Instrumen Penelitian Metode Pengumpulan Data

3.4 Instrumen Penelitian

Arikunto 2000:134 menyatakan bahwa instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Menurut Moleong 2001:4 dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Dalam penelitian ini, peneliti selain berperan sebagai pengelola penelitian juga sebagai satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan data yang tidak dapat digantikan dengan instrumen lainnya. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti, tes pemecahan masalah, dan pedoman wawancara. Materi yang digunakan dalam tes pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah materi geometri. Tes pemecahan masalah tersebut berisi enam butir soal untuk menggali kecerdasan visual spasial dan logis matematis siswa. Tes tersebut dibuat dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan karakteristik dari kecerdasan visual spasial dan logis matematis. Pedoman wawancara digunakan untuk menuliskan garis-garis besar pertanyaan yang akan diajukan dan hal-hal yang ingin diketahui dari kegiatan wawancara tersebut, namun dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur sehingga pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara dapat berkembang atau berubah sesuai dengan keadaan subjek penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut Arikunto 2006:149, metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini digunakan beberapa metode untuk memperoleh data yang relevan dan akurat. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan metode wawancara. 3.5.1 Metode Tes Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto, 2006:150. Metode tes menggunakan seperangkat soal dan permasalahan untuk dipecahkan siswa. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan berupa tes pemecahan masalah geometri yang terdiri dari enam butir soal. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang kecerdasan visual spasial dan logis matematis siswa. 3.5.2 Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong, 2001:135. Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan Moleong, 2001:137. Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang sistematis terstruktur dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Panduan dan pedoman wawancara hanya bersifat garis besar permasalahan yang akan ditanyakan dalam wawancara. Jenis wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur karena pedoman pertanyaan hanya bersifat garis besarnya saja dan pertanyaan dapat berubah atau berkembang disesuaikan dengan keadaan dan kenyataan subjek penelitian. Wawancara ini bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti pemikiran subjek tanpa beralih dari tujuan awal wawancara. Wawancara dilakukan guna menunjang data yang diperlukan oleh peneliti. Wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk memberikan kejelasan atas jawaban dari subjek penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Kecerdasan Visual Spasial dan Logika Matematika dalam menyelesaikan Soal Geometri Siswa Kelas XI IPA 8 SMA Negeri 2 Jember;

6 20 330

Kecerdasan Visual-Spasial dan Logika Matematika dalam Menyelesaikan Soal Geometri Siswa Kelas XI IPA 8 SMA Negeri 2 Jember

1 11 7

Kecerdasan Visual Spasial dan Logis Matematis dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 10 Jember

1 26 7

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

PENGGUNAAN METODE GENIUS LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA SMP : Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Cimahi.

0 1 43

REPRESENTASI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA KONTEKSTUAL PADA MATERI PERBANDINGAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 17

PROFIL INTUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 SALATIGA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KESEBANGUNAN DITINJAU DARI KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS, KECERDASAN LINGUISTIK, DAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL.

1 4 18

KONTRIBUSI KECERDASAN SPASIAL, VERBAL, DAN LOGIS MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA.

3 5 121

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MUSIKAL, VISUAL-SPASIAL DAN LOGIS-MATEMATIS.

0 0 180

PROFIL INTUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 SALATIGA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KESEBANGUNAN DITINJAU DARI KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS, KECERDASAN LINGUISTIK, DAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL | Pratiwi | 9702 20604 1 SM

0 0 11