Dasar Hukum Wakaf Menurut Hukum Islam

16 penguasaan terhadap harta itu, sedangkan manfaatnya dipergunakan pada suatu kebaikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Terdapatnya perbedaan rumusan tersebut pada dasarnya diakibatkan oleh pendapat masing-masing tentang status harta wakaf dikemudian hari, yakni apakah harta itu akan bersifat tetap menjadi milik yang berwakaf atau bisa dipindahkan hak miliknya atau diwariskan. Namun demikian, terlepas dari bisa atau tidaknya harta ditarik kembali, definisi-definisi tersebut menunjukkan suatu pandangan yang sama bahwa wakaf adalah penahanan pemindahan harta suatu hak milik oleh pihak yang berwakaf dan mensedekahkan segala manfaat dan hasil yang bisa diambil dari harta tersebut untuk kebajikan dalam rangka mencari keridhaan dari Allah SWT.

2. Dasar Hukum Wakaf Menurut Hukum Islam

a. Al-Qur’an Dalil yang menjadi dasar disyari’atkannya wakaf dapat kita lihat dalam al-Qur’an, diantaranya yaitu: ﻢﻴﻠﻋ ﻪﹺﺑ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥﹺﺈﹶﻓ ٍﺀﻲﺷ ﻦﻣ ﺍﻮﹸﻘﻔﻨﺗ ﺎﻣﻭ ﹶﻥﻮﺒﺤﺗ ﺎﻤﻣ ﺍﻮﹸﻘﻔﻨﺗ ﻰﺘﺣ ﺮﹺﺒﹾﻟﺍ ﺍﻮﹸﻟﺎﻨﺗ ﻦﹶﻟ ﻥﺍﺮﻤﻋ ﻝﺍ 3 : ٩٢ Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Q.S. Ali Imran3: 92 ﺪﺠﺳﺍﻭ ﺍﻮﻌﹶﻛﺭﺍ ﺍﻮﻨﻣﺍَﺀ ﻦﻳﺬﱠﻟﺍ ﺎﻬﻳﹶﺃﺎﻳ ﻢﹸﻜﱠﻠﻌﹶﻟ ﺮﻴﺨﹾﻟﺍ ﺍﻮﹸﻠﻌﹾﻓﺍﻭ ﻢﹸﻜﺑﺭ ﺍﻭﺪﺒﻋﺍﻭ ﺍﻭ ﹶﻥﻮﺤﻠﹾﻔﺗ ﺞﳊﺍ 22 : ٧٧ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu dapat kemenangan. Q.S. Al-Hajj22: 77 17 ﻣﺍَﺀ ﺍﻮﻨﻣﺍَﺀ ﻦﻳﺬﱠﻟﺎﹶﻓ ﻪﻴﻓ ﲔﻔﹶﻠﺨﺘﺴﻣ ﻢﹸﻜﹶﻠﻌﺟ ﺎﻤﻣ ﺍﻮﹸﻘﻔﻧﹶﺃﻭ ﻪﻟﻮﺳﺭﻭ ﻪﱠﻠﻟﺎﹺﺑ ﺍﻮﻨ ﲑﹺﺒﹶﻛ ﺮﺟﹶﺃ ﻢﻬﹶﻟ ﺍﻮﹸﻘﹶﻔﻧﹶﺃﻭ ﻢﹸﻜﻨﻣ ﺪﻳﺪﳊﺍ 57 : ٧ Artinya: “Berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan sebagian dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” Q.S. Al-Hadid57: 7 ﹶﺜﻤﹶﻛ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻞﻴﹺﺒﺳ ﻲﻓ ﻢﻬﹶﻟﺍﻮﻣﹶﺃ ﹶﻥﻮﹸﻘﻔﻨﻳ ﻦﻳﺬﱠﻟﺍ ﹸﻞﹶﺜﻣ ﻲﻓ ﹶﻞﹺﺑﺎﻨﺳ ﻊﺒﺳ ﺖﺘﺒﻧﹶﺃ ﺔﺒﺣ ﹺﻞ ﻢﻴﻠﻋ ﻊﺳﺍﻭ ﻪﱠﻠﻟﺍﻭ ُﺀﺎﺸﻳ ﻦﻤﻟ ﻒﻋﺎﻀﻳ ﻪﱠﻠﻟﺍﻭ ﺔﺒﺣ ﹸﺔﹶﺋﺎﻣ ﺔﹶﻠﺒﻨﺳ ﱢﻞﹸﻛ ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ 2 : ٢٦١ Artinya: “Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dikehendaki. Dan Allah Maha Luas karunianya lagi Maha Mengetahui.” Q.S. Al-Baqarah2: 261 Walaupun di dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas kata-kata wakaf, akan tetapi ayat-ayat tersebut menunjukkan disyari’atkannya menafkahkan harta yang kita miliki untuk kemaslahatan umum. Dan salah satu caranya adalah dengan perwakafan. Dan hukum wakaf suunah yang sangat