PENDAHULUAN Analisis isi pesan dakwah dalam naskah drama qasidah barzanji Karya WS Rendra
Didalam proses komunikasi, apabila sebuah pesan sudah diartikan sama, selanjutnya tujuan komunikasi adalah terwujudnya partisipasi yang berbentuk
perubahan atau pembentukan sikap dari komunikasi sesuai dengan tujuan yang ditentukan pihak komunikator. Akan tetapi dalam memahami sikap manusia,
bukan sesuatu yang sederhana karena faktor pengalaman dan referensi yang dimilikinya akan banyak menentukan pola sikapnya terhadap suatu objek tertentu.
Dalam hubungan inilah kita sadari bahwa peranan lingkungan, baik yang bersifat fisik maupun bersifat ideologis merupakan faktor yang sangat dominan dalam
membentuk sikap seseorang.
3
Drama adalah
seni yang
mengungkapkan perasaan
dengan mempergunakan tingkah laku jasmani dan ucapan kata-kata. Drama bisa juga
diartikan suatu aksi atau perbuatan. Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara
adalah sebutan lain dari drama, di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. Rangsangan
yang mendorong orang untuk bermain drama adalah hasrat untuk meniru. Didalam sebuah drama, pemain itu memainkan peran. Peran adalah
gambaran orang.
4
Seorang pemain akan menghidupkan gambaran perannya dengan gerakan tubuh dan suaranya. Oleh karenanya, seorang aktor yang sejati
dan bermutu tinggi harus punya kecerdasan yang tinggi pula. Sedang sang penulis naskah drama harus menciptakan tulisan atau ucapan yang tepat untuk diucapkan
oleh sang pemain, sehingga menghidupkan peran yang akan dimainkannya. Oleh
3
Toto Tasmara, Komunikasi dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, h. 19-20.
4
Rendra, Seni Drama Untuk Remaja, Jakarta: Burungmerak Press, 2009, h. 76.
karena itu, didalam menilai suatu pertunjukan drama, kita harus bisa membedakan antara mutu naskah dan mutu permainan.
Bentuk dan isi kesenian adalah hasil dari kesadaran sang penciptanya. Semakin total dan tekun sang seniman mengerahkan kesadarannya di dalam
mencipta, semakin tinggi pula mutu kesenian yang dihasilkannya. Naskah drama mulai sangat dibutuhkan, karena dialog yang dalam dan otentik dianggap sebagai
mutu yang penting. Para remaja zaman sekarang memang sulit melepaskan diri dari seni barat
yang terus masuk kedalam dirinya. Untuk membendung arus kebudayaan barat yang semakin tidak dapat terlepas dari gaya modern, maka dakwah haruslah
bersifat progresif, mengikuti perkembangan zaman dan haruslah sanggup tampil dengan konsep-konsep yang unggul dalam membimbing dan mengendalikan
perkembangan masyarakat. Dari sebab itulah, aktivitas dakwah harus selalu senantiasa meningkatkan mutu dakwahnya dari masa ke masa serta kualitas
individu dan masyarakatdalam segala aspek dan lapangan kehidupan dapat terlihat dari waktu ke waktu dan sesuai ajaran Islam.
5
Drama masih merupakan kesenian yang muda di Indonesia ini, perkembangannya yang nyata, baru nampak di atas tahun 1920, ialah suatu kurun
masa yang dalam kesusastraan dinamai Zaman Balai Pustaka. Tetapi waktu itu naskah-naskahnya masih berupa naskah terjemahan. Setelah datang zaman
Pujangga Baru muncullah beberapa naskah-naskah asli karya seniman-seniman Indonesia dan lazim dipertunjukkan pada berbagai-bagai pembukaan kongres.
5
Hasanuddin Abu Bakar, Meningkatkan Mutu Dakwah Jakarta: Media Dakwah, 1999, h. vi.
Kemudian ketika datang zaman Jepang drama atau sandiwara mencapai kepopuleran yang besar, karena dipergunakan sebaik-baiknya sebagai alat
propaganda oleh pemerintahan Jepang. Sayang sekali bahwa kepopulerannya yang besar berarti turun kualitas keseniannya.
