Pengertian Analisis Isi LANDASAN TEORITIS

Dakwah itu ada tiga macam, yaitu: a. Dakwah umat Islam terhadap sekalian umat manusia, supaya mereka memeluk agama Islam dengan kemauan hati mereka sendiri, bukan dengan paksaan. b. Dakwah sebagian kaum muslimin terhadap sebagian yang lain, menyerukan deng an ma’ruf, dan melarang dari yang munkar sesama mereka. c. Dakwah atau menasehati antara seseorang dengan yang lain, sesama kaum muslimin. Bagi Sayyid Quthub, dakwah adalah usaha orang beriman mewujudkan ajaran Islam dalam realitas kehidupan iqamah manhaj ilahi li hayat al- basyariyyah atau usaha orang beriman mengokohkan sistem Allah dalam kehidupan manusia iqrar li manhaj Allah fi al-bayah baik pada tataran individu fardiyyah, keluarga usrah, masyarakat mujtama’, dan umat ummah demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 7 Karena dakwah mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga mengandung makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik, dan mencegah perbuatan mungkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan manusia. Dakwah dapat pula diartikan sebagai upaya terus menerus untuk melakukan perubahan pada diri manusia ke jalan Allah, sehingga terbentuk sebuah masyarakat Islami. 7 Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, Jakarta: PT Penamadani, 2008, h. 147. 2. Pesan Dakwah Pesan message terdiri dari dua aspek, yakni isi atau isi pesan the content of message dan lambang symbol untuk mengekspresikannya. 8 Maddah Dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan Da’I kepada Mad’u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi Maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. 9 Keseluruhan materi dakwah pada dasarnya berasal dari dua sumber, yaitu: 10 a. Al-Qur’an dan Al-Hadits. Merupakan sumber utama ajaran Islam. Oleh karena itu materi dakwah Islam tidak dapat terlepas dari dua sumber tersebut, bahkan bila tidak berstandar dari keduanya, seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia dan dilarang oleh syariat Islam. b. Opini Ulama. Islam menganjurkan umatnya untuk berpikir-pikir, berijtihad menemukan hukum-hukum yang sangat operasional sebagai tafsiran dan akwil Al- Qur’an dan hadits. Maka dari hasil pemikiran dan penelitian para ulama ini, bisa dijadikan sumber kedua, dengan kata lain penemuan baru yang tidak bertentangan dengan Al- Qur’an dan Al-Hadits dapat pula dijadikan sebagai sumber materi dakwah. 8 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003, Cet. ke-3, hal. 312 9 M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, hal. 24 10 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, hal. 63