Pengertian Pasien Penyakit Jantung Koroner

petugas bimbingan ruhani sarankan. Jadi pelayanan bimbingan ruhani Islam pada pasien penyakit jantung koroner di RSD. dr. Soebandi Jember dikatakan efektif.

4.6 Pengertian Pasien Penyakit Jantung Koroner

Berdasarkan wawancara mendalam dengan informan utama penelitian mengenai aspek perhatian pasien PJK, stimulus rangsang dalam hal ini adalah pelayanan bimbingan ruhani Islam yang diberikan kepada organisme informan utama dapat dimengerti. Menurut teori S-O-R, apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya Notoatmodjo, 2007b: 183. Penelitian pada aspek pengertian pasien PJK ini, juga berhubungan dengan domain perilaku. Perilaku seseorang adalah sangat kompleks dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo, 2007b: 139 membedakan adanya 3 area, ranah, wilayah atau domain perilaku, yakni kognitif cognitive, afektif affective, dan psikomotor psychomotor. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan: Domain perilaku salah satunya adalah pengetahuan, karena pengertian masing-masing individu terhadap spiritualitas berbeda-beda bergantung pada karakteristik dan pengetahuan individual. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Permata 2002 dalam Eriawan, 2013: 6-7 menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin baik pula tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang dan pengetahuan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan serta domain penting dalam melakukan tindakan. Adapun tingkat pendidikan informan utama dalam penelitian ini berdasarkan gambaran informan utama penelitian bahwa tingkat pendidikan IU 1 adalah tidak bersekolah, IU 2 memiliki tingkat pendidikan setara dengan SMP, dan IU 3 memiliki tingkat pendidikan S2. Secara umum pengertian informan utama atas kandungan rangsangan informasi yang disampaikan oleh petugas bimbingan ruhani Islam dapat dikatakan mengerti dengan materi dan hal-hal yang disampaikan oleh petugas bimbingan ruhani Islam. Ketiga informan penelitian mengatakan bahwa mereka dapat mengerti. 148, 48 “Iya nduk paham.” Senin, 12 Januari 2015, 13.30 WIB 152, 38 “Bisa paham.” Senin, 12 Januari 2015, 14.45 WIB 155, 38 “Bisa lah ya…” Selasa, 13 Januari 2015, 10.30 WIB Ketiga informan menjelaskan bahwa mereka dapat mengerti akan materi dan hal-hal yang disampaikan petugas bimbingan ruhani Islam yang dapat ditunjukkan dengan sejauh mana mereka paham dari pesan-pesan bimbingan. Dimana memahami biasanya diartikan sebagai proses pemberian makna pada kata yang didengar, yang sesuai dengan makna yang dimaksudkan oleh pengirim pesan Mulyana, 2001: 160-165. Berikut kutipan wawancara informan utama terkait pesan-pesan yang disampaikan petugas bimbingan ruhani Islam: 148, 50 “Ya kan kalo sakit sakit, disuruh sembahyang, kalo ndak mandi ndak apa-apa, kan gitu” Senin, 12 Januari 2015, 13.30 WIB 152, 40 “Eee… yaa… itu wes, apa… orang sakit harus sabar, sakit itu ujian dari Allah, gitu.” Senin, 12 Januari 2015, 14.45 WIB 155, 40 “Ya tau itu tadi, harus sabar, sakit itu ujian dari Allah, sakit juga bisa mengahapus dosa, sholat bisa dalam posisi berbaring gini. Gitu aja.” IU 3, 13 Jauari 2015 Berdasarkan kutipan wawancara mendalam dengan informan di atas, ketiganya dapat mengerti dan memahami dengan baik apa yang telah disampaikan oleh petugas bimbingan ruhani Islam, ketiga informan dapat menjelaskan kembali materi-materi yang telah didapatkan dalam pelayanan bimbingan ruhani Islam. