Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

3.6 Metode Analisis Data

Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2001:103 mendefinisikan analisis data sebagai proses merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Analisis data bertujuan untuk mengolah dan menginterpretasikan data hasil penelitian sehingga diperoleh informasi yang jelas mengenai data hasil penelitian. Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah lembar jawaban tes pemecahan masalah geometri dan hasil wawancara siswa. Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Mentranskrip data verbal yang terkumpul. Hasil dari kegiatan wawancara ditranskrip dan dikodekan. P adalah inisial bagi peneliti dan S adalah inisial bagi subjek dan diikuti dengan lima angka. Dua digit pertama menyatakan subjek penelitian yang disesuaikan dengan nomor urut absen siswa dan tiga digit terakhir menyatakan urutan percakapan pada kegiatan wawancara. Sebagai contoh S02001 yang artinya kode untuk subjek 2 pada urutan percakapan yang pertama. b. Melakukan reduksi data dengan membaca kembali catatan dan informasi yang didapat pada saat kegiatan penelitian, menganalisis hasil wawancara yang berupa perkataan dari subjek penelitian termasuk ekspresi dan mimik subjek saat wawancara berlangsung, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap isi dari suatu data dari lapangan. c. Mengadakan kategorisasi berdasarkan indikator kecerdasan visual spasial dan logis matematis. d. Deskripsi kecerdasan visual spasial dan logis matematis. e. Penarikan kesimpulan. 3.6.1 Validitas Tes Pemecahan Masalah Geometri Arikunto 2002:144 menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas diuji berdasarkan validitas isi dan validitas konstruksi. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi yang harus diukur. Dalam penelitian ini, soal tes dikorelasikan dengan materi geometri yang telah diajarkan secara keseluruhan sesuai dengan kurikulum. Validitas konstruksi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur setiap aspek atau indikator kecerdasan visual spasial dan logis matematis. Validator memberikan penilaian terhadap tes pemecahan masalah secara keseluruhan. Hasil penilaian yang telah diberikan ini disebut data hasil validasi tes pemecahan masalah, yang kemudian dimuat dalam tabel hasil validasi tes pemecahan masalah. Berdasarkan nilai-nilai tersebut selanjutnya ditentukan nilai rerata total untuk semua aspek Va. Nilai Va ditentukan untuk melihat tingkat kevalidan tes pemecahan masalah. Kegiatan penentuan Va tersebut mengikuti langkah-langkah berikut. a Setelah hasil penilaian dimuat dalam tabel hasil validasi tes pemecahan masalah, kemudian ditentukan rata-rata nilai hasil validasi dari semua validator untuk setiap aspek I i dengan persamaan: ∑ dengan: V ji = data nilai dari validator ke-j terhadap indikator ke-i, untuk i = 1,2,3,...k, dan untuk j = 1,2,3,...k v = banyaknya validator hasil I i yang diperoleh kemudian ditulis pada kolom yang sesuai di dalam tabel tersebut. b Dengan nilai I i , kemudian ditentukan nilai rerata total untuk semua aspek Va dengan persamaan: ∑ dengan: Va = nilai rerata total untuk semua aspek, I i = rerata nilai untuk aspek ke-i, untuk i = 1,2,3,...k n = banyaknya aspek hasil Va yang diperoleh kemudian ditulis pada kolom yang sesuai, juga di dalam tabel tersebut dimodifikasi dari Hobri, 2010:52-53. Selanjutnya nilai Va atau nilai rerata total untuk semua aspek diberikan kategori sebagaimana Tabel 3.2 untuk menentukan tingkat kevalidan instrumen tes pemecahan masalah. Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kevalidan Instrumen Nilai Va Tingkat Kevalidan Va = 5 Sangat valid 4  Va 5 Valid 3  Va 4 Cukup valid 2  Va 3 Kurang valid 1  Va 2 Tidak valid Tes pemecahan masalah dapat digunakan pada penelitian, jika tes tersebut memiliki kriteria valid. Meski tes memenuhi kriteria valid, namun masih perlu dilakukan revisi terhadap bagian tes sesuai dengan saran revisi yang diberikan oleh validator. Jika tes tersebut memenuhi kriteria di bawah kriteria valid, maka perlu dilakukan revisi dengan mengganti soal yang digunakan pada tes tersebut. 3.6.2 Uji Reliabilitas Arikunto 2002:154 menyatakan, “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. ∑ Keterangan : reliabilitas yang dicari ∑ jumlah varians skor tiap – tiap item varians total n : jumlah item soal Perhitungan varians skor tiap soal digunakan rumus: ∑ ∑ Keterangan : : varians skor tiap-tiap item : jumlah peserta tes : skor butir soal Perhitungan varians total digunakan rumus: ∑ ∑ Keterangan : : varians total : jumlah peserta tes : skor total Menurut Suherman dalam Zulaekha, 2010:33 tingkat reliabilitas soal diberikan oleh harga dengan kriteria pada Tabel 3.3 sebagai berikut. Tabel 3.2 Kategori Interval Tigkat Reliabilitas Besarnya Kategori Reliabilitas sangat rendah Reliabilitas rendah Reliabilitas sedang Reliabilitas tinggi Reliabilitas sangat tinggi 3.6.3 Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu Moleong, 2001:178. Triangulasi dalam penelitian ini penting dilakukan karena peneliti benar-benar menginginkan data yang akurat. Teknik triangulasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu triangulasi metode. Triangulasi metode berarti, membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda. Pengecekan data yang diperoleh dengan cara menanyakan kembali kebenaran data yang diperoleh dari hasil tes pemecahan masalah geometri siswa kelas VIII A. 3.6.4 Penafsiran Data Langkah analisis data yang terakhir adalah mendeskripsikan kecerdasan visual spasial dan logis matematis subjek penelitian berdasarkan hasil tes pemecahan masalah dan hasil wawancara. Secara lengkap, proses analisis data disajikan pada gambar 3.2 berikut. Gambar 3.2 Proses Analisis Data dimodifikasi dari Susanto, 2011:97 Data hasil tes dan wawancara Reduksiabstraksi Kategorisasi Interpretasi data Deskripsi kecerdasan Kesimpulan 34

BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Kecerdasan Visual Spasial dan Logika Matematika dalam menyelesaikan Soal Geometri Siswa Kelas XI IPA 8 SMA Negeri 2 Jember;

6 20 330

Kecerdasan Visual-Spasial dan Logika Matematika dalam Menyelesaikan Soal Geometri Siswa Kelas XI IPA 8 SMA Negeri 2 Jember

1 11 7

Kecerdasan Visual Spasial dan Logis Matematis dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 10 Jember

1 26 7

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

PENGGUNAAN METODE GENIUS LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA SMP : Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Cimahi.

0 1 43

REPRESENTASI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA KONTEKSTUAL PADA MATERI PERBANDINGAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 17

PROFIL INTUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 SALATIGA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KESEBANGUNAN DITINJAU DARI KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS, KECERDASAN LINGUISTIK, DAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL.

1 4 18

KONTRIBUSI KECERDASAN SPASIAL, VERBAL, DAN LOGIS MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA.

3 5 121

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MUSIKAL, VISUAL-SPASIAL DAN LOGIS-MATEMATIS.

0 0 180

PROFIL INTUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 SALATIGA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KESEBANGUNAN DITINJAU DARI KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS, KECERDASAN LINGUISTIK, DAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL | Pratiwi | 9702 20604 1 SM

0 0 11