2. Data Sekunder yaitu data yang tidak perlu diolah lagi yang dipergunakan dalam penelitian. Penulis dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder berupa Undang – Undang Pajak dan literatur – literatur yang dibutuhkan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Hasan 2002:83, ”pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa – peristiwa atau hal – hal atau keterangan – keterangan atau karakteristik –
karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.” Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 1.
Teknik wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada pihak yang berkepentingan
di PTPN III, dan jawaban – jawaban responden dicatat atau direkam. 2.
Observasi, yaitu pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan tujuan – tujuan
empiris. 3.
Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penulis adalah analisis kualitatif. Menurut Hasan 2002:98, “Analisis kualitatif adalah analisis yang tidak
menggunakan model matematik, model statistik dan ekonometrik atau model – model tertentu lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada teknik
pengolahan datanya, seperti pada pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca tabel – tabel, grafik – grafik atau angka – angka yang tersedia,
kemudian melakukan uraian dan penafsiran.”
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian 1.
Gambaran Umum PT Perkebunan Nusantara III a.
Sejarah Singkat Perusahaan
Pembentukan perusahaan diawali dengan proses pengambilan perusahaan- perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal
dengan proses nasionalisasi. Perusahaan perkebunan asing hasil nasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan Negara PPN, embrio yang
turut membentuk perusahaan berasal dari NV. Rubber Cultuur Maattschappij Amsterdam RcMA dan NV. Cultuur Mij’de Oekust CMO merupakan
perusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial Hindia Belanda.
Salah satu perusahaan yang terbentuk diberi nama Perusahaan Perkebunan Negara baru cabang Sumatera Utara PPN baru. Setelah beberapa kali mengalami
perubahan bentukstatus hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1968 PPN oleh Pemerintah
di restrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan PNP. Selanjutnya pada tahun 1974 status hukum diubah menjadi Perseroan
Terbatas PT dan diberi nama PT Perkebunan Persero.
Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha, perusahaan-perusahaan dalam lingkungan BUMN Sub Sektor perkebunan
melakukan kegiatan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi. Selain itu, dilakukan perampingan struktur organisasi dari program restrukturisasi
tersebut telah dilakukan penggabungan 27 BUMN perkebunan, yaitu PT Perkebunan I sampai PT Perkebunan XXXII dan satu BUMN Peternakan yaitu PT
Bina Mulia Ternak menjadi 14 BUMN perkebunan baru yang bernama PT Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV.
Kemudian pada tahun 1994 dilakukan proses penggabungan manajemen. Tiga BUMN perkebunan terdiri dari PT Perkebunan terdiri dari PT Perkebunan III
Persero, PT Perkebunan IV Persero, dan PT Perkebunan V Persero. Selanjutnya melalui peraturan-peraturan RI No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari
1996. Ketiga perusahaan tersebut yang wilayah kerjanya di Propinsi Sumatera Utara dilebur menjadi satu yang diberi nama “PT. Perkebunan III Persero” yang
berkedudukan di Medan Sumatera Utara. PT. Perkebunan III Persero didirikan dengan Akte Notaris Hanum Kamil. SH No. 36 tanggal 11 Maret 1996 yang telah
disahkan Menteri No. C2-8333.HT.01.01Th. 96tanggal 08 Agustus 1996 yang dimuat di dalam berita Negara Republik Indonesia No. 82 tahun 1996 dan
tambahan Berita Negara No. 8674 tahun 1996. Seiring dengan perubahan pola bisnis, paradigma baru PT
Perkebunan Nusantara III Persero telah merancang program Transformasi Bisnis sejak bulan Agustus 2003 sebagai kata kunci dari ”Kinerja” PT Perkebunan
Nusantara III Persero sedang melakukan perubahan terhadap pola target of bussines as ussual menjadi target of strategic bussines. Untuk mendukung
keberhasilan program tersebut PT Perkebunan Nusantara III Persero secara sistematis dan berkesinambungan melakukan upaya untuk mensosialisasikan
program strategic initiative melalui pemahaman dan penyebarluasan buku panduan Transformasi Bisnis Unit-Unit Usaha, melalui instruksi langsung dari
distrik manajergeneral setempat kepada jajarannya dan menginformasikan melalui majalah Nusa Tiga milik PT Perkebunan Nusantara III Persero.
