Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data Penghitungan PPh Badan

2. Data Sekunder yaitu data yang tidak perlu diolah lagi yang dipergunakan dalam penelitian. Penulis dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa Undang – Undang Pajak dan literatur – literatur yang dibutuhkan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hasan 2002:83, ”pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa – peristiwa atau hal – hal atau keterangan – keterangan atau karakteristik – karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.” Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Teknik wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada pihak yang berkepentingan di PTPN III, dan jawaban – jawaban responden dicatat atau direkam. 2. Observasi, yaitu pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan tujuan – tujuan empiris. 3. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan penulis adalah analisis kualitatif. Menurut Hasan 2002:98, “Analisis kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan model matematik, model statistik dan ekonometrik atau model – model tertentu lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti pada pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca tabel – tabel, grafik – grafik atau angka – angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.” BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian 1.

Gambaran Umum PT Perkebunan Nusantara III a. Sejarah Singkat Perusahaan Pembentukan perusahaan diawali dengan proses pengambilan perusahaan- perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses nasionalisasi. Perusahaan perkebunan asing hasil nasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan Negara PPN, embrio yang turut membentuk perusahaan berasal dari NV. Rubber Cultuur Maattschappij Amsterdam RcMA dan NV. Cultuur Mij’de Oekust CMO merupakan perusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial Hindia Belanda. Salah satu perusahaan yang terbentuk diberi nama Perusahaan Perkebunan Negara baru cabang Sumatera Utara PPN baru. Setelah beberapa kali mengalami perubahan bentukstatus hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1968 PPN oleh Pemerintah di restrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan PNP. Selanjutnya pada tahun 1974 status hukum diubah menjadi Perseroan Terbatas PT dan diberi nama PT Perkebunan Persero. Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha, perusahaan-perusahaan dalam lingkungan BUMN Sub Sektor perkebunan melakukan kegiatan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi. Selain itu, dilakukan perampingan struktur organisasi dari program restrukturisasi tersebut telah dilakukan penggabungan 27 BUMN perkebunan, yaitu PT Perkebunan I sampai PT Perkebunan XXXII dan satu BUMN Peternakan yaitu PT Bina Mulia Ternak menjadi 14 BUMN perkebunan baru yang bernama PT Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV. Kemudian pada tahun 1994 dilakukan proses penggabungan manajemen. Tiga BUMN perkebunan terdiri dari PT Perkebunan terdiri dari PT Perkebunan III Persero, PT Perkebunan IV Persero, dan PT Perkebunan V Persero. Selanjutnya melalui peraturan-peraturan RI No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Ketiga perusahaan tersebut yang wilayah kerjanya di Propinsi Sumatera Utara dilebur menjadi satu yang diberi nama “PT. Perkebunan III Persero” yang berkedudukan di Medan Sumatera Utara. PT. Perkebunan III Persero didirikan dengan Akte Notaris Hanum Kamil. SH No. 36 tanggal 11 Maret 1996 yang telah disahkan Menteri No. C2-8333.HT.01.01Th. 96tanggal 08 Agustus 1996 yang dimuat di dalam berita Negara Republik Indonesia No. 82 tahun 1996 dan tambahan Berita Negara No. 8674 tahun 1996. Seiring dengan perubahan pola bisnis, paradigma baru PT Perkebunan Nusantara III Persero telah merancang program Transformasi Bisnis sejak bulan Agustus 2003 sebagai kata kunci dari ”Kinerja” PT Perkebunan Nusantara III Persero sedang melakukan perubahan terhadap pola target of bussines as ussual menjadi target of strategic bussines. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut PT Perkebunan Nusantara III Persero secara sistematis dan berkesinambungan melakukan upaya untuk mensosialisasikan program strategic initiative melalui pemahaman dan penyebarluasan buku panduan Transformasi Bisnis Unit-Unit Usaha, melalui instruksi langsung dari distrik manajergeneral setempat kepada jajarannya dan menginformasikan melalui majalah Nusa Tiga milik PT Perkebunan Nusantara III Persero. Disamping itu, melalui Malcom Bakdrige PT Perkebunan Nusantara III Persero telah dan sedang melakukan pelatihan terhadap sejumlah karyawan dan pimpinan yang telah ditunjuk untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif sebelum melakukan assessment terhadap jalannya proses program strategic initiative CBHRM, OPEX, TQM, CRM, dan QFI sebagai upaya dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Kesatuan perintah sangat penting dalam oganisasi untuk menjaga tidak tejadinya kesimpang siuran dalam pelaksanaan tugas atau kesalahan atasan dan bawahan. Struktur perusahaan diatur dalam Surat Keputusan Direksi SKPTS No.3.12SKPTS132008 tanggal 29 Agustus 2008 tentang struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. KEP-183.MBU2008 tentang Pembehentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Persero Perkebunan Nusantara IIItanggal 24 September 2008, susunan anggota Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut: Komisaris Utama : Achmad Mangga Barani Komisaris : Deddy Suardy : S. Marbun : S. Herry Sucipto : Herman Hidayat : Heri Sebayang Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. KEP. 132MBU2006 tanggal 27 Desember 2006 dan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP-145MBU2007 tanggal 13 Juli 2007, susunan anggota Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Direktur Utama : Ir. H. Amri Siregar Direktur Produksi : Ir Amal Bakti Pulungan Direktur Keuangan : Drs Johanes Sitepu, Ak Direktur Perencanaan dan : DR. Ir.H. Chairul Muluk Pengkajian Direktur Sumber Daya : H.M. RachmatPrawirakesumah, SE, MM Manusia Bentuk struktur organisasi yang diterapkan PT Perkebunan Nusantara III Persero adalah struktur organisasi yang berbentuk garis dimana kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap tingkatan mulai dari pimpinan tertinggi sampai pimpinan yang terendah. Penulis melampirkan struktur organisasi pada lampiran 1. a. Direktur Utama Berfungsi dalam mengambil keputusan dan penanggung jawab atas jalannya operasional perusahaan secara teratur,terarah, dan terpadu. Tugas dan wewenang Direktur Utama: 1 Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan, sesuai yang diatur dalam anggaran perusahaan serta ketentuan yang digariskan oleh RUPS, Menteri Pertanian selaku kuasa pemegang saham dan dewan komisaris. 2 Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebikjasanaan perusahaan dibidang produksi teknik, tenaga manusia, keuangan, dan pemasaran. 3 Bersama-sama direksi lainnya mewakili perusahaan di dalam dan di luar perusahaan. 4 Bertanggung jawab kepada RUPS melalui Dewan Komisaris. b. Direktur Produksi Tugas dan wewenang Direktur Produksi: 1 Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan saran pendukungnya yang mencakup tanaman kultur teknis, produksi, teknologi, dan sebagainya. 2 Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum pada kebijakan direksi. 3 Melaksanakan rencana-rencana rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit yang telah ada. c. Direktur Keuangan Fungsi utama Direktur Keuangan yaitu mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna, sehingga tercapainya cash flow, dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan efisien. Tugas Direktur Keuangan: 1 Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan. 2 Melaksanakan Assets Assessment secara berkesinambungan untuk memberdayakan aset petensial. 3 Memonitor dan mengevaluasi biaya produksi harga pokok FOB melalui pemanfaatan Activity Based Costing ABC. 4 Memelihara cash reserve requirement minimum 2 dua bulan kebutuhan dana operasional. 5 Mengkoordinasi dan memberikan pengarahan dalam penyusunan RKAPRKO. 6 Mencari sumber dana bagi pertumbuhan perusahaan 7 Membuat lapran manajemen interim dan laporan keuangan kosolidasi. 8 Menjamin hubungan yang harmoni denga stakeholders. 9 Mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000, ISO 14000, dan SMK3. 10 Menetapkan sistem sarana dan prasana informasi melalui teknologi informasi TI yang terintegrasi dan berbasis database serta mendayagunakan secara maksimal. d. Direktur Pemasaran Fungsi utama Direktur Pemasaran adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran dan pengadaan secara optimal sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok. Tugas Direktur Pemasaran: 1 Menetapkan dan mengevaluasi upaya strategik dan kebijakan pemasaran serta pengadaan barang dan jasa. 2 Mencari dan membina hubungan dengan mitra bisnis pemasok dan pelanggan serta mitra aliansi. 3 Menetapkan sistem pengendalian persediaan hasil produksi serta bahan baku dan pelengkap. 4 Menetapkan pedoman harga barang atau jasa 5 Menetapkan kebijakan dalam mensiasati perkembangan pasar dan perilaku pesaing market intelligence. 6 Menginformasikan kebutuhan pasar secara berkesinambungan kepada Direktur Produksi. e. Direktur SDM dan Umum Fungsi utamanya adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung lainnya sehingga tercapai kinerja bidang SDMUmum yang optimal. 1 Menetapkan kebutuhan SDM kompetensi, kualitas, dan waktu sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 2 Menetapkan sistem kerja atau work system bidang SDM untuk mewujudkan operational excellence. 3 Melaksanakan mapping personil secara periodik. 4 Menetapkan dan melaksanakan sistem pendidikan dan pelatihan. 5 Menetapkan dan melaksanakan sistem penilaian karya. 6 Menetapkan sistem rekrutmen karyawan. 7 Menetapkan sistem jenjang karir karyawan. 8 Menetapkan program peningkatan kesejahteraan quantity of life. 9 Menetapkan sistem survey karyawan.

