15
b. Cyclic Working Capital Yaitu working capital yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
karena fluktuasi konjungtur. c. Emergency Working Capital
Yaitu working capital yang besarnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
2.3. Manajemen Working capital
Syahyunan 2004 menyatakan manajemen working capital adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek perusahaan. Manajemen working capital yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam
jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan working capital untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinan
akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki working capital yang cukup tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat
waktunya dan akan menghadapi masalh likuiditas. Muslich 2003 menjelaskan manajemen working capital mempunyai
beberapa arti penting bagi perusahaan yaitu : 1. Working capital menunjukan ukuran besarnya investasi yang dilakukan
perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili oleh hutang lancar.
Universitas Sumatera Utara
16
2. Investasi dalam aktiva likuid, piutang, dan persediaan barang adalah sensitif terhadap tingkat produksi dan penjualan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen working capital adalah:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih
besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.
2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur manajemen
working capital, dalam penelitian ini rasio yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Rasio Aktivitas Purba 2002 menyatakan rasio aktivitas yang biasa juga dinamakan rasio
efisiensi merupakan indikator terhadap kemampuan manajemen dalam mendayagunakan aktiva seperti persediaan, aktiva tetap dan sebagainya.
Selanjutnya Harahap 2004 menyatakan ratio aktivitas menggambarkan
Universitas Sumatera Utara
17
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.
Efektivitas pengelolaan working capital dapat dilihat dari perputarannya yaitu terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan. Adapun jenis rasio-rasio aktivitas adalah sebagai berikut Riyanto, 2001:
1 Rasio perputaran working capital working capital turnover Rasio yang mengukur kemampuan working capital netto berputar
dalam satu periode siklus kas cash cycle dari perusahaan. Penjualan Netto
Working capital turnover = Jumlah Aktiva Lancar
2 Rasio perputaran aktiva tetap total asset turnover, merupakan rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar untuk menghasilkan revenue. Penjualan netto
Total assets turnover = Jumlah aktiva
3 Rasio perputaran piutang receivables turnover Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur mengenai berapa kali
tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang kebentuk uang tunai, dimana semakin besar rasionya akan
semakin baik, makin lama pembayaran piutang, ini berarti bahwa tingkat perputarannya adalah makin rendah, dan sebaliknya semakin
Universitas Sumatera Utara
18
besar piutang perusahaan yang terkumpul, maka hal itu dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Penjualan Netto Receivables Turnover =
Piutang Rata-rata 2. Rasio Likuiditas
Muslich 2003 menyatakan rasio likuiditas menunjukan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas
dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai; serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh.
Harahap 2004 menyatakan rasio keuangan likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang working capital yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang, salah satu ratio
likuiditas yang digunakan penulis adalah rasio lancar current ratio Rasio lancar current ratio menunjukan sejauh mana aktiva lancar
menutup kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
menutup kewajiban jangka pendeknya Harahap, 2004 Aktiva Lancar
Current ratio = Kewajiban Lancar
Universitas Sumatera Utara
19
Likuiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh 2 dua faktor yaitu:
1 Terlalu banyak macam persediaan yang tidak dapat dijual dengan mudah karena merupakan barang setengah jadi, barang using, atau
barang untuk kegunaan tertentu. 2 Jika barang tersebut dijual dengan kredit maka akan menjadi piutang
terlebih dahulu sebelum menjadi uang kas. Rasio cepat = 1 atau lebih besar dari 1 lebih direkomendasi, tetapi sama seperti rasio lancar nilai
yang diterima tergantung pada industrinya. Rasio cepat merupakan alat ukur likuiditas yang lebih baik jika persediaan tidak mudah
diuangkan.jika persediaan likuid maka rasio lancar merupakan likuiditas yang lebih disukai.
2.4. Profitabilitas