Untuk mengetahui garam yang memenuhi syarat, maka dapat diketahui dengan melakukan identifikasi kualitas garam. Identifikasi kualitas garam ini dilakukan dengan
meneliti kandungan iodium, bentuk garam, jenis kemasan dan berat isi kemasan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bersifat deskriptif observasional, yaitu untuk mengidentifikasi kualitas garam beriodium yang beredar di warung dan pasar di Kecamatan Berampu Kabupaten Dairi
tahun 2010.
3.2. Lokasi Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Berampu karena dinilai sebagai daerah endemis sedang dan mempunyai permasalahan TGR sebesar 25. Penelitian dilakukan pada bulan
Juni sampai dengan Agustus tahun 2010.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh garam yang diperdagangkan di warung dan pasar yang terdapat di Kecamatan Berampu tahun 2010.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil secara total sampling yaitu seluruh garam dengan berbagai bentuk garam kasar dan halus yang ada di warung dan di pasar
Kecamatan Berampu Kabupaten Dairi tahun 2010 yaitu sebanyak 5 merek AA, AB, Jangkar, Pintar dan Super Salt.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Cara Pengambilan Sampel
Sampel garam dibeli dari pasar dan warung. Pengujian garam dilakukan terhadap perwakilan dari masing-masing merek, karena pertimbangan, merek yang sama berasal
dari sumber yang sama juga. Setiap merek garam diuji sebanyak 2 kali yang dibedakan berdasarkan waktu pengambilan sampel, dimana sampel pertama diambil pada tanggal 14
Juni 2010 dan sampel kedua diambil pada tanggal 10 Juli 2010.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung melalui pengamatan terhadap bentuk garam, jenis kemasan, standar berat isi garam dengan mempergunakan
daftar check list dan pemeriksaan kandungan yodium pada garam dengan mengambil sampel dan dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan iodina test.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan berdasarkan data-data yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu data yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian yang diperoleh dari
kantor Lurah.
3.5. Analisis Kualitas Garam 3.5.1. Pemeriksaan secara fisik
Pemeriksaan secara fisik yang dilakukan meliputi:
Universitas Sumatera Utara
1. Bentuk garam 2. Jenis kemasan.
3. Label. 4. Standar berat isi kemasan.
3.5.2. Cara Mengetahui Kandungan Iodium
Cara mengetahui kandungan iodium ada 2 cara yaitu secara kuantitatif penetapan kadar iodium yang ada dalam sampel dan analisis secara kualitatif identifikasi iodium
dalam suatu sampel. Untuk mengetahui kandungan iodium dalam garam menggunakan cara kualitatif
dengan metode Iodometri dengan cara sebagai berikut: 4.
½ sendok teh garam ditaruh ke dalam plat tetes. 5.
Di atas permukaan garam diteteskan 2-3 tetes larutan iodina test. 6.
Bila garam berubah warna menjadi ungu tua, berarti garam mengandung iodium antara 30-80 ppm.
7. Bila berwarna ungu muda atau keputih-putihan berarti garam mengandung iodium
kurang dari 30 ppm. 8.
Bila tidak berubah warna, garam tersebut tidak mengandung iodium, garam ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan secara kuantitif dengan metode titrasi iodometri dengan acuan pada titik akhir titrasi jika kelebihan 1 tetes titran. Perubahan warna yang terjadi pada larutan akan
semakin jelas dengan penambahan indikator amilumkanji Svehla, 1997. Penetapan dilakukan dengan cara :
Ke dalam labu erlenmeyer dimasukkan Zulkarnaen, 2003: 9.
25 gram garam yang akan diperiksa 10.
125 ml aquadest 11.
Di kocok sampai larut 12.
Kemudian ditambah 2 ml HCl
,
1 ml amilum, dan 0,1 gram KI Kristal dan ditutup dengan plastik lalu dikocok hingga KI Kristal larut.
13. Kemudian dititrasi dengan larutan Na
2
S
2
O
3
0,1 N hingga warna biru tepat hilang.
3.6. Perhitungan
Kadar KIO
3
=
Kesetaraan : 1 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 N = 3,567 mg KIO
3
Zulkarnaen, 2003
3.7. Definisi Operasional
Universitas Sumatera Utara
1. Bentuk garam adalah wujud garam yang dipasarkan, yang dibagi 3 jenis yaitu :
a. Halus: garam yang kristalnya sangat halus menyerupai pasir, biasanya juga garam
meja. Garam halus ini dikemas dalam wadahplastik dengan label lengkap. b.
Curaikrosok: garam yang kristalnya kasar-kasar, di Jawa disebut krosok, biasanya dibungkus dengan karung dan dijual dalam kilo-an atau sesuai kebutuhan
konsumen. c.
Briket, yaitu garam yang berbentuk bata. 2.
Jenis kemasan adalah wadahtempat garam yang digunakan agar garam tersebut tidak berkurang unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, kemasan terdiri atas:
a. Memenuhi syarat: wadah tertutup rapat, kedap air, warna plastik transparan.
b. Tidak memenuhi syarat: wadah tidak tertutup rapat, tidak kedap air dan warna
plastik tidak transparan. 3.
Berat isi kemasan adalah ketetapan yang ditentukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengenai berat isi kemasan isi bersih garam yang dapat diketahui
dengan menimbang garam dengan menggunakan timbangan, yang dibagi menjadi dua kategori:
a. Sesuai dengan yang diizinkan.
b. Tidak sesuai dengan yang diizinkan.
4. Garam beriodium adalah Natrium Chlorida NaCl yang diproduksi melalui proses
iodisasi yang memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI dibagi dalam tiga kategori: a.
Memenuhi syarat yaitu mengandung iodium antara 30-80 ppm yang ditandai dengan warna ungu tua.
Universitas Sumatera Utara
b. Kurang memenuhi syarat yaitu mengandung iodium kurang dari 30 ppm yang
ditandai dengan warna ungu muda. c.
Tidak memenuhi syarat yaitu tidak mengandung iodium tidak ada perubahan warna
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian