Pembuatan reagen untuk uji Antiinflamasi Uji in Vitro Antiinflamasi Williams et al., 2008

27 27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta larut, dimasukan dalam botol kecil kemudian ditempatkan pada alat GCMS. Kolom GCMS yang digunakan adalah HP-5MS 30 m × 0,25 mm ID × 0,25 µ m; suhu awal 70 ˚C selama 2 menit, dinaikkan ke suhu 285 C dengan kecepatan 20 ˚Cmin selama 20 menit. Suhu MSD 285 C. Kecepatan aliran 1,2 mLmin dengan split 1:100. Parameter scanning dilakukan dari massa paling rendah yakni 35 sampai paling tinggi 550 Umar et al, 2012. e Identifikasi Titik Leleh Sampel dimasukan kedalam pipa kapiler 14 pipa kapiler kemudian dianalisis menggunakan alat melting point sampai sampel tersebut meleleh.

3.3.2 Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In Vitro

a. Pembuatan reagen untuk uji Antiinflamasi

1 Larutan TBS Tris Buffer Saline pH 6.3 Sebanyak 8,7 g natrium klorida dan 1,21 g Tris base dilarutkan dalam 100 mL. Selanjutnya pH diatur dengan penambahan asam asetat glasial sampai pH 6,3 menggunakan Mohan, 2003. 2 Penyiapan variat konsentrasi Na Diklofenak Pembuatan larutan induk sebesar 10000 ppm Na dikolfenak yaitu dengan melarutkan 50 mg Na diklofenak dalam 5 ml metanol. Kemudian dilakukan pengenceran menjadi 1000, 100, 10 dan 1 ppm. 3 Penyiapan variat senyawa EPMS, APMS dan sampel amidasi Pembuatan larutan induk 10000 ppm senyawa EPMS, APMS dan sampel amidasi yaitu dengan melarutkan 50 mg masing-masing senyawa dalam 5 ml metanol. Kemudian dilakukan pengenceran menjadi 1000, 100, 10 dan 1 ppm. 28 28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 100 4 Pembuatan BSA 0,2 wv Sebanyak 0.2 g Bovin Serum Albumin BSA dilarutkan dalam TBS 100 mL. Williams et al., 2008.

b. Uji in Vitro Antiinflamasi Williams et al., 2008

Pengujian aktivitas antiinflamasi dari senyawa hasil modifikasi terhadap denaturasi BSA : a. Pembuatan Larutan Kontrol Negatif Larutan kontrol negatif 5 mL terdiri dari 50 µ L metanol yang kemudian ditambah dengan BSA hingga volume 5 mL. b. Pembuatan Larutan Uji Larutan uji 5 mL terdiri dari 50 µ L larutan sampel yang kemudian ditambah dengan BSA hingga volume 5 mL sehingga didapatkan variat konsentrasi menjadi 100, 10, 1 dan 0.1 ppm. c. Pembuatan Larutan Kontrol Positif Larutan kontrol positif 5 mL terdiri dari 50 µ L larutan natrium diklofenak yang kemudian ditambah dengan BSA hingga volume 5 mL sehingga didapatkan variat konsentrasi menjadi 100, 10, 1 dan 0.1 ppm. Setiap larutan di atas dipanaskan dalam water bath selama 5 menit pada suhu 73 ˚C. Setelah selesai larutan tersebut diangkat dari water bath, kemudian didinginkan selama 25 menit dan diukur absorbannya dengan spektrofotometer UV Hitachi pada panjang gelombang 660 nm. Persentase inhibisi dari denaturasi BSA dikalkulasikan dengan rumus berikut : inhbisi = Uji inhibisi denturasi protein BSA Bovin Serum Albumin dengan rentang uji 50-0,035 ppm yang dapat memberikan inibisi 20 dianggap memiliki aktivitas antiinflamasi yang potensial Williams et al, 2008.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hidrolisis Etil p-metoksisinamat Menjadi Asam p-metoksisinamat

Sebanyak 5 g etil p-metoksisinamat dilarutkan dengan etanol pro analisis dalam gelas kimia yang sebelumnya telah ditambahkan 1,5 g NaOH. Penggunaan NaOH sebagai katalis basa akan menghasilkan reaksi irreversible sehingga hasil reaksi menjadi sempurna serta produk yang dihasilkan lebih mudah dipisahkan. Kemudian dipanaskan diatas hot plate pada suhu 55-60°C selama 3 jam disertai pengadukan. Karena etanol mendidih pada suhu 78,37°C sehingga dalam reaksi ini digunakan suhu 55-60°C, apabila digunakan suhu lebih rendah reaksi berjalan lambat. Setelah itu, hasil reaksi ditambahkan aquades secukupnya kemudian di filtrasi menggunakan corong pisah yang dilapisi kertas saring, filtrat yang didapat ditambahkan HCl 15 hingga tidak ada endapan putih yang terbentuk atau pH filtrat mencapai 4. Residu yang didapatkan berupa senyawa hasil reaksi hidrolisis kemudian dikeringanginkan. Setelah didapatkan hasil reaksi, dilakukan pengecekan terhadap nilai Rf menggunakan KLT serta dibandingkan dengan nilai Rf senyawa EPMS menggunakan eluen etil asetat dan n-heksana perbandingan 3:2. Gambar KLT hasil reaksi hidrolisis dapat dilihat pada gambar 4.1. A B Gambar 4.1 KLT Hasil Reaksi Hidrolisis dengan eluen etil asetat dan n- heksana perbandingan 3:2 Visualisasi Uv ƛ245 nm Keterangan : A = Senyawa Hasil Hidrolisis B =Senyawa Etil p-metoksisinamamida 29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dokumen yang terkait

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat Melalui Reaksi Langsung dengan Iradiasi Microwave Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

4 31 104

Modifikasi Struktur Senyawa Asam p-Metoksi Sinamat Melalui Proses Nitrasi Serta Uji Aktivitas Sebagai Anti Inflamasi

1 9 84

Modifikasi struktur senyawa etil p-metoksisinamat (EPMS) melalui proses nitrasi serta uji aktivitas sebagai antiinflamasi

1 23 83

Modifikasi Struktur Etil p-metoksisinamat Melalui Proses Nitrasi Dengan Metode Cold Microwave Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

6 23 102

Amidasi senyawa etil p-metoksisinamat melalui reaksi langsung dengan iradiasi microwave serta uji aktivitas sebagai antiinflamasi

2 16 104

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Modifikasi Struktur Senyawa Etil Pmetoksisinamat Melalui Proses Nitrasi- Esterifikasi dengan 1-Butanol Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

3 34 113

Uji aktivitas antibakteri senyawa-senyawa hasil modifikasi struktur etil p-metoksisinamat melalui reaksi esterifikasi terhadap bakteri gram negatif dan gram positif

2 30 71

Studi Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas Dari Amidasi Senyawa Etil-P-Metoksisinamat Sebagai Antiinflamasi Dengan Pendekatan Hansch dan Komputasi

38 208 108

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

1 18 111