BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Beberapa Pengertian Tentang Kepariwisataan
Secara Etymologis, kata “pariwisata” berasal dari bahasa Sansekerta. Kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu masing-masing kata “pari” dan “wisata”.
Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar. Wisata berarti perjalanan. Atas dasar itu, maka kata “pariwisata” diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali
atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.Yoeti, 1996: 112. 2.1.1
Wisatawan Selanjutnya tentang batasan yang diterima oleh Badan PBB pasal 5 Resolusi
Deqan Ekonomi dan Sosial PBB No. 870 tentang pengunjung visitor yang dibagi atas dua macam:
a. Wisatawan ialah pengunjung sementara yang tinggal paling sedikit selama 24
jam di Negara yang dikunjungi dalam bentuk; •
Pesiar leisure ialah orang yang berkunjung untuk keperluan rekreasi, berlibur, kesehatan, studi, keagamaan dan olah raga.
• Bisnis, keluarga, konfrensi, misi.
b. Pelancong Exursionist yaitu pengunjung sementara yang kurang dari 24 jam
di Negara yang dikunjungi. Batasan yang dikemukakan di atas telah diterima oleh PBB atas ususl IOTO
International Union of Official Travel Organisation di Roma tahun 1963, dan kemudian tahun 1968 mengalami perubahan yang diterima oleh The United Nations
Commision dan berlaku bagi wisatawan Internasional. 2.1.2
Pariwisata Batasan pariwisata secara umum berdasarkan Undang-Undang No. 9 tahun 1990
tentang pariwisata adalah: •
Wisata ialah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan perjalanan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati objek dan daya tarik wisata. •
Wisatawan ialah orang yang melakukan perjalanan wisata ke tempat-tempat objek wisata.
• Pariwisata ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan wiata, termasuk
pengelola atau penyelenggara objek serta daya tarik wisata sehingga dengan usaha itu orangwisatawan datang untuk mengunjunginya.
• Kepariwisataan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
• Usaha wisata ialah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata, dengan menyediakan, mengusahakan objek dan daya tarik, mengusahakan sarana dan prasarana yang terkait dengan pariwisata.
• Objek dan daya tarik wisata ialah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
• Kawasan pariwisata ialah kawasan tertentu yang dibangun atau disediakan
untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Beberapa pengertian kepariwisataan menurut para ahli dalam Yoeti, 1982: 115-
118 antara lain: 1.
E. Gunyer Freuler “Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan phenomena dari
jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan atas kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta
terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertamabhanya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat
manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industry perdagangan serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan.”
2. Prof. Hans. Buchli
“kepariwisataan adalah setiap perlaihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang dengan maksud memperoleh
pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga- lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut. Dalam batasan ini prof.
Hans. Buchli menekankan bahwa setiap perjalanan untuk pariwisata adalah merupakan peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka
yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industry pariwisata.”
3. Prof. Kurt Morgenroth
“Kepariwisataan, dalam arti sempit, adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu untuk
berpesiar ditempat lain, semata-mata sebagai konseumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan
budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.”
4. Dr R Gluckmann
“Dengan kepariwisataan kita artikan keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada sementara waktu dalam suatu tempat
kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal ditempat itu.”
5. Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960
“Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam member liburan rohani dan
jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain Pariwisata dalam negeri atau Negara-negara
lain Pariwisata luar negeri.”
2.1.3 Sarana dan Prasarana Karyono, 1997: 74-77
1. Sarana
Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan
hidup serta kehidupannya banyak bergantung pada kedatangan wisatawan. Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Sarana pokok kepariwisatan adalah perusahaan yang kehidupannya bergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan seperti: Travel Agent
dan Tour Operator, Perusahaan-perusahaan Angkutan Wisata, Hotel dan jenis
akomodasi lainnya, Bar dan restoran serta rumah makan lainnya, objek wisata dan atraksi wisata.
b. Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan atau tempat yang menyediakan fasilitas rekreasi yang fungsinya melengkapi sarana pokok
kepariwisataan dan membuat para wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata seperti: sarana olahraga dan sarana pelengkap
lainnya. c. Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana
pelengkap dan sarana pokok. Berfungsi tidak hanya membuat wisatawan tinggal lebih lama namun agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan uangnya
di tempat yang dikunjunginya seperti: Night Club dan Casinos. 2. Prasarana
Prasarana infrastuctures adalah semua fasilitas yang memungkikan proses perekonomian berjalan dengan lancar sehingga memudahkan manusia
untuk dapat memenuhi kebutuhannya Yoeti, 1985. Salah Wahab, Ph.D. dalam Yoeti, 1985 dalam bukunya Tourism
Management membagi prasarana menjadi tiga kelompok yaitu: a. Prasarana umum meliputi: system penyediaan air bersih, kelistrikan, jalur-jalur
lalu lintas, sistem pembangunan limbah dan system telekomunikasi.
b. Kebutuhan Pokok Pola Hidup Modern misalnya: rumah sakit, apotek, bank, pusat-pusat perbelanjaan, salon, kantor-kantor pemerintahan dan pompa-
pompa bensin. c. Prasarana yang diperuntukkan bagi wisatawan adalah:
- Tempat Penginapan Wisatawan Hotel, motel, pension, rumah susun, kamar keluarga yang disewakan,
bangunan wisata social desa wisata, tempat perkemahan, pondok remaja dan sebagainya.
- Tempat Informasi Wisatawan Agen perjalanan dan biro perjalanan umum, penyewaan kendaraan dan
tour operator lokal. - Kantor Informasi dan Promosi
Kantor penerangan wisata di pintu-pintu masuk suatu Negara, kota atau daerah tertentu. Di Indonesia dikenal dengan Tourist Information Service
TIC - Tempat-tempat Rekreasi dan Sport
- Sarana Transportasi Penunjang seperti kapal udara, laut, sungai, kereta api dan alat transportasi drat lainnya.
2.2 Jenis-Jenis Wisata