46
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Peningkatan Produksi Jagung
Kekuatan dalam Peningkatan Produksi Jagung
Adapun kekuatan dalam peningkatan produksi jagung di daerah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Potensi Alam yang mendukung Dalam usaha tani jagung, diperlukan penyiraman yang baik, hal itu terbantu
dengan letak daerah penelitian yang berada di dataran tinggi yang curah hujannya sangat baik,sehingga petani di daerah penelitian tidak memiliki kendala dalam
memperoleh ketersediaan air untuk tanaman jagung dan menjadi kekuatan dalam produksi jagung.
2. Kesuburan Lahan yang sesuai Pertumbuhan tanaman jagung tidak memerlukan lahan yang khusus agar dia
bertumbuh dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani jagung di daerah penelitian, tingkat kesuburan lahan dan kesesuaiannya m.emang cocok
untuk pertanaman jagung. Dari dulu jagung di daerah tersebut sudah dibudidayakan karena memang dianggap sesuai. Maka, kesesuaian lahan dan
kesuburannya dijadikan sebagai kekuatan dalam peningkatan produksi jagung.
Universitas Sumatera Utara
47
3. Ketersediaan tenaga kerja dalam Memproduksi Jagung Didalam usaha tani jagung diperlukan tenaga kerja yang mempunyai kemauan dan
pengalaman serta handal dalam melakukan proses tersebut. Penentuan tenaga kerja yang tepat dapat menjamin keberlangsungan proses produksi yang baik
sehingga hasil produksi dapat mempertahankan kualitasnya dan diupayakan meningkat kuantitasnya. Penetapan tenaga kerja yang tidak terstruktur asal-
asalan menyebabkan meningkatnya resiko gagal panen dan penurunan kualitas, hal ini akan berpengaruh pada kelangsungan hidup petani dan usahataninya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani jagung di daerah penelitian, sumber daya manusia di daerah penelitian sudah terstuktur dan tidak kekurangan tenaga
kerja. Petani mau dan mampu mengerjakan upaya produksi jagung. Dengan demikian, sumber daya manusia dalam memproduksi jagung merupakan kekuatan
dalam meningkatkan produksi jagung. .4. Modal yang Digunakan Petani
Setiap usahatani pasti memerlukan modal untuk biaya investasi dan produksi. Modal usaha dapat berasal dari modal sendiri, modal keluarga ataupun pinjaman
dari lembaga keuanganbank.Lembaga keuangan memang sangat dibutuhkan oleh dunia usaha agribisnis, terutama bagi usahatani kecil yang biasanya membutuhkan
modal tambahan sebagai modal investasi dan modal produksi. Di daerah penelitian modal merupakan kekuatan dalam menjalankan
usahataninya. Hal ini karena perusahaan usahatani jagung tidak memerlukan modal yang besar untuk melakukan proses produksi dan rata-rata modal yang
digunakan untuk mendirikan usaha adalah modal pribadi.
Universitas Sumatera Utara
48
Kelemahan dalam Peningkatan Produksi Jagung
Adapun kelemahan dalam peningkatan produksi jagung di daerah penelitian adalah :
1. Teknologi yang Digunakan Petani Masih Sederhana
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani di daerah penelitian, petani masih menggunakan teknologi yang sederhana. Jumlah petani yang mulai memakai
teknologi yang sudah maju sangat kecil. Kurangnya biaya dan kecilnya perhatian pemerintah terhadap petani menjadi alasan utama masih minimya penggunaan
tehnologi terhadap usaha tani jagung. Penggunaan teknologi yang masih sederhana dianggap sebagai kelemahan dalam
meningkatkan produksi jagung. Padahal dengan menggunakan teknologi yang maju ataupun sesuai dengan perkembangan teknologi sekarang, produksi jagung
dapat ditingkatkan dan mempermudah pekerjaan petani dalam melakukakn proses produksi jagung.
2. Penggunaan Sarana Produksi yang masih kurang
Pada usaha tani jagung sering mengalami kendala,salah satunya adalah penggunaan sarana produksi Beberapa sarana produksi memang diberikan subsidi
oleh pemerintah, namun beberapa petani terlalu berpatokan pada jumlah yang diberikan pemerintah. Akibatnya hasil produksi yang dihasilkan masih kurang
memuaskan. Petani lain mengeluh karena harus menambah biaya tambahan untuk membeli saran produksi karena lebih memntingkan kebutuhan lahan
Universitas Sumatera Utara
49
usahataninya. Hal ini menjadi kelemahan karena peningkatan produksi jagung menjadi terhambat.