c. Kegiatan Usaha

PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III Persero, merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara BUMN Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit CPO dan Inti Sawit Kernel dan produk hilir karet. PT Perkebunan Nusantara III Persero mengusahakan komoditi kelapa sawit dan karet dengan areal konsesi seluas 166.904,94 hektar. Kebun-kebun yang dikelola PT Perkebunan Nusantara III berjumlah 33 kebun, terdiri dari 30 kebun sendiri dan 3 kebun plasma yang dikelompokkan kedalam 3 wilayah kerja dengan luas areal seluruhnya adalah 186.910,72 ha yang terdiri dari166.606,94 ha luas kebun sendiri dan 20.303,78 ha luas kebun plasma. PT Perkebunan Nusantara III Persero memiliki lahan perkebunan yang didukung dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing komoditi. Lahan perkebunan perseroan tersebut terdapat pada lima daerah di daerah tingkat II Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Asahan Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan pendidikan karyawan dan keluarganya, PT Perkebunan Nusantara III juga menyediakan sarana fasilitas sosial, antara lain: a. 6 enam unit rumah sakit yang didukung dengan poliklinik kebun dan pos kesehatan di setiap afdeling; b. tempat penitipan bayi di setiap kebunafdeling; c. rumah jompo yang keberadaannya disesuaikan dengan kebutuhan; d. taman pendidikan Islam dari tingkat ibtidaiyah sampai dengan aaliyah; e. STK dan Taman Pendidikan Al-Qur’an; f. 3 tiga unit SLTP yang dikelola oleh yayasan perkebunan. Selain kebun dan unitnya, PT Perkebunan Nusantara III juga memiliki 5 lima anak perusahaan untuk mendukung bisnis utama perusahaan, terdiri dari: a. PT Sarana Agro Nusantara :Jasa Tangki Timbun b. PT Mitra Ogan di Sumatera Selatan :Kebun Kelapa Sawit c. Indohan GMBH di Jerman :Jasa Pemasaran d. PT Agro Industri Nusantara :Industri Hilir CPO dan Karet e. PT Wana Tani Lestari :Hutan Tanaman Industri

2. Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara III Medan

PT Perkebunan Nusantara III persero merupakan wajib pajak yang menyelenggarakan pembukuan berdasarkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemilik, manajemen, karyawan, dan yang memiliki kepentingan. Adapun laporan keuangan khususnya Neraca dan laba rugi dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.1 Neraca PT Perkebunan Nusantara III Medan Tahun 2009 PT PERKEBUNAN NUSANTARA III NERACA PER: 31 DESEMBER 2009 Keterangan Per 31-12-2009 ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Rp 767,488,860,337 Piutang : Niaga-netto 113,901,354,501 Lain – lain 17,467,803,940 Pegawai 22,971,686,552 Uang muka deviden 20,000,000,000 Uang muka leveransirkontraktor 1,899,180,300 Pajak dibayar dimuka 11,587,286,627 Jumlah piutang 187,827,311,920 Persediaan: Hasil produksi 48,809,299,013 Bahan baku dan pelengkap 81,947,844,889 130,757,143,902 Biaya dibayar dimuka 12,321,350,531 Jumlah Aset Lancar 1,098,394,666,690 Aset Tidak Lancar Piutang lain-lain pihak yang mempunyai hubungan istimewa 18,738,442,457 Penyertaan 197,951,910,260 Aktiva tetap Nilai perolehan 5,192,876,038,269 Akumulasi penyusutan 1,028,974,858,937 Nilai buku 4,163,901,179,332 Aktiva dalam penyelesaian non tanaman 58,804,848,986 Jumlah aktiva dalam penyelesaian 58,804,848,986 Aktiva lain-lain Biaya ditangguhkan 3,290,570,874 Aktiva non produktif netto 39,726 HGUHGBISO-netto 94,913,265,001 Pembibitan 21,991,701,567 Uang muka – jaminan 541,405,856 Persediaan barang incourant Jumlah aktiva lain-lain 120,736,983,024 Jumlah Aset Tidak Lancar 4,560,133,364,059 Jumlah Aset Rp 5,658,528,030,749 PT PERKEBUNAN NUSANTARA III NERACA PER: 31 DESEMBER 2009 Keterangan Per 31-12-2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang : Usaha 430,033,432,800 Lain-lain 25,811,859,669 Uang muka penjualan 81,036,917,071 Jangka panjang jatuh tempo 235,500,000,000 Biaya masih harus dibayar 28,729,342,583 Tantiem dan jasa produksi 267,525,257,946 Pajak PPh badanPPN 56,186,195,173 Bunga 10,802,931,979 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 1,135,625,937,221 Kewajiban Tidak Lancar Hutang lain-lain pihak yang mempunyai hubungan istimewa 22,930,313,833 Kewajiban pajak tangguhan 120,336,033,590 Kewajiban manfaat karyawan diestimasi 398,698,998,478 Hutang bank 764,500,000,000 Hutang pemerintah RI TCPP 23,187,540,323 Hutang medium Term Notes MTN 400,000,000,000 Hutang Obligasi 34,749,799,257 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1,764,402,685,481 Jumlah Kewajiban 2,900,028,622,702 EKUITAS Modal dasar 1,200,000,000,000 Modal belum ditempatkan 885,000,000,000 Modal yang ditempatkan dan disetor 315,000,000,000 Cadangan umum 1,946,580,295,749 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 263,408,971 Selisih nilai entitas sepengendali 23,158,388,652 Saldo laba belum ditentukan penggunanya 519,814,091,979 Jumlah Ekuitas 2,758,499,408,047 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 5,658,528,030,749 Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Medan, 2009 Tabel 4.2 Laporan Laba-Rugi PT Perkebunan Nusantara III Medan Tahun 2009 PT PERKEBUNAN NUSANTARA III LAPORAN LABA-RUGI PER: 01 JANUARI SD 31 DESEMBER 2009 URAIAN PER 31-12-2009 PENDAPATAN Penjualan Ekspor 1,122,910,552,846 Freight 1,122,910,552,846 Pajak Ekspor 1,071,766,026 Jumlah Penjualan Ekspor Netto 1,121,838,786,820 Penjualan Lokal 3,226,768,497,819 Jumlah Pendapatan 4,348,607,284,639 BEBAN POKOK PENJUALAN Persediaan Awal 119,033,607,656 Beban Produksi 2,736,756,269,581 2,855,789,877,237 Persediaan Akhir 48,809,299,013 Beban Pokok Penjualan 2,806,980,578,224 LABA KOTOR 1,541,626,706,415 BEBAN USAHA Penjualan 122,934,194,612 Administrasi 694,963,952,470 Penyusutan 9,468,840,683 Jumlah Beban Usaha 827,366,987,765 LABA USAHA 714,259,718,650 PENDAPATAN BEBAN LAIN - LAIN Pendapatan Lain - Lain 188,857,668,263 Bunga 72,069,565,797 Beban Lain - Lain 126,874,805,397 10,086,702,931 LABA SEBELUM PPh 704,173,015,719 BEBAN MANFAAT PAJAK Pajak kini 132,276,762,240 Pajak tangguhan 52,082,161,500 Beban Pajak Bersih 184,358,923,740 LABA BERSIH 519,814,091,979 Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Medan, 2009 B. Koreksi Fiskal Koreksi fiskal yang dibuat oleh PT Perkebunan Nusantara III dapat dilihat sebagai berikut: Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi 703,863,635,604 Rugi laba anak perusahaan 1,514,793,954 Eliminasi 702,348,841,650 Perbedaan Temporer Penyusutan aset tetap 163,879,319,303 Cadangan imbalan kerja 13,714,952,067 Beban piutang ragu - ragu Bagian laba perusahaan asosiasi 11,590,080,314 Penyisihan penurunan nilai investasi 4,954,106,897 Amortisasi beban tangguhan 697,861,060 Bersih 157,498,201,713 Perbedaan Tetap Kesejahteraan karyawan 53,579,060,937 Penyusutan aset tetap 6,356,288,649 Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final 34,641,471,734 Beban pemeliharaan bangunan karyawan 9,319,562,711 Lain – lain 111,050,000 Bersih 72,433,631,311 Estimasi laba kena pajak tahun berjalan 472,417,008,626 Gambar 4.1 Koreksi Fiskal PT Perkebunan Nusantara III Medan Tahun 2009 Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Medan, 2009

