beberapa buah Al-Qur’an yang dapat dibaca oleh jama’ah sebelum pengajian dimulai atau sambil menunggu pengajian dimulai.
B. Bentuk Komunikasi dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid
Setelah penulis membahas tentang proses pelaksanaan komunikasi dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid seperti yang telah disebutkan diatas,
selanjutnya penulis akan membahas tentang bentuk komunikasi dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid.
Dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid terdapat bentuk komunikasi yang baik antara Ustadz yang mengajar, pengurus maupun anggota pengajian sesuai
dengan peran dan tugas mereka. Para pengurus, anggota dan Ustadz yang mengajar menjalankan perannya masing-masing untuk menjalankan tugas
dengan rasa tanggung jawab demi berlangsungnya pengajian. Ar-Ruhul Jadid merupakan sebuah pengajian yang berperan
meningkatkan kualitas keimanan para remaja. Dengan menggunakan tekhnik analisis deskriptif yang berarti
penjelasan atau gambaran yang diberikan merupakan hasil dari berbagai data dan informasi yang telah diperoleh yang kemudian disajikan dalam bentuk
tulisan dengan disertai analisis, penulis berusaha memberikan gambaran sejelas-jelasnya kepada pembaca.
Adapun bentuk komunikasi yang ada dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid agar tercipta kekompakkan antara pengurus, anggota dan Ustadz
didalam pengajian ada lima, yaitu: komunikasi verbal, komunikasi non verbal, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi medio.
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol- simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun
secara tulisan. Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi tulisan.
Komunikasi lisan dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses dimana seseorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar
untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komunikasi tulisan apabila keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dalam
symbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca, kemudian dikirimkan kepada karyawan yang dimaksudkan.
70
Berdasarkan pengertian komunikasi verbal diatas, maka dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid pun sudah sangat jelas bahwa bentuk
komunikasi verbal selalu digunakan dalam melaksanakan pengajian. Komunikasi verbal dengan menggunakan lisan jelas digunakan
oleh ustadz yang mengajar, pengurus pengajian dan anggota pengajian. Ustadz
menggunakan komunikasi
verbal melalui
lisan untuk
menyampaikan materi pengajian setiap minggunya. Dengan menggunakan lisan, materi yang disampaikan akan bisa langsung didengar dan diterima
oleh semua jama’ah pengajian. Komunikasi verbal melalui lisan juga digunakan oleh pengurus pengajian dalam menginformasikan suatu
70
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, cet. Ke-4, h. 95-96
kegiatan atau acara yang akan dilaksanakan kepada jama’ah anggota pengajian secara langsung, baik sebelum pengajian dimulai ataupun
setelah pengajian selesai. Begitupun sebaliknya, anggota jama’ah pengajian juga menggunakan komunikasi verbal dengan lisan untuk
bertanya kepada ustadz, untuk melakukan diskusi dengan anggota yang lain atau menayakan tentang kegiatan pengajian kepada pengurus.
Komunikasi verbal melalui lisan jelas sangat dibutuhkan dalam melaksanakan komunikasi yang baik dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid.
Dengan menggunakan lisan, pesan yang disampaikan dari ustadz, pengurus dan anggota akan diterima dengan baik.
Sedangkan penggunaan komunikasi verbal melalui tulisan hanya digunakan oleh pengurus dengan menggunakan surat atau undangan jika
akan mengadakan suatu acara atau kegiatan.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang
menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan.
71
Dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid juga tercipta komunikasi non verbal. Misalnya, jika ustadz sedang memberikan materi pengajian, semua
jama’ah pengajian duduk dan mendengarkan ustadz yang ceramah dengan diam dan khusyu. Ini menunjukan bahwa jama’ah pengajian khusyu
71
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.130
mendengarkan materi yang disampaikan ustdaz. Selain itu, jika ada jama’ah yang ingin bertanya, mereka mengacungkan atau mengangkat
tangan kanan mereka yang menandakan mereka ingin bertanya kepada ustadz, setelah mereka mengangkat tangan, baru kemudian dipersilahkan
untuk bertanya kepada ustadz. Sebagaimana pengertian komunikasi non verbal yang telah
dipaparkan diatas, dalam pengajian pun komunikasi non verbal kerap terjadi, seperti gerakan tubuh para jama’ah yang khusyu menyimak materi
yang diberikan ustadz atau gerakan tubuh jama’ah yang mengangkat tangan kanannya jika ingin bertanya.
3. Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Antar pribadi adalah proses penyampaian paduan pikiran dan perasaan oleh seseorang kepada orang lain agar mengetahui,
mengerti atau melakukan kegiatan tertentu.
72
Bentuk komunikasi ini merupakan proses komunikasi tatap muka yang paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku
seseorang. Begitu pula dengan Pengajian Ar-Ruhul Jadid, komunikasi antar
pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan oleh pengurus Pengajian Ar-Ruhul Jadid dalam memperlancar program
kegiatan pengajian. Komunikasi ini dilakukan oleh para pengurus harian, yaitu ketua dengan wakilnya, sekretaris dengan wakilnya, bendahara
72
Onong Uchana Effendy, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, cet. Ke-6, h.60-61
dengan wakilnya. Rapat pengurus harian ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil kerja masing-masing. Selain itu, rapat pengurus juga
dilakukan untuk membicarakan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar dalam pelaksanaan kegiatan pengajian tersebut
terdapat kerjasama yang baik satu sama lain. Seperti misalnya, jika akan mengadakan sebuah acara atau kegiatan, maka pengurus harian
mengadakan rapat kepada pengurus harian untuk membentuk sebuah panitia yang akan menjalankan kegiatan tersebut. Hal ini dilakukan agar
kegiatan yang akan diadakan dapat berjalan dengan lancar. Pengurus pengajian Ar-Ruhul Jadid juga mengadakan pertemuan
rutin antar pengurus yaitu setiap satu bulan sekali. Rapat pengurus diadakan untuk membicarakan mengenai kegiatan yang telah dan akan
dilakukan, menentukan panitia untuk acara-acara tertentu, menyusun program kerja serta mengevaluasi apa yang harus diperbaiki ke depan agar
pengajian Ar-Ruhul Jadid terus berkembang dan menjadi lebih baik lagi. Selain itu, pertemuan rutin antar pengurus dilakukan untuk membahas
keadaan pengajian dan anggota pengajiannya, seperti apakah ada masalah yang dihadapi oleh pengurus, pengajian dan anggota pengajian dan
bagaimana solusinya.
73
Suasana rapat yang dilakukan pengurus pun dapat bersifat formal dan non formal, dikarenakan organisasi pengajian Ar-Ruhul Jadid sendiri
bersifat lembaga pendidikan non formal.
73
Imron Wahyudin, Ketua Pengajian Ar-Ruhul Jadid, Wawancara Pribadi, 16 April 2008.
Selain itu, bentuk komunikasi antar pribadi juga digunakan oleh Ustadz H. Ahmad Turmudzi, Lc., kepada anggota jama’ah pengajian atau
sebaliknya secara pribadi dan tatap muka. Karena dalam pengajian Ar- Ruhul Jadid juga diterapkan metode personal approach atau pendekatan
secara pribadi antara ustadz dan jama’ahnya. Biasanya bentuk komunikasi ini digunakan apabila ada jama’ah yang ingin berkonsultasi secara pribadi
dan tatap muka kepada ustadz mengenai materi pengajian yang belum dimengerti atau masalah pribadi yang dialami oleh jama’ah tersebut.
Bentuk komunikasi seperti ini sangat efektif digunakan oleh ustadz kepada jama’ah pengajian yang memang membutuhkan perhatian penuh.
Dengan bentuk komunikasi ini, ustadz bisa langsung menyampaikan nasihat-nasihat, bimbingan, dan solusi atas permasalahan yang dihadapi
langsung kepada jama’ahnya. Sebagaimana pengertian komunikasi antar pribadi yang telah
penulis paparkan diatas, pengurus pengajian Ar-Ruhul Jadid menggunakan komunikasi antar pribadi ini untuk penyampaian paduan pikiran dan
perasaan oleh seorang kepada orang lain, dalam hal ini adalah sesama pengurus, agar saling mengetahui, mengerti atau melakukan kegiatan
tertentu.
4. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah penyampaian pesan oleh seseorang komunikator kepada sejumlah komunikan untuk mengubah sikap,
pandangan atau perilakunya.
74
Komunikasi kelompok ini digunakan untuk bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah
sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran.
