Klasifikasi Obesitas Metode Penilaian Antropometri

2.2.2 Klasifikasi Obesitas

Berdasarkan penyebabnya, obesitas dibagi 2, yaitu : 1. Obesitas Primer Obesitas primer merupakan suatu keadaan kegemukan pada seseorang yang terjadi tanpa terdeteksi penyakit secara jelas, tetapi semata-mata disebabkan oleh interaksi faktor genetik dan lingkungan. Bentuk obesitas seperti ini paling sering didapatkan pada anak dan secara klinis maupun epidemiologis lebih memerlukan perhatian. Obesitas primer pada anak telah lama menjadi masalah kesehatan anak baik di negara maju dan berkembang seperti di Indonesia. Obesitas jenis ini sering dikaitkan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang makin meningkat dan juga sebagai dampak era globalisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan pola konsumsi pangan pada anak. 2. Obesitas Sekunder Obesitas sekunder merupakan suatu bentuk obesitas yang jelas kaitannya atau timbulnya bersamaan sebagai bagian dari penyakit atau sindrom yang dapat dideteksi secara klinis. Obesitas jenis ini lebih jarang terjadi pada anak dan jumlahnya kurang dari 1 dari jumlah total anak yang obesitas.

2.2.3 Metode Penilaian Antropometri

Antropometri gizi merupakan salah satu cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan dalam masyarakat. Jenis parameter yang digunakan meliputi umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit Arisman, 2010 Faktor umur sangatlah penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Batasan umur yang digunakan adalah tahun umur penuh completed year dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh completed month Arisman,2010. Universitas Sumatera Utara Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak digunakan karena parameter ini mudah dimengerti sekalipun oleh mereka yang buta huruf. Agar berat dapat dijadikan satu ukuran yang valid, parameter lain seperti tinggi, ukuran rangka, proporsi lemak, otot, tulang, serta komponen “berat patologis” misalnya edema, splenomogali harus dipertimbangkan. Dengan kata lain, ukuran berat harus dikombinasikan dengan parameter antropometris yang lain. Alat penimbang yang dipilih haruslah kuat, tidak mahal, mudah dijinjing, dan akurat hingga 100 gram. Di samping itu, timbangan harus diperiksa ulang kalibrasi setiap akan digunakan. Anak-anak dan orang dewasa yang akan ditimbang harus tidak memakai alas kaki, dan tidak mengantongi serta memakai benda-benda yang dapat menambah berat badan. Sedangkan pada bayi, penimbangan dilakukan dengan keadaan bayi telanjang. Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding, dan pandangan diarahkan ke depan. Kedua lengan tergantung relaks di samping badan. Potongan kayu atau logam, bagian dari alat pengukur tinggi yang dapat digeser kemudian diturunkan hingga menyentuh bagian atas vertex kepala. Sentuhan itu harus diperkuat jika subjek berambut tebal. Parameter antopometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi beberapa parameter tersebut disebut Indeks Antropometri Arisman,2010. Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Penggolongan Indeks Antropometri Untuk Orang Dewasa