Akhirnya sampailah pada zaman sekarang, drama memang tumbuh, tetapi tumbuhnya tidak subur meskipun tidak terlepas dari harapan. Dengan hal ini,
maka masih perlu diadakan pendidikan selera pada penonton. Hal ini bukan berarti, bahwa seniman harus mengabdi selera penonton, tetapi pendidikan selera
yang sebenarnya haruslah dimulai kanak-kanak. Apabila sejak kanak-kanak mereka sudah mendapat didikan untuk menghargai dan mencintai drama, pastilah
kelak apabila ia dewasa merupakan penonton drama yang setia. Meskipun semuanya itu juga tidak bisa menunjukkan adanya kesuburan pertumbuhan drama,
tetapi tetap menunjukkan adanya harapan untuk masa depan. Di sisi lain dapat dilihat bahwa dunia seni, khususnya seni teater yang
semakin marak justru semakin menyimpang dari dimensi Islam dan Moralitas. Dengan hadirnya Islam, medan garapan seni teater sendiri akan bertambah. Seni
teater hampir sudah menjadi komoditi yang sangat laris dan diminati oleh masyarakat, karena teater dapat menjadi penghibur, dan luapan emosi jika sedang
mementaskan naskah drama yang akan dipentaskannya. Salah satu drama yang didalamnya terdap
at pesan dakwah, yaitu drama “Qasidah Barzanji” karya WS Rendra.
Karena drama “Qasidah Barzanji” ini, berisi shalawat serta pujian untuk Rasul yang isinya penuh dengan keindahan-keindahan Islam yang terlihat dari
kata-kata sholawat dan pujian tersebut sekaligus untuk mereaktualisasikan kembali nilai hari-hari besar Islam. Dan juga karena drama Qasidah Barzanji
merupakan salah satu pendorong WS Rendra untuk masuk Islam yang sebelumnya beliau beragama Katolik, namun beliau sendiri mengatakan kepada
sahabat-sahabatnya bahwa beliau sebenarnya tidak beragama. Drama yang berjudul Qasidah Barzanji ini merupakan karya lama Rendra
yang telah dipentaskan pertama kali tahun 1969 dan mencapai Box Office yang sampai saat ini belum tertandingi.
6
Maka dengan hal ini, peneliti tertarik
mengangkat judul Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Naskah Drama “Qasidah
Barzanji ” karya WS Rendra.
b Pembatasan dan Perumusan Masalah
Penulisan ini dibatasi pada dialog-dialog yang terdapat dalam penokohan pada naskah Qasidah Barzanji karya WS Rendra. Sehingga peneliti hanya
menganalisis naskah drama tersebut. Mengacu pada hal diatas, dirumuskan kedalam perumusan masalah penelitian.
Adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut: 1.
Pesan apa saja yang terkandung dalam naskah drama Qasidah Barzanji karya WS Rendra?
2. Pesan apa yang cenderung mendominasi isi naskah drama Qasidah
Barzanji karya WS Rendra?
6
www.scribd.com , di akses pada tanggal 1 Januari 2011
c Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pesan-pesan yang terkandung dalam naskah drama “Qasidah Barzanji” dan mengetahui pesan yang paling dominan di dalam naskah
drama ini.
Manfaat Penelitian
a. Manfaat praktis yaitu menambah intelektual, wawasan dan
gambaran secara utuh tentang dunia naskah drama yang mengandung pesan dakwah. Menjadi motivasi para penonton agar
lebih tau dan mengerti tentang kearifan Rasul. b.
Manfaat akademis yaitu memberikan kontribusi tentang pengembangan media dakwah dengan memasukkan pesan dakwah
kedalam karya tulis berupa naskah drama.
d Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis analisis isi,
yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi.
7
Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan
secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.
7
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2006, hal. 66.
Metode analisis isi juga diartikan sebagai objek data analisis secara manifest yaitu di analisis menurut apa yang di katakannya tersurat bukan
menurut arti yang terkandung di atas baris demi baris tersirat.
8
Penelitian ini agar menjadi lebih relevan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka
peneliti menggunakan tiga orang juri dalam menganalisis isi pesan, yang masing- masing dari mereka mempunyai pemahaman di bidangnya, seperti, aqidah,
syari’ah, dan akhlak. Metode yang digunakan analisis isi yakni membaca naskah drama
“Qasidah Barzanji” karya WS Rendra yang dipentaskan oleh aktor-aktor Bengkel Teater, dan unit pengamatannya adalah tiap dialog antar pemain yang
mengandung pesan-pesan dalam naskah drama tersebut. a.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Sumber utama primary source yang
memperkaya data-data penelitian, atau semua hal yang berhubungan langsung dalam naskah drama ini.
9
Sedangkan objek penelitian ini adalah suatu hal yang diteliti. Singkatnya, subjek penelitian ini adalah Naskah Drama, dan yang menjadi
objeknya adalah pesan dakwah dalam naskah drama “Qasidah Barzanji” karya
W.S Rendra.
8
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006, hal.7.
9
Beberapa literature menjelaskan, adanya perbedaan dalam merumuskan subjek penelitian. Sebagian lainnya mengatakan jika subject adalah narasumber atau responden yang
memberikan informasi atau menjadi sample dalam sebuah penelitian mengenai suatu masalah yang akan di teliti. Lihat: Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian Jakarta: Rajawali Press,
1968.
2. Penetapan Juri
Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori-kategori, maka peneliti menggunakan tiga orang juri dalam menganalisis isi pesan yaitu:
1. Edy Haryono, Aktor pementasan drama “Qasidah Barzanji” di Bengkel
Teater. 2.
Muhammad Berbudi, Guru di Qasidah Melati Teater 3.
Dewi Puspita Sari, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ustadzah di pondok pesantren Miftahul Ulum
– Cilandak, Jakarta Selatan. 3.
Teknik Pengumpulan Data a.
Observasi Observasi yaitu pengamatan yang bertujuan unntuk mendapat data tentang
suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.
10
Dengan ini penulis mendatangi langsung ke Bengkel Teater Rendra guna memperoleh data
mengenai hal-hal yang menjadi objek penelitian. b.
Wawancara Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.
11
c. Studi Dokumentasi
Dengan mengumpulkan data-data berupa buku-buku yang menunjang penulisan skripsi ini, seperti buku penelitian, buku komunikasi, buku dakwah,
10
Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, Malang: Bayumedia, 2004, hal. 1.
11
Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, hal. 63.
buku sastra, dan naskah drama. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal- hal atau variabel
12
dengan melakukan teknik pengumpulan data dan memperbanyak dokumen-dokumen yang relevan serta memiliki keterkaitan
dengan permasalahan yang diteliti oleh peneliti. 4.
Teknik Pengolahan Setelah peneliti mendapatkan data, peneliti menggunakan coding sheet,
yaitu tabel yang berisi kategori pesan yang menjadi objek penelitian. Coding sheet dibuat berdasarkan kategori yang ditetapkan. Penyusunan kategorisasi pesan yang
diteliti meliputi tiga kategori besar yaitu Aqidah, Akhlak, dan Syariah. Untuk memudahkan dan memahami kandungan dari isi pesan dakwah
pada naskah drama “Qasidah Barzanji”, maka peneliti membuat kategori-kategori
pesan dakwah sesuai dalam bentuk tabel kategorisasi berikut:
Tabel 1.1 Kategorisasi Isi Pesan
No. Kategorisasi
1. Aqidah
2. Syari’ah
3. Akhlak
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rhineka Cipta, 1998, hal. 206.
berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Aqidah bisa juga diartikan sebagai iman kepada Allah iman kepada malaikat, iman kepada kitab suci al-
Qur’an, iman kepada rasul Allah, iman kepada qada dan qadar, iman kepada hari kiamat.
Akhlak diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Jadi, Akhlak adalah ajaran yang membina mental dan jiwa manusia untuk mencapai
hakikat kemanusiaan yang tinggi. Syariah berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk
mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Syariah yaitu yang
berhubungan dengan amal lahir nyata dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum Allah dalam mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia.
