Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Phasa

12 iv Pada keadaan ini t = 90 o , arus pada phasa R maksimum positif, dan arus pada phasa S dan phasa T = 0,5 f m , oleh karena itu fluks yang diberikan oleh masing-masing phasa: f R = f m sin 90 o = f m f S = f m sin -30 o = - 0,5 f m f T = f m sin -150 o = - 0,5 f m Maka jumlah phasor - f T dan – f S adalah = f r ’ = 2 x 0,5 f m cos 60 = 0,5 f m. Sehingga resultan fluks f r = 0,5 f m + f m = 1,5 f m. Dari gambar diagram phasor tersebut dapat dilihat bahwa resultan fluks berpindah sejauh 90 o dari posisi pertama.

2.4 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Phasa

Prinsip kerja motor induksi tiga phasa dapat dijelaskan sebagai berikut : Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga phasa, maka pada stator akan dihasilkan arus tiga phasa. Arus ini akan mengalir melalui belitan yang akan menimbulkan fluks dan karena adanya perbedaan sudut phasa sebesar 120 antara ketiga phasanya, maka akan timbul medan putar dengan kecepatan sinkron n s. p f n × = 120 s rpm ......................................... 2.2 Dalam stator sendiri akan timbul tegangan pada masing-masing phasa yang dinyatakan Φ = 1 1 44 , 4 fN E Volt .................................. 2.3 Dalam keadaan rotor masih diam, medan putar stator akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi ggl sebesar E 2 : Jeremia Purba : Simulasi Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Direct Torque Control Dengan Menggunakan Matlab 7.0.1, 2009. USU Repository © 2009 13 m 2 2 44 , 4 Φ = fN E Volt ................................. 2.4 dimana : E 2 = Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam Volt N 2 = Jumlah lilitan kumparan rotor m = Fluks maksimumWb Karena kumparan rotor membentuk rangkaian tertutup, maka ggl tersebut akan menghasilkan arus I 2 . Adanya arus I 2 di dalam kumparan rotor akan menghasilkan medan magnet rotor. Interaksi medan magnet rotor dengan medan putar stator akan menimbulkan gaya F pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar stator. Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan sinkron. Perbedaan kecepatan sinkron medan putar stator n s dan kecepatan rotor n r disebut slip, dinyatakan dengan: 100 s r s × − = n n n s ................................................ 2.5 Pada saat rotor dalam keadan berputar, besarnya tagangan yang terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip, dan tegangan induksi ini dinyatakan dengan E 2s. m 2 s 2 44 , 4 Φ = sfN E Volt ............................... 2.6 dimana : E 2s = tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar Volt f 2 = s. f = frekuensi rotor frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar Bila n s = n r , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan jika n r n s. Jeremia Purba : Simulasi Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Direct Torque Control Dengan Menggunakan Matlab 7.0.1, 2009. USU Repository © 2009 14

2.5 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi