Kromatografi lapis tipis Kromatografi

3. Fase gerak cair-fase diam cair kromatografi partisi: − kromatografi kertas 4. Fase gerak gas –fase diam cair: − kromatografi gas-cair Semua pemisahan dengan kromatografi tergantung pada kenyataan bahwa senyawa-senyawa yang dipisahkan terdistribusi diantara fase gerak dan fase diam dalam perbandingan yang sangat berbeda-beda dari satu senyawa terhadap senyawa yang lain Sastrohamidjojo, 1991.

2.4.1 Kromatografi lapis tipis

Kromatografi lapis tipis termasuk kromatografi adsorpsi serapan, dimana sebagai fase diam digunakan zat padat yang disebut adsorben penyerap dan fase gerak adalah zat cair yang disebut dengan larutan pengembang. Kromatografi lapis tipis dapat dipakai untuk dua tujuan, yaitu: 1. Sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif. 2. Untuk mencari sistem pelarut yang akan dipakai dalam kromatografi kolom. Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa lapisan tipis yang terdiri atas bahan padat yang dilapiskan pada permukaan penyangga datar yang biasanya terbuat dari kaca. Lapisan melekat pada permukaan dengan bantuan bahan pengikat. Beberapa contoh fase diam yang digunakan untuk pemisahan dalam kromatografi lapis tipis yaitu silika gel, alumina, kieselguhr dan selulosa Gritter, dkk.,1991. Pada kromatografi lapis tipis lapisan fase diam harus sesedikit mungkin mengandung air, karena air akan menempati semua titik penyerapan sehingga tidak akan ada senyawa yang melekat. Oleh karena itu, sebelum digunakan plat Universitas Sumatera Utara kromatografi lapis tipis perlu diaktifkan dengan pemanasan pada 110 C selama 30 menit Gritter, dkk., 1991; Stahl, 1985 Fase gerak terdiri dari satu atau beberapa pelarut dan bila diperlukan dapat menggunakan sistem pelarut multi komponen, berupa suatu campuran sesederhana mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen. Pada pemisahan senyawa organik selalu menggunakan pelarut campuran, tujuannya untuk memperoleh polaritasnya yang tepat sehingga diperoleh pemisahan senyawa yang baik. Kombinasi pelarut berdasarkan atas polaritas masing-masing pelarut sehingga dengan demikian akan diperoleh sistem pengembang yang cocok Stahl, 1985. Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan dengan harga Rf Stahl, 1985. Jarak yang ditempuh oleh tiap bercak dari titik penotolan diukur dari pusat bercak. Harga Rf berada antara 0,00 – 1,00. Harga Rf ini sangat berguna untuk mengindentifikasi suatu senyawa Eaton, 1989. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah sebagai berikut Sastrohamidjojo, 1991: 1. Struktur kimia senyawa yang dipisahkan 2. Sifat penyerap 3. Tebal dan kerataan lapisan penyerap 4. Pelarut dan derajat kemurniannya 5. Derajat kejenuhan uap pengembang dalam bejana 6. Teknik percobaan Universitas Sumatera Utara 7. Jumlah cuplikan yang digunakan 8. Suhu

2.5 Spektrofotometri Ultra Violet