5. Analisis Data
Setelah membuat tabel kategorisasi di atas, selanjutnya peneliti menggunakan rumus Holsti 1969 yang menjadi acuan dalam analisis secara
kuantitatif untuk mencari koefisien realibilitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan antar juri sebagai berikut:
Tabel 1.2 Hasil kesepakatan antar juri secara keseluruhan
No Antar Juri
Item Kesepakatan Ketidaksepakatan
Nilai 1
Ke 1 dan 2 44
42 2
0,95 2
Ke 1 dan 3 44
40 4
0,90 3
Ke 2 dan 3 44
42 2
0,95
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kesepakatan antar juri secara keseluruhan cukup tinggi, akan dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:
Juri I dengan juri II;
Koefisien Realibilitas =
2 1
2 N
N M
=
2.42 44+44
=
84 88
= 0,95 Juri I dengan juri III;
Koefisien Realibilitas =
2 1
2 N
N M
=
2.40 44+44
=
80 88
= 0,90 Juri II dengan juri III;
Koefisien Realibilitas =
2 1
2 N
N M
=
2.42 44+44
=
84 88
= 0,95
Untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan antar juri, dihitung dengan rumus komposit reliabilitas. Sebelum itu harus mencari nilai rata-
rata antar juri terlebih dahulu dengan menggunakan rumus:
X =
� 3
=
0,95+0,90+0,95 3
=
2,8 3
= 0,93 Jadi, nilai rata-rata jurinya adalah 0,93.
Dengan demikian untuk mengukur Komposit Reliabilitas dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Komposit Realibilitas =
1 1
juri antar
X N
juri antar
X N
=
3.0,93 1+2.0,93
=
2,79 2,86
= 0,98 Untuk Koefisien Reliability antar juri, yaitu antara juri I satu dengan II
dua nilai yang dihasilkan adalah 0,95, dengan jumlah kesepakatan 42 item dan ketidaksepakatan 2 item. Untuk juri I satu dengan III tiga nilai yang dihasilkan
adalah 0,90, dengan kesepakatan 40 item dan ketidaksepakatan 4 item. Sedangkan untuk juri II dua dengan III tiga nilai yang dihasilkan adalah 0,95, dengan
jumlah kesepakatan 42 item dan ketidaksepakatan sebanyak 2 item.
Ini berarti bahwa antar juri I satu dengan juri II dua, dan juri II dua dengan juri III tiga memperoleh nilai tertinggi yaitu 0,95, sedangkan juri I satu
dengan III tiga memperoleh nilai terendah yaitu 0,90. Dengan
demikian, untuk
nilai Komposit
Realibilitas secara
keseluruhannya adalah 0,98 atau 98, dari hasil perhitungan tersebut, penelitian ini memiliki tingkat validitas yang tinggi karena menggunakan tiga orang juri.
Dengan adanya ketiga juri maka tidak akan terjadi kekeliruan data sehingga dapat dikatakan akurat dan objektif.
Dan untuk menemukan rincian hasil dari isi pesan dakwah dalam naskah drama Qasidah Barzanji, maka peneliti akan menampilkan prosentase satu per
satu kategorisasi pesan, dengan menggunakan rumus:
� =
� �
� 100
Keterangan: P = Prosentase
F = Frekuensi N = Jumlah data
Setelah data terkumpul, analisa dilakukan dengan mengkategorisasikan setiap kalimat masuk kekategori apa, Aqidah, Syariah, atau Akhlak, kemudian
dianalisa untuk mencari isi pesan yang terkandung di dalam naskah tersebut.
e Tinjauan Pustaka
Terdapat cukup banyak skripsi yang membahas tentang analisis isi, namun hanya yang berkaitan tentang program radio, program televisi, novel, dan film.
Sedangakan tentang naskah drama belum ada. Maka penulis, mengambil beberapa judul skripsi yang berkaitan dengan skripsi ini, antara lain:
Manajemen Pementasan Shalawat Barzanji Bengkel Teater Rendra, ditulis oleh Maryati, Jurusan Manajemen Dakwah. Metode yang digunakan pendekatan
Kualitatif. Skripsi ini menjelaskan produksi pementasan tersebut, kegiatan sebelum pementasan tersebut, dan manajemennya saat pementasan berlangsung.
Peranan Teater Sebagai Media Dakwah Studi Analisis Teater Benteng Remaja Tangerang, ditulis oleh Apih Hesubekti.
Analisa Struktural Syair Pada Kitab al-Barzanji, ditulis oleh Susiawati, Konsentrasi Bahasa dan Sastra. Skripsi ini menganalisis teks-teks syair yang
terkandung di dalam Kitab al-Barzanji dengan melihat dari sisi bahasa, tepatnya pada sisi nahu dan balaghah, wazn, dan qafiyah.
Maksud tinjauan pustaka ini, agar dapat mengetahui bahwa apa yang ditulis oleh penulis sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi
terdahulu.
f Sistematika Penulisan