3. Pencatatan biaya usaha tani yang belum dilakukan. Pencatatan biaya usaha tani dalam berusahatani merupakan faktor yang sangat
pentingdalam usaha tani jagung, itu dimaksudkan agar petani sebagai pengusaha lebih teliti dalam mengetahui kondisi usahataninya dengan mencatat segala yang
diperlukan dalam menjalankan proses produksi mulai dari awal penanaman sampai panen. Dengan melakukan fungsi-fungsi manajemen dalam berusahatani,
maka petani dapat dapat mengambil langkah-langkah yang diangggap perlu untuk menjaga keberlangsungan usahataninya sehingga petani dapat mengetahui apakah
usahatani yang dijalankan memberikan keuntungan atau tidak. Berdasarkan wawancara dengan petani di daerh penelitian, para petani belum
melakukan manajemen yang baik dalam usahataninya. Petani cenderung melakukan usahatani tanpa melakukan fungsi-fungsi manajemen yang baik mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga ke pengontrolan. Tidak ada catatan yang baik mengenai proses produksi yang dijalankan dalam
berusahatani, sehingga sistem manajemen dalam berusahatani dianggap sebagai kelemahan dalam berusahatani.
4. Penyediaan bibit jagung Untuk usaha tani jagung diperlukan penggunaan benih yang unggul untuk
menjamin kualitas mutu hasil panen kelak. Benih yang unggul didapat dari lembaga yang memang berkompeten dalam penyediaan benih sehingga
memperoleh sertifikat.
Universitas Sumatera Utara
50
Di daerah penelitian penyediaan benih bersertifikat merupakan kekuatan dalam menjalankan usahatani jagung. Hal ini dikarenakan petani di daerah penelitian
tidak kesulitan mendapatkan benih yang unggul dan bersertifikat dalam menjalankan usahatani mereka. Berdasarkan hasil wawancara dengan para petani,
jagung, penyediaan benih yang bersertifikat di daerah penelitian sudah terpenuhi dengan baik, dimana kelompok tani dan gabungan kelompok tani di daerah
tersebut merupakan wadah dalam penyediaan benih jagung yang bersertifikat.
Peluang dalam Peningkatan Produksi Jagung
1. Adanya Kelompok Tani yang mendukung Organisasi petani yang tergabung dalam Kelompok Tani dan Gabungan
Kelompok Tani di daerah penelitian dijadikan petani sebagai tempat berbagi tentang segala hal yang dialami dalam menjalankan usahataninya. Permasalahan
yang dihadapi dimusyawarahkan dan dicari solusinya melalui pertemuan antar sesama anggota kelompok yang diadakan secara berkala oleh pengurus anggota
kelompok tani. Kelompok tani didaerah penelitian juga dijadikan sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dan petani dalam upaya meningkatkan
hasil produksi petani. Hal ini menurut petani dianggap sebagai peluang sehingga petani ikut serta dan berperan aktif dalam produksinya.
2.Jarak distribusi hasil Produksi. Pendistribusian jagung sangatlah mudah, karena jarak yang ditempuh tergolong
dekat disebabkan rata – rata para petani menyalurkan hasil produksi ke kota
Medan yang hanya berjarak 30 km, sehingga membantu kelancaran penyaluran hasil produksi.
Universitas Sumatera Utara
51
3. Permintaan Jagung Jagung merupakan salah satu produk yang banyak diminati masyarakat selain
karena mudah didapat, harganya pun terjangkau. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap jagung meningkat dari tahun ke tahun sehingga menyebabkan
permintaan jagung pun ikut meningkat, disamping itu juga ada permintaan yang cukup besar dari Industri pembuat pakan yang membuat jumlah permintaan
jagung meningkat.
