Analisis dan Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Right Issue di Bursa Efek Indonesia

(1)

ANALISIS DAN PENGARUH MANAJEMEN LABA AKRUAL

DAN AKTIVITAS NYATA TERHADAP PENAWARAN RIGHT

ISSUE SERTA KINERJA JANGKA PANJANG PADA

PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN

PENAWARAN RIGHT ISSUE

DI BURSA EFEK

INDONESIA

TESIS

Oleh

Romy Irawan

097017064/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

ANALISIS DAN PENGARUH MANAJEMEN LABA AKRUAL

DAN AKTIVITAS NYATA TERHADAP PENAWARAN RIGHT

ISSUE SERTA KINERJA JANGKA PANJANG PADA

PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN

PENAWARAN RIGHT ISSUE

DI BURSA EFEK

INDONESIA

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

Romy Irawan

097017064/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Penelitian : ANALISIS DAN PENGARUH MANAJEMEN LABA AKRUAL

DAN AKTIVITAS NYATA TERHADAP PENAWARAN RIGHT

ISSUE SERTA KINERJA JANGKA PANJANG PADA

PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN RIGHT

ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama : Romy Irawan

Nomor Pokok : 097017064 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Zainul Bahri Torong,M.Si,Ak)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Telah Diuji pada

Tanggal : 26 September 2011

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong,M.Si,Ak

2. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak 3. Drs. Firman Syarif, M.Si,Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

“Analisis dan Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Right Issue di Bursa Efek Indonesia”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, September 2011 Yang membuat pernyataan:


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang), dan aktivitas nyata (abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) terhadap penawaran right issue serta kinerja jangka panjang pada perusahaan yang melakukan penawaran right issue pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengujian hipotesis. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan right issue

selama tahun 2005-2009 yang berjumlah 92 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 45 perusahaan sesuai dengan kriteria sampel. Kemudian dilakukan pengujian dengan model analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diunduh dari website Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penawaran right issue. Indikator abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner, secara simultan berpengaruh terhadap penawaran right issue. Indikator variabel manajemen laba yaitu akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, indikator manipulasi aktivitas nyata yaitu abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi dan abnormal biaya diskresioner secara parsial berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan right issue. Untuk uji secara simultan, diperoleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner berpengaruh terhadap penawaran right issue dan kinerja jangka panjang perusahaan right issue perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan 2005-2009.

Kata Kunci: akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner


(7)

ABSTRACT

This study aims to analyze and examine the effect of accrual earnings management (short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals), and real activity (abnormal company's cash flow, abnormal production costs, abnormal discretionary expenses) to offer a rights issue as well as long-term performance of the company the bidding rights issue on the Indonesia Stock Exchange in 2005-2009.

This type of study is a hypothesis testing research. The populations in this study are all companies that do the rights issue during the years 2005-2009, amounting to 92 companies. Sampling was done by purposive sampling technique. The number of study sample as many as 45 companies in accordance with criteria samples. Then tested by multiple linear regression analysis models. The data used are secondary data from financial statements that are downloaded from the Indonesia Stock Exchange website. Hypothesis testing using the t test and F test.

These results partially demonstrate that short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, abnormal cash flow but did not significantly influence the company to offer a rights issue. Indicators of abnormal production costs, abnormal discretionary expenses, simultaneously influence the bidding rights issue. Earnings management indicator variable that is short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, indicators of real activity that is abnormal manipulation of the company's cash flow, abnormal production costs and abnormal discretionary expenses partially affect the company's long-term performance rights issue. To test simultaneously, the calculation is obtained statistics that show that short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, abnormal cash flow firms, abnormal production costs, abnormal discretionary expenses affect the rights issue and offer long-term corporate performance rights issue companies listed on Indonesia Stock Exchange period 2005-2009.

Keywords: short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, abnormal cash flow firms, abnormal production costs, abnormal discretionary expenses


(8)

RIWAYAT HIDUP

1. NAMA : ROMY IRAWAN

2. TEMPAT/TGL LAHIR : PADANG SIDIMPUAN / 30 JANUARI 1978

3. AGAMA : ISLAM

4. ORANG TUA

a. AYAH : HASANUDDIN (ALM)

b. IBU : MUTIARA SIREGAR

5. ALAMAT : JL. MELATI RAYA RAYA NO. 54 BLOK 6 MEDAN HELVETIA

6. PENDIDIKAN

a. SD : SN NEGERI 15 PADANG SIDIMPUAN

b. SMP : SMP NEGERI 1 PADANG SIDIMPUAN

c. SMU : SMA NEGERI 2 PADANG SIDIMPUAN


(9)

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan proposal tesis ini. Shalawat beiring salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang insya Allah memberikan safaat kepada penulis dan seluruh umatnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala yang dilakukan dalam penyusunan proposal tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H.,M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang


(10)

juga selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberi bimbingan dan arahan di sela-sela kesibukannya dari awal penulisan hingga selesainya penulisan proposal tesis ini.

4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong. M.Si Ak, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberi bimbingan dan mengarahkan penulis di sela-sela kesibukannya dari awal penulisan hingga selesainya penulisan proposal tesis ini. 5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, dan

Bapak Drs.Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan proposal tesis ini.

6. Seluruh staf pengajar Program Magister Ilmu Akuntansi atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan, dan seluruh staf administrasi Program Magister Ilmu Akuntansi.

7. Ibunda dan Ayahanda (Alm) tercinta serta Mertua, yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan moril maupun materil serta bantuan yang tak ternilai dalam bentuk apapun juga, sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan proposal tesis ini.

8. Istriku tercinta dan anak-anakku tersayang, yang telah memberi dukungan dan motivasi yang tak pernah henti.

9. Teman-teman di Program Magister Ilmu Akuntansi, yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan persahabatan dalam memberi sumbangan pikiran selama perkuliahan.


(11)

Akhirnya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayah-Nya, dan apa yang penulis lakukan ini mendapatkan ridho-Nya serta berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umum. Amin

Medan, September 2011 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Originalitas Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Penawaran Right Issue... 10

2.1.2 Kinerja Jangka Panjang Perusahaan... 14

2.1.3 Manajemen Laba Akrual ... 15

2.1.4 Aktivitas Nyata ... 19

2.1.5 Manajemen Laba dan Penawaran Right Issue ... 20

2.1.6 Manajemen Laba dan Kinerja Jangka Panjang Perusahaan ... 22

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23


(13)

3.1 Kerangka Konseptual ... 31

3.2 Hipotesis Penelitian... 37

BAB IV METODE PENELITIAN ... 38

4.1 Jenis Penelitian... 38

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

4.3 Populasi dan Sampel ... 39

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 40

4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 40

4.6 Metode Analisis Data ... 50

4.7 Teknik Analisis Data ... 51

4.8 Pengujian Asumsi Klasik ... 52

4.8.1 Uji Normalitas ... 52

4.8.2 Uji Multikolinieraitas ... 52

4.8.3 Uji Heterokedesititas ... 53

4.9.Pengujian Hipotesis ... 54

4.9.1 Uji F ... 54

4.9.2 Uji t ... 54

4.9.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 54

4.10 Uji Beda ... 55

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

5.1 Hasil Penelitian ... 56

5.2 Statistik Deskriptif ... 57

5.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 63

5.4 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 69

5.4.1 Hasil Uji Statistik F ... 69

5.4.2 Hasil Uji Statistik t ... 70


(14)

5.5 Uji Beda Akrual Diskresioner Jangka Pendek dan Akrual

Diskresioner Jangka Panjang ... 80

5.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

5.6.1 Pengujian Secara Simultan ... 83

5.6.2 Pengujian Secara Parsial... 83

5.6.2.1 Akrual Diskresioner Jangka Pendek Berpengaruh Terhadap Penawaran Right Issue ... 83

5.6.2.2 Pengaruh Akrual Diskresioner Jangka Panjang Terhadap Penawaran Right Issue ... 84

5.6.2.3 Pengaruh Abnormal Arus Kas Perusahaan Terhadap Penawaran Right Issue ... 85

5.6.2.4 Pengaruh Abnormal Biaya Produksi Terhadap Penawaran Right Issue ... 86

5.6.2.5 Pengaruh Abnormal Biaya Diskresioner Terhadap Penawaran Right Issue ... 86

5.6.2.6 Akrual Diskresioner Jangka Pendek Berpengaruh Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 87

5.6.2.7 Pengaruh Akrual Diskresioner Jangka Panjang Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue ... 88

5.6.2.8 Pengaruh Abnormal Arus Kas Perusahaan Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 88

5.6.2.9 Pengaruh Abnormal Biaya Produksi Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan ... 89

5.6.2.10 Pengaruh Abnormal Biaya Diskresioner Terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 90


(15)

6.1 Kesimpulan ... 91

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 93

6.3 Saran Penelitian ... 93


(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Daftar Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 27

4.1 Sampel Perusahaan Yang Melakukan Right Issue Tahun 2005-2009 ... 40

4.2 Definisi Operasional Variabel ... 49

5.1 Statistik Deskriptif ... 58

5.2 Uji Normalitas Data ... 64

5.3 Uji Multikolinearitas Penawaran Right Issue... 66

5.4 Uji Multikolinearitas Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 66

5.5 Uji Heteroskedastisitas Penawaran Right Issue... 68

5.6 Uji Heteroskedastisitas Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 69

5.7 Hasil Uji Statistik F Penawaran Right Issuei... 70

5.8 Hasil Uji Statistik F Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue 70 5.9 Hasil Uji Statistik t Penawaran Right Issue... 71