dianjurkan, karena amalan wakaf akan tetap mengalir walaupun si wakif sudah meninggal dunia. b. Hadits Nabi Dalil yang menjadi dasar disyari’atkannya wakaf dapat kita lihat dari beberapa hadits, di antaranya yaitu: 18 ﻳﺮﻫ ﰉﺃ ﻦﻋ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﻥﺃ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺓﺮ : ﻦﺑﺍ ﺕﺎﻣ ﺍﺫﺇ ﻊﻄﻘﻧﺍ ﻡﺩﺃ ﱀﺎﺻ ﺪﻟﻭ ﻭﺃ ﻪﺑ ﻊﻔﺘﻨﻳ ﻢﻠﻋ ﻭﺃ ﺔﻳﺭﺎﺟ ﺔﻗﺪﺻ ﺙﻼﺛ ﻦﻣ ﻻﺃ ﻪﻠﻤﻋ ﻪﻟﻮﻋﺪﻳ ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ 6 Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Apabila seseorang manusia telah meninggal, putuslah semua amalnya kecuali tiga perkara yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendo’akan kedua orang tuanya.” H.R. Muslim Hadits yang kiranya lebih tegas menunjukkan dasar hukum lembaga wakaf adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar tentang tanah Khaibar, yaitu: ﱯﻨﻟﺍ ﻰﺗﺄﻓ ﺎﺿﺭﺍ ﺏﺎﺻﺍ ﺏﺎﻄﳋﺍ ﻦﺑ ﺮﻤﻋ ﻥﺃ ﺎﻤﻬﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺮﻤﻋ ﻦﺑﺍ ﻦﻋ ﺎﺿﺭﺍ ﺖﺒﺻﺍ ﱐﺇ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﻝﺎﻘﻓ ﺎﻤﻬﻴﻓ ﻩﺮﻣ ﺄﺘﺴﻳﻭ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﻴﲞ ﱪ ﺕﺄﺷ ﻥﺇ ﻝﺎﻗ ﻪﺑ ﱐﻭﺮﻣﺄﺗ ﺎﻤﻓ ﻪﻨﻣ ﻯﺪﻨﻋ ﺲﻔﻧﺃ ﻂﻗ ﻻﺎﻣ ﺐﺻﺃ ﱂ ﻻﻭ ﻉﺎﺒﺗ ﻻ ﺎﺃ ﺮﻤﻋ ﺎ ﻕﺪﺼﺘـﻓ ﻝﺎﻗ ﺎ ﺖﻗﺪﺼﺗ ﻭ ﺎﻬﻠﺻﺍ ﺖﺴﺒﺣ ﺐﻫﻮﺗ ﺎ ﻕﺪﺼﺗﻭ ﺙﺭﻮﺗ ﻻﻭ ﻦﺑﺍﻭ ﷲﺍ ﻞﻴﺒﺳ ﰱﻭ ﺏﺎﻗﺮﻟﺍ ﰱﻭ ﺀﺍﺮﻘﻔﻟﺍ ﰱ ﻑﻭﺮﻌﳌﺎﺑ ﺎﻬﻨﻣ ﻞـﻛﺄﻳ ﻥﺍ ﺎﻬﻴﻟﻭ ﻦﻣ ﻰﻠﻋ ﺡﺎﻨﺟﻻ ﻒﻴﻀﻟﺍﻭ ﷲﺍ ﻞﻴﺒﺴﻟﺍ ﻝﻮﻤﺘﻣ ﲑﻏ ﻢﻌﻄﻳﻭ ﻯﺭﺎــﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ 7 Artinya: “Dari Ibnu umar r.a.: Bahwa Umar bin Khattab mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, kemudian dia datang menghadap kepada Rasulullah SAW untuk meminta petunjuk mengenai tanah tersebut dan Umar berkata: ”Ya Rasulullah, aku mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, yang tidak pernah sama sekali aku 6 Imam Abi Al-Husain Muslim Al-Halaj, Shahih Muslim, jilid IV, cet I, Mesir: Daar al-Hadits al-Qahirah,1994.,h. 95 7 Ibrahim bin Mughiroh bin Bardizbah Al Bukhari al-Jafi, Shahih Bukhari, Beirut: Daar El- Fikr,tt, Juz 3.,h. 196 19 dapatkan harta sebagus itu, maka bagaimana engkau perintahkan aku dengan harta itu?”