N
HO CH
3
CH
3
H
3
C
CH
3
solanidin
2.2.2 Glikosida
Glikosida adalah senyawa organik yang bila di hidrolisis menghasilkan satu atau lebih gula yang disebut glikon dan bagian bukan gula yang disebut
aglikon. Gula yang paling sering dijumpai dalam glikosida ialah glukosa Lewis, 1977. Glikosida dihidrolisis dengan cara pendidihan dalam asam encer. Secara
kimia dan secara fisiologi, glikosida alam cenderung dibedakan berdasarkan bagian aglikonnya Robinson, 1995.
Berdasarkan hubungan ikatan antara glikon dan aglikonnya, glikosida dapat dibagi menjadi empat Farnsworth, 1966, yaitu:
1. O-glikosida, jika ikatan antara glikon dengan aglikon dihubungkan oleh
atom O, contohnya : salisin
Universitas Sumatera Utara
2. S-glikosida, jika ikatan antara glikon dengan aglikon dihubungkan oleh atom
S, contohnya : sinigrin
CH
2
CHCH
2
C NOSO
3
K
S C
6
H
11
O
5
sinigrin
3. N-glikosida, jika ikatan antara glikon dengan aglikon dihubungkan oleh
atom N, contohnya : krotonosida.
N
N N
N NH
2
C
5
H
9
O
4
HO
krotonosida
4. C-glikosida, jika ikatan antara glikon dengan aglikon dihubungkan oleh
atom C, contohnya : barbaloin
CH
2
OH H
C
6
H
11
O
5
OH OH
O
balbaloin
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Saponin
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat, dapat menimbulkan busa jika dikocok dalam air, dan pada konsentrasi rendah sering
menyebabkan hemolisis sel darah merah Robinson, 1995. Uji saponin yang sederhana ialah dengan mengocok ekstrak alkohol-air dari timbuhan dalam tabung
reaksi, maka akan terbentuk busa yang bertahan lama pada permukaan cairan. Saponin juga dapat diperiksa dalam ekstrak kasar berdasarkan kemampuannya
menghemolisis sel darah dan memberikan reaksi warna yang karakteristik pada uji Liebermann-Burchard Farnsworth, 1966: Harborne, 1987.
Berdasarkan bagian aglikonnya, dikenal dua jenis saponin, yaitu saponin steroida dan saponin triterpenoida Farnsworth, 1966.
sapogenin steroida
O O
HO CH
3
CH
3
H
3
C
COOH
HO
sapogenin triterpenoida
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Triterpenoida steroida
Triterpenoida adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isopren dan secara biosintesis dibuat dari senyawa hidrokarbon C
30
asiklik, yaitu skualena Harborne, 1987.
skualena
Streoida merupakan triterpena yang mempunyai inti siklopentano perhidrofenantren Harborne, 1987. Inti steroida dasar sama dengan inti
kolesterol, tetapi pada posisi 10 dan 13 terdapat gugus metil yang terikat pada sistem cincin. Pada umumnya steroida tumbuhan berupa alkohol dengan gugus
hidroksil pada C
3
sehingga steroida sering juga disebut sterol. Sistem penomoran senyawa steroida adalah sebagai berikut Robinson, 1995.
1 2
3 4
5 6
7 8
14 15
16 17
20 22
23 24
26
27 25
21 18
13 12
11 9
10 19
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Flavonoid