5.10 Hasil Uji Statistik t Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue 75 5.11 Hasil Adjuster R2 Penawaran Right Issue ... 79

5.12 Hasil Adjusted R2 Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue. 80 5.13 Deskripsi Rata-rata Akrual Diskresioner Jangka Pendek (DCAit).... 81


(17)

5.14 Uji Wilcoxon Signed Ranks DCAit... 82

5.15 Uji Beda Dua Rata-rata DCAit (Paired Samples Test) ... 82


(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 3.1 Kerangka Konseptual ... 31

5.1 Scatterplot Penawaran Right Issue... 67 5.2 Scatterplot Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue... 68


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Daftar Perusahaan Yang Melakukan Right Issue Tahun 2005-2009 .... 99

2 Daftar Perusahaan Jasa Non Bank Dan Sekuritas Melakukan Right Issue... 103

3 Variabel – Variabel Penelitian ... 105

4 Input Data... 107

5 Uji Regresi Dengan Variabel Dependend Penawaran Right Issue ... 109

6 Uji Regresi Dengan Variabel Dependend Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue……….. 110


(20)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang), dan aktivitas nyata (abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) terhadap penawaran right issue serta kinerja jangka panjang pada perusahaan yang melakukan penawaran right issue pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengujian hipotesis. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan right issue

selama tahun 2005-2009 yang berjumlah 92 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 45 perusahaan sesuai dengan kriteria sampel. Kemudian dilakukan pengujian dengan model analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diunduh dari website Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penawaran right issue. Indikator abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner, secara simultan berpengaruh terhadap penawaran right issue. Indikator variabel manajemen laba yaitu akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, indikator manipulasi aktivitas nyata yaitu abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi dan abnormal biaya diskresioner secara parsial berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan right issue. Untuk uji secara simultan, diperoleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner berpengaruh terhadap penawaran right issue dan kinerja jangka panjang perusahaan right issue perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan 2005-2009.

Kata Kunci: akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner


(21)

ABSTRACT

This study aims to analyze and examine the effect of accrual earnings management (short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals), and real activity (abnormal company's cash flow, abnormal production costs, abnormal discretionary expenses) to offer a rights issue as well as long-term performance of the company the bidding rights issue on the Indonesia Stock Exchange in 2005-2009.

This type of study is a hypothesis testing research. The populations in this study are all companies that do the rights issue during the years 2005-2009, amounting to 92 companies. Sampling was done by purposive sampling technique. The number of study sample as many as 45 companies in accordance with criteria samples. Then tested by multiple linear regression analysis models. The data used are secondary data from financial statements that are downloaded from the Indonesia Stock Exchange website. Hypothesis testing using the t test and F test.

These results partially demonstrate that short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, abnormal cash flow but did not significantly influence the company to offer a rights issue. Indicators of abnormal production costs, abnormal discretionary expenses, simultaneously influence the bidding rights issue. Earnings management indicator variable that is short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, indicators of real activity that is abnormal manipulation of the company's cash flow, abnormal production costs and abnormal discretionary expenses partially affect the company's long-term performance rights issue. To test simultaneously, the calculation is obtained statistics that show that short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, abnormal cash flow firms, abnormal production costs, abnormal discretionary expenses affect the rights issue and offer long-term corporate performance rights issue companies listed on Indonesia Stock Exchange period 2005-2009.

Keywords: short-term discretionary accruals, long-term discretionary accruals, abnormal cash flow firms, abnormal production costs, abnormal discretionary expenses


(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya membutuhkan dana segar apabila sumber internal perusahaan maupun pinjaman bank dianggap kurang memadai atau menguntungkan. Salah satu cara perusahaan yang telah listed di bursa efek memperoleh sumber dana di pasar modal yaitu dengan melakukan penawaran terbatas yang dikenal dengan istilah right issue.

Dalam melakukan penawaran terbatas tersebut, perusahaan juga memberikan informasi sama halnya pada perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public Offering). Informasi tersebut dapat bermacam-macam baik itu pelaporan laba maupun publikasi dari laporan keuangan perusahaan. Informasi keuangan yang dipublikasikan perusahaan menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Meskipun alasan perusahaan mengeluarkan saham baru bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing, tetapi pada umumnya didasari oleh ketidakmampuan perusahaan menghasilkan dana yang mencukupi untuk mendanai operasi ataupun untuk pengembangan usaha. Kondisi keuangan perusahaan yang memicu aktivitas right issue dapat diiterprestasikan dari informasi yang tersedia beberapa periode sebelumnya.

Right issue merupakan salah satu pilihan perusahaan didalam memperoleh dana selain dari penjualan saham dan pinjaman setelah adanya perubahan hukum dan


(23)

peraturan dipasar modal yang mengizinkan perusahaan untuk mengabaikan hak preventif(preventive right) yaitu hak untuk mengelolah persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham sejauh ada persetujuan dari pemegang saham yang lama. Perusahaan dapat menjual hak memesan terlebih dahulu kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru dengan harga tertentu.

Pemilihan mekanisme penjualan sangat tergantung pada kondisi maupun stategi perusahaan. Selain menggunakan mekanisme penawaran right issue, alternatif lain tambahan dana oleh perusahaan dapat juga diperoleh melalui pinjaman bank. Namun pada tingkat leverage tertentu, perusahaan akan cenderung lebih memilih

right issue karena ada beberapa keunggulan dibandingkan pinjaman bank serta keterkaitan dengan resiko yang didapat apabila meminjam uang melalui bank. Penawaran saham tambahan melalui mekanisme right issue memerlukan biaya yang lebih murah. Perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi akan cenderung menggunakan mekanisme right issue untuk memperoleh tambahan dana (Hartono, 1998).

Dalam proses right issue, perusahaan akan mempublikasikan laporan keuangan yang berisi informasi lainnya untuk menarik pemegang saham lama melakukan pembelian. Pada kondisi ini, sangat mungkin apabila manajer memiliki informasi tentang perusahaan yang lebih banyak jika dibandingkan para pemegang saham atau investor sehingga dapat terjadi asimetri informasi (information asymetry). Asimetri informasi antara pihak manajemen (agent) dan pemilik perusahaan


(24)

(principal) akan memberikan keleluasaan dan kesempatan kepada pihak manajemen atau manajer untuk melakukan rekayasa yang disebut dengan istilah rekayasa laba atau manajemen laba (earnings management) dan melakukan manipulasi aktivitas nyata perusahaan. Apabila pemanfaatan hasil right issue benar akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan yang akan melakukan right issue mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut membutuhkan dana untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Oleh sebab itu, manager perusahaan yang akan melakukan right issue akan memberikan keyakinan bagi investor ataupun calon investor untuk dapat menanamkan modalnya didalam perusahaan.

Manager perusahaan yang melakukan right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata yang merupakan sumber informasi bagi perusahaan untuk melihat kondisi perusahaan. Managemen laba merupakan tindakan manajer untuk menyajikan laporan keuangan dimana menaikan laba selama periode berjalan sehingga investor melihat bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja didalam menghasilkan laba yang baik. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa perusahaan yang right issue akan cenderung melakukan managemen laba agar investor dan calon investor dapat tertarik. Dari manajemen laba tersebut tampak bahwa perusahaan mengalami laba meningkat. Seorang investor ataupun calon investor tidak hanya melihat dari hasil akhir dari aktivitas perusahaan.

Investor dan calon investor juga melihat dari proses menghasilkan laba tersebut. Sehingga manager akan lebih berhati-hati didalam memberikan informasi laba perusahaan. Tujuan dari manajemen laba pada saat right issue agar investor


(25)

percaya bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan dalam menghasilkan laba dan dapat mengembalikan modal yang mereka investasikan.

Salah satunya dengan juga memberikan informasi manipulasi aktivitas nyata perusahaan. Dalam aktivitas perusahaan yang tercermin pada laporan laba rugi, perusahaan menjelaskan bagaimana suatu aktivitas itu dihasilkan. Oleh sebab itu, perusahaan yang menunjukkan laba yang besar biasanya melakukan manipulasi aktivitas nyata perusahaan baik itu arus kas operasi, biaya produksi, dan biaya diskresioner. Pada akhirnya, perusahaan right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata.

Disamping itu, dalam penawaran saham tersebut, perusahaan harus menunjukkan kinerja jangka panjang yang baik kepada investor. Karena dari kinerja jangka panjang tersebut diharapkan investor dapat memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi dari investasinya. Kinerja jangka panjang tersebut dapat juga dilihat dari laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan pada saat perusahaan menawarkan

right issue. Tetapi pada saat penawaran right issue dan pada saat melihat kinerja jangka panjang perusahaan seperti diketahui sebelumnya bahwa kemungkinan terjadinya asimetris informasi dimana manager memberikan informasi yang terbatas kepada investor. Tindakan yang sama bagi perusahaan right issue pada saat memberikan informasi kinerja jangka panjang yaitu manajemen laba dan manipulasi kinerja jangka panjang. Sama seperti halnya pada pengumuman penawaran right issue, perusahaan yang menginformasikan kinerja jangka panjang juga melakukan Manajemen laba. Kinerja jangka panjang perusahaan akan lebih memberikan


(26)

informasi bagi investor tentang bagaimana prospek perusahaan di masa yang akan datang. Pada pengumuman kinerja jangka panjang perusahaan, manager mengatur laba perusahaan sehingga perusahaan tampak menghasilkan laba yang meningkat atau permanen. Dengan adanya laba yang permanen, maka investor berharap dapat memperoleh pengembalian atas investasinya tersebut. Oleh sebab itu, manager akan lebih melakukan manajemen laba untuk menunjukkan bahwa terdapat laba yang permanen pada perusahaan.

