Deskripsi Tentang Sayyid Qutb 1. Biografi Sayyid Qutb

BAB II DESKRIPSI UMUM TENTANG SAYYID QUTB DAN IBN KATSÎR

A. Deskripsi Tentang Sayyid Qutb 1. Biografi Sayyid Qutb

Sayyid Qutb mempunyai nama lengkap Sayyid Qutb Ibrâhîm Husain Syadzili. Beliau lahir pada tanggal 9 Oktober 1906 di Mausyah, sebuah wilayah di Provinsi Asyut, di dataran tinggi Mesir. 1 Kakek keenam beliau, Abdullah, berasal dari India. Abdullah menetap di Mausyah setelah selesai melaksanakan ibadah haji di Mekah dan merasa takjub dengan pemandangan dan kesuburannya. Ayah Sayyid Qutb adalah orang terpandang dengan status sosial yang tinggi di lingkungannya. Sayyid Qutb menempuh pendidikan dasar di desanya. Sayyid menamatkan hafalan al-Qur’an pada usia 10 tahun. 2 Setelah Revolusi Rakyat Mesir pada tahun 1919 Sayyid pindah ke Kairo dan tinggal di rumah pamannya, Ahmad Husain ‘Utsmân. Melalui pamannya inilah Sayyid berkenalan dengan seorang sastrawan besar, ‘Abbas Mahmûd al-‘Aqqâd. Sayyid banyak mempelajari berbagai hal melalui perpustakaan yang dimiliki al-‘Aqqâd disamping berdiskusi dengannya. Selain itu, Sayyid dikenalkan 1 Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân. Penerjemah Salafuddin Abu Sayyid Solo: Intermedia, 2001, Cet. Ke-1, h. 23. 2 Republika, “Sayed Qutb, Sang Syahid Kontroversial”, Republika Online, artikel diakses pada 17 Januari 2010 dari http:www.republika.co.idnode72910 11 pula dengan Partai Wafd. 3 Di kemudian hari Sayyid keluar dari Partai Wafd karena menganggap partai tersebut memihak kepada pemerintah Inggris dan bergabung dengan Partai Sa’diyyin selama dua tahun sebelum mengundurkan diri dari politik praktis secara total. Pada tahun 1930, Sayyid menjadi mahasiswa di Institut Darul Ulum dan meraih gelar Lc. dalam bidang sastra dan Diploma dalam bidang pendidikan pada tahun 1933. Selama menjadi mahasiswa Sayyid terlibat dalam kegiatan sastra, politik dan pemikiran melalui sejumlah penerbitan dan forum-forum diskusi. 4 Setelah lulus, Sayyid bekerja di Departemen Pendidikan sebagai pengajar selama enam tahun kemudian sebagai pengawas selama delapan tahun. Pada tahun 1948 Departemen Pendidikan mengirimkan Sayyid ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya. Sayyid tinggal di Amerika selama dua setengah tahun untuk belajar di Wilson’s Teacher College dan Stanford University dan berhasil memperoleh gelar M.A di bidang pendidikan. Sayyid kemudian mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pengawas pendidikan karena tidak cocok dengan kebijakan pemerintah Mesir yang dianggapnya terlalu menuruti kemauan pemerintah Inggris. Pengalaman hidupnya di Amerika Serikat telah membuka mata Sayyid akan kekurangan peradaban barat yang maju di bidang teknologi. Pada saat yang sama Sayyid mulai tertarik dengan pemikiran Hasan Al-Bana dan Abul 3 al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir, h. 27. 4 al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir, h. 27-28. 12 A’la Maududi dan bergabung dengan Ikhwanul Muslimin. Sejak itu Sayyid mulai memasukkan nilai-nilai Islam dalam karyanya. Ketika Ikhwanul Muslimin menentang kebijakan pemerintah pada awal tahun 1954, Sayyid termasuk yang ditangkap dan kemudian dijatuhi hukuman penjara selama lima belas tahun. Atas desakan pemimpin Irak, Abd al-Salam Arif, Sayyid dibebaskan setelah sepuluh tahun mendekam di penjara. Namun pada tahun 1965, Sayyid kembali ditangkap atas tuduhan makar terhadap pemerintah dan dijatuhi hukuman mati. Sayyid menolak mengakui kesalahan-kesalahan yang dituduhkan kepadanya untuk kemudian mendapatkan ampunan dari penguasa. Beliau mengatakan:”Sesungguhnya jari telunjuk yang tunduk kepada Allah SWT dengan menunjukkan keesaan- Nya dalam shalat sudah pasti menolak untuk menuliskan satu huruf pun untuk mengakui kekuasaan tiran.” 5 Pada tanggal 29 Agustus 1966, Sayyid Qutb menjalani eksekusi hukuman gantung bersama al-‘Abd al-Fattâh Ismaîl dan Muhammad Yûsuf Hawwâsy.

2. Pemikiran dan karya-karya Sayyid Qutb