75
Dalam Pengajian Ar-Ruhul Jadid, komunikasi kelompok tercipta dengan baik. Komunikasi ini digunakan oleh Ustadz yang memberikan
materi pengajian dalam setiap pertemuan pengajian, selain itu bentuk komunikasi ini juga digunakan oleh pengurus pengajian untuk
mengkomunikasikan suatu hal kepada jama’ah anggota pengajian. Bentuk
komunikasi kelompok
digunakan ustadz
dalam menyampaikan materi pengajian kepada jama’ah pengajian. Ustadz
menyampaikan materi pengajian kepada sejumlah jama’ah agar dapat diterima dan dipahami oleh jama’ah pengajian.
Dalam memberikan materi pengajian, ustadz juga menggunakan beberapa metode pengajian yang diterapkan agar kegiatan pengajian tidak
bersifat monoton, diantaranya adalah metode personal approach pendekatan secara pribadi, metode ceramah, metode tanya jawab dan
metode diskusi. Dari keempat metode tersebut, tiga diantaranya yaitu metode ceramah, metode tanya jawab dan metode diskusi lah yang
menggunakan bentuk komunikasi kelompok, karena ketiga metode tersebut melibatkan semua anggota jama’ah pengajian.
Suasana komunikasi kelompok dalam pengajian Ar-Ruhul Jadid ini terjadi pada setiap pertemuan pengajian yang dilaksanakan setiap hari
74
Onong Uchana Effendi, Dinamika Komunikasi, h. 61
75
Siti Mutmainah dan Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2005, cet. Ke-8, h.7.1
Minggu ba’da Isya sampai dengan selesai yang bertempat di Mushalla Uswatun Hasanah.
Begitu juga halnya dalam kegiatan dan rapat pengurus. Berbeda dengan bentuk komunikasi antar pribadi yang telah disebutkan diatas,
rapat pengurus disini adalah rapat pengurus yang melibatkan beberapa anggota yang terlibat dalam sebuah acara kegiatan pengajian. Jika dalam
komunikasi antarpribadi, rapat pengurus dilakukan hanya kepada pengurus harian saja yang jumlahnya sedikit. Tetapi dalam rapat pengurus yang
melibatkan beberapa anggota yang terlibat dalam sebuah acara kegiatan pengajian, maka hal ini masuk kedalam bentuk komunikasi kelompok,
karena melibatkan banyak orang. Contohnya dalam melaksanakan kegiatan pengajian seperti pada saat peringatan hari Kelahiran Nabi atau
peringatan hari-hari besar agama Islam lainnya, proses komunikasi kelompok ini diciptakan agar sesama pengurus dan anggota terjalin
kerjasama yang baik agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar.
5. Komunikasi Medio
Pengajian Ar-Ruhul Jadid dalam melaksanakan kegiatan dan menjalankan program kerjanya juga menerapkan bentuk komunikasi
medio. Komunikasi medio adalah komunikasi yang menggunakan media. Adapun bentuk komunikasi medio ini dilakukan dengan menggunakan
media, antara lain: surat, telepon, pamphlet, poster, spanduk dan lain- lain.
76
76
Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.7
Pengajian Ar-Ruhul Jadid juga menerapkan komunikasi medio dalam menjalankan kegiatan dan program kerja, yaitu dengan
menggunakan surat atau undangan dan telepon. Seluruh pengurus mendapat undangan atau saling berhubungan menggunakan telepon pada
saat akan mengadakan rapat pengurus atau akan mengadakan kegiatan lainnya.
Dengan undangan, seluruh pengurus dan anggota menghadiri setiap acara yang diselenggarakan sebagaimana isi undangan tersebut. Hal
ini dikarenakan setiap pengurus dan anggota menyadari akan tugas dan tanggung jawab mereka, yang dalam setiap mengadakan kegiatan mereka
harus saling bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik agar kegiatan pengajian berjalan dan terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan.
Selain itu, Pengajian Ar-Ruhul Jadid juga menggunakan telepon sebagai media komunikasi antar sesama pengurus, ustadz dan anggota
pengajian. Penggunaan telepon ini merupakan salah satu cara untuk selalu berhubungan baik dalam menjalankan tugas dan peran dari setiap ustadz,
pengurus, dan anggota. Hal ini juga sebagai solusi dalam memperlancar kegiatan pengajian Ar-Ruhul Jadid agar ustadz, pengurus, ataupun anggota
bisa selalu mengetahui segala informasi organisasi apabila mereka tidak dapat hadir dalam pengajian atau rapat pengurus.
C. Metode-Metode Yang Digunakan Ustadz Dalam Pengajian Ar-Ruhul