Disamping itu, perusahaan yang melakukan penawaran right issue dan memberikan informasi kinerja jangka panjangnya juga melakukan manipulasi aktivitas nyata. Hal ini dilihat dari, perusahaan yang melakukan manajemen laba dengan menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba yang permanen, akan juga menunjukkan bahwa aktivitas nyata yang dilakukan perusahaan sesuai dengan laba yang diperoleh perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh laba yang meningkat secara otomatis aktivitas-aktivitas nyata yang dilakukan perusahaan juga meningkat. Oleh sebab itu, didalam mengeluarkan informasi kinerja jangka panjang perusahaan akan cenderung melakukan manipulasi aktvitas nyata perusahaan baik itu arus kas operasi, biaya produksi dan biaya diskresioner perusahaan.

Penelitian sebelumnya yang memberikan bukti yang mendukung adanya praktik manajemen laba yang bertujuan menaikkan laba disekitar penawaran umum saham tambahan seperti Rangan (1998), Teoh et al. (1998), Shivakumar (2000), dan DuCharme et al. (2000) yang menjelaskan bahwa perusahaan menggunakan manajemen laba melalui akrual (accruals) disekitar penawaran saham tambahan.


(27)

Manajemen laba melalui akrual tersebut tidak mempunyai konsekuensi langsung terhadap arus kas perusahaan.

Selain dugaan adanya tindakan manajemen laba pada saat penawaran saham tambahan, dari berbagai hasil penelitian terdahulu ditemukan juga bahwa terjadi fenomena penurunan kinerja (underperformance) yang menyertai pelaksanaan penawaran saham tambahan (Rangan, 1998; Teoh et al., 1998; Shivakumar, 2000; dan Sulistyanto, 2002).

Penelitian ini bermaksud menelaah kembali apakah tindakan manajemen laba pada saat penawaran saham tambahan khususnya pada peristiwa right issue terjadi di pasar modal Indonesia dan mempengaruhi kinerja jangka panjang perusahaan. Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat hasil yang belum konsisten dari beberapa penelitian sebelumnya dengan topik yang sama, sehingga penelitian ini masih menjadi topik yang cukup menarik. Selain itu berbagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi para manajer untuk melakukan manajemen laba pada saat melakukan penawaran saham tambahan melalui mekanisme right issue.

Dengan demikian hal ini penting untuk dilakukan penelitian. Adapun judul penelitian yang diangkat peneliti adalah “Analisis dan Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Right Issue di Bursa Efek Indonesia”.


(28)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner jangka panjang) dan aktivitas nyata (abnormal arus kas, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) berpengaruh terhadap penawaran right issue secara simultan dan parsial ?

2. Apakah manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner jangka panjang) dan aktivitas nyata (abnormal arus kas, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan right issue secara simultan dan parsial ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis dan menguji manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner jangka panjang) dan aktivitas nyata (abnormal arus kas, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) berpengaruh terhadap penawaran right issue secara simultan dan parsial.

2. Menganalisis dan menguji manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner jangka panjang) dan aktivitas nyata (abnormal


(29)

arus kas, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan right issue secara simultan dan parsial.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti yaitu sebagai referensi mengenai “Analisis Dan Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Right Issue di Bursa Efek Indonesia”.

2. Bagi Emiten untuk memberikan pemahaman mengenai alat manipulasi manajemen laba baik melalui akrual diskresioner maupun lewat manipulasi aktivitas nyata sehingga dapat memperkaya pengetahuan dalam teknik manipulasi laba bagi perusahaan.

3. Bagi investor untuk memberikan masukan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan investasi. Hal ini berguna dalam melakukan penilaian kinerja perusahaan yang melakukan penawaran saham tambahan dan pengaruhnya dalam pengambilan keputusan investasi.

4. Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan empiris di bidang akuntansi bagi kemajuan dan pengembangannya di masa yang akan datang.


(30)

1.5 Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan Replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Sahabu (2009) dengan judul “Manajemen Laba melalui Akrual dan Manipulasi Aktivitas Nyata dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan yang melakukan Penawaran Right Issue”. Sahabu melakukan penelitian di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan waktu pengamatan selama tahun 1999-2005. Variabel independen yaitu manajemen laba melalui akrual dan manipulasi aktivitas nyata, sedangkan variabel dependennya yaitu kinerja jangka panjang.

Penelitian ini berjudul “Analisis Dan Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Right Issue di Bursa Efek Indonesia”. Pada penelitian ini mengadopsi seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian Sahabu (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah adanya penambahan variabel dependen yaitu penawaran right issue yang diambil dari penelitian yang dilakukan Jumadi (2008). Alasannya bahwa untuk melihat apakah perusahaan-perusahaan yang melakukan penawaran right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata yang tidak hanya dilihat dari kinerja jangka panjang perusahaan right issue. Perbedaan lainnya bahwa pada penelitian sebelumnya periode pengamatan dilakukan dari tahun 1999-2005, sedangkan pada penelitian ini periode pengamatan dilakukan dari tahun 2005-2009.


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Dalam landasan teori, akan dibahas lebih jauh mengenai “Analisis Dan Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran

Right Issue di Bursa Efek Indonesia”. Menjabarkan teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu yang telah diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian.

2.1.1 Penawaran Right Issue

Teori yang banyak digunakan sebagai dasar untuk meneliti penawaran right issue adalah Teori Sinyal (Signaling Theory). Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Kegagalan dalam suatu pasar yang merugikan dapat terjadi karena adanya asimetris informasi, hal ini dapat diperkecil jika informasi yang dipublikasikan dapat digunakan sebagai salah satu sinyal bagi pelaku pasar.

Smith dalam Eka (2003), menyatakan bahwa berdasarkan studi empiris ditemukan bahwa secara statistik penerbitan saham baru berpengaruh negatif terhadap


(32)

harga saham. Asumsi utama dalam teori sinyal adalah manajemen mempunyai informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar dan manajemen adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkannya, artinya manajemen umumnya mempunyai informasi yang lebih akurat dibandingkan dengan pihak luar perusahaan (investor) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, sehingga jika manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap adanya event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga saham dan volume perdagangan saham. Sebagai implikasinya, pengumuman right issue akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang menyampaikan adanya informasi baru yang dikeluarkan oleh pihak manajemen yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham perusahaan dan aktivitas perdagangan saham yang terjadi dalam pasar modal.

Miller dan Majluf dalam Eka (2003), menyatakan bahwa manajemen akan memperoleh insentif dengan pengeluaran saham baru yang mereka percaya bahwa saham perusahaan adalah overvalued. Tetapi, investor menyadari bahwa dengan insentif tersebut menyebabkan manajemen menggunakan informasi penerbitan saham baru sebagai suatu sinyal bahwa saham perusahaan overvalued, dimana hal tersebut akan menyebabkan harga saham perusahaan akan jatuh. Beberapa temuan tersebut konsisten dengan model yang mengasumsikan bahwa terjadi asimetri informasi antara manajemen dengan berbagai partisipan di pasar modal. Asimetri informasi mengimplikasikan bahwa pasar akan bereaksi secara negatif karena pengumuman


(33)

saham baru mengidentifikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan tentang kemampuan aliran kas perusahaan di masa depan. Right issue merupakan salah satu bentuk penawaran saham tambahan yaitu aktivitas perusahaan yang terdaftar di pasar modal yang berupa penawaran saham terbatas kepada pemegang saham diluar saham yang terlebih dahulu beredar di masyarakat melalui mekanisme penawaran saham perdana (Megginson, 1997).

Alasan perusahaan untuk melakukan right issue sangat beragam, misalnya pembangunan pabrik baru penambahan modal kerja diversifikasi produk, pembayaran utang, atau untuk rencana pengembangan perusahaan di masa yang akan datang. Setelah perusahaan melakukan right issue investor tentu sangat berharap kinerja yang dimiliki oleh perusahaan menjadi lebih baik karena dengan adanya right issue berarti dana dari pihak luar masuk ke perusahaan.

Perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi cenderung akan menggunakan pilihan right issue untuk memperoleh tambahan dana. Right issue merupakan penawaran sekuritas baru yang memberikan prioritas kepada pemegang saham perusahaan yang sudah ada untuk membeli sekuritas baru pada harga tertentu dan saat tertentu pula. Dengan cara lain perusahaan mendistribusikan hak opsi kepada pemegang saham agar dapat memperoleh sekuritas baru dengan harga khusus. Tujuan penawaran ini adalah melindungi kepentingan pemegang saham perusahaan khususnya dalam melaksanakan hak preemptive (Hartono, 1998). Hak ini


(34)

dilaksanakan agar pemegang saham lama tetap dapat mempertahankan proporsi kepemilikan sahamnya sama seperti sebelum penawaran saham tambahan.

Laugharn dan Ritter (1997) menemukan kasus di lapangan pada perusahaan PT Trafindo Perkasa Tbk., PT Agis Tbk. Bahwa setelah perusahaan right issue benar akan meningkatkan kinerja keuangan.

Perusahaan menerbitkan right issue dengan tujuan untuk tidak mengubah proporsi kepemilikan pemegang saham dan mengurangi biaya emisi akibat penerbitan saham baru. Pengumuman right issue yang dikeluarkan oleh perusahaan, secara teoritis dan empiris bereaksi negatif terhadap harga saham atau nilai pasar perusahan, dan nilai ini adalah kejadian yang disebabkan oleh reiko sistematik. Beberapa alasan perusahaan menerbitkan right issue antara lain adalah (Sharpe, 1999):

1. Right issue merupakan solusi yang cepat untuk memperoleh dana yang murah dan dengan proses yang mudah dan hampir tanpa resiko.

