7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran Matematika
Belajar merupakan proses dimana sifat dan tingkah laku ditimbulkan, diubah melalui praktik dan latihan. Hal ini sejalan dengan definisi belajar yang dikemukakan
oleh Slameto 1995:2 bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar dan pembelajaran merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan. Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang telah dirancang dan terbimbing untuk mencapai tujuan tertentu dalam proses perubahan tingkah laku
peserta didik. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2002:157 pembelajaran ialah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana
memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam kaitannya dengan mata pelajaran matematika, pembelajaran matematika hendaknya mengacu
pada fungsi pelajaran matematika itu sendiri, yaitu sebagai alat, pola pikir, dan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran matematika. Nickson dalam Martunis, 2010:4
mengatakan bahwa pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivis adalah usaha membantu siswa untuk mengkontruksi konsep-konsep atau prinsip-
prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep tersebut terbangun kembali. Dengan demikian tujuan pembelajaran
berdasarkan pandangan konstruktivis adalah membangun suatu pemahaman. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika merupakan suatu proses dalam diri siswa yang menghasilkan perubahan perilaku, pengetahuan, keterampilan untuk menerapkan konsep-konsep dan struktur
dalam matematika sehingga siswa dapat berpikir logis dan sistematis dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Masalah Matematika
Masalah merupakan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan tujuan yang ingin dicapai, tetapi tidak diketahui bagaimana cara untuk dapat mencapai tujuan
tersebut. Masalah dapat timbul karena adanya suatu kesenjangan antara apa yang telah diketahui dan apa yang ingin diketahui, antara apa yang diharapkan dengan
kenyataan, antara apa yang dimiliki dengan apa yang dibutuhkan. Stanic dan Kilpatrick dalam Susanto, 2011:48 mendefinisikan masalah sebagai suatu keadaan
di mana seseorang melakukan tugasnya yang tidak ditemukan di waktu sebelumnya. Menurut Santyasa dalam Mukhidin, 2011:16 masalah adalah situasi yang tak jelas
jalan pemecahannya yang menuntut individu atau kelompok untuk menemukan jawaban. Suatu pertanyaan akan merupakan suatu masalah hanya jika seseorang tidak
mempunyai aturanhukum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut Hudoyo dalam Mukhidin, 2011:17.
Farikhin dalam Mukhidin, 2011:17 berpendapat bahwa dua syarat pertanyaan dapat menjadi masalah bagi peserta didik adalah sebagai berikut.
a. Pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik haruslah dalam jangkauan pikiran dan dapat dimengerti maknanya oleh peserta didik tersebut dan
pertanyaan itu menantang peserta didik untuk menjawabnya. b. Pertanyaan tersebut tidak dapat segera dijawab dengan prosedur rutin yang telah
diketahui oleh peserta didik. Suyitno dalam Mukhidin, 2011:18 menyatakan bahwa suatu soal dapat
disebut sebagai masalah bagi peserta didik jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut. a. Peserta didik memiliki pengetahuan prasyarat untuk mengerjakan soal tersebut.
b. Diperkirakan peserta didik mampu mengerjakan soal tersebut. c. Peserta didik belum tahu algoritma atau cara pemecahan soal tersebut.
d. Peserta didik mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal tersebut. Butts dalam Susanto, 2011:49 mengatakan bahwa masalah dalam
matematika dikelompokkan menjadi 5 bagian, yaitu 1 recognition exercises, 2 algorithmic exercises, 3 application problem, 4 open-search problem, dan 5
problem situation. Masalah yang dikategorikan pada recognition exercises adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan ingatan, misalnya fakta, konsep, definisi,
dan teorema. Masalah yang dikategorikan sebagai algorithmic exercises adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan langkah demi langkah suatu
prosedur atau cara tertentu. Masalah yang dikategorikan sebagai application problem adalah masalah-masalah yang termasuk di dalamnya penggunaan atau penerapan
algoritma. Masalah yang dikategorikan sebagai open-search problem adalah masalah- masalah pembuktian, menemukan sehingga sesuai dengan persyaratan tertentu.
Masalah yang dikategorikan sebagai problem situation adalah masalah-masalah yang penyajiannya berkaitan dengan situasi nyata atau kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas didapatkan gambaran bahwa masalah merupakan suatu keadaan di mana ada sesuatu yang dituju atau diinginkan dan tidak ditemukan dalam
waktu sebelumnya, sedangkan tidak diketahui bagaimana mendapatkan atau mencapai tujuan dan keinginan tersebut. Oleh karena itu, keadaan ini harus segera
diatasi. Proses mengenai bagaimana mengatasi keadaan ini disebut proses memecahkan masalah.
Polya dalam Firdaus, 2014:20 mengartikan pemecahan masalah sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari kesulitan guna mencapai tujuan yang tidak
begitu mudah dicapai. Menurut Johnson dan Rising dala Susanto, 2010:50 penyelesaian masalah matematika merupakan suatu proses mental yang kompleks
yang memerlukan visualisasi, imajinasi, manipulasi, analisis, abstraksi, dan penyatuan ide. Penyelesaian masalah matematika tidak terlepas dari pengetahuan
akan substansi masalah tersebut. Contohnya bagaimana pemahamannya terhadap inti masalah, prosedurlangkah apa yang digunakan dan aturanrumus mana yang tepat
digunakan dalam penyelesaian masalah. Menurut Santrock 2011:26 pemecahan masalah melibatkan penemuan
sebuah cara yang sesuai untuk mencapai suatu tujuan. Pemecahan masalah adalah menggunakan mentransfer pengetahuan dan keterampilan yang sudah ada untuk
menjawab pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang sulit. Solso 2008:434
menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang
spesifik. Menurut Rodney dalam Susanto, 2011:50 penyelesaian masalah didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu dalam mengkombinasikan
pengetahuan-pengetahuan sebelumnya untuk menghadapi situasi baru. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa masalah matematika
merupakan suatu kondisi yang memerlukan tindakan penyelesaian dan tidak segera tersedia cara untuk mengatasi kondisi tersebut. Pemecahan masalah matematika
adalah proses yang dilakukan individu dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan yang sudah dimiliki untuk menghadapi suatu masalah matematika.
Masalah matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertanyaan atau soal yang harus dijawab atau direspon oleh siswa dalam bentuk soal matematika pada
materi geometri yang terdiri dari 2 soal untuk mengetahui karakteristik kecerdasan logis matematis siswa dan 4 soal untuk mengetahui karakteristik kecerdasan visual
spasial siswa.
2.3 Kecerdasan