Ancaman dalam Peningkatan Produksi Jagung
1. Penyuluhan Jagung yang Masih Kurang Sistem penyuluhan di daerah penelitian belum berjalan dengan baik. Berdasarkan
hasil wawancara dengan petani di daerah penelitian, penyuluhan di daerah penelitian masih sangatlah minim. Hal ini karena petugas penyuluh lapangan
PPL jarang melakukan pendekatan-pendekatan terhadap petani terkait usahatani jagung yang dijalankannya. Petugas penyuluh masih kurang memiliki program
yang dapat membantu petani dalam meningkatkan produksi jagungnya. Menurut para petani, PPL terkesan kaku dan terlalu berpatokan pada instruksi dan program
dari pemerintah daerah. PPL hanya terjun ke petani saat ada program dari pemerintah terkait usahatani jagung namun tidak memahami kondisi petani di
lapangan dan memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi petani di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
52
2. Masuknya Jagung Impor Jagung impor dirasakan petani di daerah penelitian sebagai kendala dalam
meningkatkan produksi jagung. Pasalnya, petanni kurang percaya diri dan menganggap kualitas produksi jagung lokal tidak dapat bersaing dengan kualitas
impor. Petani berpendapat bahwa industri besar lebih memilih menggunakan jagung impor yang pasokannya lebih banyak daripada mengharapkan hasil
produksi jagung lokal yang pasokannya tidak jelas. Berdasarkan pengamatan di daerah penelitian banyak petani yang mengurangi luas tanaman jagungnya
ataupun beralih menanam padi dan holtikultura lainnya daripada jagung karena menurut petani pemerintah lebih menyukai impor jagung daripada berusaha
meningkatkan produksi jagung lokal. 3. Perubahan Iklim dan Cuaca Akibat Pemanasan Global
Beberapa tahun belakangan ini dirasakan petani di daerah penelitian perubahan iklim dan cuaca yang membuat petani bingung untuk memulai pertanaman
jagung. Musim kemarau dan musim hujan tak dapat lagi diketahui petani kapan mulainya. Akibatnya, pertanaman jagung sering mengalami kegagalan dan
pertumbuhannya terganggu. Berdasarkan pengamatan di daerah penelitian, banyak tanaman jagung yang kekeringan dan kekurangan air. Jika terlihat tanaman
jagung, pertumbuhannya pun terlihat tidak bagus. Menurut petani, di musim hujan pertanaman jagung pun mengalami gangguan. Kondisi hujan yang sulit diprediksi
terkadang menyebabkan lahan menjadi kelebihan air dan membuat akar tanaman jagung busuk. Hal ini menjadi ancaman bagi petani dalam meningkatkan produksi
jagung di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
53
4. Kurang Mengakses Informsi Pasar Melalui SINGOSARI Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang
dengan pesat. Perkembangannya pun sampai ke sektor pertanian seperti teknologi sistem pengolahan dan pemasaran hasil pertanian SINGOSARI yang dapat
diakses melalui internet dan telepon genggam. Jika petani dapat mengakses teknologi tersebut, maka petani dapat belajar dan mengetahui berbagai informasi
yang dibutuhkan untuk
mengembangkan dan
meningkatkan produksi usahataninya. Namun berdasarkan wawancara dengan petani di daerah penelitian,
banyak petani tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Hal ini tentu menjadi ancaman karena petani bisa terlambat mengetahui perkembangan
informasi yang mereka perlukan untuk meningkatkan produksi usahataninya, terutama mengenai jagung.
5. Serangan Hama dan Penyakit Tanaman jagung memang rentan terhadap penyakit. Perlu perlakuan lebih untuk
dapat mencegah dan mengatasi serangan hama dan penyakit pada tanaman ini. Di daerah penelitian, petani memang sudah mampu mengatasi penyakit selama ini
dengan bantuan subsidi pestisida dari pemerintah. Namun seiring perubahan iklim dan cuaca, hama dan penyakit lain menjadi masalah baru bagi petani dalam
meningkatkan produksi jagungnya. Hal ini menurut petani menjadi acaman karena petani belum menerima informasi dan teknik mengatasinya.
Universitas Sumatera Utara
54
6. Ketersediaan Kios Sarana Produksi Kios Saprodi Kios sarana produksi kios saprodi merupakan tempat dimana petani dapat
membeli dan memperoleh segala yang dibutuhkan unutk melakukan proses produksi jagung mulai dari benih, pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian. Di
daerah penelitian, berdasarkan wawancara dan pengamatan di lapngan, tidak tersedia kios saprodi tersebut. Petani di daerah penelitian harus menempuh jarak
puluhan kilometer ke ibukota kabupaten untuk mendapatkan kios yang hampir sama. Hal ini diakui petani sebagai ancaman dimana mereka menjadi kesulitan
dan mendapatkan kendala dalam meningkatkan produksi jagungnya.
5.2 Strategi Peningkatan Produksi Jagung