2. Right issue jauh lebih aman dibandingkan dengan cara lain, baik dengan pinjaman langsung atau dengan penerbitan surat hutang. Dengan right issue,

dana masuk sebagai modal sehingga tidak membebani perusahaan sama sekali. Sedangkan jika dana diperoleh dari pinjaman, maka perusahaan harus menanggung beban bunga.

3. Minat emiten untuk melakukan right issue didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan situasi pasar modal yang dalam tahun-tahun ini berkembang pesat.


(35)

4. Dengan melakukan right issue maka jumlah lembar saham akan bertambah dan diharapkan dengan bertambahnya jumlah lembar saham akan dapat meningkatkan likuiditas saham.

Dalam peristiwa penawaran saham seperti right issue sering terjadi asimetri informasi antara manajer dan investor atau pemengang saham. Asimetri terjadi karena manajer dianggap lebih menguasai informasi mengenai kondisi perusahaan jika dibandingkan dengan investor atau pemegang saham. Kondisi ini memberikan peluang bagi manajemen untuk memunculkan sikap oportunistik dalam wujud memanipulasi data yang dilaporkan sebelum dan saat penawaran dengan menggunakan akrual diskresioner (Teoh et al., 1998).

2.1.2 Kinerja Jangka Panjang Perusahaan

Banyak penelitian sebelumnya yang mendokumentasikan mengenai kinerja pasar jangka panjang perusahaan yang melakukan penawaran saham baik perdana maupun saham tambahan. Salah satu dampak dari manajemen laba adalah terjadi penurunan kinerja perusahaan yang terjadi pasca penawaran saham (Loughran dan Ritter, 1997; Rangan, 1998; Teoh et al., 1998, dan Shivakumar, 2000). Bukti empiris menunjukkan bahwa adanya reaksi pasar yang positif terhadap pengeluaran ekuitas baru. Respon pasar yang positif tersebut tentu dipengaruhi oleh alasan perusahaan dalam melakukan penawaran saham, misalnya untuk memperkuat struktur modal, melakukan investasi yang membutuhkan dana yang besar, dan membiayai utang yang jatuh tempo (Sulistyanto dan Midiastuti, 2002). Sedangkan penurunan kinerja saham


(36)

juga akan terjadi sebagai akibat dilakukannya tindakan manajemen laba pada saat penawaran saham tambahan tersebut (Dechow et al., 1995).

Sinyal positif dalam jangka panjang tidak bisa dipertahankan oleh manajemen, yang tercermin dari penurunan kinerja yang dilaporkan oleh perusahaan tersebut (Teoh et al., 1998). McLaughin et al. (1996) yang menggunakan berbagai ukuran arus kas juga membuktikan bahwa kinerja arus kas perusahaan mengalami penurunan kinerja sekitar 20% selama tiga tahun setelah penawaran. Loughran dan Ritter (1997) serta Shivakumar (2000) menunjukkan rata-rata return perusahaan yang melakukan penawaran saham hanya 7% per tahun sedangkan perusahaan yang tidak melakukan penawaran rata-rata 15% per tahun. Dana yang diperoleh dari hasil penawaran tersebut akan diinvestasikan pada kesempatan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan di masa yang akan datang.  

 

2.1.3 Manajemen Laba Akrual

Pada dasarnya istilah manajemen laba memiliki banyak definisi. Tidak ada kesepakatan tentang definisi tunggal mengenai manajemen laba. Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Fischer dan Rosenzweig (1995) mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan yang menaikan (menurunkan) laba periode berjalan dari unit usaha yang menjadi tanggungjawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan) profitabilitas ekonomi


(37)

unit tersebut dalam jangka panjang. Sedangkan menurut Healy dan Wahlen (1999), manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan, dengan tujuan untuk memanipulasi besaran (magnitude) laba kepada beberapa

stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak) yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan.

Healy dan Wahlen (1999), menyatakan bahwa definisi manajemen laba mengandung beberapa aspek. Pertama intervensi manajemen laba terhadap pelaporan keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan judgment, misalnya judgment yang dibutuhkan dalam mengestimasi sejumlah peristiwa ekonomi di masa depan untuk ditunjukan dalam laporan keuangan, seperti perkiraan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap, tanggungjawab untuk pensiun, pajak yang ditangguhkan, kerugian piutang dan penurunan nilai asset. Disamping itu manajer memiliki pilihan untuk metode akuntansi, seperti metode penyusutan dan metode biaya. Kedua, tujuan manajemen laba untuk menyesatkan stakeholders mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Hal ini muncul ketika manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat diakses oleh pihak luar.

Menurut Watts dan Zimmerman (1986) Ada berbagai motivasi yang mendorong dilakukannya manajemen laba. Teori akuntansi positif (Positif Accounting Theory) mengusulkan tiga hipotesis motivasi manajemen laba, yaitu: (1) hipotesis program bonus (the bonus plan hypotesis), (2) hipotesis perjanjian hutang


(38)

(the debt covenant hypotesis), dan (3) hipotesis biaya politik (the political cost hypotesis).

Motivasi kontrak muncul karena perjanjian antara manajer dan pemilik perusahaan berbasis pada kompensasi manajerial dan perjanjian hutang (debt covenant). Semakin tinggi rasio hutang/ekuitas suatu perusahaan, yang ekuivalen dengan semakin dekatnya (yaitu semakin ketat) perusahaan terhadap kendala-kendala dalam perjanjian hutang dan semakin besar probabilitas pelanggaran perjanjian, semakin mungkin manajer untuk menggunakan metode-metode akuntansi yang meningkatkan income (Belkaoui, 2000).

Motivasi bonus merupakan dorongan manajer perusahaan dalam melaporkan laba yang diperolehnya untuk memperoleh bonus yang dihitung atas dasar laba tersebut. Manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih mungkin menggunakan metode-metode akuntansi yang meningkatkan income yang dilaporkan pada periode berjalan. Alasanya adalah tindakan seperti itu mungkin akan meningkatkan persentase nilai bonus jika tidak ada penyesuaian untuk metode yang dipilih (Belkaoui, 2000). Penelitian Healy (1985) menggunakan pendekatan program bonus manajemen, yaitu bahwa manajer akan memperoleh bonus secara positif ketika laba berada di antara batas bawah (bogey) dan batas atas (cap). Ketika laba berada di bawah bogey manajer tidak mendapatkan bonus, dan ketika laba berada diatas cap

manajer hanya mendapatkan bonus tetap.

Motivasi regulasi politik merupakan motivasi manajemen dalam mensiasati berbagai regulasi pemerintah. Perusahaan yang terbukti menjalankan praktik


(39)

pelanggaran terhadap regulasi anti trust dan anti monopoli, manajernya melakukan manipulasi laba dengan menurunkan laba yang dilaporkan (Cahan, 1992; Jogiyanto dan Ainun, 1998). Perusahaan juga melakukan manajemen laba untuk menurunkan laba dengan tujuan untuk mempengaruhi keputusan pengadilan terhadap perusahaan yang mengalami damage award (Hall dan Stammerjohan, 1997). Selain itu Income taxation juga merupakan motivasi dalam manajemen laba (Lilis, 2001). Pemilihan metode akuntansi dalam pelaporan laba akan memberikan hasil yang berbeda terhadap laba yang dipakai sebagai dasar perhitungan pajak.

Namun dalam konteks penelitian ini, istilah manajemen laba didefinisikan sebagai upaya-upaya manajemen dalam menggunakan pertimbangannya dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat menyesatkan para pengambil keputusan dalam menilai kinerja perusahaan atau dapat mempengaruhi kontrak-kontrak pendapatan yang telah ditetapkan berdasarkan angka-angka laporan keuangan (Healy dan Wahlen, 1999). Dari definisi tersebut jelas bahwa manajemen laba merupakan wujud intervensi langsung manajemen dalam proses pelaporan keuangan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat tertentu, baik bagi manajer maupun perusahaan.

Salah satu teknik manajemen laba yang biasa digunakan oleh manajemen adalah akrual. Akrual merupakan selisih antara kas masuk bersih dari hasil operasi perusahaan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi, yang bisa bersifat akrual diskresioner dan akrual non-diskresioner. Laporan keuangan disusun berdasarkan proses akrual, sehingga angka-angka laporan keuangan akan


(40)

mengandung komponen akrual baik yang diskresioner maupun yang non-diskresioner.

Akrual diskresioner merupakan salah satu ukuran dari manajemen laba sehingga biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya manajemen laba. Akrual diskresioner terdiri dari akrual diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner jangka panjang (Whelan dan McNamara 2004). Akrual diskresioner jangka pendek memiliki waktu yang relatif pendek misalnya satu tahun atau kurang dari satu tahun (satu periode akuntansi) sedangkan akrual diskresioner jangka panjang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun (satu periode akuntansi) (Dechow, 1994). Lebih lanjut, Whelan dan McNamara (2004), mengatakan bahwa kegunaan relatif atas komponen akrual diskresioner tergantung pada interval return yang akan diuji. Akrual jangka pendek yang karena waktunya kurang dari atau sampai satu tahun maka akrual tersebut paling relevan pada interval return yang meningkat karena mempunyai periode waktu yang lebih panjang. Penelitian Whelan dan McNamara (2004) menunjukkan bahwa akrual jangka pendek dan jangka panjang mempunyai pengaruh yang berbeda khususnya terhadap relevansi informasi laba dan nilai buku.

