Konsep Dasar Perancangan Sistem Rambu Lalu lintas Tiga Arah

42 selatan tertutup sedangkan untuk jalur utara terbuka namun hanya untuk yang mengarah ke timur, sedangkan menuju kearah selatan tertutup karena terhalang dengan jalur utama, rambu yang terbuka yaitu jalur timur menuju kearah barat. Kemudian jalur dari timur yang menuju kearah utara tertutup yang akhirnya dapat membuka jalur dari arah barat menuju kearah timur namun untuk jalur utara menuju barat masih tetap terbuka. Lalu kondisi selanjutnya ialah jalur dari arah barat yang terbuka untuk kesegala arah sehingga jalur timur, utara dan selatan tertutup namun jalur selatan yang menuju barat terbuka karena tidak menghalangi laju rambu lalu lintas yang utama. Pola rambu lalu lintas diatas umum digunakan pada persimpangan–persimpangan yang silih berganti dengan pola –pola yang sama seperti penjelasan diatas, walaupun ada beberapa yang memiliki pola berbeda namun sistem kinerjanya tetap sama ataupun tidak menyesuaikan sistem rambu lalu lintas dengan keadaan yang ada.

3.3.2. Konsep Dasar Perancangan Sistem Rambu Lalu lintas Tiga Arah

Perancangan sistem rambu lalu lintas tiga arah ini tidak jauh berbeda polanya dengan sistem rambu lalu lintas empat arah seperti yang dijelaskan diatas, namun disini hanya ada tiga arah saja yaitu arah utara, timur dan barat. 43 a. Kondisi Rambu Pada rambu lalu lintas ini terdapat beberapa kondisi rambu lalu lintas diantaranya ialah: Merah : Kondisi Berhenti atau stop, dimana kendaraan dilarang untuk melanjutkan laju kendaraannya. Merah Kuning : Kondisi bersiap-siap bagi kendaraan yang sebelumnya berhenti untuk melaju kearah tujuannya. Kuning : Kondisi bersiap-siap untuk berhenti dimana lampu kuning nyala setelah dari lampu hijau, jadi kendaraan yang sedang melaju mendekati rambu ini bersiap-siap untuk berhenti Hijau : Kondisi dimana kendaraan bebas untuk menjalankan laju kendaraannya sesuai dengan arah tujuannya. 44 b. Pola Rambu Lalu Lintas Pada perancangan ini terdiri dari beberapa pola sistem rambu lalu lintas yang satu sama lainnya bersinergis. Pola rambu lalu lintas tersebut diantaranya ialah: 1. Pola Normal Pada pola normal ini sistem rambu lalu lintas bekerja seperti biasanya seperti yang sebelumnya dijelaskan, dimana delay waktu untuk setiap arah seimbang semua Balance Gambar 3.2. Kondisi Arah Utara Terbuka Sesuai dengan gambar 3.2. diatas merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada kondisi normal. Hal ini juga terjadi pada kondisi kepadatan tak seimbang, namun disini perbandingan lamanya waktu sama untuk segala arah Arah utara, barat maupun timur terbagi rata untuk lamanya terbuka ataupun tertutup. 45 2. Pola Kereta Disini terdapat kondisi sistem rambu lalu lintas berpengaruh terhadap kelajuan kereta karena disini jalur kereta merupakan suatu masalah yang ditimbulkan. Dengan adanya jalur kereta yang memotong jalur utara maka kondisi rambu harus disesuaikan antara laju kereta dan laju kendaraan. Gambar 3.3. Kondisi Jalur Kereta Memotong Jalur Utara Dengan penambahan satu permasalahan jalur kereta yang memotong jalur persimpangan arah utara, rambu yang berjalan silih bergantian maka rambu tersebut tidak sesuai lagi berjalan dengan sebelumnya bila ada kerata melaluinya. Disini dapat di lihat bila suatu kereta melaju maka jalur dari arah utara tertutup untuk kesegala arah, dan untuk dari arah barat ke timur ataupun timur ke barat terbuka, namun tidak untuk dari arah barat atau timur menuju kearah utara. 46 3. Pola Padat Kepadatan ini merupakan suatu masalah yang ditimbulkan, kepadatan disini terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu: a. Padat Utara : Keadaan dimana jumlah kendaraan pada arah utara padat b. Padat Timur : Keadaan dimana jumlah kendaraan pada arah timur padat c. Padat Barat : Keadaan dimana jumlah kendaraan pada arah barat padat. Keadaan ini tentunya delay waktu antar jalur berbeda dan kepadatan ini yang akan memiliki delay lebih lama dari jalur lainnya.

3.3.3. Perancangan Program