mengantisipasi kemungkinan pengaruh regulasi tertentu yang dapat mempengaruhi variabel penelitian.
4. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada
tanggal 31 Desember dengan tujuan untuk meningkatkan komparabilitas atau daya banding yang baik.
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan Yang Melakukan Right Issue Tahun 2005-2009
Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan Total perusahaan yang listing di BEI dari tahun 2005-2009
415 Perusahaan yang tidak melakukan right issue selama tahun
2005-2009 323 Perusahaan yang melakukan right issue
92 Perusahaan bank dan sekuritas yang melakukan right issue
47 Perusahaan jasa non bank dan sekuritas yang melakukan
right issue Jumlah Sampel 45
Sumber: www.idx.co.id
4.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder cross section berupa laporan keuangan perusahaan yang melakukan right issue. Data diperoleh dari
Bursa efek Indonesia BEI yang didownload dari website www.idx.co.id
.
4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel dependen adalah variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Universitas Sumatera Utara
penawaran right issue dan kinerja jangka panjang perusahaan right issue. Penawaran right issue merupakan penambahan jumlah saham yang beredar. Penawaran right
issue diukur dari penurunan harga saham karena biasanya perusahaan yang melakukan right issue akan mengalami penurunan harga. Pengukurannya dengan
menggunakan harga teoretis. Berikut cara pengukuran dari penawaran right issue Andy, 2007, yaitu sebagai berikut:
Harga teoretis = RSL x Kurs Akhir Cum-Date + RSB x HP RSL + RSB
Keterangan : RSL
: Rasio Saham Lama RSB
: Rasio Saham Baru HP
: Harga
Pelaksanaan Kurs Akhir Cum-Date : Harga Saham pada Cum-Date
Sedangkan untuk variabel dependen yang kedua yaitu, kinerja jangka panjang perusahaan ini diukur menggunakan Cummulative Abnormal Return CAR dengan
metode market adjusted model yang dihitung secara harian. Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return
indeks pasar pada saat tersebut. CAR diukur dengan perhitungan sebagai berikut Jogiyanto, 2008:
CAR
i,t
=
Dimana, r
i,t
adalah return saham perusahaan i pada hari t yang dihitung sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
sedangkan m
i,t
adalah return dari Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t yang didapatkan dari perhitungan sebagai berikut:
m
Dua variabel independen utama yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel manipulasi laba akrual yang diproksikan masing-masing oleh akrual
diskresioner jangka pendek dan akrual diskresioner jangka panjang serta variabel manipulasi aktivitas nyata yang diproksikan masing-masing oleh arus kas kegiatan
operasi, biaya produksi, dan biaya diskresioner. 3.3.2.1. Akrual Diskresioner Jangka Pendek
Akrual diskresioner dihitung dengan menggunakan model modified Jones 1991 seperti yang dijelaskan dalam Dechow et al. 1995. Dechow et al. 1995
menyatakan model Jones yang telah dimodifikasi memberikan kekuatan statistik yang tinggi untuk mendeteksi adanya manajemen laba jika terdapat akrual diskresioner
yang signifikan. Prosedur yang digunakan untuk menghitung akrual diskresioner jangka pendek sebagai berikut:
a Menghitung akrual jangka pendek current accrual sebagai berikut:
Untuk mencari nilai akrual jangka pendek, terlebih dahulu mencari nilai current accrual mengikuti Teoh et al. 1998 sebagai berikut:
CA
it
= ∆ [Aktiva Lancar – Kas]
– ∆ [Utang Lancar – Utang Jk. Panjang yang Segera Jatuh Tempo]
b Mendeteksi nilai ekspektasi akrual jangka pendek sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Nilai ekspektasi akrual jangka pendek expected current accrual dari perusahaan right issue dengan adjusted industry, dilakukan dengan OLS regresi
Teoh et al. 1998 sebagai berikut:
CA
it
TA
it-1
= α
1
1TA
it-1
+ α
2
∆REV
it
TA
it-1
+
є
it
Keterangan: CA
it
: akrual jangka pendek perusahaan i pada tahun t TA
it-1
: total aktiva perusahaan i pada tahun t-1 ∆REV
it
: perubahan pendapatan perusahaan i pada tahun t є
it
: error term perusahaan i pada tahun t
c Mencari akrual non-diskresioner jangka pendek sebagai berikut:
Berdasarkan estimasi di atas, maka dilakukan perhitungan nondiscretionary current accrual tiap sampel menurut Teoh et al. 1998 sebagai berikut:
NDCA
it
TA
it-1
= α
1
1TA
it-1
+ α
2
∆REV
it
- ∆REC
it
TA
it-1
Keterangan: NDCA
it
: akrual non-diskresioner jangka pendek perusahaan i pada tahun t ∆REC
it
: perubahan piutang perusahaan i pada tahun t
d Menghitung nilai akrual diskresioner jangka pendek sebagai berikut:
Akrual diskresioner jangka pendek DCA untuk perusahaan i pada tahun t, diperoleh dari nilai residual persamaan berikut Teoh et al. 1998:
DCA
it
= CA
it
TA
it-1
– NDCA
it
3.3.2.2. Akrual Diskresioner Jangka Panjang Sesuai dengan definisi total akrual, yaitu gabungan antara akrual jangka
pendek dan akrual jangka panjang, maka akrual jangka panjang dapat dicari dengan
Universitas Sumatera Utara
mengurangkan total akrual dengan akrual jangka pendek. Sehingga perlu mencari nilai total akrual terlebih dahulu menurut Teoh et al. 1998 sebagai berikut:
TAC
it
= NI
it
– CFO
it.