2.1.4 Aktivitas Nyata

Aktivitas riil (Nyata) merupakan kegiatan manajemen laba yang tidak menyimpang dari praktik bisnis normal. kegiatan aktivitas nyata dimulai dari praktek operasional yang normal, yang dimotivasi oleh manajer yang berkeinginan untuk memajukan peruahaan sehingga stakeholder dapat percaya bahwa tujuan pelaporan


(41)

keuangan tertentu telah dipenuhi dalam operasi normal. Hal ini tidak akan memberikan kontribusi nilai pada perusahaan, pelaporan tertentu dengan metode aktivitas nyata, seperti diskon harga dan pengurangan biaya diskresioner, ini mungkin tindakan-tindakan yang optimal dalam keadaan ekonomi tertentu.

Dalam penelitian mengenai aktivitas nyata banyak memusatkan perhatian pada aktivitas investasi, Aktivitas nyata dilakukan melalui arus kas operasi, biaya produksi, biaya-biaya diskresioner (Roychowdhury, 2006). Laporan arus kas merupakan salah satu jenis laporan keuangan perusahaan yang perlu kita cermati karena memiliki informasi yang tidak kalah penting dari laporan laba rugi dalam laporan arus kas terdapat laporan arus kas aktivitas operasi yang terdiri dari aktivitasaktivitas operasional perusahaan. Metode yang digunakan untuk melakukan aktivitas nyata melalui arus kas operasi. Biaya produksi merupakan segala biaya yang dikeluarkan atau dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang. Metode yang digunakan dalam melakukan Aktivitas Nyata melalui biaya produksi.

Biaya diskresioner merupakan biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akrual dengan output. Biaya diskresioner yang digunakan dalam aktivitas nyata antara lain biaya iklan, biaya riset dan pengembangan , serta biaya penjualan, dan administrasi.

2.1.5 Manajemen Laba dan Penawaran Right Issue

Hubungan manajemen laba dan penawaran right issue telah diteliti oleh Astuti (2002), tujuan penelitiannya adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang


(42)

mempengaruhi manajemen perusahaan untuk melakukan earnings management di seputar right issue, dan meneliti apakah terdapat perbedaan discretionary accrual

(DA) sebelum dan sesudah right issue. Perbedaan tersebut dilihat apabila nilai

discretionary accrual (DA) sebelum right issue lebih tinggi dibandingkan dengan sesudah right issue maka disimpulkan terjadi manajemen laba. Uji-t berpasangan digunakan untuk meneliti perbedaan discretionary accruals sebelum dan sesudah

right issue. Hasilnya menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap earnings management secara positif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi

leverage, maka semakin besar motivasi manajemen dalam melakukan earnings management. Sebagai tambahan, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara discretionary accruals sebelum dan sesudah right issue, yaitu discretionary accruals sebelum right issue memiliki kecenderungan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sesudah right issue. Penelitian sebelumnya yang mengungkapkan adanya manajemen laba melalui akrual pada penawaran saham tambahan dilakukan oleh Rangan (1998) dan Teoh et. al. (1998). Rangan (1998) menemukan akrual abnormal yang positif yaitu menaikkan laba yang dilaporkan secara rata-rata pada perusahan selama beberapa tahun diseputar penawaran dan diikuti dengan penurunan kinerja saham setelah penawaran. Teoh et al. (1998) menemukan bukti yang sama dengan Rangan, dengan bukti tambahan bahwa perusahaan yang melakukan penawaran dengan cara menaikkan laba memiliki return saham yang rendah setelah periode penawaran tersebut


(43)

2.1.6 Manajemen Laba dan Kinerja Jangka Panjang Perusahaan

Hubungan manajemen laba dengan penurunan kinerja jangka panjang telah diteliti oleh Rangan (1998) dan Teoh et al. (1998). Teoh et al. (1998) menemukan bahwa perusahaan yang melaporkan positif akrual pada saat penawaran saham tambahan mengalami kinerja saham yang buruk setelah 3 tahun penawaran dan semakin besar akrual diskresioner yang dimiliki oleh perusahaaan, semakin buruk kinerja saham jangka panjang yang dialami perusahaan. Sulistyanto dan Midiastuti (2002) yang melakukan pengujian atas pasar modal Indonesia, juga berhasil memberikan bukti bahwa perusahaan yang melakukan penawaran saham tambahan mengalami penurunan kinerja keuangan dan kinerja saham pasca penawaran. Sulistyanto dan Wibisono (2003) juga menyatakan bahwa penurunan kinerja keuangan menunjukkan bahwa variabel akrual diskresioner secara signifikan akan mempengaruhi penurunan kinerja operasi dan kinerja saham perusahaan dan manajemen laba yang terjadi bersifat menaikkan laba.

Begitu juga penelitian Amin (2007) terhadap perusahaan yang mengeluarkan kebijakan IPO dan diduga melakukan tindakan manajemen laba mengalami kecenderungan penurunan kinerja pasar pada akhir tahun. Selain itu, perusahaan yang melaksanakan IPO mengalami penurunan kinerja keuangan dan kinerja saham dalam jangka panjang setelah IPO. Namun penelitian Kurniawan dan Rusiti (2004) yang menggunakan rasio-rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan tidak dapat membuktikan bahwa terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara perusahaan yang melakukan SEO dan perusahaan yang tidak melakukan SEO. Hasil


(44)

penelitian ini berbeda dengan penelitian Teoh et al. (1998) yang menemukan adanya perbedaan kinerja setelah penawaran saham yang dilakukan manajemen. Sedangkan penelitian Annisaa’rahman (2007) menemukan bahwa variabel manajemen laba yang diukur dengan akrual diskresioner hanya berpengaruh terhadap kinerja pasar dalam jangka pendek (1 tahun).

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Banyak penelitian yang meneliti tentang penawaran right issue dan kinerja jangka panjang, salah satunya yang dilakukan Sahabu (2009), yang meneliti tentang manajemen laba melalui akrual Nyata dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan yang melakukan Peawaran Right Issue menunjukkan bahwa para investor tidak memahami manajemen laba pada saat penawaran saham. Para manajer berusaha menunjukkan kinerja yang baik untuk mengantisipasi negosiasi harga pembelian saham oleh investor. Dengan demikian manajemen laba merupakan bentuk ekspektasi rasional yang perlu dilakukan untuk menarik minat investor. Disamping itu, penelitian Sukwandi (2006) yang meneliti Analisis perbedaan kinerja jangka panjang keuangan perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan yang tidak melakukan right issue di BEJ periode 2000-2003 menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan antara perusahaan yang melakukan right issue

dan perusahaan yang tidak melakukan right issue dilihat dari rasio DR dan DER, di mana nilai rasio DR dan DER mengalami penurunan, yang berarti dana yang diperoleh dari right issue dikelola dengan baik sehingga menambah struktur modal


(45)

untuk melunasi semua kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Kinerja keuangan yang dilihat dari rasio-rasio CR, ROA, ROE, dan TATOR tidak berbeda antara perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan yang tidak melakukan right issue. (2). Probabilitas perusahaan untuk melakukan right issue hanya dipengaruhi oleh rasio DR dan rasio DER, di mana mempunyai hubungan yang positif yaitu semakin tinggi rasio DR dan DER akan semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan melakukan right issue. Rasio-rasio CR, ROA,ROE, dan TATOR berpengaruh tidak signifikan terhadap probabilitas perusahaan untuk melakukan right issue.

Penelitian tentang pengaruh Right Issue terhadap kinerja perusahaan di Bursa Efek Jakarta Tahun 1996-1999 yang diteliti oleh Putra (2006) menyimpulkan bahwa hasil-hasil yang diperoleh dengan uji berpasangan sebelum dan sesudah perusahaan melakukan right issue adalah seperti di bawah ini. a. Berdasarkan rasio likuiditas

CR, tidak signifikan pada tingkat keyakinan 95%.b. Berdasarkan rasio leverage LEV, signifikan 95% mengalami kenaikan pada dua kali pengujian, untuk keseluruhan perusahaan satu kali dan perusahaan size kecil satu kali pada pengujian dua tahunsebelum dan sesudah right issue. c. Berdasarkan rasio aktivitas ATO, signifikan 95% mengalami penurunan pada satu kali pengujian, yakni untuk perusahaan size

sedangpada waktu pengujian satu tahun sebelum dan sesudah right issue.d. Berdasarkan rasio profitabilitas : (1) Belum membersihkan confoundingeffect selama periode window,seperti dividen, bonus, stock split.(2) Sampel perusahaan issuer dan


(46)

sesudah dilakukannya right issue, padahal pengaruh yang diakibatkan dengan kebijakan right issue perusahaan bisa lebih dari dua tahun (jangka panjang). Dengan demikian, apabila pengamatan dilakukan dengan rentang waktu yang lebih lama, hasilnya belum tentu sama dengan penelitian yang kami lakukan. (3) Penelitian ini juga belum membandingkan pengaruh jenis industri terhadap kebijakan right issue

yang dilakukan perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jumadi (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran right issue menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan penawaran right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata.

Disamping itu, penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2001) tentang Earnings managemen: Suatu Telaah Pustaka menunjukkan bahwa praktek manajemen laba ditemui dalam banyak konteks. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa atau variabel-variabel ekonomi tertentu dapat dijadikan sebagai sarana untuk memanaje laba. Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi para peneliti akuntansi khususnya, dan peneliti manajemen umumnya, untuk meneliti kemungkinan munculnya manajemen laba pada satu aspek atau konteks ekonomi.

