Latar Belakang Tingkat Pengetahuan Pengguna Lensa Kontak Terhadap Dampak Negatif Penggunaannya Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2007-2009

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lensa kontak merupakan suatu hasil perkembangan teknologi di bidang oftalmologi yang digunakan sebagai alternatif pengganti kacamata untuk mengatasi kelainan refraksi mata. Ide pertama sekali pembuatan lensa kontak dikemukakan oleh Leonardo Da Vinci pada tahun 1508 Chrismer, 2010. Perkembangan dan penggunaan lensa kontak semakin pesat, baik di negara maju maupun negara berkembang. Saat ini, telah tersedia beragam jenis lensa kontak. Pada tahun 1994-1997, diperkirakan prevalensi pengguna lensa kontak sekitar 28 juta orang di Amerika Serikat dan sekitar 17 juta orang di United Kingdom dan akan terjadi peningkatan setiap dekade. Dengan rincian jenis lensa kontak yang digunakan sekitar 14 juta orang, untuk lensa tipe RGP Rigid Gas-Permeable 639.000 orang, daily-wear soft contact lens 713.000 orang, extended-wear 24.000 orang, dan selebihnya menggunakan extended-wear disposable soft lens Cheng, 1999. Sedangkan pada tahun 2004, diketahui pengguna lensa kontak di Amerika serikat sekitar 38 juta orang, dan rata-rata pengguna lensa kontak di seluruh dunia sekitar 128 juta orang, dan sekitar 13,2 juta orang pengguna lensa kontak berusia antara 18 sampai 34 tahun Barr, 2005. Sedangkan prevalensi pengguna lensa kontak pada mahasiswa kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2009 menunjukkan ada sekitar 115 pengguna lensa kontak dari 1306 mahasiswa Somanathan, 2009. Berdasarkan American Optometric Association, alasan orang memilih menggunakan lensa kontak daripada kacamata karena lensa kontak mengikuti pergerakan bola mata dan tidak sedikitpun mengurangi lapangan pandang mata, sehingga tidak mengganggu penglihatan, memperindah penampilan, nyaman, lebih terang, tidak ada bingkai yang mengganggu pandangan mata, mengurangi distorsi, tidak berkabut, tidak mudah terkena air hujan, dan tidak menghalangi aktivitas. Universitas Sumatera Utara Tetapi penggunaan lensa kontak menimbulkan banyak dampak negatif yang perlu diwaspadai, terlebih jika tidak mengikuti aturan pemakaian. Seperti gangguan metabolisme mata hypoxia, kerusakan stroma, trauma endotel, timbulnya toksik dan alergi, keratitis steril, keratitis mikroba, gangguan aliran airmata, dan distorsi kornea mata. Tetapi yang paling sering timbul adalah neovaskularisasi pada kornea mata akibat hypoxia dan keratitis yang disebabkan bakteri timbul akibat adanya stres dari penggunaan lensa kontak Dart, 1999. Menurut Seal 1999 dalam Moriyama 2008, insidensi keratitis yang disebabkan bakteri meningkat setiap dekadenya seiring dengan peningkatan populasi pengguna lensa kontak. Diperkirakan insidensi keratitis ini yang berhubungan dengan penggunaan lensa kontak sekitar 1,8 sampai 2,44 per 10.000 pengguna lensa kontaktahun. Dari satu hasil penelitian, selama januari 2002 sampai desember 2007 di Brazil, ada 2455 pasien yang kikisan kornea matanya dianalisis di Laboratorium Mikrobiologi Mata UNIFESPEPM dengan diagnosis keratitis. Dari 2455 pasien terdapat 366 pasien adalah pengguna lensa kontak dengan rata-rata umur 9-84 tahun dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 1:1,26. Ditemukan 69,46 yang terinfeksi bakteri dengan prevalensi bakteri gram positif 41,20, bakteri gram negatif 21,72, sedangkan acanthamoeba keratitis 39,75, dan yang terinfeksi jamur 1,67. Agen-agen mikroba yang paling sering menyebabkan keratitis dari bakteri gram positif adalah coagulase-negative staphylococcus 67,27, Corynebacterium sp 18,18, Staphylococcus aureus 9,09, Streptococcus sp 3,6, dll 1,8. Bakteri gram negatif yang tersering adalah Pseudomonas sp 55,17, Pseudomonas aeruginosa 22,4, Pseudomonas fluorescens 7, Serratia sp 25,86, Enterobacter aerogenes 8,62, Klebsiella sp 1,72, Proteus mirabilis 1,72, Citrobacter freundii 1,72, Achromobacter xyloxidans 1,72, Alcaligenes sp 1,72, Moraxella sp 1,72, sedangkan penyebab jamur yang tersering adalah Candida sp 75, dan Aureobasidium pullulans 25 Moriyama, 2008. Dari data statistik diatas dapat diketahui bahwa penggunaan lensa kontak semakin meningkat setiap dekade dan memiliki risiko yang tinggi untuk Universitas Sumatera Utara terjadinya keratitis. Namun, di Fakultas Kedokteran belum ada penelitian tentang tingkat pengetahuan mahasiswa yang menggunakan lensa kontak terhadap dampak-dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaannya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelititan ini.

1.2. Rumusan Masalah