4.4.3. Tindakan
Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan untuk mengetahui tindakan supir angkutan kota trayek Martubung-Amplas tentang pentingnya uji emisi
kendaraan bermotor: Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Skor Tindakan Tentang Uji Emisi
Kendaraan Bermotor Tahun 2010
No Tindakan Tentang Uji
Emisi Kendaraan Bermotor
Skor 1
2 3
Jlh Jlh
Jlh Jlh
1 Tindakan
untuk mengurangi
tingkat pencemaran udara
8 11,6
31 44,9
12 17,4
18 26,1
2 Mengebut
59 85,5
- -
10 14,5
- -
3 Membawa
penumpang melebihi
kapasitas angkutan kota
58 84,1
- -
11 15,9
- -
4 Melakukan
modifikasi mesin untuk mengurangi
tingkat pencemaran udara 24
34,8 -
- 45
65,2 -
- 5
Jadwal perawatan mesin -
- 17
24,6 31
44,9 21
30,4 6
Tempat melakukan
perawatan mesin -
- 3
4,3 53
76,8 13
18,8 7
Komponen mobil yang sering dirawat
- -
48 69,6
12 17,4
9 13,0
8 Melakukan
uji emisi
kendaraan 42
60,9 -
- 27
39,1 -
- 9
Frekuensi melakukan uji emisi kendaraan bermotor
dalam satu tahun terakhir 44
63,8 13
18,8 8
11,6 4
5,8 10 Tindak
lanjut setelah
melakukan uji
emisi kendaraan bermotor
46 66,7
- -
23 33,3
- -
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden yang tidak melakukan tindakan apapun untuk mengurangi tingkat pencemaran udara sebanyak
11,6. Responden yang melakukan perawatan mesin kendaraan untuk menjaga performa mesin dan emisi yang dihasilkan sebanyak 44,9. Sedangkan responden
Universitas Sumatera Utara
yang pernah melakukan uji emisi kendaraan bermotor sebanyak 17,4. Responden yang mendapat skor 3 dan melakukan kedua tindakan diatas sebanyak 26,1.
Persentase responden yang melakukan hal-hal yang dapat mengakibatkan emisi kendaraan bermotor mengeluarkan polutan yang lebih banyak tergolong besar.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian dimana responden yang pernah mengebut ditandai dengan skor 0 sebanyak 85,5 dan responden yang membawa
penumpang melebihi kapasitas angkutan kota sebanyak 84,1. Sedangkan responden yang pernah melakukan modifikasi mesin untuk mengurangi tingkat
pencemaran udara sebanyak 65,2. Perawatan mesin kendaraan yang dilakukan oleh responden bervariasi.
Namun, 44,9 responden melaksanakan perawatan mesin kendaraan setiap dua minggu sekali. Responden yang melakukan perawatan mesin kendaraan setiap satu
minggu sekali yaitu sebanyak 30,4 dan responden yang melakukan perawatan mesin setiap satu bulan sekali yang ditandai dengan skor 1 sebanyak 24,6.
Mayoritas responden 76,8 melaksanakan perawatan mesin kendaraan di bengkel-bengkel biasa. Responden yang mempercayakan perawatan mesin
kendaraannya di bengkel resmi sebanyak 18,8. Sedangkan responden yang melakukan perawatan mesin kendaraan di rumah atau sendiri yaitu sebanyak 4,4.
Berdasarkan pertanyaan mengenai komponen mobil yang sering dirawat, mayoritas responden mendapat skor 1 69,6. Hal tersebut menunjukkan bahwa
responden melakukan tindakan perawatan terhadap 1-2 diantara 4 pilihan jawaban yang tersedia di kuesioner, yakni “knalpot”, “karburator”, “radiator”, “mesin
kendaraan lainnya”. Sebanyak 17,4 responden melakukan perawatan terhadap 3
Universitas Sumatera Utara
pilihan jawaban tersebut dan 13 responden melakukan perawatan terhadap semua jawaban yang disediakan di kuesioner.
Tindakan responden tentang uji emisi kendaraan bermotor tidak baik. Hal ini terbukti dari hasil penelitian dimana diperoleh data sebanyak 60,9 responden tidak
pernah melakukan uji emisi dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Responden yang pernah melakukan uji emisi kendaraan bermotor dalam kurun waktu 1 tahun terakhir
seperti yang tertera dalam kolom untuk skor 2, yakni 39,1. Mayoritas responden 63,8 tidak melakukan uji emisi kendaraan bermotor
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu minimal 2 kali dalam 1 tahun. Responden yang mendapat skor 1 karena melakukan uji emisi kendaraan
bermotor sebanyak 2 kali dalam kurun waktu 1 tahun terakhir yaitu sebanyak 18,8. Responden yang melakukan uji emisi sebanyak 3 dan 4 kali dalam kurun waktu 1
tahun terakhir masing-masing sebanyak 11,6 dan 5,8. Setelah melakukan uji emisi, terdapat 33,3 responden yang melakukan tindak lanjut terhadap hasil emisi tersebut
untuk memperbaiki gas buang kendaraan bermotornya.
4.5. Hasil Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Supir Angkutan Kota Trayek