Penelitian tentang penawaran right issue juga dilakukan oleh Teoh et al (1998) yang berjudul pengaruh Earnings management and the underperformance of seasoned equity oferings Penelitian ini menunjukkan bahwa emiten yang menyesuaikan akrual diskresioner saat ini untuk melaporkan laba bersih yang lebih tinggi sebelum menawarkannya lebih rendah setelah-masalah jangka panjang yang abnormal return saham dan laba bersih. Hubungan antara akrual diskresioner saat ini


(47)

dan pengembaliannya masa depan lebih kuat dan lebih gigih untuk emiten ekuitas berpengalaman dibandingkan untuk non-emiten. Bukti ini konsisten dengan investor naif ekstrapolasi pra-masalah penghasilan tanpa sepenuhnya menyesuaikan untuk manipulasi potensi laba yang dilaporkan.

Dan penelitian terdahulu dalam penelitian ini yang berkaitan dengan penawaran right issue dilakukan oleh Annisaa;, dkk (2007), menunjukkan bahwa manajemen laba diukur dengan dua variabel akrual yaitu akrual diskresioner jangka pendek dan discretionary akrual jangka panjang dan dua variabel manipulasi kegiatan nyata; nyata kegiatan manipulasi melalui CFO dan HPP. Selain itu, fenomena kinerja yang kurang diukur oleh kinerja pasar (Kembali Abnormal Kumulatif dan Beli dan Tahan metode Kembali) untuk jangka waktu 1 tahun setelah IPO, 2 tahun setelah IPO dan 3 tahun setelah tanggal IPO. Hasil penelitian menunjukkan (1) manajemen laba melalui akrual menemukan tetapi tidak melalui manipulasi kegiatan nyata dan (2) manajemen laba efek performa saham 1 tahun setelah IPO. Akhirnya, penelitian ini menunjukkan emiten IPO dengan manajemen laba agresif tidak saham kembali miskin daripada manajemen laba konservatif. Penelitian yang berjudul Earnings before Seasoned Equity Offerings: Are They Overstated? yang diteliti oleh Rangan (1998) menunjukkan hasil bahwa kinerja yang jelek setelah terjadi penawaran dapat dijelaskan secara parsial melalui manajemen laba sebelum penawaran emiten baru. Penelitian terdahulu diatas dapat dideskripsikan sebagai berikut:


(48)

Tabel 2.2.

Daftar Tinjauan Peneliti Terdahulu

Nama Peneliti /Tahun

Judul Penelitian Variabel Terkait Hasil Penelitian Supardi Sahabu (2009) Robby Sukwandi (2006) Manajemen Laba melalui Akrual Nyata dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Jangka Panjang Perusahaan yang melakukan Peawaran Right Issue   Analisis perbedaan kinerja jangka panjang keuangan perusahaan yang melakukan right

issue dan

perusahaan yang tidak melakukan

right issue di BEJ periode 2000-2003 Manipulasi Laba Akrual yaitu Akrual diskresioner jangka pendek dan Akrual diskresioner jangka panjang dan Manipulasi Aktivitas Nyata yaitu Arus kas kegiatan operasi, biaya operasi, biaya produksi dan biaya diskresioner (Variabel Independen) Kinerja Jangka Panjang Perusahaan (Variabel Dependen). Kinerja jangka panjang keuangan perusahaan perusahaan yang melakukan

right issue dan perusahaan

yang tidak melakukan

Kesimpulan penelitian ini bahwa Penelitian ini memberikan alternatif penjelasan atas temuan manajemen laba diseputar penawaran saham dan menyajikan hipotesis bahwa para investor tidak memahami manajemen laba pada saat penawaran saham. Para manajer berusaha menunjukkan kinerja yang baik untuk mengantisipasi negosiasi harga pembelian saham oleh investor. Dengan demikian manajemen laba merupakan bentuk ekspektasi rasional yang perlu dilakukan untuk menarik minat investor.

Kesimpulan Penelitian ini bahwa (1) Terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan antara perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan yang tidak melakukan right issue dilihat dari rasio DR dan DER, di mana nilai rasio DR dan DER mengalami penurunan, yang berarti dana yang diperoleh dari right issue

dikelola dengan baik sehingga menambah struktur modal untuk melunasi semua kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Kinerja keuangan yang dilihat dari rasio-rasio CR, ROA, ROE, dan TATOR tidak berbeda antara perusahaan yang melakukan right issue dan perusahaan


(49)

I Nyoman Wijana Asmara Putra (2006)

Pengaruh Right Issue terhadap kinerja perusahaan di Bursa Efek Jakarta Tahun 1996-1999 right issue Right Issue terhadap kinerja perusahaan

yang tidak melakukan right issue. (2). Probabilitas perusahaan untuk melakukan

right issue hanya dipengaruhi oleh rasio DR dan rasio DER, di mana mempunyai hubungan yang positif yaitu semakin tinggi rasio DR dan DER akan semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan melakukan right issue. Rasio-rasio CR, ROA,ROE, dan TATOR berpengaruh tidak signifikan terhadap probabilitas perusahaan untuk melakukan

right issue.

Kesimpulan Penelitian ini bahwa Hasil-hasil yang diperoleh dengan uji berpasangan sebelum dan sesudah perusahaan melakukan

right issue adalah seperti di bawah ini. a. Berdasarkan rasio likuiditas CR, tidak signifikan pada tingkat keyakinan 95%.b. Berdasarkan rasio leverage LEV, signifikan 95% mengalami kenaikan pada dua kali pengujian, untuk keseluruhan perusahaan satu kali dan perusahaan size kecil satu kali pada pengujian dua tahunsebelum dan sesudah right issue. c. Berdasarkan rasio aktivitas ATO, signifikan 95% mengalami

penurunan pada satu kali pengujian, yakni untuk perusahaan size sedangpada waktu pengujian satu tahun sebelum dan sesudah

right issue.d. Berdasarkan rasio profitabilitas : (1) Belum membersihkan

confounding effect selama periode

window,seperti dividen, bonus, stock split.(2) Sampel perusahaan issuer dan

nonissuer hanya diamati dengan rentang waktu dua tahun, baik sebelum maupun sesudah dilakukannya right issue, padahal pengaruh yang diakibatkan dengan kebijakan right issue perusahaan bisa lebih dari dua tahun (jangka panjang). Dengan demikian, apabila pengamatan dilakukan dengan rentang waktu yang lebih lama, hasilnya belum tentu sama dengan penelitian


(50)

yang kami lakukan. (3) Penelitian ini juga belum membandingkan pengaruh jenis industri terhadap kebijakan rightissue yang dilakukan perusahaan.

Jumadi

(2008) Faktor-faktor yang

mempengaruhi penawaran right issue Manajemen laba, aktivitas nyata, penawaran right issue

Kesimpulannya bahwa perusahaan yang melakukan penawaran right issue akan cenderung melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata.

Gumanti (2001) Earnings managemen: Suatu Telaah Pustaka Managemen laba, akrual, laba

Bukti empiris menunjukkan bahwa praktek manajemen laba ditemui dalam banyak konteks. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa atau variabel-variabel ekonomi tertentu dapat dijadikan sebagai sarana untuk memanaje laba. Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi para peneliti akuntansi khususnya, dan peneliti manajemen umumnya, untuk meneliti kemungkinan munculnya manajemen laba pada satu aspek atau konteks ekonomi.

Teoh et al (1998)

Earnings management and the

underperformanc e of seasoned equity oferings Corporate finance; Seasoned equity offerings; Earnings management; Accounting accruals; Anomalies; Market effciency

Penelitian ini menemukan bahwa emiten yang menyesuaikan akrual diskresioner saat ini untuk melaporkan laba bersih yang lebih tinggi sebelum menawarkannya lebih rendah setelah-masalah jangka panjang yang abnormal return saham dan laba bersih. Hubungan antara akrual diskresioner saat ini dan pengembaliannya masa depan (disesuaikan untuk ukuran Þrm dan buku-to-market ratio) lebih kuat dan lebih gigih untuk emiten ekuitas berpengalaman dibandingkan untuk non-emiten. Bukti ini konsisten dengan investor naif ekstrapolasi pra-masalah penghasilan tanpa sepenuhnya menyesuaikan untuk manipulasi potensi laba yang dilaporkan.


(51)

Annisaa’, dkk (2007)

Earnings management

melalui accruals

dan real activities Manipulation

pada initial public offerings

dan kinerja jangka panjang (studi empiris pada bursa efek jakarta) Initial Public Offerings, earnings management, accrual, real activities manipulation, long- run underperform ance

Dalam studi ini, manajemen laba diukur dengan dua variabel akrual yaitu akrual diskresioner jangka pendek dan discretionary akrual jangka panjang dan dua variabel manipulasi kegiatan nyata; nyata kegiatan manipulasi melalui CFO dan HPP. Selain itu, fenomena kinerja yang kurang diukur oleh kinerja pasar (Kembali Abnormal Kumulatif dan Beli dan Tahan metode Kembali) untuk jangka waktu 1 tahun setelah IPO, 2 tahun setelah IPO dan 3 tahun setelah tanggal IPO. Hasil penelitian menunjukkan (1) manajemen laba melalui akrual menemukan tetapi tidak melalui manipulasi kegiatan nyata dan (2) manajemen laba efek performa saham 1 tahun setelah IPO. Akhirnya, penelitian ini menunjukkan emiten IPO dengan manajemen laba agresif tidak saham kembali miskin daripada manajemen laba konservatif.