Disamping itu, melalui Malcom Bakdrige PT Perkebunan Nusantara III Persero telah dan sedang melakukan pelatihan terhadap sejumlah karyawan dan pimpinan
yang telah ditunjuk untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif sebelum melakukan assessment terhadap jalannya proses program strategic
initiative CBHRM, OPEX, TQM, CRM, dan QFI sebagai upaya dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Kesatuan perintah sangat penting dalam oganisasi untuk menjaga tidak tejadinya kesimpang siuran dalam pelaksanaan tugas atau kesalahan atasan dan
bawahan. Struktur perusahaan diatur dalam Surat Keputusan Direksi SKPTS No.3.12SKPTS132008 tanggal 29 Agustus 2008 tentang struktur organisasi PT
Perkebunan Nusantara III Persero Medan.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. KEP-183.MBU2008 tentang Pembehentian dan Pengangkatan
Anggota-Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Persero Perkebunan Nusantara IIItanggal 24 September 2008, susunan anggota Komisaris Perseroan adalah
sebagai berikut: Komisaris Utama
: Achmad Mangga Barani Komisaris
: Deddy Suardy : S. Marbun
: S. Herry Sucipto : Herman Hidayat
: Heri Sebayang Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Republik Indonesia No. KEP. 132MBU2006 tanggal 27 Desember 2006 dan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP-145MBU2007 tanggal 13 Juli
2007, susunan anggota Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Direktur Utama
: Ir. H. Amri Siregar Direktur Produksi
: Ir Amal Bakti Pulungan Direktur Keuangan
: Drs Johanes Sitepu, Ak Direktur Perencanaan dan
: DR. Ir.H. Chairul Muluk Pengkajian
Direktur Sumber Daya : H.M. RachmatPrawirakesumah, SE, MM
Manusia
Bentuk struktur organisasi yang diterapkan PT Perkebunan Nusantara III Persero adalah struktur organisasi yang berbentuk garis dimana kekuasaan dan
tanggung jawab bercabang pada setiap tingkatan mulai dari pimpinan tertinggi sampai pimpinan yang terendah. Penulis melampirkan struktur organisasi pada
lampiran 1. a.
Direktur Utama Berfungsi dalam mengambil keputusan dan penanggung jawab atas
jalannya operasional perusahaan secara teratur,terarah, dan terpadu. Tugas dan wewenang Direktur Utama:
1 Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan, sesuai yang diatur dalam
anggaran perusahaan serta ketentuan yang digariskan oleh RUPS, Menteri Pertanian selaku kuasa pemegang saham dan dewan
komisaris. 2
Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebikjasanaan perusahaan dibidang produksi teknik, tenaga manusia,
keuangan, dan pemasaran. 3
Bersama-sama direksi lainnya mewakili perusahaan di dalam dan di luar perusahaan.
4 Bertanggung jawab kepada RUPS melalui Dewan Komisaris.
b. Direktur Produksi
Tugas dan wewenang Direktur Produksi:
1 Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit
usaha dan saran pendukungnya yang mencakup tanaman kultur teknis, produksi, teknologi, dan sebagainya.
2 Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang
tercantum pada kebijakan direksi. 3
Melaksanakan rencana-rencana rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit
yang telah ada.
c. Direktur Keuangan
Fungsi utama Direktur Keuangan yaitu mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna, sehingga tercapainya cash
flow, dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan efisien. Tugas Direktur Keuangan:
1 Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas
perusahaan. 2
Melaksanakan Assets Assessment secara berkesinambungan untuk memberdayakan aset petensial.
3 Memonitor dan mengevaluasi biaya produksi harga pokok FOB
melalui pemanfaatan Activity Based Costing ABC. 4
Memelihara cash reserve requirement minimum 2 dua bulan kebutuhan dana operasional.
5 Mengkoordinasi dan memberikan pengarahan dalam penyusunan
RKAPRKO. 6
Mencari sumber dana bagi pertumbuhan perusahaan 7
Membuat lapran manajemen interim dan laporan keuangan kosolidasi.
8 Menjamin hubungan yang harmoni denga stakeholders.
9 Mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000, ISO
14000, dan SMK3. 10
Menetapkan sistem sarana dan prasana informasi melalui teknologi informasi TI yang terintegrasi dan berbasis database serta
mendayagunakan secara maksimal.
d. Direktur Pemasaran
Fungsi utama Direktur Pemasaran adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran dan pengadaan secara optimal
sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok. Tugas Direktur Pemasaran:
1 Menetapkan dan mengevaluasi upaya strategik dan kebijakan
pemasaran serta pengadaan barang dan jasa. 2
Mencari dan membina hubungan dengan mitra bisnis pemasok dan pelanggan serta mitra aliansi.
