Karakteristik Supir Angkutan Kota Trayek Martubung-Amplas

4.1.2. Angkutan Kota Trayek Martubung-Amplas

Angkutan kota trayek Martubung – Amplas dengan nomor bus 135 dibuka oleh CV Medan Bus sejak tahun 1990. Trayek ini memiliki rute perjalanan yang cukup jauh yakni melintasi: Tanjung Morawabatas kota – Jl. SM. Raja – Terminal Amplas – Jl. SM. Raja – Jl. Jend. AH. Nasution – Jl. Karya Jasa – Jl. Jamin Ginting – Jl. Dr. Mansyur – Jl. Setia Budi – Jl. Sunggal – Jl. Kapten Muslim – Jl. Kapten Sumarsono – Jl. Helvetia by Pass – Jl. Pertempuran – Jl. Yos Sudarso – Jl. Rumah Potong Hewan – Jl. Mangaan VI – Jl. Mangaan VIII – Jl. KIM 1 – Jl. Rawe 1 – Jl. Rawe – Perumahan Martubung perjalanan pulangpergi. Semua angkutan kota trayek Martubung – Amplas memiliki tahun pembuatan yang berbeda-beda. Namun, dari 239 armada, hanya 103 diantaranya yang diketahui tahun pembuatannya. Semua armada yang diketahui tahun pembuatannya merupakan kendaraan yang diproduksi sebelum tahun 2007. Tahun 2007 dan tahun 2010 ditetapkan sebagai batas kategori tahun pembuatan angkutan kota, sesuai dengan lampiran 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Kendaraan Bermotor Lama. Peraturan tersebut menggolongkan tahun pembuatan kendaraan menjadi 2007 dan ≥ 2007 untuk kategori uji emisi kendaraan berbahan bakar bensin serta 2010 dan ≥ 2010 untuk kategori uji emisi kendaraan berbahan bakar diesel sebagaimana yang tercantum dalam tabel 2.5.

4.2. Karakteristik Supir Angkutan Kota Trayek Martubung-Amplas

Untuk mengetahui data mengenai karakteristik supir angkutan kota trayek Martubung-Amplas, penulis melakukan wawancara kepada supir angkutan kota Universitas Sumatera Utara tersebut di beberapa tempat peristirahatan supir angkutan kota trayek Martubung- Amplas, yakni di terminal Amplas dan Simpang Eka Helvetia. Adapun karakteristik supir angkutan kota trayek Martubung-Amplas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2. Distribusi Supir Angkutan Kota Trayek Martubung-Amplas Berdasarkan Karakteristik Responden Tahun 2010 No Kelompok Umur Tahun Jlh 1 17-22 7 10,1 2 23-28 20 29,1 3 29-34 13 18,8 4 35-40 14 20,3 5 41-46 9 13,0 6 47-52 3 4,3 7 53-62 3 4,3 Jumlah 69 100,0 No Masa Kerja Tahun Jlh 1 1-2 20 29,0 2 3-4 15 21,7 3 5-6 10 14,5 4 7-8 4 5,8 5 9-10 5 7,2 6 11-12 11 15,9 7 13-14 4 5,8 Jumlah 69 100,0 No Pendidikan Terakhir Jlh 1 Tidak tamat sekolah 3 4,3 2 SDsederajat 10 14,5 3 SLTPsederajat 17 24,6 4 SLTAsederajat 36 52,2 5 D1 1 1,4 6 DIII 1 1,4 7 S1 1 1,4 Jumlah 69 100,0 No Pendapatan per Bulan Jlh 1 Rp 1.020.000,- 36 52,2 2 Rp 1.020.000,- 33 47,8 Total 69 100,0 No Kepemilikan Angkutan Kota Jlh 1 Milik Sendiri 11 15,9 2 Milik Orang Lain 58 84,1 Total 69 100,0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rentang umur responden cukup jauh, yaitu umur responden termuda adalah 17 tahun dan yang tertua yaitu 62 tahun. Supir terbanyak 29,1 berumur antara 23 hingga 28 tahun. Masa kerja responden yang terendah yaitu 1 tahun dan yang tertinggi yaitu 14 tahun, 29 diantaranya memiliki masa kerja antara 1-2 tahun. Untuk variabel pendidikan, terdapat 3 orang 4,3 responden yang tidak tamat sekolah dan terdapat 1 orang 1,4 responden yang telah lulus S1. Namun, kebanyakan responden 52,2 memiliki jenjang pendidikan terakhir SLTA. Responden yang memiliki penghasilan kurang dari Upah Minimum Kota Medan, yakni Rp 1.020.000,- per bulan sebanyak 36 responden 52,2. Sisanya sebanyak 33 responden 47,8 memiliki penghasilan lebih dari Rp 1.020.000,- per bulan. Berdasarkan tabel diatas juga dapat diketahui bahwa terdapat 11 responden 15,9 yang merupakan pemilik dari angkutan kota tersebut. Namun, 58 responden 84,1 mengendarai angkutan kota milik orang lain. 4.3. Sumber Informasi Mengenai Uji Emisi Kendaraan Bermotor Jumlah responden yang pernah mendapat informasi mengenai uji emisi kendaraan bermotor dan penjelasan mengenai sumber informasi tersebut bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3. Distribusi Supir Angkutan Kota Berdasarkan Informasi yang Didapat Mengenai Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Medan Tahun 2010 N Informasi yang Didapat Mengenai Uji Emisi Kendaraan Bermotor Jlh 1 Pernah 28 40,6 2 Tidak pernah 41 59,4 Jumlah 69 100,0 Universitas Sumatera Utara Informasi mengenai uji emisi kendaraan bermotor pernah didapat oleh 40,6 responden. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa responden yang belum pernah mendengar tentang uji emisi kendaraan bermotor lebih banyak, yakni 1,5 kali lebih banyak dibanding responden yang pernah mendapat informasi tentang uji emisi kendaraan bermotor. Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Medan Tahun 2010 N Sumber Informasi Ya Tidak Total Jlh Jlh Jlh 1 Televisi 17 60,7 11 39,3 28 100,0 2 Radio 9 32,1 19 67,9 28 100,0 3 Koran 11 39,3 17 60,7 28 100,0 4 Majalah 6 21,4 22 78,6 28 100,0 5 Temankerabat 10 35,7 18 64,3 28 100,0 6 Petugas Kesehatan 4 14,3 24 85,7 28 100,0 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa media yang paling banyak menjadi sumber informasi mengenai uji emisi bagi responden adalah televisi. Sebanyak 17 responden 60,7 mengetahui uji emisi kendaraan bermotor dari televisi. Hal tersebut menunjukkan bahwa media penyebaran informasi yang paling ampuh diantara semua media diatas yaitu televisi. Sedangkan sumber informasi paling sedikit 14,3 diperoleh dari petugas kesehatan.

4.4. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Supir Angkutan Kota Trayek