. Nabi bersabda: “Kalau kamu berkehendak, maka kamu tahan wakafkan tanah itu dan shodaqahkanlah hasilnya.” Maka kemudian Umar mewakafkan tanah Khaibar itu, dengan mengisyaratkan bahwa tanah itu tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak diwariskan. Umar menyedahkahkan hasilnya kepada fakir miskin, karib kerabat, budak, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Tidaklah berdosa bagi orang yang mengurusi harta wakaf itu untuk memakan dari hasilnya secara baik atau memberi makan pada teman tanpa maksud memiliki harta itu mutamawwil.” H.R. Bukhori Hadits tersebut dijadikan dasar hukum wakaf karena adanya kata habasa menunjukkan arti sinonim mewakafkan. Kandungan isi hadits tersebut adalah agar seseorang mewakafkan harta benda yang dimilikinya untuk kemaslahatan. ﺱﺎﺒﻋ ﰉﺍ ﻦـﻋ : ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺩﺍﺭﺍ ﺞﳊﺍ , ﺖﻟﺎﻘﻓ ﺎﻬﺟﻭﺰﻟ ﺓﺃﺮﻣﺍ : ﻝﺎﻘﻓ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻊﻣ ﲏﺠﺣﺍ : ﺎﻣ ﻪﻴﻠﻋ ﻚﺠﺣﺍﺎﻣ ﻯﺪﻨﻋ : ﻥﻼﻓ ﻚﻠﲨ ﻰﻠﻋ ﲏﺠﺣﺍ ﺖﻟﺎﻗ , ﻝﺎﻗ : ﻚﻟﺫ ﷲﺍ ﻞﻴﺒﺳ ﰱ ﺲﻴﺒﺣ , ﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻰﺗﺄﻓ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲ , ﻝﺎﻘﻓ : ﺎﻣﺍ ﷲﺍ ﻞﻴﺒﺳ ﰱ ﻥﺎﻛ ﻪﻴﻠﻋ ﺎﻬﺘﺠﺠﺣﺍ ﻮﻟ ﻚﻧﺇ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻥﺃ ﺩﻭﺍﺩﻮﺑﺃ ﻩﺍﻭﺭ ﰱ ﻩﺍﺩﺎﺘﻋﺍﻭ ﻪﻋﺍﺭﺩﺍ ﺲﺒﺘﺣﺍ ﺪﻗ ﺪﻟﺎﺧ ﻖﺣ ﰱ ﻝﺎﻗ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻞﻴﺒﺳ 8 Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Suatu ketika Rasulullah SAW akan menunaikan Ibadah haji, seorang wanita berkata kepada suaminya: apakah engkau akan menghajikan aku bersama Rasulullah SAW?” Suaminya menjawab: tidak, aku akan tidak menghajikanmu. Si wanita itu berkata lagi: Apakah boleh engkau 8 Muhammad bin Ali bin Muhammad Assyaukani, Nailul Author, Beirut-Lebanon: Daarul Qolam Juz 6.,h.25 20 menghajikan aku oleh seseorang dengan menunggang untamu? Suaminya berkata: Unta itu telah kuwakafkan di jalan Allah. Maka datanglah rasul menghampirinya seraya berkata: Adapun bila engkau mengajak istri dengan mengendarai unta engkau, sesungguhnya hal itu ibadah adalah di jalan Allah. H.R. Abu Daud. Telah dishahihkan pula bahwa Rasulullah SAW menempati hak Khalid, ia telah mewakafkan pakaian besinya serta membiasakannya untuk berperang di jalan Allah.” Berdasarkan hadits-hadits tersebut di atas, wakaf merupakan amal ibadah yang sangat dianjurkan. Adapun benda yang diwakafkan bukan hanya benda tetap akan tetapi juga benda bergerak, seperti unta, pakaian dan sebagainya. Yang harus diperhatikan bahwa manfa’at benda yang diwakafkan itu bersifat kekal dan tujuan wakaf sesuai dengan ajaran Islam.

B. Fungsi, Unsur dan Syarat-Syarat Perwakafan