C. Rasio Aktivitas
Tabel – 7 Ratio Aktivitas
Akhir Tahun 2006 dan 2007
No. Ratio-Ratio Aktivitas
Tahun 2006
Tahun 2007
1 Total Assets Turnover
2,14 Kali 2,49 Kali
2 Receivable Turnover
179,9 Kali 213.7 Kali
3 Avarage Collection Period
2,0 Hari ,68 Hari
Sumber: Data diolah Penulis 1. Total Assets Turnover
Pada Tahun 2006 ratio perputaran total aktiva menunjukkan 2,14 kali. Hal ini berarti setiap Rp 100,- total aktiva perusahaan dapat menghasilkan pendapatan
sebesar Rp 214,- atau dapat juga dikatakan dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 214 kali setahun untuk menjadi pendapatan. Pada tahun 2007
perputaran ratio total aktiva menunjukkan 2,49 kali. Hal ini berarti setiap Rp 100,- total aktiva perusahaan dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 249,- atau
mengalami kenaikan 0,35 kali atau sebesar Rp 35,- dari tahun 2006.kenaikan ini dihasilkan dari kenaikan pendapatan sebesar 84,1 sedangkan pada total aktiva
sebamyak 97 lebih besar dibandingkan dengan kenaikan pendapatan. Kenaikan total aktiva ini disebabkan kenaikan yang terjadi baik pada aktiva lancar maupun
pada aktiva tetap. Total Assets Turnover Perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Total Assets Turnover
yang baik yaitu 2002:1, sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebih agar perusahaan tersebut menjadi likuid.
2. Receivable Turnover Pada Tahun 2006 perputaran piutang sebesar 179,9 kali dan pada tahun 2007
perputaran meningkat sebar 33,8 kali yaitu menjadi 213,7 kali. Hal ini menunjukkan bahwa pengembalian modal semakin cepat, artinya terjadi
peningkatan investasi pada periode ini. Receivable Turnover untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Receivable
Turnover yang baik yaitu 2002:1, sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebih agar perusahaan tersebut menjadi likuid.
3. Avarage Collection Period. Dalam hal ini Avarage Collection Period pada tahun 2006 adalah 2 hari
sedangkan untuk tahun 2007 adalah 1,68 hari. Pada 2 periode terakhir ini tingakt pengembalian piutang tidak terlalu berbeda, artinya kemampuan perusahaan
dalam mengumpulkan piutang semakin baik karena lama hari untuk mengumpulkan piutang semakin cepat. Avarage Collection Period untuk tahun
yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Avarage Collection Period yang baik yaitu minimal 2002:1, sebaiknya perusahaan
menghindari hutang lancar yang berlebih agar perusahaan tersebut menjadi likuid.
Ratio Profitabilitas Tabel – 8
Ratio Profitabilitas Akhir Tahun 2006 dan 2007
No. Ratio-Ratio Profitabilitas
Tahun 2006
Tahun 2007
1. Gross Profit Margin
26,9 39,7
2. Operating Profit Margin
96,2 36,4
3. Net Profit Margin
2,8 2,5
4. Return On Investment ROI
6,1 6,36
5. Return On Equity ROE
7,9 8,4
Sumber: Data diolah Penulis 1.
Gross Profit Margin Pada Tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 12, 8 dari tahun 2006. hal
ini menandakan bahwasanya perusahaan pada tahun 2007 talah dapat menekan biaya operasional dan memperbesar jumlah pendapatan perusahaan. Gross
Profit Margin untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Gross Profit Margin yang baik yaitu 2002:1,
sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebih agar perusahaan tersebut menjadi likuid.
2. Operating Profit Margin
Operating Profit Margin Tahun 2007 menurun dari 96,2 menjadi 36,4 .hal ini menandakan bahwasanya pada tahun 2006 perusahaan dapat menekan
besarnya biaya dalam operasionalnya dibandingkan dengan tahun 2007 yang mengalami penurunan sebesar 59,8 , artinya semakin tinggi ratio ini maka
semakin tinggi laba operasional yang diperoleh perusahaandari pendapatan. Operating Profit Margin untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat
untuk Perusahaan Jasa karena Operating Profit Margin yang baik yaitu 2002:1, sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebih
agar perusahaan tersebut menjadi likuid.
3. Net Profit Margin
Net Profit Margin Pada Tahun 2006 sebesar 2,8 sedangkan pada tahun 2006 sebesar 2,5 .dalam hal ini Net Profit Margin tahun 2007 menurun sebesar
0,3 .artinya perusahaan mengalami penurunan pendapatan laba bersih sebelum pajaknya. Net Profit Margin untuk tahun yang dianalisis belum
memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Net Profit Margin yang baik yaitu 2002:1, sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang
berlebih agar perusahaan tersebut menjadi likuid.
4. Return On Investment ROI
Pada Tahun 2006 Return On Investment ROI sebesar 6,1 .ini berarti setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam perusahaan menghasilkan laba
sebelum pajak sebesar Rp 60,1,-.pada tahun 2007 Return On Investment ROI sebesar 6,36 atau terjadi peningkatan sebesar Rp 26,- dari tahun 2006,
penyebabnya adalah kenaikan laba operasi bersih perusahaan pendapatan bersih usaha. Return On Investment ROI untuk tahun yang dianalisis belum
memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Return On Investment ROI
yang baik yaitu 2002:1, sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebih agar perusahaan tersebut menjadi likuid.
5. Return On Equity ROE
Return On Equity ROE mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan. Pada tahun 2006
Return On Equity ROE perusahaan adalah 7,9 dan mengalami peningkatan pada tahun 2007 yaitu sebesar 0,5 dari 8,4 .artinya bahwa
ratio pada tahun 2006 sebesar 7,9 menunjukkan tingkat return yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan adalah sebesar
7,9 .begitu juga dengan tahun 2007 ratio sebesar 8,4 menunjukkan tingkat return yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan
adalah sebesar 8,4 . Return On Equity ROE untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk Perusahaan Jasa karena Return On Equity
ROE yang baik yaitu 2002:1, sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebih agar perusahaan tersebut menjadi likuid.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan
RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA MEDAN, maka penulis akan
mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan demi penyempurnaan dan
pencapaian dimasa yang akan datang.
A. Kesimpulan