Kondisi Switching Dan Vektor Tegangan Output Inverter

37 Persamaan kecepatan rotor adalah : 2 r e r e r T R P λ ω ω − = …………………………………3.9 dengan komponen d dan q-axis diperoleh dari transformasi tiga phasa ke sistem dua phasa. as qs i i = …………………….……………………….……..…....3.10 3 1 bs cs ds i i i − = ………………...…………….…………..…..3.11

3.3 Kondisi Switching Dan Vektor Tegangan Output Inverter

Rangkaian daya penggerak motor induksi tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 3.2. Motor Induksi Tiga Phasa Sumber Tegangan Tiga Phasa T 1 3 T T T T T 2 4 5 6 a b c T R R R c f Diode-Bridge Rectifier Regenerating Circuit Link Filter PWM Inverter a b c D 1 D 2 3 D 4 D 5 D 6 D Gambar 3.2 Rangkaian daya penggerak motor induksi tiga phasa Sumber tegangan tiga phasa pada Gambar 3.2 terlebih dahulu disearahkan dengan menggunakan penyearah tiga phasa. Bentuk gelombang setelah disearahkan dapat dilihat pada Gambar 3.3. Jeremia Purba : Simulasi Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Direct Torque Control Dengan Menggunakan Matlab 7.0.1, 2009. USU Repository © 2009 38 Gambar 3.3 Bentuk gelombang tegangan keluaran Dioda Setelah disearahkan maka tegangan ini akan diubah kedalam tegangan bolak- balik yang akan diberikan kepada motor induksi tiga phasa. Bentuk tegangan yang dihasilkan oleh inverter ini untuk konduksi 180 pada transistor adalah seperti pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Bentuk tegangan keluaran Inverter π 3 π π 2 π π 2 π π 2 π 3 π 3 t ω t ω t ω V as V bs V cs dc V 3 2 dc V 3 1 dc V 3 1 dc V 3 1 − dc V 3 2 − dc V 3 1 V c b V ac V a b V bc V b a V ca 12 23 34 45 V m V m 90 270 180 V m 60 120 240 180 300 360 V c b V ac V a b V bc V b a V ca 56 61 Jeremia Purba : Simulasi Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Direct Torque Control Dengan Menggunakan Matlab 7.0.1, 2009. USU Repository © 2009 39 Pada Inverter tiga-phasa seperti pada Gambar 3.2 dapat dibuat beberapa kombinasi switching yang akan menghasilkan vektor tegangan yang berbeda. Jika T 1 on dan T 4 off dilambangkan dengan S a = 1 maka pada V a timbul tegangan sebesar V dc , seperti dapat dilihat pada Tabel 3.1. Demikian juga halnya pada S b dan S c . Ketika T 1 dan T 4 off maka tidak ada tegangan pada V a . Tabel 3.1 Kondisi Switching Inverter Phasa a T 1 T 4 Sa Va on off off off 1 V dc Tegangan output tiga phasa diperoleh dari konfigurasi waktu penyalaan enam buah transistor pada Gambar 3.2 tersebut. Ada 8 jenis switching yang berbeda yang dapat dibuat dari kombinasi S a , S b , dan S c . Delapan jenis switching ini akan menghasilkan 8 buah vektor tegangan output inverter yang berbeda. Vektor tegangan yang terjadi untuk tegangan line to line berlaku: ⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ − = − = − = a c ca c b bc b a ab v v v v v v v v v …………….. ……………………………………………3.12 Untuk sistem yang setimbang berlaku: = + + c b a v v v …………….………………………..………………..…3.13 c b a v v v − − = persamaan ini dimodifikasi menjadi: a c b a a a v v v v v v + − − = + 2 ca ab a v v v − = 3 3 ca ab a v v v − = Jeremia Purba : Simulasi Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Direct Torque Control Dengan Menggunakan Matlab 7.0.1, 2009. USU Repository © 2009 40 Sehingga tegangan phasa kumparan stator motor adalah: 3 ca ab as v v v − = …………..…………….………………………………....3.14 dengan cara yang sama didapatkan 3 ab bc bs v v v − = ………………………..…………………………………..3.15 3 bc ca cs v v v − = ……………..……………………………………………..3.16 dengan, = cs bs as v v v , , tegangan phasa kumparan stator motor. dan tegangan stator motor pada d dan q axis adalah: as as qs v v v = ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ = 2 3 3 2 ..………………………………..……………….2.73 cb bs cs ds v v v v 3 1 3 1 = − = ………………………………..………….2.74 dari persamaan 3.12, 3.14 sd 3.16, 2.73, dan 2.74 didapatkan tegangan pada mesin juga merupakan tegangan output inverter untuk setiap jenis switching yang dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kondisi Switching Inverter Switcing I II III IV V VIII b Sa S Sc V Vab bc V V ca Vcs bs Vqs V ds 1 dc V − dc V 3 2 − 3 dc V − dc V 3 2 dc V 3 1 − dc V 3 1 − dc V 3 2 1 1 dc V 3 1 3 dc V Va Vb c dc V dc V V as V dc V dc V dc V dc V − dc V 3 1 dc V 3 1 1 dc V dc V − dc V dc V 3 1 − dc V 3 1 − dc V 3 2 dc V 3 1 − 3 dc V 1 1 dc V dc V dc V − dc V dc V 3 2 − dc V 3 1 dc V 3 1 dc V 3 2 − VI 1 dc V − dc V dc V 3 1 − dc V 3 2 dc V 3 1 − dc V 3 1 − 1 1 dc V dc V dc V dc V − dc V 3 1 dc V 3 1 dc V 3 2 − 3 dc V − VII dc V 3 1 1 1 dc V dc V dc V dc V 1 Tabel 3.3 Kondisi switcing inverter Jeremia Purba : Simulasi Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Direct Torque Control Dengan Menggunakan Matlab 7.0.1, 2009. USU Repository © 2009 41 Gambar 3.5 Tegangan output inverter untuk setiap switching. Jadi untuk berbagai jenis switching inverter didapatkan phasor tegangan stator yang berbeda sebagai resultan dari V qs dan V ds Gambar 3.5, Tabel 3.3 dan Tabel 3.4. Tabel 3.3 Tegangan Keluaran Inverter q d dc V 3 1 dc V 3 2 dc V 3 1 − dc V 3 1 − dc V 3 2 − I II III V IV VII,VIII 0,0 VI dc V 3 1 Jeremia Purba : Simulasi Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Direct Torque Control Dengan Menggunakan Matlab 7.0.1, 2009. USU Repository © 2009 42 Tabel 3.4 Sambungan Tabel Tegangan Keluaran Inverter Dengan phasor tegangan yang berubah-ubah maka sesuai dengan persamaan 3.1 dan 3.2 didapat fluks stator berubah secara vektoris.

3.4 Pengontrolan Fluks