Dari hasil penelitian diketahui bahwa seluruh garam memiliki kemasan yang tidak memenuhi syarat. Hal tersebut dapat dilihat dari plastik kemasan yang tipis,
tembus pandang transparan, tidak kedap air dan penutup kemasan yang tidak tertutup rapat. Hal tersebut dapat mengakibatkan garam mudah terkena air sehingga
garam dalam kemasan basah dan akan mempengaruhi kandungan iodium pada garam. Kemasan garam yang tipis dan tembus pandang tersebut dapat mengakibatkan
kandungan iodium pada garam menguap apabila garam terpapar dengan sinar
matahari. Perlu kita ingat, iodium adalah zat yang cepat menguap. Begitu pula jika
garam bersinggungan dengan panas lainnya pada saat dimasak. Dengan demikian, pada masakan yang ada hanya rasa asin saja, tanpa adanya zat iodium yang
bermanfaat bagi tubuh.
5.3. Berat Isi Kemasan
Pada kemasan garam harus dicantumkan kata ‘isi bersih’ atau ‘berat bersih’ garam. Berat isi garam konsumsi beriodium yang diizinkan beredar adalah 100 gram,
500 gram, 1000 gram, 2000 gram, 3000 gram, 4000 gram dan 5000 gram. Tujuan pengaturan berat pengantongan garam konsumsi adalah untuk memudahkan
konsumen dalam pemilihan garam dengan takaran yang sudah ditentukan, karena harga garam yang dijual berdasarkan isi bersihnya dan untuk melindungi konsumen
dari perusahaan yang menetapkan harga yang tidak sesuai dengan ukuran, isi bersih atau jumlah isi barang dalam kemasan Safitri, 2002.
Seluruh garam yang beredar di pasar dan warung di Kecamatan Berampu memiliki berat isi yang sesuai dengan berat isi pengantongan garam konsumsi
Universitas Sumatera Utara
beriodium yang diizinkan untuk diperdagangkan. Berdasarkan penelitian ditemukan sebagian besar garam yang beredar di pasar dan warung di Kecamatan Berampu
memiliki berat bersih 100 gram dan 500 gram. Sebagian besar masyarakat mengonsumsi garam dengan berat isi 100 gram, sebab harganya lebih murah.
5.4. Hasil Pemeriksaan Kandungan Iodium
Sesuai dengan peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 77SK51995 tentang persyaratan garam beriodium hasil dalam negeri ditetapkan
bahwa garam yang sesuai dengan standar adalah garam yang memiliki kandungan iodium sebesar 30-80 ppm. Dari 5 merek garam yang diteliti ditemukan 9 garam yang
mengandung iodium sebesar 30-80 ppm. Kadar iodium tertinggi terdapat pada garam merek Jangkar halus yaitu sebesar 78,5 ppm. Hanya 1 garam yang memiliki
kandungan iodium 30 ppm yaitu garam merek Super Salt kasar yaitu sebesar 25,7 ppm.
Dari tabel dapat kita ketahui bahwa kandungan iodium pada pengujian I berbeda dengan kandungan iodium pada pengujian II. Hal ini dapat disebabkan oleh
karena adanya perbedaan perlakuan pada saat memproduksi garam saat pencucian dan penjemuran garam dan adanya faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan
kandungan iodium pada garam berkurang, misalnya garam terkena cahaya matahari secara langsung, kemasan garam yang tidak tertutup rapat yang dapat menyebabkan
garam mudah berikatan dengan zat lain, dll. Upaya pencucian dan pengeringan garam pada saat produksi bertujuan hanya untuk meningkatkan tampilan fisik garam bersih
dan kering. Selain itu juga dapat disebabkan oleh karena adanya perbedaan
Universitas Sumatera Utara
perlakuan pada garam pada saat penyimpanan di warung atau pasar dan saat pendistribusian.
Kadar KlO
3
di bawah 30 ppm juga dapat disebabkan karena penyimpanan garam yang terlalu lama dan kadar air yang terlalu banyak sehingga menyebabkan
kadar KlO
3
menurun, juga dapat disebabkan karena kadar KlO
3
yang diproduksi tidak mencapai 30 ppm. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran para
produsen yang memproduksi garam dapur mengenai pentingnya iodium. Untuk itu diperlukan pengawasan dan pembinaan kepada para produsen agar tidak menjual
garam yang tidak beriodium kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Safitri 2002.
Garam halus memiliki kandungan iodium lebih tinggi daripada garam yang berbentuk curaikrosok. Namun, sebagian besar masyarakat Kecamatan Berampu
lebih menyukai garam yang berbentuk krosok. Hal ini dapat mengakibatkan masyarakat mengalami kekurangan iodium GAKI. Garam yang berbentuk
curaikrosok memiliki ukuran yang lebih besar dan hal ini menyebabkan penyerapan iodium lebih sedikit dan tidak merata dibandingkan dengan garam halus yang
memiliki ukuran lebih kecil. Untuk menjaga kadar iodium garam, sebaiknya garam disimpan dalam
kemasan yang tertutup rapat dan diletakkan jauh dari sumber panas seperti kompor, matahari, sebab iodium tidak dapat menguap bila disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Sumatera Utara
6.1. Kesimpulan