3 Menetapkan sistem pengendalian persediaan hasil produksi serta
bahan baku dan pelengkap. 4
Menetapkan pedoman harga barang atau jasa 5
Menetapkan kebijakan dalam mensiasati perkembangan pasar dan perilaku pesaing market intelligence.
6 Menginformasikan kebutuhan pasar secara berkesinambungan
kepada Direktur Produksi.
e. Direktur SDM dan Umum
Fungsi utamanya adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung lainnya sehingga tercapai kinerja bidang
SDMUmum yang optimal. 1
Menetapkan kebutuhan SDM kompetensi, kualitas, dan waktu sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2 Menetapkan sistem kerja atau work system bidang SDM untuk
mewujudkan operational excellence. 3
Melaksanakan mapping personil secara periodik. 4
Menetapkan dan melaksanakan sistem pendidikan dan pelatihan. 5
Menetapkan dan melaksanakan sistem penilaian karya. 6
Menetapkan sistem rekrutmen karyawan. 7
Menetapkan sistem jenjang karir karyawan. 8
Menetapkan program peningkatan kesejahteraan quantity of life.
9 Menetapkan sistem survey karyawan.
c. Kegiatan Usaha
PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III Persero, merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara BUMN Perkebunan yang bergerak
dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman
kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit CPO dan
Inti Sawit Kernel dan produk hilir karet.
PT Perkebunan Nusantara III Persero mengusahakan komoditi kelapa sawit dan karet dengan areal konsesi seluas 166.904,94 hektar. Kebun-kebun yang
dikelola PT Perkebunan Nusantara III berjumlah 33 kebun, terdiri dari 30 kebun sendiri dan 3 kebun plasma yang dikelompokkan kedalam 3 wilayah kerja dengan
luas areal seluruhnya adalah 186.910,72 ha yang terdiri dari166.606,94 ha luas kebun sendiri dan 20.303,78 ha luas kebun plasma.
PT Perkebunan Nusantara III Persero memiliki lahan perkebunan yang didukung dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing komoditi. Lahan
perkebunan perseroan tersebut terdapat pada lima daerah di daerah tingkat II Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Asahan Labuhan
Batu, dan Tapanuli Selatan.
Untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan pendidikan karyawan dan keluarganya, PT Perkebunan Nusantara III juga menyediakan sarana fasilitas
sosial, antara lain: a.
6 enam unit rumah sakit yang didukung dengan poliklinik kebun dan pos kesehatan di setiap afdeling;
b. tempat penitipan bayi di setiap kebunafdeling;
c. rumah jompo yang keberadaannya disesuaikan dengan kebutuhan;
d. taman pendidikan Islam dari tingkat ibtidaiyah sampai dengan aaliyah;
e. STK dan Taman Pendidikan Al-Qur’an;
f. 3 tiga unit SLTP yang dikelola oleh yayasan perkebunan.
Selain kebun dan unitnya, PT Perkebunan Nusantara III juga memiliki 5 lima anak perusahaan untuk mendukung bisnis utama perusahaan, terdiri dari:
a. PT Sarana Agro Nusantara
:Jasa Tangki Timbun b.
PT Mitra Ogan di Sumatera Selatan :Kebun Kelapa Sawit
c. Indohan GMBH di Jerman
:Jasa Pemasaran d.
