kiri dan ventrikel kiri hampir sama. Meskipun tekanan yang seimbang ini terjadi, aliran darah yang
menurun tetap mengalir melalui katup mitral. Durasi pada fase ini pada dasarnya ditentukan oleh frekuensi denyut jantung. Bradikardia menyebabkan periode diastasis
yang memanjang sementara diastasis dapat hilang pada kondisi takikardia. 4.
Sistol atrium: merupakan fase dari kontraksi atrium kiri. Oleh karena kontraksi ini terjadi sedikit peningkatan gradien tekanan atrium kiri dan ventrikel kiri
yang menghasil darah yang terdorong ke ventrikel kiri. Fase diastol iniberkontribusi 15-20 dari total pengisian ventrikel kiri. Fase ini terutama dipengaruhi oleh
compliance ventrikel kiri tetapi juga tergantung dari resistensi perikardial, kekuatan atrium, dan atrium ventricular synchronicity secara elektrokardiogram dilihat pada
PR interval.
Universitas Sumatera Utara
Gbr 2.3 Siklus jantung dengan hubungan spectral doppler Ho, 2007
Fungsi diastolik normal tergantung pada relaksasi ventrikel cepat dan compliance ruang-ruang jantung. Ventrikel normal relaks dengan cepat setelah
penurunan tekanan cepat pada awal diastol. Proses ini merupakan energy-dependent, memerlukan hidrolisis ATP untuk melepaskan ikatan aktin dan miosin. Seperti fungsi
diastolik merupakan kondisi yang rentan terhadap penyakit yang mempengaruhi produksi energi, seperti iskemi miokard. Studi eksperimental menunjukkan bahwa
fungsi diastolik lebih sensitif akan kondisi iskemia daripada fungsi sistolik, dan
Universitas Sumatera Utara
abnormalitas diastolik lebih awal muncul daripada gangguan fungsi sistolik. Kekakuan ventrikel atau compliance merupakan penentu kritikal lain dalam fungsi
diastolik. Ventrikel yang normal relatif lentur, sehingga perubahan kecl pada volume diikuti dengan perubahan kecil yang proporsional pada tekanan. Banyak faktor yang
berkontribusi pada kekakuan ventrikel seperti distensibilitas dan elastisitas intrinsik, ketebalan dinding, dimensi ruang, dan regangan perikardial. Jika compliance
menurun, maka akan terjadi peningkatan yang bermakna pada tekanan sebagai respon peningkatan volume. Atrium berfungsi sebagai reservoar, conduit, dan pompa dalam
siklus jantung, oleh karena itu proses yang mengganggu fungsi atrium normal akan dapat berkontribusi pada disfungsi diastolik Ho dkk, 2007.
2.2.2 Disfungsi diastolik