Tabel Mikroskopis Hepar pada Kelompok Perlakuan 1

5.1.4. Derajat Kerusakan Hepar secara Mikroskopis

Gambaran mikroskopis hepar mencit jantan Mus msculus setelah pemberian Pb asetat dan Pb asetat dengan habbatussauda Nigella sativa selama 8 minggu. Tabel 5.5. Mikroskopis Hepar pada Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Derajat Kerusakan Jaringan Secara Makroskopis + ++ +++ Kontrol Aquades 50 Kontrol Aquades 50 Total 100 100 Untuk kelompok kontrol, gambaran mikroskopis yang dijumpai pada saat pemeriksaan dibawah mikroskop adalah kerusakan derajat 0. Ini bermakna bahwa tidak dijumpai satu pun kriteria kerusakan hepar setelah 8 minggu.

5.6. Tabel Mikroskopis Hepar pada Kelompok Perlakuan 1

Kelompok Perlakuan Derajat Kerusakan Jaringan Secara Makroskopis + ++ +++ Perlakuan 1 Plumbum 16,67 Perlakuan 1 Plumbum 16,67 Perlakuan 1 Plumbum 16,67 Perlakuan 1 Plumbum 16,67 Perlakuan 1 Plumbum 16,67 Perlakuan 1 Plumbum 16,67 Total 100 100 Untuk kelompok perlakuan 1 atau pemberian Pb asetat sebanyak 100mgkgBBhari secara oral diperlihatkan gambaran kerusakan derajat + sebanyak 100 pada saat pemeriksaan mikroskopis. Ini bermakna terdapat bahwa terdapat kerusakan berupa pelebaran sinusoid pada seluruh hepar di kelompok perlakuan 2. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Tabel Mikroskopis Hepar pada Kelompok Perlakuan 2 Kelompok Perlakuan Derajat Kerusakan Jaringan Secara Makroskopis + ++ +++ Perlakuan 2 Pb dan Hbs 16,67 Perlakuan 2 Pb dan Hbs 16,67 Perlakuan 2 Pb dan Hbs 16,67 Perlakuan 2 Pb dan Hbs 16,67 Perlakuan 2 Pb dan Hbs 16,67 Perlakuan 2 Pb dan Hbs 16,67 Total 83,33 16,67 100 Untuk kelompok perlakuan 2 atau pemberian Pb asetat sebanyak 100mgkgBBhari secara oral dan minyak habbatussauda Nigella sativa sebanyak 0,09 ml. Pada pemeriksaan mikroskopis memperlihatkan gambaran kerusakan derajat + sebanyak 16,67 dan 83,33 dengan derajat kerusakan 0. Ini bermakna terdapat kerusakan berupa pelebaran sinusoid pada satu organ hepar di kelompok perlakuan 2 . Gambar 5.6. Mikroskopis hepar derajat kerusakan 0 pada kelompok kontrol dengan mikroskop cahaya pembesaran 10x10 HE,100 Universitas Sumatera Utara Gambar 5.7. Mikroskopis hepar derajat kerusakan + pada kelompok perlakuan 1, terlihat vena sinusoid melebar dan vena sentralis tidak intake dengan mikroskop cahaya pembesaran 10x10 Gambar 5.8. Mikroskopis hepar kelompok perlakuan 2 dengan derajat kerusakan 0 dengan mikroskop cahaya pembesaran 10x10 HE,100 HE,100 Universitas Sumatera Utara Gambar 5.9. mikroskopis hepar pada kelompok perlakuan 2 dengan derajat kerusakan +, terlihat sinusoid yang melebar dengan mikroskop cahaya pembesaran 10x10 5.1.5. Analisa Data Hasil yang diperoleh pada gambaran makroskopis dan mikroskopis kemudian diuji dalam analisa data menggunakan spss. Uji yang pertama dilakukan adalah uji normalitas untuk melihat distribusi yang dimiliki oleh sampel pada penelitian ini. Uji yang dilakukan adalah uji Kolmogorov_smirnov. Dari uji nromalitas ini didapat p = 0,08. Maka sampel pada penelitian ini berdistribusi normal, karena p yang diperoleh lebih besar dari p= 0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji beda mena Anova untuk melihat lemakaan dari ke dua kelompok. Dan didapat hasil untuk kelompok mikroskopis p = 0,12 maka menurut uji statistik ini secara makroskopis tidak didapat perbedaan yang bermakna p0,05. Sedangkan untuk gambaran mikroskopis didapat p = 0,00 maka untuk gambaran mikroskopis secara statistik memiliki perbedaan yang signifikan. p0,05. HE,100 Universitas Sumatera Utara

5.2. Pembahasan