Viterbi Decoding CHANNEL CODING

Dari Gambar 3.4, satu sektor interval waktu yang bekerja penuh mengenkoding struktur trellis sepenuhnya menerjemahkan kode. State dari enkoder konvolusional direpresentasikan oleh isi dari state K-1 paling kanan di dalam register enkoder.

3.3 Viterbi Decoding

Viterbi Decoding merupakan salah satu dari dua tipe algoritma decoding yang digunakan bersama dengan konvolusional enkoding. Tipe yang lainnya ialah sequential decoding. Tipe ini mempunyai kelebihan daripada viterbi decoding, yaitu tipe sequential ini dapat bekerja sangat baik dengan constraint length yang panjang pada kode konvolusional, tetapi waktu dekodingnya memiliki nilai yang beragam. Viterbi decoding memiliki kelebihan, yaitu waktu dekodingnya tetap. Hal ini sangat sesuai dengan implementasi decoder hardware. Viterbi decoding dapat mengurangi beban komputasional dengan cara mengambil struktur yang spesial dari kode trellis. Viterbi dekoder menguji seluruh deretan yang diterima yang panjangnya telah ditentukan. Dekoder menghitung matrik untuk setiap alur dan mengeluarkan hasil berdasarkan matrik tersebut. Setiap alur tersebut diikuti sampai dua alur tersebut menyatu menjadi satu simpul. Lalu alur dengan metrik yang lebih tinggi disimpan dan yang lebih rendah dibuang. Untuk menjaga agar algoritma viterbi tersebut bekerja dengan lancar, beberapa syarat perlu dipenuhi, yaitu pada transmitter harus memastikan bahwa enkoder mulai dan berhenti pada state nol. State nol mempunyai arti bahwa semua pergeseran register berisi semua nol dan tidak ada bernilai satu. Lalu, transmitter Universitas Sumatera Utara tersebut akan menambahkan bit nol pada ujung bit informasi untuk membantu enkoder dan receiver dapat selalu memulai dan berhenti di state nol pada trellis. Karena dari prosedur dekoding akan membuat keputusan berdasarkan deretan yang paling memungkinkan lalu kedalaman dari trellis dekoding juga harus dispesifikasi. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS BIT ERROR RATE PADA SISTEM WCDMA DENGAN

MENGGUNAKAN CHANNEL CODING

4.1 Umum

Sistem WCDMA yang dianalisis terdiri dari dua yaitu: 1. Sistem WCDMA pada kanal AWGN yang menggunakan channel coding. 2. Sistem WCDMA pada kanal AWGN yang tidak menggunakan channel coding. Sistem WCDMA dengan kedua kondisi tersebut akan dibandingkan, khususnya terhadap nilai Bit Error Rate dengan menggunakan program Matlab 7.9.

4.2 Parameter Sistem WCDMA

Sistem WCDMA secara umum digambarkan pada Gambar 4.1. Gambar tersebut mempunyai tiga bagian utama, yaitu transmitter, kanal komunikasi dan receiver. Pada Tugas Akhir ini, sistem transmisi WCDMA yang akan dibahas hanya pada transmisi downlink saja, yaitu hubungan transmisi base station ke mobile station. Universitas Sumatera Utara