Rangan (1998) Earnings before Seasoned Equity Offerings: Are They Overstated? Earning management, equity offering

Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja yang jelek setelah terjadi penawaran dapat dijelaskan secara parsial melalui manajemen laba sebelum penawaran emiten baru.                          


(52)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir merupakan suatu bentuk konseptual tentang bagaimana teori dapat berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting (Sumarni, 2006). Dalam penelitian ini, variabel independen adalah Manajemen Laba Akrual dan Aktivitas Nyata sedangkan variabel dependennya adalah Penawaran Right Issue dan Kinerja Jangka Panjang. Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Manajemen Laba Akrual:

Akrual Disk. Jangka Pendek (X1.1)

Akrual Disk. Jangka Panjang (X1.2)

Aktivitas Nyata:

Abnormal Arus Kas Operasi (X2.1)

Abnormal Biaya Produksi (X2.2)

Abnormal Biaya Diskresioner (X2.3)

Penawaran Right Issue

(Y1)

Manajemen Laba Akrual:

Akrual Disk. Jangka Pendek (X1.1)

Akrual Disk. Jangka Panjang (X1.2) Aktivitas Nyata:

Abnormal Arus Kas Operasi (X2.1)

Abnormal Biaya Produksi (X2.2)

Abnormal Biaya Diskresioner (X2.3)

Kinerja Jangka Panjang (Y2)

Independen Dependen Gambar 3.1 Kerangka Konseptual


(53)

Berdasarkan penjelasan literatur peneliti membentuk kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu Manajemen Laba Akrual dan Aktivitas Nyata sehingga diduga akan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap variabel dependen yakni Penawaran Right Issue dan Kinerja Jangka Panjang.

Kita mengenal adanya asimetris informasi dimana manajer mempunyai kepentingan tertentu sehingga akan menyimpan informasi yang penting tentang perusahaan. Oleh sebab itu, manager sering melakukan manajemen laba dan manipulasi aktivitas nyata untuk mencapai tujuannya tersebut. Disamping itu, perusahaan pada saat tertentu juga melakukan penawaran right issue dimana bertujuan untuk memperoleh dana tambahan untuk membiayai aktivitas perusahaan. Pada dasarnya perusahaan sudah melakukan manajemen laba didalam melaporkan informasi keuangan maka apabila perusahaan akan melakukan penawaran right issue

maka manajemen laba dan abnormal aktivitas nyata akan menambah ketertarikan investor maupun calon investor untuk membeli saham pada penawaran right issue.

Manajemen Laba didefinisikan sebagai upaya-upaya manajemen dalam menggunakan pertimbangannya untuk menyusun laporan keuangan sehingga dapat menyalahi para pengambil keputusan dalam menilai kinerja perusahaan atau dapat mempengaruhi akun pendapatan yang ada di dalam laporan laba rugi. Salah satu teknik manajemen yang biasa digunakan oleh manajemen adalah akrual. Akrual merupakan selisih antara kas masuk bersih dari hasil operasi perusahaan dengan laba


(54)

yang dilaporkan dalam laporan laba rugi yang sifatnya akrual diskresioner dan akrual non-diskresioner.

Akrual diskresioner merupakan komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajemen atau manajer untuk melakukan intervensi dalam proses pelaporan keuangan. Sedangkan akrual non-diskresioner merupakan komponen akrual yang tidak dipengaruhi oleh kebijakan manajemen atau manajer sehingga tidak dapat melakukan interensi dalam proses pelaporan keuangan. Seperti dikatakan sebelumnya bahwa adanya konflik kepentingan antara manager dengan pemilik perusahaan. Dimana manajer berkeinginan mempunyai penghasilan yang cukup besar, sedangkan pemilik perusahaan berkeinginan mereka sejahtera. Oleh sebab itu, sering terjadi asimetris informasi. Sehingga manajer banyak melakukan manajemen laba didalam melaporkan laporan kinerja perusahaan dan demi mencapai kepentingan manajer tersebut. Tindakan yang dilakukan manajer yaitu dengan melakukan manajemen laba dan abnormal aktivitas nyata sehingga laporan keuangan dapat menunjukkan laporan yang baik dan menarik perhatian investor dan calon investor. Disamping itu, perusahaan juga membutuhkan tambahan dana melalui penawaran

right issue sehingga adanya manajemen laba dan abnormal aktivitas nyata akan lebih menambah ketertarikan investor maupun calon investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Sehingga dengan semakin dilakukan manajemen laba dan abnormal aktivitas nyata khususnya pada saat penawaran right issue akan menambah investor dan calon investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut yang dilihat dengan meningkatnya harga saham pada saat penawaran right issue.


(55)

Pada variabel akrual diskresioner jangka pendek, diindikasikan bahwa akrual diskresioner jangka pendek yang merupakan komponen akrual yang dipengaruhi oleh kebijakan manajemen akan berpengaruh terhadap perusahaan yang melakukan penawaran right issue. Perusahaan yang melakukan penawaran right issue

sebelumnya akan memberikan informasi mengenai laba perusahaan yang tercermin dari akrual diskresioner jangka pendek perusahaan.

Apabila perusahaan diindikasikan melakukan akrual diskresioner jangka pendek maka diindikasikan juga perusahaan akan melakukan penawaran right issue. Oleh sebab itu, akrual diskresioner jangka pendek berpengaruh terhadap penawaran

right issue. Akrual diskresioner jangka panjang yang merupakan komponen akrual yang tidak dipengaruhi oleh kebijakan manajemen akan memberikan indikasi bahwa semakin tinggi akrual diskresioner jangka panjang perusahaan maka perusahaan tersebut akan terindikasi melakukan penawaran right issue yang tujuannya untuk dapat menarik perhatian investor dan calon investor untuk menanamkan modalnya didalam perusahaan.

Kinerja Jangka Panjang merupakan kinerja harga saham selama lebih dari satu tahun. Banyak penelitian sebelumnya yang mendokumentaasikan mengenai kinerja pasar jangka perusahaan yang menawarkan saham perdana maupun saham tambahan. Keterkaitan manajemen laba dalam hal ini akrual diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner jangka panjang terhadap kinerja jangka panjang perusahaan. Hal ini dilihat pada perusahaan yang mengumumkan kinerja jangka panjang perusahaan yang dicapainya perusahaan akan memberikan informasi laba yang meningkat.


(56)

Didalam memberikan informasi tersebut, perusahaan akan melakukan manajemen laba baik itu yang diskresioner jangka pendek dan diskresioner jangka panjang. Pada akrual diskresioner jangka pendek, diharapkan adanya pengaruh akrual diskresioner jangka pendek terhadap kinerja jangka panjang perusahaan. Adanya akrual diskresioner jangka pendek akan memberikan informasi bahwa perusahaan mengumumkan laba permanen pada perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja jangka panjang perusahaan. Pada akrual diskresioner jangka panjang juga menunjukkan hal yang sama bahwa informasi perusahaan yang menunjukkan laba yang meningkat maka secara umum juga menunjukkan peningkatan kinerja jangka panjang yang meningkat.

Aktivitas Nyata merupakan waktu (timing) dimana terdapat peningkatan apresiasi yang tinggi untuk memahami dan mendokumentasikan praktik manajemen laba akrual oleh perusahaan. Penawaran Right Issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dalam pasar modal Indonesia adalah hak yang diperoleh para

pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham suatu

perseroan terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan

sedang menjalani proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau saham simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan dan jumlah yang berhak diambil seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki secara proporsional.

Pada perusahaan yang mengumumkan laba yang permanen, secara langsung juga menunjukkan adanya peningkatan aktivitas. Kalau dilihat apabila perusahaan


(57)

secara jujur memberikan informasi bahwa laba yang dicapai perusahaan meningkat tetapi aktivitasnya tidak meningkat akan memberikan indikasi bahwa perusahaan melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan. Oleh sebab itu, perusahaan yang melakukan penawaran right issue dan pengumuman kinerja jangka panjang juga harus mengumumkan adanya perubahan terhadap aktivitas nyata perusahaan. Adanya manajemen laba menyebabkan perusahaan juga harus melakukan manipulasi aktivitas nyata perusahaan.

Adanya peningkatan laba bagi perusahaan menunjukkan bahwa adanya aktivitas perusahaan yang meningkat. Oleh sebab itu, perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas nyata baik itu arus kas operasi, biaya produksi maupun biaya diskresioner akan cenderung melakukan penawaran right issue sebab perusahaan membutuhkan dana dan didalam memperoleh dana tersebut dibutuhkan kepercayaan investor dan calon investor untuk mau menanamkan modalnya pada perusahaan. Karena pada dasarnya perusahaan yang melakukan penawaran right issue

membutuhkan dana untuk menjalankan aktivitas perusahaan dan untuk memperoleh dana tersebut dibutuhkan informasi yang salah satunya adalah laba.

Pada akhirnya manipulasi aktivitas nyata juga berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan. Hal ini dilihat bahwa perusahaan yang mengumumkan kinerja jangka panjang perusahaan berharap agar investor dan calon investor melihat adanya prospek yang baik pada perusahaan sehingga mereka menanamkan modalnya didalam perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan yang menginformasikan laporan


(58)

kinerja jangka panjang perusahaan maka didalamnya terdapat manipulasi aktivitas nyatanya baik aktivitas arus kas operasi, biaya produksi dan biaya diskresioner.

3.2Hipotesis Penelitian

Menurut Indriantoro (2002), “hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian secara empiris (Sugiyono, 2007). Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner jangka panjang) dan aktivitas nyata (abnormal arus kas, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) berpengaruh terhadap penawaran

right issue secara simultan dan parsial.