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2007b: 139 dimana memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Pernyataan informan utama diatas juga sesuai dengan apa yang disampaikan oleh informan kunci dalam kutipan wawancara mendalam mengenai materi yang disampaikan sebagai berikut: 142, 60 “Akidah, akhlak, dzikir, ibadah gitu” Jum’at, 9 Januari 2015, 09.00 WIB 142, 62 “Kan saling berkaitan satu sama lain itu tidak bisa dipisah, saling berkaitan. Ibadah, akidah itu tidak bisa dilepas. “Jum’at, 9 Januari 2015, 09.00 WIB Ajaran aqidah Islam berarti tentang pokok-pokok keimanan yang tercantum dalam institusi keimanan yang mutlak dan mengikat, sehingga ia harus diyakini, dinyatakan dan diwujudkan dalam perbuatan. Manifestasi dari pada iman adalah perwujudan sikap, yakni pasien dilatih bersikap sabar dan tabah dalam menghadapi penderitaan dan menyerahkan semua persoalan yang dihadapinya kepada Allah, dengan demikian aqidah keimanan pasien tersebut akan bertambah kuat dan kokoh dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang diberikan Allah kepadanya Muhammad H. Baidale, dalam Istiqomah, 2009: 16. Dzikir dan ibadah termasuk dalam materi di bidang syariah dalam bimbingan mental. Syariah adalah hukum-hukum yang telah dinyatakan dan ditetapkan oleh Allah SWT sebagai peraturan hidup manusia untuk diimani, dan dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupannya Muhammad H. Baidale, dalam Istiqomah, 2009: 16. Sedangkan akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan yang mudah, karena kebiasaan tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu. Materi bimbingan ruhani Islam yang berbentuk akhlak disini adalah tentang al-qur’an, al-hadits dan kalam-kalam hikmah. Kesemuanya itu diberikan kepada pasien dengan harapan agar pasien dapat bersikap sabar dan tabah dalam menjalani cobaan. Menurut informan kunci penelitian adapun hal-hal yang dilakukan oleh petugas bimbingan ruhani Islam ketika mendapatkan pasien yang tidak mengerti tentang tata cara ibadah, beliau langsung mempraktekkannya, seperti yang disampaikan dalam wawancara mendalam berikut: 145, 96 “Biasanya kalo tidak paham, itu kita ya langsung praktek, untuk tata cara lhoo yaa. Untuk tata cara ibadah, misalnya wudhu’, itu kita langsung praktek. Jadi eee… pasien tanya “ bu gimana sih bu caranya tayyamum itu?” itu kita langsung praktek. Nah…Tapi kalo sholat, saya gak langsung praktekkan. Tapi langsung saya ajarkan saat itu, langsung saya juga suruh orangnya yang praktekkan.” Jum’at, 9 Januari 2015, 09.00 WIB Adapun cara yang digunakan oleh informan kunci penelitian untuk mengetahui apakah pasien sudah mengerti atau belum dapat dilihat dari ekspresi wajah pasien. Sebagaimana yang disampaikan beliau dalam wawancara mendalam berikut: 145, 98 “Dari raut wajah itu kan sudah tau kita, oo.. orang ini sudah paham, orang ini belum. Kalo orang belum paham itu itu kan biasanya kan sek bingung gitu ya, jadi gerakan mata atau kening itu keliatan bahwa orang itu masih belum paham.” Jum’at, 9 Januari 2015, 09.00 WIB Oleh sebab itu untuk menjadi seorang petugas bimbingan ruhani Islam memang harus memiliki syarat-syarat khusus, antara lain seperti yang disampaikan informan kunci dalam kutipan wawancara mendalam berikut: 140, 24 “Yaa.. kemampuan berkomunikasi, wawasan agama, harus mampu memahami pasien, orang lain lah di luar dirinya sendiri, gitu.” Jum’at, 9 Januari 2015, 09.00 WIB Menurut informan kunci, syarat yang harus dimiliki oleh seorang petugas bimbingan ruhani diantaranya harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, memiliki wawasan agama yang luas, harus mampu memahami pasien atau orang lain selain dirinya.

4.6 Penerimaan Pasien Penyakit Jantung Koroner