Menyampaikan Gagasan, Argumen, dan Sanggahan dalam Forum Debat

4. Menyampaikan Gagasan, Argumen, dan Sanggahan dalam Forum Debat

Dalam menyampaikan gagasan, argumen dan sanggahan dalam forum debat, ada beberapa aspek keterampilan berbicara yang harus diperhatikan. Aspek-aspek itu mencakup beberapa hal berikut.

a. Sikap yang wajar dan tenang

Dalam berbicara, kita harus bersikap yang wajar dan tenang. Bersikap wajar berarti, berpenampilan atau berbuat sebagaimana adanya sesuai dengan keadaan. Dengan bersikap yang wajar diharapkan dapat menarik perhatian pendengar. Sikap yang tenang adalah sikap dengan perasaan hati yang tidak gelisah, tidak gugup, tidak tergesa-gesa. Sikap tenang dapat menimbulkan jalan pikiran dan pembicaraan menjadi lebih lancar.

Bahasa Indonesia XI Program Bahasa Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

Pada waktu berbicara pandangan kita harus diarahkan kepada lawan bicara, baik dalam pembicaraan perorangan maupun dalam kelompok. Pandangan pembicara yang tidak diarahkan kepada lawan bicara disamping tidak atau kurang etis, juga akan mengurangi keefektifan berbicara. Banyak pembicara yang dapat kita saksikan tidak memandang atau memperhatikan pendengar, tetapi melihat ke atas, ke samping atau menunduk. Hal itu mengakibatkan perhatian pendengar berkurang, karena mungkin merasa atau kurang diperhatikan.

c. Keberanian mengemukakan pendapat dan mempertahankan pendapat

Dalam kegiatan berbicara terjadi proses mengemukakan pendapat atau buah pemikiran secara lisan. Karena adanya pendapatlah maka seseorang dapat berbicara. Untuk dapat mengemukakan pendapat tentang sesuatu seseorang memerlukan keberanian. Seseorang melakukan kegiatan berbicara selain karena memiliki pendapat, juga karena ia memiliki keberanian untuk mengemukakannya. Ada seseorang yang tidak dapat berbicara tentang sesuatu dalam suatu pembicaraan, karena memang ia tidak mempunyai buah pemikiran, namun ada juga seseorang yang tidak sanggup berbicara padahal ia memiliki buah pemikiran. Hal itu biasanya terjadi karena ia tidak memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapat dan mempertahankannya jika benar.

d. Gerak-gerik dan mimik yang tepat

Salah satu kelebihan dalam kegiatan berbicara jika dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan berbahasa yang lain adalah adanya gerak-gerik dan mimik yang berfungsi membantu memperjelas atau menghidupkan pembicaraan. Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat menunjang keefektifan berbicara. Tetapi, kita harus ingat bahwa gerak-gerik yang berlebihan akan mengurangi atau mengganggu keefektifan berbicara. Perhatian pendengar mungkin akan terarah kepada gerak-gerik dan mimik yang berlebihan itu, sehingga pesan kurang diperhatikan. Tidak jarang kita melihat seseorang berbicara dengan selalu menggerakkan kedua tangannya, sehingga pendengar merasa sulit untuk menentukan pembicaraan mana yang ditekankan oleh pembicara.

Menikmati Hiburan dan Olahraga Menikmati Hiburan dan Olahraga

Kenyaringan suara perlu diperhatikan oleh pembicara karena dapat menunjang keefektifan berbicara. Tingkat kenyaringan suara hendaknya disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar yang ada. Perlu kita perhatikan, jangan sampai suara terlalu nyaring atau berteriak-teriak di tempat yang terlalu sempit. Atau sebaliknya, suara terlalu lemah pada ruangan yang terlalu luas, sehingga tidak dapat ditangkap oleh semua pendengar. Mengenai kenyaringan suara ini prinsipnya adalah diatur sedemikian rupa sehingga semua pendengar dapat menangkapnya dengan jelas dan juga kemungkinan adanya gangguan dari luar.

f. Kelancaran

Kelancaran seseorang dalam berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya. Pembicaraan yang terputus-putus atau bahkan diselingi bunyi-bunyi tertentu misalnya e…, em…, apa itu…dapat mengganggu penangkapan isi pembicaraan bagi pendengar. Namun harus kita ingat bahwa pembicaraan kita jangan sampai terlalu cepat, sebab dapat menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraan.

g. Penalaran dan relevansi

Dalam berbicara, seorang pembicara hendaknya memperhatikan unsur penalaran, yaitu pemikiran atau cara berpikir yang logis untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Hal itu menunjukkan bahwa dalam pembicaraan seorang pembicara terdapat urutan dan runtutan pokok-pokok pikiran dengan menggunakan kalimat yang padu sehingga menimbulkan kelogisan dan kejelasan arti. Relevansi mengandung arti adanya hubungan atau kaitan antara uraian dengan pokok pembicaraan.

h. Penguasaan topik

Penguasaan topik pembicaraan berarti pemahaman atas suatu pokok pembicaraan. Dengan pemahaman tersebut, seorang pembicara akan mempunyai kesanggupan untuk mengemukakan topik atau pokok pembicaraan itu kepada para pendengar. Karena itu, sebelum melakukan kegiatan berbicara, pembicara hendaknya terlebih dahulu mengusahakan penguasaan topik pembicaraan. Penguasaan topik yang baik dapat menimbulkan keberanian dan menunjang kelancaran berbicara.

Bahasa Indonesia XI Program Bahasa Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

Seorang pembicara dalam menyampaikan pesan kepada orang lain tentu ingin mendapat respon dan reaksi tertentu. Respon atau reaksi itu merupakan suatu hal yang menjadi harapan pembicara. Apa yang menjadi harapan pembicara itu disebut juga sebagai tujuan pembicaraan. Tujuan pembicaraan sangat bergantung pada keadaan dan keinginan pembicara. Adapun tujuan pembicaraan dalam forum debat biasanya adalah untuk:

1) menginformasikan topik yang dibicarakan,

2) menanggapi dalam bentuk menyampaikan gagasan, argumen, dan sanggahan.