2. Manajemen laba akrual (akrual diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner jangka panjang) dan aktivitas nyata (abnormal arus kas, abnormal biaya produksi, abnormal biaya diskresioner) berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan right issue simultan dan parsial.


(59)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal (causal) yang berguna untuk menganalisa hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan dokumentasi data sekunder yang diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan perusahaan jasa non bank dan sekuritas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis “ Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja Jangka Panjang Pada Perusahaan Yang Melakukan Penawaran

Right Issue di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini merupakan studi empiris dan menggunakan cross section data selama lima tahun (2005-2009).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini pada Bursa Efek Indonesia, yaitu perusahaan jasa non bank dan sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun waktu yang dipakai pada penelitian ini adalah selama lima tahun yaitu dari tahun 2005 sampai 2009.


(60)

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2007) menyatakan bahwa “Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari metode Survey kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI dan perusahaan yang telah mengeluarkan saham tambahan yaitu Right Issue.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Purposive Sampling yang merupakan teknik penentuan sampel anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2007). Sampel dipilih berdasarkan empat kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang melakukan penawaran right issue dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Right issue digunakan sebagai produksi penawaran saham tambahan karena di Indonesia sebagian besar proses penawaran saham tambahan dilakukan dengan cara menjual hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru dengan harga tertentu.

2. Perusahaan yang masuk sebagai sampel termasuk kelompok perusahaan yang telah melakukan penawaran Right Issue.

3. Perusahaan yang masuk sebagai sampel tidak termasuk kelompok perusahaan perbankan, sekuritas, asuransi atau lembaga keuangan lainnya untuk


(1)

33 CPRO Central Proteinaprima Tbk Des 15-19, 2008 34 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk Jan 17 - 23, 2008 35 KARK Dayaindo Resources Intl Tbk Apr 14-18, 2008 36 DPNS Duta Pertiwi Tbk Jun 19-25, 2008 37 IATA Indonesia Air Transport Tbk Des 22-30, 2008 38 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk Jul 14-18, 2008 39 TCID Mandom Indonesia Tbk Jun 24-30, 2008 40 MIRA Mitra Rajasa Tbk Nov 27 - 3 Des, 2008 41 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk Jul 14-18, 2008 42 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk Jul 11-17, 2008 43 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk May 14-21, 2008 44 UNTR United Tractors Tbk Sep 2-8, 2008 45 OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk Sep 11 - 30, 2009


(2)

Lampiran 3

Variabel-Variabel Penelitian

No KODE RI car DCAit DLAit

ABN_ CFO ABN_ Prod ABN_ Disep 1 APEX 2.7907 0.3932 0.0492 -0.9634 0.4117 -0.0608 0.1098 2 BNBR 2.0062 0.3566 0.0828 -0.9293 0.4530 -0.0418 0.2618 3 ELTY 2.1797 -0.6087 0.1002 -1.3061 0.3188 0.6032 -0.0676 4 IIKP 2.0010 2.5649 -0.0565 -0.8842 -1.4707 0.4288 0.2644 5 MLPI 2.1547 -0.9631 -0.0879 -0.3333 0.5154 -0.1940 0.6912 6 PLAS 2.7416 -0.2024 -0.1711 -1.1717 -0.0761 0.0601 -0.0247 7 PBRX 2.5724 -0.2364 0.1618 0.3136 -0.3107 0.6274 -0.1307 8 CTRA 2.8354 1.2567 0.0314 -1.4907 0.4540 -0.1099 -0.3693 9 ENGR 2.8865 -0.8133 0.4873 0.1217 1.0415 0.0010 0.3979 10 IIKP 2.0043 1.9925 0.0993 -0.8550 -0.1850 -0.1453 0.4350 11 JAKA 2.1609 2.4471 0.0142 -1.2642 0.0633 -0.0740 -0.0377 12 TCID 3.6035 0.2250 0.1598 -0.7788 -1.0758 -0.6783 -0.3738 13 BKSL 2.0031 -0.6683 0.0453 -1.3069 0.1891 0.1538 -0.1039 14 SULI 2.9925 1.2216 0.0488 -1.0060 0.0656 0.1380 0.0398 15 TBLA 2.1139 -0.3529 0.0406 -1.3455 0.3118 -0.0283 -0.3556 16 ADES 2.9831 -0.8631 -0.2943 -2.6677 -0.3957 0.0523 -1.6483 17 UNSP 3.1191 0.8714 0.0595 -0.7838 0.3345 -0.1644 0.2721 18 ELTY 2.3367 1.4744 0.1132 -0.7780 -0.2675 0.2508 0.4644 19 BRPT 3.3785 2.8542 0.0586 -1.8014 0.3015 1.1019 0.3071 20 BUDI 2.2863 0.4792 0.2151 -0.7873 -0.0550 0.0914 0.2967 21 CPIN 2.9803 2.0512 0.1400 -0.4816 -0.5770 0.3213 0.2638 22 CITA 2.1165 0.8441 -0.2421 -0.2834 0.4615 -0.4887 0.3875 23 DSFI 2.0107 -0.4808 0.1699 -1.1414 -0.4008 0.2373 0.0041 24 FPNI 2.5303 -0.0114 -0.1029 -0.5987 -0.0521 0.0852 0.2954 25 GJTL 2.7145 -0.6760 -0.0356 -1.0676 0.2350 -0.0147 -0.1023 26 KPIG 2.6981 1.3949 0.0743 -2.3482 -0.1971 -0.5710 -1.1199 27 MPPA 2.8016 -0.6583 0.0472 -1.0768 0.0783 -0.0998 -0.2782 28 MASA 2.3133 -0.5208 0.0239 -0.8403 0.2839 0.0621 0.2527 29 SMRA 3.1479 0.4792 0.0694 -0.9025 0.4138 -0.2136 0.2221 30 TMPI 2.2885 -0.3264 0.0509 -2.4358 0.1816 0.0754 -1.3583 31 OKAS 2.2153 0.0497 0.1139 0.6766 -1.0364 0.7540 1.3508 32 BMSR 2.6581 1.0484 -0.0248 -1.6826 -0.2467 0.0238 -0.6599 33 CPRO 1.8000 -0.3634 0.0116 -0.8505 0.1696 0.0370 0.1209


(3)

34 CKRA 2.4060 -0.2474 0.0950 0.8168 -1.1822 -0.7214 0.6947 35 KARK 2.4097 -0.3230 0.0123 0.7466 -1.2926 0.4630 1.8420 36 DPNS 2.7644 0.2756 -0.1206 -1.0414 -0.3803 0.0176 -0.1139 37 IATA 2.0043 -0.2684 0.0975 -0.6517 0.3023 -0.0277 0.4356 38 LCGP 1.9542 -0.0735 0.0875 -1.9979 -0.3726 -0.1458 -0.6885 39 TCID 3.7959 0.1932 0.0799 -0.8299 -0.0623 -0.2334 0.0535 40 MIRA 3.6453 2.4482 0.3666 0.8994 0.7606 -0.0259 0.3728 41 ARTI 2.7108 1.3535 0.0467 0.7409 2.3349 -1.6552 1.1379 42 SSIA 2.8215 -0.0823 0.0512 -0.7936 0.1212 -0.0021 0.2203 43 AISA 2.7218 0.1058 0.0186 -0.9642 0.1769 -0.0319 0.0705 44 UNTR 3.9574 -0.0718 0.0558 -0.4245 0.2959 0.1685 0.4261 45 OKAS 2.7261 2.0432 -0.1571 -0.6575 -0.0825 -0.0333 -0.0655


(4)

Lampiran 5 

Uji Regresi Dengan Variabel Dependend Penawaran Right Issue 

Hasil Uji Statistik F Penawaran Right Issue

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 2.418 6 .403 4.572 .000a

Residual 9.746 38 .256    

1

Total 12.164 44      

a. Predictors: (Constant), akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, dan abnormal diskresioner

b. Dependent Variable: penawaran right issue

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model

B Std. Error Beta T Sig.

Toleranc

e VIF

(Constant) -8.035 4.888 -2.644 .000

dcait -.197 .683 -.050 -.289 .774 .701 1.426

dlait .300 .195 .465 1.540 .132 .231 4.330

abn_cfo -.075 .157 -.091 -.475 .637 .580 1.723

abn_prod -.062 .222 -.050 -3.280 .031 .665 1.504

abn_disex p

-.447 .247 -.517 -2.810 .008 .258 3.875

1


(5)

Lampiran 6 

Uji Regresi Untuk Variabel Dependend Kinerja Jangka Perusahaan Right Issue  Hasil Uji Statistik F Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 1.497 6 .250 4.203 .000a

Residual 46.787 38 1.231    

1

Total 48.284 44      

a. Predictors: (Constant), akrual diskresioner jangka pendek, akrual diskresioner jangka panjang, abnormal arus kas perusahaan, abnormal biaya produksi, dan abnormal diskresioner

b. Dependent Variable: kinerja jangka panjang perusahaan right issue

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics Model

B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) 4.589 10.710 6.428 .000

dcait .900 1.496 .115 6.602 .001 .701 1.426

dlait -.349 .427 -.272 -4.817 .019 .231 4.330

abn_cfo .014 .344 .008 5.040 .008 .580 1.723

abn_prod -.082 .487 -.033 -7.168 .000 .665 1.504

abn_disexp .537 .541 .312 7.993 .000 .258 3.875

1

a. Dependent Variable: Kinerja Jangka Panjang Perusahaan Right Issue


(6)