Polip Ada Tidak ada polip

Tabel 5.7 Hasil Uji t-Independet Rata-Rata Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Antara Kelompok Penderita Rinosinusitis Kronis Yang Dicuci Dengan Cairan Isotonik Salin NaCl 0.9 Dibandingkan Dengan Yang Dicuci Dengan Cairan Hipertonik NaCl 3 Berdasarkan Ada Tidaknya Polip.

5.7.1 Polip Ada

Waktu TMS NaCl 0.9 NaCl 3 n Mean SD n Mean SD p Waktu menit 3 16.877 1.544 5 9.404 2.002 0.002 T – independen Dari tabel 5.7.1 rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung yang dicuci dengan cairan isotonik salin NaCl 0.9 dengan disertai polip pada sejumlah 3 orang, nilai rata-ratanya adalah 16.877 SD ± 1.544 menit sedangkan rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada penderita rinosinusitis kronis dengan disertai polip yang dicuci dengan NaCl 3 yang disertai polip ada sebanyak 5 orang dengan nilai rata-ratanya 9.404 SD ± 2.002 menit. Setelah dilakukan uji t-independent didapatkan p=0,002  p 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna dari rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada penderita rinosinusitis kronis yang dicuci dengan NaCl 0.9 dibandingkan dengan yang dicuci dengan NaCl 3 berdasarkan adanya polip. Universitas Sumatera Utara

5.7.2 Tidak ada polip

Waktu TMS NaCl 0.9 NaCl 3 n Mean SD n Mean SD p Waktu menit 18 15.918 1.797 16 8.932 1.352 0.001 T – independen Dari tabel 5.7.2 rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung yang dicuci dengan cairan isotonik salin NaCl 0.9 dengan tidak disertai polip ada sejumlah 18 orang dengan nilai rata-ratanya 15.918 SD ± 1.797 menit sedangkan rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada penderita rinosinusitis kronis tidak disertai polip yang dicuci dengan NaCl 3 ada sebanyak 16 orang dengan nilai rata-ratanya 8.932 SD ± 1.352 menit. Setelah dilakukan uji t-independent didapatkan p=0,002  p 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna dari rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada penderita rinosinusitis kronis yang dicuci dengan NaCl 0.9 dibandingkan dengan yang dicuci dengan NaCl 3 berdasarkan tidak adanya polip Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret 2009 sampai dengan Maret 2010 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan didapatkan 42 orang penderita rinosinusitis kronis, yang dibagi dua kelompok, yaitu kelompok yang dicuci dengan cairan isotonic NaCl 0.95 dan kelompok lainnya adalah responden yang dicuci dengan cairan NaCl 3. Dari hasil perhitungan didapati jumlah responden yang dicuci dengan cairan isotonik NaCl 0,9 adalah laki-laki sebanyak 11 orang 52.4 dan perempuan sebanyak 10 orang 47.6 ; sedangkan jumlah responden yang dicuci dengan cairan hipertonik NaCl 3 adalah laki-laki sebanyak 9 orang 42.9 lebih sedikit bila dibandingkan jumlah perempuannya sebanyak 12 orang 57.1. Beberapa penelitian terhadap rinosinusitis kronis yang sebelumnya mendapati bahwa perbandingan perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Pada penelitian Stankiewicz , tahun 2001 , meneliti 78 penderita rinosinusitis kronis dan 40 diantaranya adalah perempuan. Homer,dkk, tahun 1999, pada penelitiannya untuk melihat pengaruh cairan salin terhadap daya pembersihan mukosiliar, partisipannya justru diambil 30 orang perempuan. Dan Bassiouny, tahun 2003, di Cairo Mesir dalam penelitiannya berhubungan dengan bedah endoskopik fungsional melibatkan lebih banyak perempuan penderita rhinosinusitis kronis pada penelitiannya. Nuutinen 1993 mendapatkan perempuan sebanyak 83 orang dari 150 pasien penelitiannya. Bhattacharya 2001 di Boston mendapatkan perbandingan perempuan : laki-laki adalah 2,5:1. Kurnia 2002 mendapatkan perempuan lebih banyak dari laki-laki, dimana perempuan 21 penderita 52,5 dan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efektifitas Penggunaan Catatan Pantau Cairan Terhadap Keseimbangan Cairan pada Anak dengan Diare di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012

0 51 76

Perbandingan ketepatan antara pemeriksaan sitologi sputum induksi NaCl 3% dengan sitologi sputum post-bronkoskopi secara fiksasi Saccomanno dalam membantu penegakan diagnosis kanker paru.

6 85 101

Perbandingan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Kronis Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Bedah Sinus Endoskopi Fungsional

1 30 110

Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Maksila Kronis Dengan Kavum Nasi Normal

0 46 78

Gambaran Pemberian Cairan Intravena untuk Tindakan Resusitasi Cairan pada Kasus Trauma Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di IGD RSUP H.Adam Malik pada Bulan Oktober 2014

2 60 60

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

1 18 64

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 14

Pengaruh Cuci Hidung dengan NaCl 0,9% Terhadap Peningkatan Rata-rata Kadar pH Cairan Hidung pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Perbedaan transpor mukosiliar pada pemberian larutan garam hipertonik dan isotonik penderita rinosinusitis kronis

0 0 8

Pengaruh cuci hidung dengan NaCl 0,9 terhadap peningkatan rata-rata kadar pH cairan hidung

0 0 6