Keterangan: TAC
it
: total akrual perusahaan i pada tahun t NI
it
: laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan i pada tahun t CFO
it
: aliran kas operasi perusahaan i pada tahun t
Sedangkan nilai akrual jangka panjang dicari dengan mengurangkan total akrual di atas dengan akrual jangka pendek menurut Teoh et al. 1998 sebagai
berikut:
LTAC
it
= TAC
it
– CA
it
Keterangan: LTAC
it
: akrual jangka panjang perusahaan i pada tahun t TAC
it
: total akrual perusahaan i pada tahun CA
it
: akrual jangka pendek perusahaan i pada tahun t
Untuk memperoleh nilai akrual diskresioner jangka panjang, maka kita perlu mengestimasi nilai total akrual diskresioner dan total akrual non-diskresioner terlebih
dahulu. Sama halnya dengan menghitung akrual jangka pendek, kecuali nilai total akrual TAC digunakan sebagai variabel dependen dan di dalam regresi dimasukkan
variabel tanah, bangunan, dan perlengkapanperalatan PPE sebagai tambahan variabel penjelas. Model OLS untuk menghitung akrual diskresioner jangka panjang
yang dikembangkan ini merupakan model modifikasi Jones 1991 yang juga digunakan dalam penelitian Teoh et al. 1998.
Universitas Sumatera Utara
TAC
it
TA
it-1
= α
1
1TA
it-1
+ α
2
∆REV
it
TA
it-1
+ α
3
PPE
it
TA
it-1
+
є
it
ahun t
ahun t Keterangan:
TAC
it
: total akrual perusahaan i pada tahun t ∆REV
it
: perubahan pendapatan perusahaan i pada t PPE
it
: aktiva tetap perusahaan i pada tahun t TA
it-1
: total aktiva perusahaan i pada tahun t-1
Sedangkan total akrual non-diskresioner dihitung kembali sebagai berikut Teoh et al. 1998:
NDTAC
it
= α
1
1TA
it-1
+ α
2
∆REV
it
- ∆REC
it
TA
it-1
+ α
3
PPE
it
TA
it-1
Keterangan: NDTAC
it
: total akrual non-diskresioner perusahaan i pada tahun t ∆REC
it
: perubahan piutang perusahaan i pada t
Sehingga akrual non-diskresioner jangka panjang NDLA adalah selisih antara total akrual non-diskresioner NDTAC yang dihitung pada persamaan di atas
dengan akrual non-diskresioner jangka pendek NDCA yang dihitung pada persamaan di atas. Dengan demikian nilai akrual diskresioner jangka panjang DLA
adalah selisih antara akrual jangka panjang LTAC yang diskalakan dengan total asset dengan akrual non-diskresioner jangka panjang NDLA dengan persamaan
menurut Teoh et al. 1998 sebagai berikut:
DLA
it
= LTAC
it
TA
it-1
– NDLA
it
Jika manajemen melakukan manajemen laba melalui akrual maka akan terdapat akrual diskresioner abnormal residual baik jangka pendek maupun jangka
panjang yang positif maupun negatif yang signifikan. Berdasarkan atas beberapa temuan penelitian sebelumnya terhadap penawaran saham tambahan dan manajemen
Universitas Sumatera Utara
laba melalui akrual yang dijelaskan di atas, maka peneliti memprediksi bahwa sampel akan memiliki akrual diskresioner abnormal yang positif diseputar peristiwa
penawaran right issue. 3.3.2.3. Manipulasi Aktivitas Nyata melalui Arus Kas kegiatan Operasi
Berdasarkan model Dechow et al. 1998, Roychowdhury 2006 menggambarkan arus kas kegiatan operasi normal sebagai fungsi linear dari
penjualan dan perubahan penjualan dalam suatu periode. Sebelum masuk dalam pengujian hipotesis maka akan dilakukan regresi untuk mencari arus kas kegiatan
operasi normal. Model regresi untuk arus kas kegiatan operasi normal mereplikasi dari penelitian Roychowdhury 2006 sebagai berikut:
CFO
t
A
t-1
= α
+ α
1
1A
t-1
+ β
1
S
t
A
t-1
+ β
2
∆S
t
A
t-1
+ є
t
Keterangan: CFO
t
A
t-1
: arus kas kegiatan operasi pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.