C. Penghitungan PPh Badan

Penghitungan pajak penghasilan PPh PT Perkebunan Nusantara III persero periode 31 Desember 2009 berdasarkan pasal 4 UU RI NO: 36 Tahun 2008 dan ketentuan perpajakan yang berlaku jumlah PPh badan PT Perkebunan Nusantara III adalah dengan perhitungan sebagai berikut: Laba perusahaan sebelum PPh Rp. 704,173,015,719 Laba anak perusahaan Rp. 1,824,174,069 Rp. 702,348,841,650 Koreksi Fiskal Positif Beban personalia 1. Penyisihan penurunan investasi Rp. 4,954,106,897 2. Beban penyusutan rumah Rp. 6,356,288,649 3. Beban sidang tim perumus harga TBS Rp. 24,000,000 4. Beban bantuan P3RI Rp. 87,050,000 5. Beban pemeliharaan rumah karyawan Rp. 9,319,562,711 Sub Jumlah Rp. 20,741,008,257 Beban material 1. Beban jasa produksi Rp. 53,579,060,937 2. Beban manfaat karyawan Rp. 13,714,952,067 Sub Jumlah Rp.39,864,108,870 Jumlah koreksi fiskal positif Rp. 19,123,100,613 Laba setelah koreksi fiskal positif Rp. 683,225,741,037 Dikurangi: Biaya – biaya yang diperkenankan sebagai Pengurang penghasilan bruto koreksi fiskal negatif 1. Penyusutan aktiva tetap: • Perhitungan komersil Rp.134,368,180,091 • Perhitungan fiskal Rp.298,247,499,394 Rp.163,879,319,303 2. Penyusutan aktiva lain – lain: • Perhitungan komersil Rp. 7,939,186,167 • Perhitungan fiskal Rp. 8,637,047,227 Rp. 697,861,060 3. Pendapatan dari perusahaan asosiasi Rp.11,590,080,314 4. Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final Rp.34,641,471,734 Jumlah Koreksi Fiskal Negatif Rp.210,808,732,411 Laba Kena Pajak Rp. 472,417,008,626 Dibulatkan Rp. 472,417,008,000 Pajak Penghasilan PPh Terutang: 28 x Rp. 472,417,008,000 Rp.132,276,762,240 a. Dipotong dipungut oleh pihak lain: a.1 PPh pasal 22 pertamina Rp. 47,809,260 a.2 PPh pasal 23 Rp. 16,018,821 a.3 Jumlah a.1 + a.2 Rp. 63,828,081 b. Dibayar sendiri: b.1 PPh pasal 22 impor Rp. - b.2 PPh pasal 25 badan tahun 2009 Rp. 90,405,256,420 b.3 Jumlah b.1 + b.2 Rp. 90,405,256,420 Jumlah Kredit Pajak Rp. 90,469,084,501 Pajak Penghasilan yang Kurang Bayar Rp. 41,807,677,739

D. Analisa Hasil Penelitian