penafsirannya lebih sesuai dengan kehidupan masa kini. Tafsir Sayyid Qutb kaya dengan pemikiran sosial kemasyarakatan dan mengkaji masalah-masalah sosial
serta memberikan solusi yang dibutuhkan masyarakat. Sementara karya Ibn Katsîr dipilih untuk mewakili tafsir periode klasik dengan metode bi al-ma’tsur. Tafsir
ini menyajikan penafsiran berdasarkan sumber-sumber lain yang dapat dipercaya. Tafsir Ibn Katsîr lebih dipilih daripada kitab klasik yang lain karena kitab ini
adalah salah satu kitab tafsir klasik bi al-ma’tsur yang masyhur dan telah diakui kualitasnya. Dengan menggunakan dua kitab tersebut diharapkan dapat diperoleh
pemahaman yang lebih komprehensif tentang hakikat musibah.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Penelitian tentang hakikat musibah dalam al-Qur’an ini akan dibatasi dengan meneliti ayat al-Qur’an Surat al-Hadîd ayat 22-23. Penelitian tentang
makna ayat-ayat tersebut akan dibatasi dengan memilih dua buah kitab tafsir. Kitab Fî Zilâl al-Qur’ân karya Sayyid Qutb dipilih untuk mewakili karya tafsir
modern, sementara kitab Tafsîr Al-Qur’ân al-‘Azîm karya Imâm al-Dîn abî al- Fida’ Ismâ’îl bin Katsîr yang lebih dikenal dengan nama Ibn Katsîr dipilih
mewakili karya tafsir klasik. Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, permasalahan yang akan dibahas dirumuskan dengan pertanyaan berikut:
Bagaimana Penafsiran Sayyid Qutb dan Ibn Katsîr tentang musibah yang ada dalam Surat al-Hadîd ayat 22-23 ?
C. Kajian Pustaka
Penelitian ini membandingkan penafsiran Sayyid Qutb dan Ibn Katsîr atas Surat al-Hadîd ayat 22-23. Sebatas penelitian penulis, tidak banyak karya tulis
7
7
yang membahas tentang musibah dalam al-Qur’an. Penulis menemukan sebuah skripsi yang berjudul “Musibah Menurut Kajian Surat Al-Baqarah Ayat 155-157”
karya Layli, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah tahun 2003. Skripsi tersebut lebih banyak membahas tentang
bentuk-bentuk musibah sebagaimana yang disebutkan oleh ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi topik utama penelitian, dan janji Allah SWT bagi mereka yang sabar
menghadapi musibah. Demikian juga karya-karya lain seperti karya Muhammad al-Manjibi al-Hanbali yang berjudul “Menghadapi Musibah Kematian”, lebih
banyak membahas tentang musibah kematian secara khusus. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
penelitian ini menfokuskan penelitian pada Surat al-Hadîd ayat 22-23 dan membahas tentang hakikat musibah dengan membandingkan penafsiran tokoh
pergerakan Ikhwanul Muslimin, Sayyid Qutb, dan seorang ulama tafsir klasik, Ibn Katsîr. Sementara penelitian sebelumnya mengangkat Surat al-Baqarah ayat 155-
157 yang membahas tentang macam-macam musibah dan tidak menfokuskan penelitian pada tafsir tertentu.
D. Tujuan Penelitian