α
1
1A
t-1
: intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan supaya arus kas kegiatan operasi tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan
dan lag penjualan bernilai 0. S
t
A
t-1
: penjualan pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1. ∆S
t
A
t-1
: penjualan pada tahun t dikurangi penjualan pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.
α : konstanta.
є
t
: error term pada tahun t.
Oleh karena dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah arus kas kegiatan operasi abnormal, maka untuk setiap observasi tahun arus kas kegiatan
operasi abnormal ABN_CFO adalah selisih dari nilai arus kas kegiatan operasi
Universitas Sumatera Utara
aktual yang diskalakan dengan total aktiva satu tahun sebelum pengujian dikurangi dengan arus kas kegiatan operasi normal.
3.3.2.4. Manipulasi Aktivitas Nyata melalui Biaya Produksi Produksi di atas level normal operasi perusahaan overproduction dengan
tujuan untuk melaporkan harga pokok penjualan COGS yang lebih rendah merupakan salah satu cara yang dilakukan manajemen untuk memanipulasi laba
melalui manipulasi aktivitas nyata. Biaya produksi adalah jumlah dari harga pokok penjualan COGS dan perubahan dalam persediaan
∆INV sepanjang tahun. Peneliti sebagaimana Roychowdhury 2006 menggunakan model estimasi untuk biaya
produksi normal sebagai berikut:
PROD
t
A
t-1
= α
+ α
1
1A
t-1
+ β
1
S
t
A
t-1
+ β
2
∆S
t
A
t-1
+ β
3
∆S
t-1
A
t-1
+ є
t
Keterangan: PROD
t
A
t-1
: biaya produksi pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1, dimana PROD
t
= COGS
t
+ ∆INV
t
. α1A
t-1
: intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan supaya nilai biaya produksi tidak memiliki nilai 0 ketika
penjualan dan lag penjualan bernilai 0. S
t
A
t-1
: penjualan pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada tahun t- 1.
∆S
t
A
t-1
: penjualan pada tahun t dikurangi penjualan pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.
∆S
t-1
A
t-1
: perubahan penjualan pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.
α : konstanta
є
t
: error term pada tahun t. Sama halnya dengan arus kas kegiatan operasi, nilai koefisien estimasi dari
persamaan regresi di atas digunakan untuk menghitung nilai biaya produksi normal. Sehingga, biaya produksi abnormal ABN_PROD diperoleh dengan cara
Universitas Sumatera Utara
mengurangkan nilai biaya produksi aktual yang diskalakan dengan total aktiva satu tahun sebelum periode pengujian dengan biaya produksi normal yang dihitung
dengan menggunakan koefisien estimasi. 3.3.2.5. Manipulasi Aktivitas Nyata melalui Biaya Diskresioner
Untuk menghitung tingkat normal biaya diskresioner peneliti menggunakan model regresi berikut yang mereplikasi dari penelitian Roychowdhury 2006:
DISEXP
t
A
t-1
= α
+ α
1
1A
t-1
+ βS
t-1
A
t-1
+ є
t
n t-1 Keterangan:
DISEXP
t
A
t-1
: biaya diskresioner pada tahun t yang diskala dengan total aktiva tahu
α1A
t-1
: intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan tujuan supaya biaya diskresioner tidak memiliki nilai 0 ketika
penjualan dan lag penjualan bernilai 0. S
t-1
A
t-1
: penjualan pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.
Biaya diskresioner didefinisikan sebagai jumlah dari biaya iklan, biaya riset dan pengembangan, dan biaya penjualan, dan administrasi dan umum. Nilai koefisien
estimasi dari persamaan regresi di atas digunakan untuk menghitung nilai biaya diskresioner normal. Sehingga, biaya diskresioner abnormal ABN_DISEXP
diperoleh dengan cara mengurangkan nilai biaya diskresioner aktual yang diskalakan dengan total aktiva satu tahun sebelum periode pengujian dengan biaya diskresioner
normal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian