Penggolongan Indeks Antropometri Untuk Orang Dewasa

2.2.4 Penggolongan Indeks Antropometri Untuk Orang Dewasa

Tabel 2.1 Penggolongan Keadaan Gizi menurut Indeks Antropometri STATUS GIZI Ambang Batas Baku untuk Keadaan Gizi Berdasarkan Indeks BBU TBU BBTB LLAU LLATB Gizi Baik 80 85 90 85 85 Gizi Kurang 61-80 71-85 81-90 71-85 76-85 Gizi Buruk ≤ 60 ≤ 70 ≤80 ≤70 ≤75 Sumber: Arisman, 2010. Pedoman Ringkas Cara Pengukuran Antopometri dan Penentuan Gizi Tabel 2.2 Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Indikator Berat BB, Tinggi TB, dan Usia U Indikator Kombinasi Interpretasi Status Gizi BBTB normal + BBU rendah + TBU rendah Sekarang normal, dulu pernah KKP BBTB normal + BBU rendah + TBU Normal BBTB normal + BBU tinggi + TBU Tinggi, normal BBTB rendah + BBU rendah + TBU Kini kurang gizi ++ parah BBTB rendah + BBU rendah + TBU Kini kurang gizi + sedang BBTB rendah + BBU normal + TBU Kini kurang gizi ringan BBTB tinggi + BBU tinggi + TBU Obese ++ BBTB tinggi + BBU normal + TBU Kini gizi lebih, dulu pernah gizi kurang BBTB tinggi + BBU tinggi + TBU Gizi lebih tapi tidak obese Sumber: Arisman,2010 2.2.4.1. Indeks Berat Badan Menurut Umur BBU Berat badan adalah parameter yang sangat labil, bisa berubah-ubah dalam sesaat. Jika keadaan seimbang atau normal, berat badan mengikuti pertambahan umur, tetapi jika dalam keadaan sebaliknya terdapat dua kemungkinan, yaitu kemungkinan dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara Universitas Sumatera Utara pengukuran status gizi. Mengingat berat badan yang labil, maka indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang sesaat current nutritional status. 2.2.4.2 Indeks Tinggi Badan Menurut Umur TBU Tinggi badan merupakan antopometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan bertumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam jangka waktu yang pendek. Defisiensi zat gizi baru berdampak terhadap tinggi badan bila telah berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan keadaan ini, maka status gizi ini menggambarkan status gizi masa lalu. Disamping menggambarkan status gizi masa lampau, indeks TBU juga erat kaitannya dengan status sosial ekonomi Arisman, 2010. 2.2.4.3 Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan BBTB Berat badan mempunyai hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Jeliffe pada tahun 1966 telah memperkenalkan indeks ini untuk mengidentifikasi status gizi. Indeks BBTB merupakan indicator yang baik untuk menilai status gizi saat ini sekarang. Indeks BBBT adalah merupakan indeks yang independen terhadap umur. 2.2.4.4 Indeks Massa Tubuh IMT IMT atau yang disebut Body Mass Index BMI ialah indeks untuk mengukur masalah kekurangan dan kelebihan gizi. Secara operasional obesitas danatau overweight didasarkan pada indeks massa badan BMI, yang berkorelasi erat dengan lemak badan Arisman, 2010. Berat Badan kg BMI= --------------------------- Tinggi Badan m2 Universitas Sumatera Utara Batasan nilai IMT ini umumnya diambil pada orang dewasa, pada anak batas nilai IMT bervariasi. IMT lebih cocok bila digunakan pada orang dewasa yang berusia 18 tahun keatas. Pada anak dan remaja obesitas diukur dengan mengukur ketebalan lemak dengan alat ukur lemak pada skin fold di bahu dan perut atau menggunakan skala berat badan yang direkomendasikan oleh Center of Disease Control CDC untuk umur 2-20 tahun pada pria dan wanita Arisman, 2010. Diagnosa obesitas dapat ditentukan dengan nilai BMI ataudan nilai Waist Circumference WC ataudan nilai Waist Hip Ratio WHR. 2.3.5. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Akhirnya dibuat kesimpulan ambang batas IMT untuk Indonesia seperti tabel berikut: Tabel 2.3 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia KATEGORI IMT KURUS Kekurangan Berat Badan Tingkat Berat 17,0 Kekurangan Berat Badan Tingkat Ringan 17,0 – 18,5 NORMAL 18,5 – 25,0 GEMUK Kelebihan Berat Badan Tingkat Ringan 25,0 – 27,0 Kelebihan Berat Badan Tingkat Berat 27,0 Sumber: Arisman, 2010

2.2.5. Faktor – Faktor Penyebab Obesitas