2.2 Jenis-Jenis Wisata
2.2.1 Jenis-jenis Wisata Menurut Maksud dari Perjalanan yang Dilakukan Jenis-jenis wisata menurut maksud dari perjalanan yang dilakukan, Yoeti,
1996: 126-127 dapat dibagi sebagai berikut: a.
Recreational Tourism atau Leisure Tourism Yaitu sejenis pariwisata yang maksud perjalanannya untuk mengembalikan
kekuatan fisik maupun mental setelah melakukan pekerjaan tugas sehari-hari. b.
Cultural Tourism Yaitu sejenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalanannya adalah dalam
rangka memperkaya informasi dan menambah pengetahuan tentang negara-negara lain, di samping ingin mendapat kepuasan, entertainment dan hasil kebudayaan suatu
bangsa, seperti tari-tarian tradisional serta tata cara hidup the way of life dari masyarakat setempat.
c. Health Tourism
Yaitu sejenis pariwisata yang tujuan perjalannya adalah dalam rangka pengobatan atau memulihkan kesehatan di suatu Negara atau tempat, seperti
mengunjungi: hot spring, mud-bath, treatment by mineral water, treatment by hot san dan sebagainya.
d. Sport Tourism
Yaitu jenis pariwisata yang bertujuan memenuhi kepuasan untuk melakukan kegiatan olah raga yang disenangi, seperti: fishing, hunting, deep-sea, diving, skiing,
boating, dan olah raga lainnya. e.
Conference Tourism Di Indonesia dikenal dengan istilah Pariwisata Konvensi. Yang dimaksudkan
dengan jenis pariwisata ini ialah perjalanan yang dilakukan untuk suatu pertemuan, konperensi, convention, di mana para pesertanya juga memerlukan fasilitas
kepariwisataan seperti transportasi, akomodasi, pre and post conference tour serta pembelian souvenir sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang sebagai kenang-
kenangan. 2.2.2 Daya Tarik Wisata Ismayanti, 2010: 147-155
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata itu harus dikelola sedemikian rupa agar keberlangsungannya dan kesinambungannya terjamin.
Adapun daya tarik wisata adalah sebagai berikut; a.
Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keindahan alam, serta flora dan fauna.
b. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya dan tempat hiburan. Daya tarik buatan manusia bisa juga merupakan perpaduan buatan
manusia dan keadaan alami, seperti wisata agro, wisata buru. 2.2.3
Daya Tarik Wisata Budaya Pariwisata budaya merupakan jenis pariwisata yang berdasarkan pada mosaik
tempat, tradisi, kesenian, upacara-upacara dan pengalaman yang memotret suatu bangsa atau suku bangsa dengan masyarakat, yang merefleksikan keanekaragaman
diversity dan identitas karakter dari masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Pariwisata budaya memanfaatkan budaya sebagai potensi wisata dan budaya yang
dapat dibedakan menjadi 3 wujud yaitu: a.
Gagasan wujud ideal Wujud ideal kebudayaan berupa kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide, gagasan, nilai, norma, peraturan yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba
atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak pada kepala-kepala atau di alam pemikian warga masyarakat. Jika masyarakat itu menyatakan gagasan dalam
bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya penulis warga masyarakat tersebut.
b. Aktifitas tindakan
Aktifitas berupa wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, dan bergaul dengan manusia-manusia lain menurut pola-
pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamati serta didokumentasikan seperti
upacara Ngaben di Bali. c.
Artefak karya Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktifitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang
satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh wujud kebudayaan ideal mengatur dan member arah kepada tindakan aktifitas dan karya
artefak manusia dan keseluruhannya membentuk sebuah potensi wisata yang menarik.
2.3 Pengertian Kebudayaan Koentjaraningrat, 1990