2.2.1.2 Trimetoprim
Rumus struktur :
NH
2
OCH
3
N H
2
N CH
2
OCH
3
N OCH
3
Nama kimia : 2,4-Diamino-5-3,4,5-trimetoksibenzilpirimidina
Rumus molekul : C
14
H
18
N
4
O
3
Berat molekul : 290,36
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur,putih sampai krem,
tidak berbau Kelarutan
: Sangat sukar larut dalam air, larut dalam benzilalkohol, agak sukar larut dalam kloroform dan
dalam methanol, sangat sukar larut dalam etanol dan dalam aseton, praktis tidak larut dalam eter dan
dalam karbon tetraklorida.
2.2.2 Mekanisme kerja
Aktivitas antibakteri kombinasi antara sulfametoksazol dan trimetoprim kotrimoksazol berdasarkan kerjanya pada dua tahap yang berurutan pada reaksi
enzimatik untuk pembentukan asam tetrahidrofolat. Sulfonamida manghambat masuknya para-aminobenzoic acid PABA ke dalam molekul asam folat dan
trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Tetrahidrofolat penting untuk reaksi-reaksi pemindahan satu atom
C, seperti pembentukan basa purin adenine, guanine dan timidin dan beberapa asam amino metinin, glisin. Sel-sel mamalia menggunakan folat jadi yang
terdapat dalam makanan dan tidak mensintesis senyawa tersebut. Trimetoprim
Universitas Sumatera Utara
menghambat enzim dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat selektif. Hal ini penting, karena enzim tersebut juga terdapat pada sel mamalia.
Efek sinergis dapat dicapai dengan perbandingan kadar yang optimal dari kedua obat. Untuk kebanyakan kuman, rasio kadar Sulfametoksazol : Trimetoprim
yang optimal ialah 20:1, sifat farmakokinetik sulfonamid untuk kombinasi dengan Trimetoprim sangat penting untuk kadar yang relatif tetap dari kedua obat tersebut
dalam tubuh. Trimetoprim pada umumnya 20 – 100 kali lebih poten daripada sulfametoksazol, sehingga sediaan kombinasi diformulasikan untuk mendapatkan
kadar Sulfametoksazol 20 kali lebih besar daripada Trimetoprim.
2.2.3 Farmakokinetika
Trimetoprim biasanya
diberikan secara oral, baik tunggal maupun dikombinasikan dengan sulfametoksazol, kombinasi ini merupakan bentuk
terakhir yang dipilih karena trimetoprim dan sulfametoksazol memiliki waktu paruh yang hampir sama. Trimetoprim diabsorbsi dengan baik dari usus dan
didistribusikan secara luas dalam cairan- cairan dan jaringan-jaringan tubuh, termasuk cairan serebrospinal. Karena trimetoprim lebih larut dalam lemak
dibandingkan sulfametoksazol, maka volume distribusi trimetoprim lebih banyak dibandingkan sulfametoksazol. Jika 1 bagian trimetoprim diberikan dengan 5
bagian sulfametoksazol, maka konsentrasi plasma puncaknya adalah pada rasio 1 : 20 yang merupakan konsentrasi optimal. Sulfametoksazol lebih banyak terikat
pada protein plasma dibandingkan trimetoprim Katzung, 2004.
2.2.4 Efek samping