PT Agro Industri Nusantara :Industri Hilir CPO dan Karet
e. PT Wana Tani Lestari
:Hutan Tanaman Industri
2. Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara III Medan
PT Perkebunan Nusantara III persero merupakan wajib pajak yang menyelenggarakan pembukuan berdasarkan standar akuntansi keuangan untuk
memenuhi kebutuhan informasi pemilik, manajemen, karyawan, dan yang memiliki kepentingan. Adapun laporan keuangan khususnya Neraca dan laba rugi
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.1 Neraca PT Perkebunan Nusantara III Medan Tahun 2009
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III NERACA
PER: 31 DESEMBER 2009 Keterangan
Per 31-12-2009
ASET
Aset Lancar Kas dan setara kas
Rp 767,488,860,337
Piutang :
Niaga-netto 113,901,354,501
Lain – lain 17,467,803,940
Pegawai 22,971,686,552
Uang muka deviden 20,000,000,000
Uang muka leveransirkontraktor 1,899,180,300
Pajak dibayar dimuka 11,587,286,627
Jumlah piutang 187,827,311,920
Persediaan:
Hasil produksi 48,809,299,013
Bahan baku dan pelengkap 81,947,844,889
130,757,143,902 Biaya dibayar dimuka
12,321,350,531
Jumlah Aset Lancar 1,098,394,666,690
Aset Tidak Lancar Piutang lain-lain pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 18,738,442,457
Penyertaan 197,951,910,260
Aktiva tetap Nilai perolehan
5,192,876,038,269 Akumulasi penyusutan
1,028,974,858,937 Nilai buku
4,163,901,179,332 Aktiva dalam penyelesaian non tanaman
58,804,848,986 Jumlah aktiva dalam penyelesaian
58,804,848,986 Aktiva lain-lain
Biaya ditangguhkan 3,290,570,874
Aktiva non produktif netto 39,726
HGUHGBISO-netto 94,913,265,001
Pembibitan 21,991,701,567
Uang muka – jaminan 541,405,856
Persediaan barang incourant Jumlah aktiva lain-lain
120,736,983,024
Jumlah Aset Tidak Lancar 4,560,133,364,059
Jumlah Aset Rp 5,658,528,030,749
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III NERACA
PER: 31 DESEMBER 2009 Keterangan
Per 31-12-2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Lancar Hutang :
Usaha 430,033,432,800
Lain-lain 25,811,859,669
Uang muka penjualan 81,036,917,071
Jangka panjang jatuh tempo 235,500,000,000
Biaya masih harus dibayar 28,729,342,583
Tantiem dan jasa produksi 267,525,257,946
Pajak PPh badanPPN 56,186,195,173
Bunga 10,802,931,979
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 1,135,625,937,221
Kewajiban Tidak Lancar Hutang lain-lain pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 22,930,313,833
Kewajiban pajak tangguhan 120,336,033,590
Kewajiban manfaat karyawan diestimasi 398,698,998,478
Hutang bank 764,500,000,000
Hutang pemerintah RI TCPP 23,187,540,323
Hutang medium Term Notes MTN 400,000,000,000
Hutang Obligasi 34,749,799,257
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1,764,402,685,481
Jumlah Kewajiban 2,900,028,622,702
EKUITAS Modal dasar
1,200,000,000,000 Modal belum ditempatkan
885,000,000,000 Modal yang ditempatkan dan disetor
315,000,000,000 Cadangan umum
1,946,580,295,749 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
263,408,971 Selisih nilai entitas sepengendali
23,158,388,652 Saldo laba belum ditentukan penggunanya
519,814,091,979
Jumlah Ekuitas 2,758,499,408,047
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 5,658,528,030,749
Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Medan, 2009
Tabel 4.2 Laporan Laba-Rugi PT Perkebunan Nusantara III Medan Tahun 2009
PT PERKEBUNAN NUSANTARA III LAPORAN LABA-RUGI
PER: 01 JANUARI SD 31 DESEMBER 2009 URAIAN
PER 31-12-2009 PENDAPATAN
Penjualan Ekspor 1,122,910,552,846
Freight 1,122,910,552,846
Pajak Ekspor 1,071,766,026
Jumlah Penjualan Ekspor Netto 1,121,838,786,820
Penjualan Lokal 3,226,768,497,819
Jumlah Pendapatan 4,348,607,284,639
BEBAN POKOK PENJUALAN
Persediaan Awal 119,033,607,656
