41
3.3.1. Kondisi-Kondisi Rambu Lalu Lintas
Kinerja rambu-rambu lalu lintas pada umunya mengikuti pola yang tidak jauh berbeda antara satu rambu dengan rambu yang lainya,
padahal setiap rambu memiliki masalah masing-masing pada setiap areanya baik secara konsep pengaturan rambu maupun tingkat
kepadatan kendaraan yang melewatinya. Rambu-rambu lalu-lintas sering mengggunakan pola sistem silih bergatian antara jalur satu
dengan jalur lainya, contohnya ialah bila jalur utara terbuka kearah timur, selatan maupun barat, maka jalur selatan dan timur tertutup ke
segala arah sedangkan untuk jalur barat menuju jalur utara terbuka karena tidak mengganggu laju kendaraan dari jalur utara.
Selanjutnya ialah rambu untuk jalur arah utara menuju barat tertutup namun jalur utara menuju selatan dan timur masih terbuka dan
membuka jalur selatan terbuka untuk menuju arah utara maupun barat, sedangkan jalur dari arah barat dan timur tertutup untuk ke segala arah.
Berikutnya untuk jalur utara tertutup untuk kesegala arah, sebaliknya untuk jalur selatan terbuka untuk ke segala arah baik kearah utara, barat
maupun timur dan jalur dari arah timur menuju kearah selatan terbuka tanpa ada halangan. Jalur selanjutnya setelah dari jalur selatan ialah
jalur timur yang terbuka untuk kesegala arah dan untuk jalur barat,
42
selatan tertutup sedangkan untuk jalur utara terbuka namun hanya untuk yang mengarah ke timur, sedangkan menuju kearah selatan tertutup
karena terhalang dengan jalur utama, rambu yang terbuka yaitu jalur timur menuju kearah barat. Kemudian jalur dari timur yang menuju
kearah utara tertutup yang akhirnya dapat membuka jalur dari arah barat menuju kearah timur namun untuk jalur utara menuju barat masih
tetap terbuka. Lalu kondisi selanjutnya ialah jalur dari arah barat yang terbuka untuk kesegala arah sehingga jalur timur, utara dan selatan
tertutup namun jalur selatan yang menuju barat terbuka karena tidak menghalangi laju rambu lalu lintas yang utama.
Pola rambu lalu lintas diatas umum digunakan pada persimpangan–persimpangan yang silih berganti dengan pola –pola
yang sama seperti penjelasan diatas, walaupun ada beberapa yang memiliki pola berbeda namun sistem kinerjanya tetap sama ataupun
tidak menyesuaikan sistem rambu lalu lintas dengan keadaan yang ada.
3.3.2. Konsep Dasar Perancangan Sistem Rambu Lalu lintas Tiga Arah