Beban Produksi 2,736,756,269,581
2,855,789,877,237 Persediaan Akhir
48,809,299,013
Beban Pokok Penjualan 2,806,980,578,224
LABA KOTOR 1,541,626,706,415
BEBAN USAHA
Penjualan 122,934,194,612
Administrasi 694,963,952,470
Penyusutan 9,468,840,683
Jumlah Beban Usaha 827,366,987,765
LABA USAHA 714,259,718,650
PENDAPATAN BEBAN LAIN - LAIN
Pendapatan Lain - Lain 188,857,668,263
Bunga 72,069,565,797
Beban Lain - Lain 126,874,805,397
10,086,702,931 LABA SEBELUM PPh
704,173,015,719 BEBAN MANFAAT PAJAK
Pajak kini 132,276,762,240
Pajak tangguhan 52,082,161,500
Beban Pajak Bersih 184,358,923,740
LABA BERSIH 519,814,091,979
Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Medan, 2009 B. Koreksi Fiskal
Koreksi fiskal yang dibuat oleh PT Perkebunan Nusantara III dapat dilihat sebagai berikut:
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi
703,863,635,604 Rugi laba anak perusahaan
1,514,793,954 Eliminasi
702,348,841,650 Perbedaan Temporer
Penyusutan aset tetap 163,879,319,303
Cadangan imbalan kerja 13,714,952,067
Beban piutang ragu - ragu Bagian laba perusahaan asosiasi
11,590,080,314 Penyisihan penurunan nilai investasi
4,954,106,897 Amortisasi beban tangguhan
697,861,060 Bersih
157,498,201,713 Perbedaan Tetap
Kesejahteraan karyawan 53,579,060,937
Penyusutan aset tetap 6,356,288,649
Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final 34,641,471,734
Beban pemeliharaan bangunan karyawan 9,319,562,711
Lain – lain 111,050,000
Bersih 72,433,631,311
Estimasi laba kena pajak tahun berjalan 472,417,008,626
Gambar 4.1 Koreksi Fiskal PT Perkebunan Nusantara III Medan Tahun 2009
Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Medan, 2009
C. Penghitungan PPh Badan
Penghitungan pajak penghasilan PPh PT Perkebunan Nusantara III persero periode 31 Desember 2009 berdasarkan pasal 4 UU RI NO: 36 Tahun
2008 dan ketentuan perpajakan yang berlaku jumlah PPh badan PT Perkebunan Nusantara III adalah dengan perhitungan sebagai berikut:
Laba perusahaan sebelum PPh Rp. 704,173,015,719
Laba anak perusahaan Rp. 1,824,174,069
Rp. 702,348,841,650 Koreksi Fiskal Positif
Beban personalia 1.
Penyisihan penurunan investasi Rp. 4,954,106,897 2.
Beban penyusutan rumah Rp. 6,356,288,649 3.
Beban sidang tim perumus harga TBS Rp. 24,000,000 4.
Beban bantuan P3RI Rp. 87,050,000 5.
Beban pemeliharaan rumah karyawan Rp. 9,319,562,711 Sub Jumlah
Rp. 20,741,008,257
Beban material 1.
Beban jasa produksi Rp. 53,579,060,937
2. Beban manfaat karyawan
Rp. 13,714,952,067 Sub Jumlah
Rp.39,864,108,870 Jumlah koreksi fiskal positif
Rp. 19,123,100,613 Laba setelah koreksi fiskal positif
Rp. 683,225,741,037
Dikurangi: Biaya – biaya yang diperkenankan sebagai Pengurang penghasilan bruto koreksi
fiskal negatif
1. Penyusutan aktiva tetap:
• Perhitungan komersil
Rp.134,368,180,091 •
Perhitungan fiskal Rp.298,247,499,394
Rp.163,879,319,303 2.
Penyusutan aktiva lain – lain: •
Perhitungan komersil Rp. 7,939,186,167
• Perhitungan fiskal
Rp. 8,637,047,227 Rp. 697,861,060
3. Pendapatan dari perusahaan asosiasi Rp.11,590,080,314
4. Pendapatan bunga yang dikenakan
pajak final Rp.34,641,471,734 Jumlah Koreksi Fiskal Negatif
Rp.210,808,732,411
Laba Kena Pajak Rp. 472,417,008,626
Dibulatkan Rp. 472,417,008,000
Pajak Penghasilan PPh Terutang:
28 x Rp. 472,417,008,000 Rp.132,276,762,240
a. Dipotong dipungut oleh pihak lain:
a.1 PPh pasal 22 pertamina Rp. 47,809,260
a.2 PPh pasal 23 Rp. 16,018,821
a.3 Jumlah a.1 + a.2 Rp. 63,828,081
b. Dibayar sendiri:
b.1 PPh pasal 22 impor Rp.
- b.2 PPh pasal 25 badan tahun 2009 Rp. 90,405,256,420
b.3 Jumlah b.1 + b.2 Rp. 90,405,256,420
Jumlah Kredit Pajak Rp. 90,469,084,501
Pajak Penghasilan yang Kurang Bayar Rp. 41,807,677,739
D. Analisa Hasil Penelitian